Вы находитесь на странице: 1из 26

1

MATAKULIAH ANALISIS JURNAL


Program Studi Pendidikan Fisika
FITK-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama

: RHODIATUSSHOLIHAH

NIM

: 1113016300044

Daftar Jurnal Nasional yang dianalisis


N
o
1.

Judul Penelitian dalam jurnal

Penulis

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS Ike Festiana


MASALAH PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Sarwanto
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR Sukarmin
KREATIF SISWA SMA

Tahun
Terbit
2014

Sumber / Nama Jurnal


Sumber:
www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sa
ins

2.

PENGARUH STRATEGI PROBLEM BASED


LEARNING BERBASIK ICT TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP DAN PEMECAHAN
MASALAH FISIKA

I.M.Dwi
H.Arif
K.Sentot

2013

Penerbit Jurnal :
Jurnal Inkuiri
Sumber :
www.journal.unnes.ac.id/nju/index.ph
p/jpf

3.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS


MASALAH (PBM) MENGGUNAKAN BAHAN AJAR
BERBASIS E-MATERI TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP FISIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 1
BIROMARU

Khaerul Hidayat
Amiruddin Kade
Haerudin

2015

Sumber :
www.jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php

Penerbit :
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Judul-judul penelitian dan sumber junal di atas tidak akan dirubah dan diganti, sampai proses penilaian/perkuliahan selesai.
Mengetahui,
Dosen Matakuliah
Ciputat, ...................................

Devi Solehat, M.Pd

______________________

FORM ANALISIS JURNAL NASIONAL


Program Studi Pendidikan Fisika
FITK-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul

Identitas Jurnal yang di analisis


: Pengembangan Modul Fisika

Sumber online/offline
Penulis / peneliti
Tahun penerbitan
jurnal
Penerbit Jurnal

Dosen :
Devi Solehat, M.Pd.

Berbasis Masalah Pada Materi Listrik


Dinamis Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
SMA
: www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/
sains
: Ike Festiana
Sarwanto
Sukarmin
: 2014
: Jurnal Inkuiri

Penganalisis:

RHODIATUSSHOLIHAH
NIM : 1113016300044

A. Latar belakang
Latar Belakang
Kreativitas perlu dikembangkan sejak dini karena diharapkan dapat menjadi bekal dalam kehidupan. Kesuksesan individu sangat
ditentukan oleh kreativitasnya dalam menyelesaikan masalah. Pengembangan kreativitas merupakan salah satu fokus dari tujuan
Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang tujuan Sistem
Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga neagara yang demokrtis serta bertanggung
jawab. Kreativitas yang merupakan salah satu dari kecakapan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) merupakan salah satu
karakteristik yang dikehendaki dalam dunia kerja, namun pada kenyataanya kecakapan berpikmir ini belum ditangani secara
sungguh-sungguh oleh guru di sekolah. Rendahnya prestasi siswa juga mengindikasikan rendahnya kemampuan berpimir kritis siswa.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidp harmonis dengan alam.
Mata pelajaran fsika dimaksudkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam
kehidupan sehari-hari dan membekali siswa memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga diperlukan penyajian
pembelajaran fsika yang menarik dan melibatkan pengalaman siswa secara langsung sehingga dapat menumbuhkan
kemampuanberpikir kreatif siswa. Namun pada kenyataannya pembelajaran fsika di sekolah membuat siswa malas berpikir mereka
cenderung menjawab pertanyaan dari buku tanpa mengemukakan pendapat dan menganalisis tetapi lebih cenderung pada
menghafal. Pembelajaran di kelas pun masih teacher oriented sehingga tidak memberikan kesempatan untuk mengembangkan

