Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Home
Powered by Blogger.
I have to understand that NOBODY'S PERFECT. I am not perfect. You are not perfect.
He is not perfect. She is not perfect. So, don't get angry to somebody because WE ARE
NOT PERFECT.
Clock
Followers
Recommended!
INFO LOMBA
Diana Rikasari
Jasa Layanan Accounting Services
Nguping Jakarta
Info Jurusan Kuliah
Friends
Hartika Guspayane
Mia Fithriyah
Rizma Angga Puspita
Amrina Rosyada
Anggi Citranur
Annisa Vanda
Winony Mutiara
Dyah Kusumastuti
Total Pageviews
147681
I'm on Facebook
Nurul Fajry Maulida
Create Your Badge
Saturday, February 23, 2013 at
10:36 PM | By: Nurul Fajry
Maulida
Catatan Praktikum
Farmakognosi #2
Senin yang lalu, 19 Februari 2013 saya hadir di pertemuan kedua di kelas praktikum
farmakognosi. Saat itu saya benar-benar tanpa persiapan sama sekali sehingga nilai untuk
diri saya saat itu hanya 50%. Banyak hal yang membuat saya kecewa pada diri saya
sendiri saat itu: (1) saya tidak benar-benar memahami materi responsi, (2) saya tidak bisa
mengendalikan diri sehingga bersikap tidak tenang, panik, dan berantakan, (3) saya tidak
mengamati preparat dengan baik, (4) saya tidak memperhitungkan waktu dengan baik
sehingga tidak sempat menyelesaikan semua pengamatan, (5) saya tidak sempat
menggambar pengamatan secara langsung, dan hal yang paling mengecewakan diri saya
sendiri adalah (6) saya tidak mencapai tujuan yang diharapkan selama praktikum
tersebut.
Seharusnya pada praktikum tersebut saya sudah mampu untuk mengidentifikasi daun
secara makroskopik dan mikroskopik serta mampu untuk membedakan daun yang satu
dengan yang lainnya secara mikroskopik. Secara makroskopiknya mulai dari bentuk,
warna, rasa, dan baunya. Sementara secara mikroskopiknya: anatomi jaringan, sel, dan
bagian-bagian spesifik lainnya dari daun harus sudah saya pahami.
Melalui catatan ini, saya berusaha untuk menuangkan pemahaman saya terkait hal
tersebut yang saya dapatkan pengetahuannya dari luar praktikum, misalnya saja dari buku
panduan,
internet,
dan
lain
sebagainya.
Pada catatan ini, saya tidak akan menjelaskan morfologi tumbuhan secara makroskopik
melainkan yang akan saya jelaskan lebih ke anatomi daun secara mikroskopik karena
memang materi praktikum farmakognosi dalam satu semester ini hanya yang berkaitan
dengan
analisis
anatomi
tumbuhan
secara
mikroskopik.
Secara mikrosokopik diharapkan kita mampu mengidentifikasi adanya jaringan
epidermis, jaringan mesofil, jaringan vaskular (xilem dan floem), kutikula, stomata,
rambut, jaringan parenkim palisade, jaringan parenkim spons (bunga karang), kristal, dan
bahan
ergastik
lainnya.
Yang paling penting dari semua pengidentifikasian tersebut adalah kita dapat
membedakan jenis daun yang satu dengan yang lainnya melalui pengamatan secara
mikroskopik. Jadi, hanya dengan pengamatan melalui mikroskopik (setelah melihat
ternyata ada bagian yang spesifik yang hanya dimiliki oleh jenis daun tertentu saja), kita
sudah bisa yakin bahwa yang sedang kita amati merupakan jenis daun tertentu. Misalnya,
melalui mikroskop kita dapat melihat adanya banyak rambut di sekelilingnya, maka kita
bisa katakan bahwa daun tersebut merupakan daun sembung (Blumeae Folium),
meskipun kita tahu tentunya ada jenis daun lainnya yang memiliki banyak rambut di
sekelilingnya, kita bisa lebih yakin lagi dengan melihat bagian spesifik lainnya yang
memang juga dimiliki oleh daun tersebut yang mana bagian tersebut jugalah yang
membedakannya
dengan
daun
yang
lain.
"Memangnya secara umum itu setiap daun memiliki bagian apa saja sih?" Pertanyaan
tersebut merupakan hal yang sempat singgah pertama kali di pikiran saya. Setelah
membuka kembali catatan ketika semester 2 yang lalu, saya diingatkan bahwa pada
umumnya daun berdasarkan fungsinya memiliki 5 macam jaringan, yaitu (1) jaringan
pelindung, (2) jaringan dasar (parenkim), (3) jaringan penunjang, (4) jaringan
pengangkut,
dan
(5)
jaringan
sekresi
serta
kelenjar.
