Вы находитесь на странице: 1из 6

Cara Menghadapi Demo Buruh dan

Karyawan secara Efektif


Pengusaha hendaknya siap dan mengetahui cara menghadapi demo buruh dan karyawan
dengan tepat. Membangun komunikasi serta hubungan industrial yang harmonis memang
sangat dibutuhkan untuk meminimalisir adanya kemungkinan gejolak konflik terjadi di
perusahaan yang akhirnya membuat buruh dan karyawan melakukan demonstrasi.
Namun, terkadang, apa yang sudah dinilai cukup baik bagi perusahaan ternyata belum
mampu memberikan rasa puas bagi karyawan. Mereka akhirnya melakukan demo untuk
menyampaikan aspirasi dan keinginan mereka.
Ketika buruh menyampaikan aspirasi dan keinginan mereka melalui berbagai aktivitas
industrial seperti pemogokan, demonstrasi, ataupun lainnya, pengusaha hendaknya bisa
bersikap bijak dan cermat dalam mengambil keputusan. Seringkali terjadi pengusaha
mengambil keputusan yang emosional tanpa berpikir panjang tentang dampak dari keputusan
tersebut sehingga membawa kerugian baik bagi perusahaan ataupun kepada pekerja.
Selain itu, pengusaha hendaknya juga bisa memahami secara mendalam tentang berbagai
kebijakan yang telah ditetapkan di perusahaan sehingga ketika buruh dan pekerja melakukan
aksi protes dan demonstrasi terkait tentang kebijakan yang diambil, pengusaha akan memiliki
jawaban yang masuk akal dan logis tentang apa yang terjadi.
Sebagai atasan, pengusaha hendaknya juga bisa tegas dan tanggap dalam menghadapi
berbagai persoalan. Beberapa kasus yang terjadi adalah ketika buruh melakukan demo untuk
menuntut hak mereka, perusahaan tidak tegas dalam menjawab apa yang menjadi aspirasi
buruh sehingga buruh merasa semakin kecewa terhadap sikap atasan mereka.
Tegas dalam hal ini bukanlah mengambil keputusan diktator yang sewenang-wenang sesuai
kemauan tetapi lebih kepada memberikan keputusan yang kuat untuk menyelesaikan
persoalan tersebut dengan berpikir secara cermat dan cepat.
Ketika demonstrasi ataupun pemogokan buruh dan karyawan terjadi, pengusaha sebagai
atasan memang harus bisa cepat dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, pengusaha
hendaknya bisa memikirkan dengan cermat keuntungan dan kerugian ataupun berbagai
kemungkinan bila mengambil keputusan tersebut.

Cara Menanggulangi Demo Buruh: Beri


Mereka Kesejahteraan!

Oktober 31, 2013 Poempida 3 Komentar


Seperti saya sampaikan sebelumnya. Demo itu adalah hak buruh atau pekerja yang dilindungi
oleh Undang-Undang.
Terlepas dari berbagai akibat sampingan seperti macet dan lainnya yang kita alami, tentu kita
harus hormati ruang demokrasi yang mereka miliki ini.
Karena pada dasarnya mereka berdemo hanya untuk memperjuangkan nasib mereka. Dan itu
juga tidak dilakukan setiap hari. Bahkan sehari-harinya mereka masih hidup dalam ambang
batas kesulitan.
Saya yakin sekali jika kemudian mereka mendapatkan kesejahteraan yang layak, demo yang
kita saksikan seperti ini akan serta merta berangsur hilang. Karena pada batas kesejahteraan
tertentu, energi yang dimiliki para buruh ini akan teralokasi untuk kepentingan lain yang
mereka juga butuhka seperti untuk berkumpul dengan keluarga dan rekreasi. Saat ini
mungkin hal tersebut belum dapat terpenuhi karena ketidakmampuan secara ekonomi.
Jadi caranya menanggulangi demo buruh itu adalah dengan cara memberikan kesejahteraan
kepada mereka, memberikan kepastian kerja dengan income yang layak, serta membangun
mereka secara manusiawi dalam konteks sumber daya manusia.
Sudah saatnya buruh tidak diberikan janji-janji saja. Berikan kesejahteraan yang mereka patut
terima sesuai dengan cita-cita luhur Bangsa Indonesia mewujudkan Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia

Tips Mencegah Demo Buruh

March 9, 2012 Leave a comment

2 Votes

Tema ini sebenarnya lebih tepat dan bagusnya datang dari praktisi ke-HRD-an yang
berpengalaman. Tetapi tidak ada salahnya diulas dari sudut pandang para buruh. Tujuan
penulisan ini agar bisa menjadi pembanding bagi aktivis dan praktisi buruh, dan bisa dibaca
oleh orang2 yang posisinya berada di pihak menejemen. Ada banyak hal yang terkait dengan
masalah ini, namun berdasarkan pengalaman para buruh hal-hal yang harus diperhatikan
pihak perusahaan untuk mencegah terjadinya demo buruh antara lain :

1. Mempunyai seorang menejer HRD yang berpengalaman. Mengerti


posisinya sebagai central menejemen perusahaan. Menejer yang bisa
memberdayakan komponen organisasi perusahaan dan bisa merangkul
semua elemen perusahaan untuk bekerja sama dan HRD yang mengerti
dengan perundangan yang berlaku.
2. Mempunyai PKB antara perusahaan dan serikat pekerja.
3. Menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan serikat pekerja.
4. Memposisikan serikat pekerja sebagai patner untuk mencapai tujuantujuan perusahaan.
5. Memenuhi undang-undang ketenaga kerjaan yang berlaku.
6. Memenuhi ketetapan pemerintah yang diundangkan.
7. Melaksanakan hak dan kewajiban yang terdapat di dalam PKB, undangundang dan ketetapan pemerintah lainnya.
8. Menerapkan sistem yang solid, professional dan control yang efektif
terhadap struktur kepersonaliaan.
9. Menerapkan sistem yang mendidik dan mengarahkan serikat dan buruh
untuk berfikir maju, mendorong inisiatif, dan mengajak untuk
meningkatkan produktifitas.
10.Menerapkan sistem penghargaan, reward dan pengupahan yang layak dan
sepadan dengan beban kerja.
11.Menciptakan sistem transparansi menejemen yang berimbang terhadap
serikat pekerja. Maksudnya adalah kalau kondisi perusahaan untung ya
katakan untung dan imbangi kenaikan upah yang sebanding, jangan
untung bilang rugi agar kenaikan upah rendah. Dalam jangka pendek
mugkin tidak ada gejolak namun jangka panjang buruh akan
mengetetahui kondisi yang sebenarnya dan menumpuk kekecewaan yang
berat sehingga buruh akan menunggu saat yang tepat setelah terpenuhi
klausul perundangan mereka pasti mengancam akan melakukan demo.
12.Menghindarkan tindakan-tindakan kecurangan yang berakibat merugikan
buruh, seperti penggelapan dana iuran jamsostek, penggelapan dana
koperasi, pemotongan gaji karyawan diluar prosedur dll.
13.Tidak melakukan tindakan melawan hukum dan arogan seperti ; memakai
jasa outsourching diluar ketentuan undang-undang, menaikkan upah lebih
kecil dari ketetapan pemerintah, mem-PHK buruh tanpa prosedur,
mengkriminalkan buruh dengan hukum, dll.
14.Memberikan kesejahteraan yang layak bagi karyawan seperti, pakaiaan
kerja, alat safety kerja, insentif, meal, dan JPK. Yang semuanya ditinjau,
dievaluasi dan dinaikkan setiap tahun.

15.Tidak mengadakan program Cost down secara asal dan serampangan,


jangan asal untungnya gede tanpa memikirkan nasib karyawan.