keterampilan berpikir. Kurangnya penggunaan sumber dan media belajar belum dapat mengembangkan kemampuan berpikkir kreatif
siswa. Hal ini mengakibatkan hasil Ujian Nasional di SMA Negri 1 Ciomas Kabupaten Bogor pada kemampuan menggunakan hukum
Ohm dan hukum Kirchoff untuk menentukan berbagai besaran listrik dalam rangkaian tertutup lebih rendah dibandingkan dengan
nilai provinsi dan Nasional . Pembelajaran di sekolah cenderung menunjukan guru lebih baik ceramah,media belum dimanfaatkan,
pengelolaan cenderung klasik dan kegiatan belajar kurang bervariasi (Sagala : 2009,164),
Oleh karena itu dibutuhkan media belajar yang berbasis masalah supaya tercipta kondisi pembelajaran yang aktif dan kreatif
dalam proses pembelajaran, yakni modul berbasis masalah. Karena menurut Trianto (2011:92) pengajaran berdasarkan masalah
suatu pendekatan pembelajaran yang melatih siswa mengerjakan permaasalah yang autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan masalah dan keterampilan tigkat tinggi lebih tinggi , megembangkan kemandirian dan
percaya diri.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diidentifkasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Kreatif merupakan keterampilan berpikir yang dapat dicapai dan ditingkatkan menggunakan pembelajaran yang aktif, menarik,
dan melibatkan pengalaman siswa.
2. Pembelajaran masih bersifat teacher oriented , siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir
dan belum menggunakan media media pembelajaran.
3. Hasil Ujian Nasional di SMA Negeri 1 Ciomas pada kemampuan menggunakan hukum Ohm dan hukum Kirchoff rendah di
provinsi dan Nasional
4. Pembelajaran fsika membutuhkan pembelajaran yang aktif dan kreatif dalam pembelajarannya berbasis model dan media
pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
B. Fokus Penelitian/Rumusan Masalah
Setelah pembatasan masalah diuraikan, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan nilai pretest dan posttest siswa yang menggunakan modul berbasis problem based learning (PBL)
dengan nilai pretest dan posttest siswa yang tidak menggunakan modul berbasis problem based learning (PBL)?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan berfkir kreatif siswa
berbasis problem based learning (PBL) ?

pada konsep listrik dinamis setelah menggunakan modul

C. Kajian Teori
Modul merupakan satu satuan atau unit pembelajaran terkecil berkenaan dengan sesuatu topik atau masalah. Paket belajar
mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang rencanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa
mencapai tujuan belajar. Modul termasuk kedalam media cetak yaitu media yang tampil dalam bentuk dan bahan-bahan cetakan
(Ibrahim dan Syaodih, 2010 :114).
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Pengajaran berbasis masalah dilandasi oleh teroi belajar kontruktivis, menurut Arends Chit Trianto (2011 :92) pengajaran bebasis
masalah merupakan satu pendekatan pembelajaran yang melato siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud
utuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan masalah dan keterampilan tingkat tinggi lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan
masalah-masalah yang disajikand engan menggali informasi sebanyak-banyaknya , kemudian dianalisis dan dicari solusinya.
Pertanyaan yang disajikan pada awal pembelajaran dimaksudkan sebagai stimulus untuk mendorong siswa memunculkan ide-ide
siswa dalam penyelesaian masalah yang diajukan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Berpikir adalah suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah , membuat suatu
keputusan atau memenuhi hasrat keingintahuan. Berpikir kreatif merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking). Kemampuan berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu kegiatan atau proses yang digunakan ketika seorang
individu mendatangkan atau memunculkan ide baru. Seperti yang diungkapkan oleh Colleman dan Hammen, berpikir kreatif
merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam konseo, pengertian, penemuan, karya seni. Setiap siswa
memiliki kemampuan berpikir yang berbeda-beda dalam ilmu pengetahuan. Ada empat indikator kemampuan berpikir kreatip, yaitu :
(William cit Munandar , 1992 : 89-91)
1. Fluency (kemampuan menghasilkan ayak ide)
2. Flexibility (kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi
3. Originality (kemampuan menghasilkan ide baru atau ide yang sebelumya tidak ada)
4. Elaborasi (kemampuan mengembangkan atau menambah ide-ide sehingga dihasilan ide yang rinci atau detail)
D. Metode Penelitian

Waktu Dan Tempat Penelitian


Waktu
September 2012 Mei 2013

Tempat
SMAN I Ciomas Kabupaten Bogor

Metode Dan Desain Penelitian


Metode Penelitian
Kuasi Eksperimen

Desain Penelitian
Pretest-Posttest Control Group Desaign

Variabel Penelitian
Variabel Bebas
Modul fsika berbasis masalah pada materi listrik dinamis

Variabel Terikat
Kemampuan berpikir kreatif siswa

Populasi Dan Sampel


Populasi

Sampel

Seluruh siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 SMAN 1


Ciomas

38 siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 SMAN 1 Ciomas

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No
1.
2.