Pertama, jaringan pelindung (epidermis). Tentunya jaringan pelindung ini berfungsi
sebagai pelindung yang mana pembentukannya terletak pada paling luar daun. Selain itu,
jaringan ini juga berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebih. Pada umumnya
jaringan ini tersusun dari satu lapis sel dan dapat bermodifikasi dengan adanya
penambahan
lilin,
rambut
(trichoma),
emergensia,
dan
stomata.
Fungsi dari trichoma adalah membantu melindungi daun dari kerusakan dan penguapan
yang berlebih serta memberikan pula adanya penambahan pada luas permukaan jaringan
epidermis.
Trichoma ini terdiri dari lima macam antara lain rambut penutup, rambut kelenjar, rambut
sisik, rambut sengat, dan rambut akar. Saya sendiri belum mengetahui perbedaan antara
kelimanya, bisa jadi perbedaannya terletak pada bentuknya. Bagi saya, jenis rambut yang
penting hanya dua yaitu rambut daun penutup dan rambut daun kelenjar. Tentunya
perbedaannya adalah bahwa pada rambut kelenjar, selain fungsinya untuk menambah luas
permukaan epidermis, rambut kelenjar juga berfungsi dalam mensekresikan kelenjar
seperti minyak atsiri misalnya. Untuk informasi saja bahwa rambut kelenjar ada dua tipe,
yaitu tipe asteraceae (compositae) dan tipe lamiaceae (labiatae). Untuk perbedaan lebih
jelasnya
saya
belum
mengetahuinya.
Stomata merupakan modifikasi dari epidermis yang berfungsi sebagai tempat pertukaran
udara. Stomata ini berdasarkan jumlah sel tetangganya, letak celahnya, dan bentuknya
teridiri dari 6 tipe, yaitu tipe anomositik, tipe anisositik, tipe parasitik, tipe diasitik, tipe
aktinositik, dan tipe bidiasitik.
Sebelum
dapat
membedakan keenam tipe
stomata tersebut, kita
perlu mengetahui adanya
sel penutup dan sel
tetangga. Dari gambar di
bawah ini, sudah jelas
pengertiannya.
Tipe anomositik
artinya merupakan
tipe stomata yang
mana terdiri dari
tiga atau lebih sel
tetangga yang
bentuknya tidak
beraturan sehingga sulit untuk diidentifikasi.
Tipe anisositik merupakan tipe stomata yang terdiri dari tiga atau lebih sel tetangga yang
bentuknya jelas dan salah satunya pasti lebih kecil dari yang lain.
Tipe parasitik dan tipe diasitik merupakan tipe stomata yang dilihat dari letak celahnya.
Untuk tipe parasitik, merupakan tipe stomata yang celah antara sel penutup dan celah sel
tetangganya tampak sejajar. Sementara tipe diasitik merupakan tipe stomata yang celah
antara sel penutup dan sel tetangganya saling bersilangan tegak lurus.
Berdasarkan bentuk sel tetangganya, stomata tipe aktinositik dan tipe bidiasitik berbeda.
Tipe aktinositik merupakan tipe stomata yang bentuk sel tetangganya tampak melingkar.
Sementara tipe bidiasitik merupakan tipe stomata yang sel tetangganya terdiri dari 2 lapis
sel epidermis.
Selain adanya modifikasi menjadi stomata, epidermis juga dapat bermodifikasi menjadi
emergensia. Yang saya pahami mengenai emergensia merupakan suatu tonjolan dari
epidermis. Yang apabila tonjolannya tersebut halus maka disebut papila, sedangkan
apabila tonjolannya kasar dan agak tajam maka disebut duri palsu. Kenapa palsu? Sudah
dapat disebut dengan duri asli apabila ada peranan dari jaringan cortex.
Kedua, mengenai jaringan dasar (parenkim), yang dimaksud dengan jaringan dasar
adalah jaringan terbesar yang ada di tumbuhan baik di daun, batang, akar, buah, biji, dan
sebagainya. Jaringan dasar ini disebut juga dengan jaringan pengisi.
Berikut merupakan 5 macam jaringan dasar berdasarkan fungsinya:
1. Untuk fotosintesis, terdapat jaringan klorenkim yang mana terdiri dari jaringan
palisade dan bunga karang.
2. Untuk transportasi karbon dioksida seperti aerenkim dan aktinenkim.
3. Untuk penyimpanan air, misalnya vilamen.
4. Untuk pengangkutan bahan makanan yaitu jaringan pengangkut dan jari-jari
empulur.
