Вы находитесь на странице: 1из 3

Corporate Governance

Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang
saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Tujuan Corporate Governance yaitu untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan. Dalam jangka panjang hal ini akan membawa pada keberlangsungan usaha dan
peningkatan profit secara signifikan.
Corporate Governance penting untuk mengawasi manajemen eksekutif dari sebuah entitas pelaporan
dan juga mengawasi kegiatan kegiatan jajaran direksi perusahaan.
Ketentuan International Codes of Corporate Governance yang cukup relevan dengan auditor ada pada
OECD (ORGANISATION FOR ECONOMIC CO-OPERATION AND DEVELOPMENT) tentang Disclosure
dan Transparency, yang berisi tentang penyiapan dan pengungkapan informasi harus sesuai standar
akuntansi serta audit tahunan harus dilaksanakan oleh auditor yang independen, kompeten, dan
memenuhi syarat untuk menyediakan keyakinan (assurance) objektif kepada direksi dan pemegang
saham bahwa segala informasi tentang perusahaan sesuai apa adanya. Auditor eksternal juga harus
bertanggung jawab pada pemegang saham dan bertugas menjalankan profesionalitasnya terhadap
perusahaan dalam pelaksanaan auditnya.

Prinsip-Prinsip Corporate Governance


Prinsip-prinsip utama yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya corporate governance yang baik
adalah :
1. Transparansi
Pada organisasi yang menerapkan Corporate Governance, transparansi atau keterbukaan menjadi hal
yang wajib untuk diterapkan. Mulai dari keterbukaan akan proses produksi, laporan keuangan sepanjang
keterbukaan tersebut tidak menyangkut rahasia organisasi.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas berhubungan dengan sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-unit yang ada di
organisasi. Akuntabilitas dilakukan oleh dewan komisaris dan direksi, dan komite audit. Prinsip ini
diharapkan dapat memberikan jaminan perlindungan kepada pemegang saham dan pembatasan
kekuasaan yang jelas di jajaran direksi.
3. Pertanggungjawaban
Prinsip ini diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat untuk mematuhi
peraturan dan hukum yang berlaku serta kewajiban-kewajiban sosial di tengah masyarakat.
4. Kewajaran (fairness)
Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak-hak yang sama kepada
pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing serta investor
lainnya. Prinsip kewajaran ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang timbul dari adanya hubungan
kontrak antara pemilik dan manajer karena diantara kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang
berbeda

Mekanisme Corporate Governance


Mekanisme corporate governance merupakan suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas
antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol/pengawasan terhadap
keputusan tersebut.
1. Mekanisme pengendalian internal adalah pengendalian perusahaan yang dilakukan dengan membuat
aturan yang mengatur tentang mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return maupun
risikorisiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen.
2. Mekanisme pengendalian eksternal adalah pengendalian perusahaan yang dilakukan oleh pasar.
Menurut teori pasar jika manajemen berperilaku hanya menguntungkan diri sendiri, maka kinerja
perusahaan akan menurun dalam bentuk turunnya nilai saham perusahaan.
Untuk mendukung terlaksananya Good Corporate Governance maka munculah yang namanya Komite
Audit.

Komite Audit
Komite Audit adalah:
Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta
kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan Komite Audit.
Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, yang bekerja secara kolektif dan
berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit bersifat mandiri baik dalam
pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris.
Komite Audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen, independensi Komite Audit tidak dapat
dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari karena Komite Audit
merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus
menjembatani antara fungsi pengawasan Dewan Komisaris dengan Internal Auditor.
Komite Audit mempunyai tujuan membantu Dewan Komisaris atau dewan Pengawas dalam memastikan
efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal.
Struktur Komite Audit
Komite Audit harus terdiri dari individu-indidvidu yang mandiri dan tidak terlibat
dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan, dan yang memiliki
pengalaman untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif. Salah satu dari beberapa alasan
utama kemandirian ini adalah untuk memelihara integritas serta pandangan yang
objektif dalam laporan serta penyusunan rekomendasi yang diajukan oleh Komite Audit,
karena individu yang mandiri cenderung lebih adil dan tidak memihak serta obyektif dalam

menangani suatu permasalahan.


Sedangkan manfaat Komite Audit adalah:
a.Dewan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan perusahaan.
b.Bagi external auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat diperlukan sebagai forum atau media
komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor
dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan, disamping secara langsung kepada objek pemeriksaan
juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan Komite Audit.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat diketahui adanya suatu indikasi bahwa Komite Audit dibentuk
karena belum memadainya peran pengawasan dan akuntabilitas Dewan Komisaris perusahaan.
Pemilihan anggota Dewan Komisaris yang berdasarkan kedudukan dan kekerabatan menyebabkan
mekanisme check and balance terhadap direksi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi audit
internal belum berjalan optimal mengingat secara struktural, auditor tersebut berada pada posisi yang
sulit untuk bersikap independen dan objektif. Oleh karena itu, muncul tuntutan adanya auditor
independen, maka Komite audit timbul untuk memenuhi tuntutan tersebut

Вам также может понравиться