3.

Sumber
Data

Jenis Data

Siswa dan
guru SMAN
1 Ciomas
38 Siswa
kelas X
SMAN 1
Ciomas

Penentuan konsep fsika yang


dipilih untuk penelitian dan
pengembangan modul
Hasil belajar siswa yang ditinjau
dari kemampuanberpikir kritis
sebelum dan setelah diterapkan
pembelajaran dengan modul
berbasis PBL dan pembelajaran
tanpa modul berbasis PBL
Pengujian uji kelayakan modul

Guru SMA
di Wonogiri

Teknik
Pengumpulan Data

Instrumen

Observasi

Angket

Tes

12 soal essay

Observasi

Angket

Teknik Analisis Data


Data Pretest dan Posttest di uji normalitas dan homogenitasnya dengan PASW Statistic 18
Pengujian hipoteisis menggunakan analisis tes statistik nonparametric untuk dua sampel berhubungan dengan Uji Wilcoxon

E. Hasil Penelitian / Temuan dan Pembahasan


Pada penelitian ini diperoleh data penilaian pengembangan modul , data kemampuan berpikir kreatif siswa berupa pretest dan
posttest , penilaian psikomotorik, serta penilaian afektif.
Deskripsi Data

Hasil Uji Hipotesis

Pembahasan
Karakteristik Modul Fisika Berbasis Masalah
Modul fsika berbasis masalah dikembangkan menggunakan komponen pembelajaran berbasis masalah yang terdri dari lima
tahapan :
1. Orientasi siswa terhadap masalah
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4. Mengembangkan dan meyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Modul pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah dunia nyata yang disajikan di bagaian awal modul. Pertanyaan ini
disajikan pada awal pembelajaran dimaksudkan sebagai stimulus untuk mendorong siswa memunculkan ide-ide mereka dalam
penyelesaian masalah yang diajukan, sehingga dapat melatih aspek kelancaran (fluency) siswa.
Kelayakan Modul Fisika Berbasis Masalah
Kelayakan isi dan penyajian dinilai oleh dosen dan kelayakan bahasa dinilai oleh guru dan peer review. Hasil validasi disajikan
pada Tabel 3 menunjukan bahwa modul yang dikembangkan pada kelayakan isi dan penyajian berkategori baik. Penilaian kelayakan
bahasa oleh guru berkategori baik dan kelayakan bahasa oleh peer review
berkategori sangat baik. Validasi guru dan peer review berguna untuk memberikan masukan pada pengembang agar menjadi lebih
peka akan kemungkinan timbulnya masalah sebelum siswa dilibatkan dalam evaluasi. Untuk tahap validasi ,modul dinyatakan layak