5. Untuk tempat penyimpanan cadangan makanan yaitu empulur.
Beda aerenkim dan aktinenkim adalah pada bentuknya, yang bentuknya seperti bintang
adalah aktinenkim.
aerenkim
aktinenkim
Untuk penyimpanan air berdasarkan modul saya, disebut sebagai vilamen, tetapi dosen
saya sempat mengatakan bahwa jaringan di bawah epidermis atas yang biasanya
kelihatan mengkilap dan bening disebut sebagai jaringan hipodermis, yang mana
mengkilap dan bening karena mengandung air, saya sendiri kurang mengetahui apakah
hipodermis ini nama lainnya dari vilamen.
Mengenai empulur dan jari-jari empulur, saya kurang tahu perbedaannya. Tetapi dalam
hal ini, ada yang mengatakan bahwa empulur itu berbentuk lingkaran, sebagaimana
lingkaran memiliki jari-jari, maka empulur juga memiliki jari-jari yang disebut sebagai
jari-jari empulur.
Xilem
Floem
Berdasarkan susunan atau tata letak antara xilem dan floem. Ikatan pembuluhnya
dibedakan menjadi empat macam, yaitu ikatan pembuluh (1) kolateral, (2) bikolateral, (3)
konsentris, dan (4) radial.
Yang dimaksud dengan ikatan pembuluh kolateral merupakan ikatan pembuluh yang ada
pada tumbuhan secara umum di mana floem terletak di luar xilem. Pada ikatan pembuluh
jenis ini ada 2 tipenya, yaitu kolateral terbuka dan kolateral tertutup. Disebut kolateral
terbuka apabila antara xilem dan floem terdapat kambium, dan sebaliknya apabila tidak
terdapat kambium di antaranya disebut kolateral tertutup.
Kemudian yang
dimaksud dengan
bikolateral, apabila
floem terletak tidak
hanya di bagian
luar xilem saja,
tetapi juga di
bagian dalam
xilem.
Ikatan pembuluh
tipe konsentris
terdiri dari dua
macam, yaitu
konsentris
amfikribal (apabila
floem terletak
melingkari xilem)
dan konsentris
amfivasal (apabila
xilem yang
melingkari floem).
Disebut ikatan
pembuluh tipe
radial apabila posisi
xilem dan floemnya
saling
berdampingan.
Kelima, jaringan
sekresi dan
kelenjar.
Singkatnya
mengenai jaringan
sekresi dan kelenjar
merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel yang dapat mensekresi atau mengekresi hasil
metabolismenya baik yang dikeluarkan melalui suatu saluran maupun disimpan di dalam
sel untuk digunakan sendiri. Jaringan sekresi ini biasa juga disebut dengan jaringan
laticifer atau jaringan lateks.
Selain mengetahui adanya macam jaringan secara umum pada tumbuhan, kita perlu juga
untuk mengetahui adanya bahan ergastik lainnya yang mungkin spesifik pada suatu
tumbuhan tertentu.
Bahan ergastik merupakan persenyawaan yang dihasilkan ketika tubuh tumbuhan
melakukan metabolisme. Bahan ergastik ini dapat berupa droplet (tetesan), zat amorf, dan
zat kristal. Yang berupa tetesan antara lain minyak, protein, dan alkaloid. Yang termasuk
zat amorf yaitu aleuron dan pati. Saya sendiri masih belum tahu apa yang dimaksud
dengan aleuron. Kemudian yang termasuk ke dalam zat kristal antara lain oksalat, getah,
dan damar.
Berikut merupakan macam-macam bentuk kristal yang dapat kita lihat secara
mikroskopik.
Penjelasannya
adalah sebagai
berikut: A: bentuk
roset, B: bentuk
druss, C: bentuk
prismatis, D:
bentuk rafida atau
jarum, dan E:
bentuk sistolit.
Sepertinya dengan bekal pengetahuan mengenai adanya macam-macam jaringan secara
umum dan bahan-bahan ergastik lainnya yang terdapat pada tumbuhan khususnya pada
daun sudah cukup untuk segera beralih untuk dapat mengetahui bentuk-bentuk jaringan
spesifik yang dimiliki oleh daun tumbuhan tertentu. Pada kesempatan ini, saya akan
menjelaskan bagian-bagian spesifik dari empat jenis tumbuhan berikut, yaitu Psidii
Folium, Abri Folium, Cocae Folium, dan Blumeae Folium.