Demikian beberapa hal yang diingat para buruh yang nota bene perlu diperhatikan
kesejahteraannya dan diposisikan sebagai mitra perusahaan yang sejajar. Hal-hal diatas
adalah kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan perusahaan secara general. Pada stiap kasus
dan stiap perusahaan akan berlainan masalahnya. Ke 15 hal diatas hanya panduan secara
umum dari sudut pandang buruh. setiap ada perkembangan baru insya allah akan di up date
penulis. Silakan berkontribusi jika pembaca punya sesuatu yang bisa dibagi dengan pembaca
yang lain.

Solusi Mengatasi Problem Buruh


Diposting oleh : Administrator
Kategori: Ekonomi - Dibaca: 11189 kali

PAMONG, JAKARTA Setiap tanggal 1 Mei disebut dengan hari buruh internasional dengan istilah
May Day. Di Indonesia, peringatan hari buruh ini diekspresikan dengan demo besar-besaran.
Sepanjang tahun, tuntutan para buruh berkisar pada tiga tuntutan utama yaitu penghapusan sistem
kontrak alih daya (outsourcing), perbaikan tingkat upah, dan pemberian jaminan sosial kesehatan
mulai 2014. Aksi ini juga merupakan bentuk ekspresi kekecewaan para pekerja terhadap pemerintah
yang dianggap tidak peka merespons aspirasi mereka. Bagaimana tidak, aksi terjadi besar-besaran di
Jakarta pada hari Rabu kemarin (01/05) pagi, Presiden malah bertolak ke Surabaya.
Memang tak mudah untuk memenuhi 3 tuntutan buruh di atas, bila pemenuhannya ditanggungkan
pada pengusaha semata. Akan ada problem baru. Pengusaha akan memasukkan komponen
kenaikan upah ke dalam kenaikan biaya produksi, akan diikuti dengan keputusan menaikkan harga
jual barang, terjadi inflasi, daya beli masyarakat semakin rendah dan pada gilirannya buruh tetap
kesulitan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Lalu bagaimana menyelesaikan problem-problem perburuhan? Bagaimana mewujudkan sistem yang
membuat Buruh Sejahtera dan Pengusaha tetap Untung?