untuk digunakan setelah direvisi sesuai saran. Selain modul fsika berbasis masalah disusun juga silabus, RPP, dan kisi-kisi tes
kemampuan berpikir kreatif yang mendukung dalam pembelajaran yang divalidasi oleh 2 dosen, 2 guru fsika SMA, dan 3 peer review.
Rata-rata hasil vlidasi untuk silabus, RPP, dan kisi-kisi tes berkategori baik.
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Hasil disajikan pada Tabel 4 menunjukan bahwa kemampuan berpikir semua siswa rendahsehingga menunjukan semua siswa
dalam keadaan kurang kreatif. Dari hasil pretest dan posttest masing-masing siswa dihitung N-Gain setiap aspek kemampuan berpikir
kreatif. Hasil N-Gain 4 aspek kemampuan berpikir kreatif yang disajikan pada Tabel 5 meliputi aspek fluency (kelancaran),
originality(keaslian),elaboration (memperinci), dan flexibility(keluwesan). Aspek kelancara mengalami peningkatan yang paling tinggi,
dibandingkan aspek keaslian, aspek memperinci dan aspek keluwesan.
Hasil uji meunjukan bahwa pretest dan posttest berdistribusi normal , namun tidak homogen. Keputusan selanjutnya yaitu
digunakan uji nonparametrik untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Uji nonparametrik yang digunakan adalah
uji Wilcoxon untuk dua kelompok deoendent atau berpasangan pada data pretest dan posttest. Pengelolaan data statistik dengan
program PASW Statistic 18 diperoleh dari hasil Asymp. Sig. (2-tailed) dibawah 0,05 yaitu 0,000, berarti ada perbedaan kemampuan
berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul berbasis masalah pada materi listrik dinamis yang dikembangkan.
Hal ini menunjukan bahwa penggunaan modul berbasis masalah dapat meningkatan kemampuan berpikir kreatif.
Deskrispi penilaian psikomotorik disajikan pada Tabel 6, dari pertemuan I,III,IV,dan VI nilai psikomotorik siswa mnegalami
peningkatan. Peningkatan nilai psikomotorikk siswa dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata pada pertemuan I,III,IV,dan VI.
Sedangkan hasil belajar afektif terdiri dari penilaian berkarater dan keterampilan sosial. Tabel 7 merupakan deskripsi data hasil
penilaian perilaku berkarakter siswa. Penilaian perilaku berkarakter siswa dari pertemuan I,III, IV,dan VI selalu mengalami
peningkatan. Untuk Tabel 8 merupakan deskripsi data hasil penilaian keterampilan sosial. Penilaian keterampilan sosial yang diukur
dalam penelitian ini meliputi keterampilan mengajukan pertanyaan, mengajukan pendapat, menjadi pendengar yang aktif, dan
menjelaskan kembali. Hasil penilaian menunjukan bahwa keterampilan sosial siswa meningkat dari pertemuan I,III,IV, dan VI. Temuantemuan yang didapatkan pada penelitian ini adalah :
1. Siswa mengalami pembelajaran secara langsung menggunakan modul
2. Siswa antusias dalam pembelajaran yang disertai dengan percobaan
3. Siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi lebih cepat menyelesaikan prcobaan dibandingkan siswa yang memiliki
kemampuan yang lebih rendah
4. Pembagian kelompok secara heterogen dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah
5. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi memiliki kemampuan berpikir yang lebih tinggi
F. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah :
1. Modul fsika berbasis masalah pada materi listrik dinamis yang dikembangkan layak digunakan untuk pembelajaran fsika
2. Modul fsika berbasis masalah pada materi listrik dinamis yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Dari 4 aspek kemampuan berpikir kreatif yang meliputi aspek kelancaran (fluency) , aspek keluwesan (flexibility) , aspek
keaslian (originality) , dan aspek merinci (elaboration), aspek kelancaran (fluency) mengalami peningkatan yang paling tinggi.
Peningkatan kedua pada aspek keaslian (originaity) ketiga pada aspek memperinci (elaboration), dan yang keempat aspek
keluwesan (flexibility).
G. Saran dari Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian maka diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :


1. Guru hasrus memahami karakteristik model pembelajaran yang digunakan sebelum menerapkannya pada pembelajaran di
kelas
2. Guru hendaknya mulai untuk mengembangkan modul untuk pembelajaran fsika di kelas agar sesuai dengan karakteristik siswa
di kelas dan siswa dapat menerima dengan baik konsep-konsep fsika yang diajarinya, tidak hanya mengandalkan LKS dan buku
terbitan orang lain yang tidak sesuai dengan siswa dan terdapat kesalahan dalam penyampaian konsep-konsep fsika
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian sejenis, terutama penelitian
pengembangan modul dalam pembelejaran fsika
4. Siswa hendaknya selalu dilatih untuk mengerjakan soal-soal yang dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif
H. Kelemahan Jurnal
Kelemahan dari jurnal ini, yaitu :
1. Abstrak yang ada tidak mencakup dan menggambar kesuluruhan isi jurnal
2. Metode penelitian dijelaskan secara tersirat, mulai dari metode, desain, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik
analisis data, dan instrumen tidak jelaskan secara gamblang sehingga tidak memudahkan pembaca untuk memahami isi dari
jurnal tersebut
3. Tidak terstruktur dengan baik
4. Pembahasan hasil penelitian terlalu meluas kemana-mana tidak fokus pada apa yang akan dibahas sesuai tujuan diadakan
penelitian ini
I. Judul Pengembangan Penelitian
PENGARUH MODUL FISIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA

FORM ANALISIS JURNAL NASIONAL


Program Studi Pendidikan Fisika
FITK-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul

Identitas Jurnal yang di analisis


: PENGARUH STRATEGI PROBLEM

Dosen :
Devi Solehat, M.Pd.