Pertama, mari kita bahas mengenai apa saja bagian yang menjadi penanda spesifik yang
dapat membedakan Psidii Folium dengan jenis daun lainnya. Psidii Folium berasal dari
tanaman Psidium guajava L, famili Myrtaceae.
jenis daun secara spesifik menjadi penting, karena sebenarnya apabila kita diminta untuk
menganalisis suatu serbuk daun misalnya, maka kita bisa dengan mudah mengidentifikasi
daun yang sedang kita analisis.
Baiklah, jadi berdasarkan pemahaman saya untuk Psidii Folium, bagian spesifik dari jenis
daun ini antara lain memiliki stomata tipe anomositik, memiliki rambut penutup yang
tidak begitu lurus bentuknya, memiliki kristal bentuk roset dan prismatis, terdapat
kelenjar minyak juga, dan adapula kolenkimnya.
Kedua, Abri Folium yang berasal dari tanaman Abrus precatorius Linn, famili
Leguminoseae.
palisade.
Keempat, yang terakhir adalah Blumeae Folium, biasa juga disebut dengan daun
sembung, yang berasal dari tanaman Blumeae Balsamifera (L.) DC, dari famili
Compositae.
Bagian spesifik yang dimiliki oleh jenis daun ini antara lain memiliki rambut kelenjar tipe
asteraceae, memiliki banyak rambut penutup (paling banyak dibandingkan ketiga daun
lainnya yang sudah disebutkan sebelumnya), memiliki stomata dengan tipe anomositik,
dan memiliki berkas pengangkut dengan penebalan spiral dan tangga.
Untuk bagian-bagian spesifik yang sudah saya sebutkan, mohon maaf tidak bisa
ditampilkan gambarnya, karena saya sendiri belum benar-benar dapat mengamatinya
melalui mikroskop. Semoga saja pertemuan berikutnya saya ada waktu untuk mengamati
ulang bagian spesifiknya sehingga saya bisa membaginya melalui ini.
Cukup sekian, sekali lagi mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Semoga bermanfaat.
Terima kasih sudah berkunjung :D
Catatan Farmasi , Praktikum Farmakognosi
0 comments:
Post a Comment
If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email
address. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan
alamat email Anda. Terima kasih.)
Ask Me
Feel free to ask me anything here: http://ask.fm/NurulFajryMaulida1.
Blog Archive
2015 (9)
2014 (44)
2013 (74)
o
December (9)
October (9)
September (16)
August (2)
July (6)
May (4)
March (7)
February (15)
Catatan Farmakognosi #2
Catatan Praktikum ABBF #1
Titrasi Asam Basa
Catatan Praktikum Farmakognosi #2
Exhausted :(
Analisis Unsur
Catatan Obat Gangguan Kardiovaskuler #1
GOD... This is who I am
Catatan Fitokimia #1
Catatan Teknologi Sediaan Padat #1
Catatan Farmakognosi #1
Catatan Praktikum Farmasi Fisika #1
Catatan Praktikum Farmakognosi #1
Antibiotik
Please Be Healthy!
January (6)
2012 (37)
2011 (25)
2010 (6)
Labels
About Me
Nurul Fajry Maulida
View my complete profile
Chat Here
Popular Posts
Perbedaan antara asam amino, peptida, dan protein adalah sebagai berikut: Asam Amino:
tidak memiliki ikatan peptida Peptida: memiliki i...
Secara umum, saya rasa, semua sudah mengetahui perbedaan antara Alkohol dengan
Fenol, dari struktur kimianya saja sudah jelas. Di s...
Agar ada gambaran jurnal bersih itu seperti apa, bisa dilihat di bawah ini: jadi jurnal
bersih itu, dibuat dua garis yang membagi du...
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara penyediaan bahan aktif menjadi bentuk
tertentu (meracik) hingga siap digunakan sebagai ...
Sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa Iodimetri dan Iodometri termasuk ke dalam
jenis titrasi redoks. Lalu apa yang dimaksud dengan titras...
Dalam hal ini, saya mencontohkan bagaimana caranya melipat puyer yang membutuhkan
puyer sebanyak 8 bungkus. Beberapa hal umum yang harus...
Senin yang lalu, 25 Februari 2013, saya kembali hadir di pertemuan ketiga kelas
Praktikum Farmakogosi. Kali ini tidak lagi Ibu Katrin yang ...
Hari Jumat, 25 Februari 2011 lalu. Saat itu saya bersama teman-teman sekelompokku,
ada 3 orang. Berencana membuat konsep yang nantinya akan...
Walaupun sudah berkali-kali sering mendengar kata "Titrasi Asam Basa", saya sendiri
masih belum bisa mendefinisikannya dengan bai...