Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ektoparasit adalah parasit yang hidup di luar tubuh inang yaitu dari Kelas
Insekta (pinjal dan kutu) dan Arachnida (caplak dan tungau) (Natadisastra dan Agus,
2009). Walaupun ektoparasit merupakan permasalahan klasik yang merugikan,
namun hal tersebut belum banyak diteliti. Kerugian yang ditimbulkan ektoparasit
antara lain penurunan bobot badan, penurunan produksi, kerontokan bulu, trauma,
iritasi, anemia sampai dengan kematian. Ektoparasit juga berperan sebagai vektor
penyakit seperti protozoa, bakteri, dan virus yang dapat ditularkan pada hewan
peliharaan dan manusia (Wall, 2001).
Caplak merupakan ektoparasit yang merugikan terutama pada hewan
kesayangan seperti anjing. Karena dalam seluruh siklus hidupnya, selalu menghisap
darah dari tubuh hospes seperti anjing sehingga anjing yang terserang caplak akan
cepat menjadi anemi, lemah, dan apabila tidak diatasi akan dapat menyebabkan
kematian pada anjing (Brotowidjojo, 1987). Selain menghisap darah, gigitan caplak
juga menyebabkan rasa gatal sehingga anjing menjadi gelisah, menggosok-gosokkan
badannya ke tembok, dan kadang-kadang menyebabkan lecet pada kulit yang
akhirnya diikuti dengan infeksi sekunder (Soulsby, 1982). Caplak yang biasa
menginvestasi pada anjing adalah Rhipicephalus sp, termasuk golongan caplak keras
yaitu Ixodidae. Siklus hidup caplak terbagi dalam 4 tingkatan pertumbuhan yaitu,
telur, larva, nimfe, dan dewasa (Georgy, 1974).
Penyakit yang dapat ditularkan caplak antara lain Penyakit lyme, Rocky
Mountain Spotted Fever, dan ehrlichiosis. Ketiga penyakit tersebut menunjukan
gejala yang sama pada anjing, yaitu: hilang selera makan demam pembengkakan
kelenjar getah bening pembengkakan sendi atau nyeri sendi. Penyakit-penyakit
tersebut bisa menyebabkan komplikasi serius, sehingga penanganan yang cepat
sangat penting dilakukan. Penyakit lain yang juga bisa disebabkan oleh caplak adalah
anemia, iritasi atau infeksi kulit, dan paralisis atau kelumpuhan
1

Paralisis atau kelumpuhan akibat gigitan caplak dapat terjadi akibat adanya
substansi yang disebut racun saraf pada air liur caplak. Pada anjing, paralisis ini dapat
terjadi akibat blokade neurotransmitter akibat racun dari air liur caplak. Gejala yang
parah dapat menyerang saraf yang menginervasi kerongkongan anjing sehingga otototot kerongkongan akan melebar (megaesofagus) dan mengganggu proses penelanan
makanan sehingga terjadi hipersalivasi dan regurgitasi (makanan yang belum sempat
tertelan sepenuhnya, kembali dikeluarkan ke mulut). Stadium lanjut dari kelumpuhan
inidapat terjadi pada sistem respirasi. Apabila saraf respirasi mulai terkena
kelumpuhan maka akan berakibat fatal bagi terjadinya kegagalan sistem pernafasan
yang dapat berujung pada kematian. Caplak dari jenis Dermacentor sp., dan Ixodes
sp., seringkali dapat menyebabkan kelumpuhan dari gigitannya.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana penanganan tick paralisis pada anjing lokal
1.3. Tujuan Kegiatan
Untuk mengetahui cara penanganan tick paralisis pada anjing lokal, dan
mengidentifikasi jenis caplak yang menyebabkan kelumpuhan hingga kematian, dan
upaya pencegahan kelumpuhan serta penularan penyakit kepada manusia.
1.4. Manfaat Kegiatan
Memberikan informasi tentang jenis ektoparasit pada anjing peliharaan.
Disamping itu diharapkan dapat menjadi pedoman untuk merawat anjing peliharaan
agar terhindar dari penyakit akibat serangan ektoparasit.

Вам также может понравиться