Sumber online/offline
Penulis / peneliti
Tahun penerbitan
jurnal
Penerbit Jurnal

BASED LEARNING BERBASIS ICT


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN
MASALAH FISIKA
: www.jurnal.unnes.ac.id/nju/index.ph
p/jpf
: I.M Dwi
H.Arif
K. Sentot
: 2013
: Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia

Penganalisis:

RHODIATUSSHOLIHAH
NIM : 1113016300044

A. Latar belakang
Latar Belakang
Pembelajaran di kelas masih menghadapi beberapa masalah. Pembelajaran yang masih menggunakan metode tradisional (Gok
dan Silay,2008) dan tidak kontekstual. Disamping itu , guru fsika belum efektif melatihkan kemampuan pemecahan masalah ,
sehingga siswa kurang bahkan tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah (Brok dkk.,2010) ,siswa menggunakan pendeketan
plug and chug dan memory based dalam memecahkan soal-soal fsika. Selain karena kurangnya pemahaman konsep siswa , ketiga
hal tersebut membuat siswa menganggap fsika itu sulit , tidak menarik, dan membosankan (Amirudin, 2010). Siswa menjadi pasif
dan tidak kreatif, sementara kehidupan dimasa depan menuntut pemecahan masalah baru secara inovatif.
Upaya perencanaan pembelajaran inovatif dengan menggunakan strategi yang efektif terhadap pemahaman konsep dan
kemampuan pemecahan masalah siswa perlu dilakukan.
Strategi Problem Based Learning (PBL) berbasis ICT telah dibahas pada tahun 2006 disebuah seminar penelitian internasional
tentang Inovasi Pembelajaran Berbasis Masalah melalui ICT di Aalborg University Denmark. Menurut Dirckinck Holmfed (2009), PBL
harus disesuaikan dengan kondisi lokasl , tujuan pendidikan, dan budaya ttradisi untuk mengatasi kendala SDM dalam menggunakan
ICT. Strategi PBL berbasis ICT kurang efektif dalam pembelajarn fsika jika tidak memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang
merangsang aktivitas siswa untuk belajar (Mulyono, 2011). Belum banyak penelitian fsika mengkaji strategi PBL berbasis PBL
berbasis ICT . Padahal penggunaan strategi PBL berbasis ICT yang dilakukan dengan tepat akan dapat mendukung kesuksesan
pembelajaran (Yassin,dkk., 2010), serta berkontribusi pada pencapaian hasil belajar yang diinginkan.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diidentifkasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan merupakan model pembelajaran tradisional sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran
2. Siswa menggunakan pendeketan plug and chug dan memory based dalam memecahkan soal-soal fsika dan menganggap

fsika itu sulit, tidak menarik, dan membosankan

3. Dibutuhkan strategi pembelajaran yang efektif yang mampu menuntut siswa untu mampu memahami konsep dengan baik
dan memecahkan masalah

B. Fokus Penelitian/Rumusan Masalah


Setelah pembatasan masalah diuraikan, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan pemahaman konsep yang signifkan anatar siswa yang dibelajar menggunakan strategi PBL berbasis ICT
dan strategi PBL?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan pemahaman masalah yang signifkan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan
strategi PBL berbasis ICT dan strategi PBL?
C. Kajian Teori
Sintaks Strategi PBL
(Sumber : Arends, 2008 : 57)

Sintaks Strategi PBL Berbasis ICT

D. Metode Penelitian

Waktu Dan Tempat Penelitian


Waktu
Tahun Pelajaran 2012-2013

Tempat
SMAN I Bangil

Metode Dan Desain Penelitian


Metode Penelitian
Eksperimen Semu

Desain Penelitian
Pretest-Posttest Control Group Desaign

Variabel Penelitian
Variabel Bebas
1. Strategi PBL berbasis ICT
2. Strategi PBL

Variabel Terikat
1. Pemahaman konsep fsika
2. Pemecahan masalah fsika

Populasi Dan Sampel


Populasi

Seluruh siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 SMAN 1


Bangil

Sampel
72 siswa diambil dengan teknik Sampling Random Purposive,
satu kelas sebagai kelas eksperimen (XB) dan satu kelas sebagai
kelas kontrol (XA)

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No

Sumber
Data
1. 72 Siswa
kelas X
SMAN 1
Ciomas

Jenis Data
Hasil belajar siswa yang ditinjau
dari kemampuan memahami
konsep dan pemecahan
masalah yang menggunakan
strategi PBL berbasis ICT dan
strategi PBL saja