Problem perburuhan ini sebenarnya terjadi karena kebebasan kepemilikan dan kebebasan bekerja
yang menjadi pilar sistem kapitalisme. Dengan kebebasan ini, seorang pengusaha yang senantiasa
berorientasi keuntungan dianggap sah mengeksploitasi tenaga buruh. Dengan kebebasan ini pula,
kaum buruh diberi ruang kebebasan mengekspresikan tuntutannya akan peningkatan kesejahteraan
dengan memanfaatkan serikat pekerja, melakukan sejumlah intimidasi bahkan tindakan anarkis
sekalipun.
Sedangkan dasar yang memicu konflik buruh dan pengusaha sendiri, disebabkan oleh kesalahan
tolok ukur yang digunakan untuk menentukan gaji buruh, yaitu living cost (biaya hidup) terendah.
Living cost inilah yang digunakan untuk menentukan kelayakan gaji buruh. Maka tidak heran namanya
Upah Minimum. Dengan kata lain, para buruh tidak mendapatkan gaji mereka yang sesungguhnya,
karena mereka hanya mendapatkan sesuatu yang minimum sekedar untuk mempertahankan hidup
mereka. Konsekuensinya kemudian adalah terjadilah eksploitasi yang dilakukan oleh para pemilik
perusahaan terhadap kaum buruh. Dampak dari eksploitasi inilah yang kemudian memicu lahirnya
gagasan Sosialisme tentang perlunya pembatasan waktu kerja, upah buruh, jaminan sosial, dan
sebagainya.
Seharusnya negara menata dua aspek dengan tatanan regulasi sedemikian sehingga tidak muncul
problem perburuhan. Pertama, aspek mikro terkait kontrak kerja antara buruh dan pengusaha.
Dengannya akan terjawab bukan hanya besaran upah, namun juga masalah kepastian kerja (PHK)
dan besarnya pesangon. Kedua, aspek makro menyangkut hak setiap orang, termasuk buruh untuk
memperoleh kesejahteraan. Penyelesaian aspek ini, akan menempatkan buruh dan pengusaha pada
posisi tawar yang semestinya.
Solusi Persoalan Mikro Perburuhan, bisa diatasi dengan memperbaiki hubungan kontrak kerja antara
pekerja dan pengusaha. Transaksi kontrak tersebut sah menururt jika memenuhi persyaratan dan
ketentuan yang jelas mengenai : (a) Bentuk dan jenis pekerjaan, (b) Masa Kerja, (c) Upah Kerja dan
(d) Tenaga yang dicurahkan saat bekerja. Jika keempat masalah tersebut jelas dan disepakati maka
kedua belah pihak terikat dan harus memenuhi apa yang tercantum dalam kesepakatan tersebut.
Intinya penentuan upah buruh adalah kesepakatan antara buruh dengan pengusaha dengan
menjadikan manfaat tenaga sebagai patokan penentuannya. Beban kebutuhan hidup, biaya
kesehatan dan tanggungan lain buruh tidak menjadi faktor penentu upah. Tidak ada unsur eksploitasi
terhadap buruh karena semua hal sudah saling diketahui. Juga tidak akan membebani penguasa
karena menanggung beban biaya yang tidak memberikan pengaruh ke produksi semisal asuransi
kesehatan, tunjangan pendidikan dan dana pensiun.
Sedangkan aspek makro, prinsipnya setiap orang berhak mendapatkan kesejahteraan. Hal ini bisa
dilakukan dengan dua cara. Pertama, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan,
ditanggungkan kepada setiap individu masyarakat. Baik dipenuhi langsung atau melalui ayah, wali
dan ahli waris. Kedua, terkait kebutuhan biaya pendidikan, layanan kesehatan dan keamanan menjadi
tanggung jawab negara untuk menyediakannya bagi setiap warga negara. Negara tidak membebani
rakyat untuk menanggung sendiri biaya pendidikan, kesehatan dan kemanannya, apalagi dengan
biaya yang melambung tinggi. Selain itu negara juga memiliki tanggung jawab menyediakan berbagai
fasilitas yang memudahkan setiap orang untuk berusaha (bekerja). Mulai dari kemudahan
permodalan, keahlian dan regulasi yang mendukung.

Dengan demikian, berbagai solusi yang dilakukan saat ini, jika tetap menggunakan model solusi ala
sistem Kapitalis, pada dasarnya bukanlah solusi. Tetapi, sekedar obat penghilang rasa sakit.
Penyakitnya sendiri tidak hilang, apalagi sembuh. Karena sumber penyakitnya tidak pernah
diselesaikan. Karena itu, masalah perburuhan ini akan selalu muncul dan muncul, seperti lingkaran
setan, karena tidak pernah diselesaikan.
Jika memang benar-benar problem perburuan ini ingin selesai dan kesejahteraan buruh secara
khusus, serta kesejahteraan setiap warga negara secara umum ingin diwujutkan, maka tidak ada
jalan lain kecuali harus kembali kepada penyelesaian mulia, yakni, penyelesaian dengan aturan yang
berasal dari Sang Pencipta manusia, yang diterapkan oleh sistem Khilafah. Karena, konsep dan
solusi sebagaimana di atas benar-benar telah teruji, ketika diterapkan oleh Negara Khilafah. Hal yang
sama pasti akan terulang kembali, jika dalam waktu dekat Khilafah berdiri. []

Bedah Buku IDEAL.IS.ME di Astra

Seminar dan Bedah Buku IDEAL.IS.ME

Instansi Terkorup di Inggris

BBM Naik: Rakyat Makin Miskin

Pencabulan Merajalela, Salah Siapa?

Вам также может понравиться