Teknik
Pengumpulan Data
Tes

Instrumen
Soal Uraian

Teknik Analisis Data


Uji Prasyarat Analisis
1. Uji normalitas pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fsika, diuji dengan tes kolmogorov-smirnov
2. Uji homogenitas varian dengan levenes test of equality error varians
Uji Homogenitas
Menggunakan Multivariate Analysis of Variance (Manova) dengan taraf signifkansi 5 %

E. Hasil Penelitian / Temuan dan Pembahasan


Hasil Penelitian
1. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa

2. Grafik Perbandingan Nilai


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Rerata

Pemahaman

Konsep

pada

3. Grafik Perbandingan Nilai Rerata Pemecahan Masalah pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pembahasan
Pemahaman Konsep Siswa dalam Strategi PBL Berbasis ICT dan Strategi PBL
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifkan antara siswa
yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi berbasis PBL berbasis ICT dan strategi PBL. Srategi PBL berbasis ICT memberi rerata
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan strategi PBL. Faktor yang mempengaruhi lebih tingginya pemahaman konsep pada kelas
eksperimen adalah :
4. Pembelajaran tahap 1, masalah yang muncul dari video, sedangkan pada kelas kontrol masalah dimunculkan dengan tanya
jawab
5. Pembelajaran tahap 3, siswa pada kelas eksperimen lebih ketat dalam mengatur waktu sebagai pembagian tugas dalam
kelompok, mereka lebih termotivasi dan lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas dibanding siswa dari kelas kontrol,
sehingga berpengaruh pada setiap pembelajaran berikutnya
6. Pembelajaran tahap 2, referensi yang terkait ICT berupa animasi dan tugas-tugas download, ini membuat pemahaman siswa
dalam fsika lebih baik, guru sebagai fasilitator
7. Pembelajaran tahap 5, berupa tes pemahaman konsep fsika disetiap akhir pembelajaran
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Strategi PBL Berbasis ICT dan strategi PBL
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang signifkan antara
siswa yag dibelajarkan dengan menggunakan strategi PBL berbasis ICT dan strategi PBL. Strategi PBL berbasis ICT memberikan rerata
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan strategi PBL.
Faktor yang mempengaruhi lebih tingginya kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen :
1. Pembelajran tahap 2, referensi yang terkait ICT berupa animasi dan tugas-tugas download, ini membuat pemahaman siswa
dalam fsika lebih baik, guru sebagai fasilitator

2. Pembelajaran tahap 5, berupa tes pemahaman konsep fsika disetiap akhir pembelajaran

F. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah :
1. Terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifkan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi PBL
berbasis ICT dan strategi PBL
2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang signifkan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
strategi PBL berbasis ICT dan strategi PBL
G. Saran dari Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian maka diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :
1. Guru diharapkan mampu berperan aktif sebagai fasilitator dalam kerja kelompok, diskusi kelompok, dan diskusi kelas, kegiatan
eksperimen, serta mengaitkan antara masalah yang dimunculkan dengan materi pelajaran sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dibuat
2. Diperlukan adanya pengembangan strategi PBL berbasis ICT yang dilakukan oleh guru secara berkesinambungan seiring
dengan berkembangnya ICT
H. Kelemahan Jurnal
Kelemahan dari jurnal ini, yaitu :
1. Pada latar belakang dan kajian teori peneliti tidak menjelaskan apa itu ICT
2. Tidak dicantumkan konsep fsika yang diteliti, tidak melalui penelitian pendahuluan lebih dulu dalam penentuan konsep
fsika yang dipilih
3. Tidak dipaparkan waktu penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan
I. Judul Pengembangan Penelitian
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI PBL BERBASIS ICT DENGAN STRATEGI PBL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
DAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA MATERI GERAK LURUS

FORM ANALISIS JURNAL NASIONAL


Program Studi Pendidikan Fisika
FITK-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul

Identitas Jurnal yang di analisis


: Pengaruh Model Pembelajaran

Dosen :
Devi Solehat, M.Pd.

Berbasis Masalah (PBM)


Menggunakan Bahan Ajar Berbasis
E-Materi Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika Pada Siswa Kelas X
SMAN 1 Biromaru
Sumber online/offline
Penulis / peneliti
Tahun penerbitan
jurnal
Penerbit Jurnal

: www.jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php
: Khaerul Hidayat
Amiruddin Kade
Haerudddin
: 2015
: Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Penganalisis:

RHODIATUSSHOLIHAH
NIM : 1113016300044

A. Latar belakang
Latar Belakang
Fisika adalah salah satu bidang ilmu yang tergolong dalam bidang sains tidak terlepas dari tuntutan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, anggapan siswa dengan fsika yang dianggap sebagai peklajaran yang sulit untuk dimengerti, justru yang
menjadi kunci keberhasilan ini adalah guru, tugas meyakinkan bahwa pelajaran fsika tidklah sulit. Saat ini sudah menjadi budaya
bahwa kegiatan belajar mengajar dikelas berpusat pada guru. Guru yang aktif, sementara siswanya pasif, hal ini dikarenakan karena
kebanyakan guru hanya memikirkn bagaimana agar materi yang diajarkan dapat diselesaikan tepaka palajari t waktu tanpa
memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak , sehingga ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa hanya sekedar
mencatat konsep dan mengahafal konsep. Akibatknya siswa tidak memahami konsep yang telah mereka pelajari yang berdampak
pada hasil belajar yang rendah.

Untuk memudahka siswa dalam memahami konsep maka seharusnya pembelajaran dihadapkan kepada siswa adalah
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dikehidupan sehari-hari siswa, sehingga pembelajaran siswa lebih
bermakana. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan masalah fsika dalam kehidupan sehari-hari adalah Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Selain model pembelajaran terdapat juga berbagai macam perangkat pembelajaran yang
dibuat seiring dengan kemajuan teknologi yaitu menggunakan media elektronik. Perangkat pemebelajaran ini akan memudahkan
guru dalam pembelajaran dikelas dan juga siswa akan memperoleh pembelejaran yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran
dengan menggunakan aplikasi komputer memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara dinamis dn interaktif.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diidentifkasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan merupakan model pembelajaran tradisional, guru aktif dan siswa pasif
2. Siswa menggunakan model belajar mencatat dan menghafal konsep tanpa mengetahu dan memahami konsep yang dipelajari
3. Dibutuhkan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang mampu menuntut siswa untu mampu memahami
konsep dengan baik
4. Dibutuhkan media pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan untuk mempermudah siswa memahami konsep
fsika
B. Fokus Penelitian/Rumusan Masalah
Setelah pembatasan masalah diuraikan, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1 Bagaimana perbedaan nilai pretest dan posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)
berbasis e-materi dengan pembelajaran yang tidak memakai model pembelajaran berbasis masalah (PBM) berbasis e-materi?
2

Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan pembelajaran berbasis masalah (PBM)
berbasis e-materi?

C. Kajian Teori
Pemahaman merupakan suatu bentuk penegrtian yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan , dan dapat menggunakan bahan atau ide yang sedang dikomunikasikan itu tanpa harus menghubungkanya dengan
bahan lain. Dalam kamus bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata paham yang berarti benar atau tahu benar, sehingga
pemahaman diartikan sebagai proses , perbuatan, cara untuk menegrti benar atau mengetahui benar. Sedangkan , konsep adalah
suatu ide, pikiran, atau pengertian yang dibahaskan dari peristiwa nyata. Konsep merupakan bayangan mental dan proses. Suatu
konsep memiliki suatu organisasi kognitif yang berguna untuk memecahkan masalah baru yang ditemukan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemahaman konsep fsika adalah kemampuan siswa untuk mengetahui, mendefnisikan dan membahaskan
sendiri konsep fsika yang telah dipelajarinya tanpa mengurangi maknanya.
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka
menginterprestasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman tentang fenomena itu. PBM merupakan
pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa menyelidiki dan mempelajari situasi-situasi masalah otentik dan
bermakna. Dalam model ini siswa dihadapkan dengan masalah kehidupan nyata, sehingga siswa mampu memahami bagaimana
konsep fsika itu.
Selain model pembelajaran terdapat juga berbagai macam perangkat pembelajaran yang dibuat seiiirng dengan kemajuan
teknologi yaitu menggunakan media elektronik. Perangkat pembelajaran ini dirancang untuk memberikan kemudahan kepada guru
dalam menagajar dikelas dan siswa juga memperoleh pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi komputer memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara dinamis dan interaktif. Salah
satu pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah perangakat pembelajaran berbasis e-materi. Dimana,
e-materi merupakan seperangkat informasi bidang ilmu yang terstruktur untuk pembelajaran yang disajikan dalam bentuk elektronik.
Perangkat e-materi dapat disajikan dalam projektor. Dengan adanya perangkat pembelajaran e-materi siswa dapat memperoleh
pelajaran dalam bentuk informasi (textual, gambar, audio, video,simulasi maupun multikedia).
D. Metode Penelitian

Waktu Dan Tempat Penelitian


Waktu
Tahun 2012-2013

Tempat
SMAN I Biromaru

Metode Dan Desain Penelitian


Metode Penelitian
Kuasi Eksperimen

Desain Penelitian
Non equivalen pretest-posttest design

Variabel Penelitian
Variabel Bebas
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berbasis E-materi

Variabel Terikat
Kemampuan Memahami Konsep Fisika

Populasi Dan Sampel


Populasi

Seluruh siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 SMAN 1


Biromaru

Sampel
Siswa kelas X Model 1 dan X Model 2 tahun ajaran 2012/2013

SMAN 1 Ciomas

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No

Sumber
Data

Jenis Data

Tahap
persiapan

Guru Fisika
di SMAN 1
Biromaru

Tahap
pelaksanaa
n

X Model 1
dan X
Model 2
SMAN 1
Biromaru

Lokasi penelitian, populasi dan


sampel, instrumen yang
digunakan, validitas tes, dan
penentuan kelas eksperimenkontrol
Hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah penggunaan strategi
PBM berbasis e-materi

Teknik Analisis Data


a. Uji Normalitas , menggunakan program SPSS.
b. Uji Homogenitas, meggunakan SPSS
c. Uji Hipotesis, menggunakan analisis uji t

Teknik
Pengumpulan Data

Instrumen

Observasi

Dokumentasi

Pretest dan Posttest

Soal uraian

E. Hasil Penelitian / Temuan dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Skor Pretest dan Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol
(Terdapat perbedaan nilai antara kelas eksperimen yang menggunakan model PBM berbasi e-materi dan kelas kontrol)

Uji Normalitas Tes Awal

Uji Homogenitas

Uji Hipotesis

Pembahasan
Dalam penelitian ini siswa kelas X Model 1 dan X Model 2 dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan, yang terdiri dari 1 kali
pertemuan pretest, 3 kali tatap muka dan 1 kali pertemuan posttest. Meningkatnya nilai emahaman konsep kelas eksperimen pada
posttest tentunya disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen yaitu model PBM dan adanya bahan
ajar e-materi daam model ini menciptaka pembelajaran yang menyenangkan.
Dalam penelitian ini model PBM ditandai oleh siswa yang belajar dengan kelompok kecil untuk menyelidiki masalah fsika. Jika

ditinjau secara umum penggunaan model PBM ini lebih efektif dalam proses belajar mengajar karena dengan model ini siswa menjadi
lebih aktif dan lebih mudah memahami suatu konsep karena mereka menemukan dan memecahkan masalah sendiri.
F. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah :
1. Terdapat perbedaan pemahaman konsep fsika antara kelompok siswa yang diajar dengan model PBM menggunakan bahan ajar
e-materi dengan kelompok siswa yang langsung menggunkan bahan ajar e-materi tanpa model PBM

G. Saran dari Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian maka diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :
1. Bahan ajar e-materi sebaiknya disesuaikan dengan model pemebelajaran berbasis masalah
2. Sebaiknya jika ada yang ingin meneliti model pembelajarann berasis masalah lakukanlah penelitian pada materi yang bebeda
3. Penggunaan e-materi sebagai bahan ajar menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan
H. Kelemahan Jurnal
Kelemahan dari jurnal ini, yaitu :
1. Abstrak yang ada tidak mencakup dan menggambar kesuluruhan isi jurnal
2. Kesimpulan kurang menggambarkan tujuan
3. Tidak menjelaskan konsep fsika apa yang menjadi konsentrasi penelitian ini
I. Judul Pengembangan Penelitian
PERBEDAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN E-MATERI BERBASIS PBM DAN NON PBM DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SMA

Вам также может понравиться