Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I.I.
LATAR BELAKANG
Lupus eritematosus sistemik atau yang lebih dikenal dengan sebutan SLE
atau LES dengan berbagai istilah lain seperti penyakit dengan seribu wajah
merupakan salah satu penyakit reumatik autoimun yang memerlukan perhatian
khusus baik dalam mengenali tampilan klinis penyakit hingga pengelolaannya.
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun yang ditandai
dengan terjadinya kerusakan jaringan dan sel-sel oleh auto antibodi patogen dan
kompleks
imun.
Penyakit
ini
merupakan
penyakit
multisistem
yang
BAB II
STATUS PASIEN
II.1.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
Pekerjaan
Status
Agama
Suku Bangsa
Alamat
MRS
No. CM
II.2.
: SM
: Perempuan
: 24 tahun
: Karyawan
: Belum menikah
: Islam
: Jawa
: Serang, Banten
: 26 Januari 2016
: 822775
ANAMNESIS
Autoanamnesa pada hari selasa tanggal 26 Januari 2016 jam 10.00 WIB di
siku, kedua lutut dan kedua telapak kaki. Keluhan pada kulit tersebut timbul
secara mendadak, awalnya berwarna merah kemudian menjadi berwarna
kehitaman. Selain itu, sejak 2 bulan SMRS pasien juga merasa nyeri sendi pada
kedua sendi lutut dan kedua sendi siku. Selain nyeri, pasien juga merasa pada
daerah sendi tersebut menjadi bengkak sehingga pasien sulit untuk menggerakkan
tangan dan kakinya. Keluhan pegal tersebut semakin memberat dan mengganggu
aktivitas pasien. Keluhan bertambah berat saat pasien pasien bekerja dan keluhan
tersebut akan berkurang ketika pasien beristirahat. Selama 2 bulan terakhir, pasien
juga mengatakan dirinya merasa demam yang dirasakan naik turun, tetapi tidak
menyebabkan pasien menggigil. Demam yang dirasakan pasien juga hilang timbul
sehingga pasien tidak pergi ke dokter karena demamnya tersebut.
Pasien menyangkal adanya kemerahan di sekitar wajah, kemerahan di kulit
akibat paparan sinar matahari, kejang, penurunan kesadaran, sariawan di sekitar
mulut, sesak napas, bengkak pada tangan atau kaki, dan kulit berwarna kuning.
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Urin berbusa disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Kebiasaan
II.3.
WIB.
Keadaan Umum
Kesadaran
Keadaan Gizi
: 40 Kg
: 155 Cm
: 16,6 Kg/m2 (Underweight)
BB
TB
IMT
Tanda Vital
Kepala
Rambut
: Normocephal,
: Warna rambut hitam, distribusi merata, mudah
Wajah
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Thoraks
dicabut.
: Simetris, tidak ada deformitas.
: Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
: Normotia, Simetris kanan dan kiri, Sekret (-/-)
: Septum deviasi (-), sekret (-/-)
: Bibir lembab, Faring Hiperemis -, Tonsil T1-T1
: Pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cmH2O.
:
Paru
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
:
: Normochest, retraksi -/: Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
: Sonor pada kedua lapangan paru
: Suara nafas vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing
(-/-)
Jantung
- Inspeksi
- Palpasi
:
: Iktus cordis tidak tampak
: Iktus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Datar
: Dinding perut supel, Nyeri tekan (+) regio
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan
Hematologi Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Kimia Klinik
Bilirubin Total
Urinalisis
Urin Lengkap
Warna
Kejernihan
Berat Jenis
pH
Protein
Hasil (19/01/2016)
9.0 *
27 *
3.5 *
3460 *
293000
80
27
33
Nilai Rujukan
12 16 g/dL
37 47 %
4.3 6.0 juta/uL
4.800 10.800 /uL
150.000 400.000 /uL
80 96 fL
27 32 pg
32 36 g/dL
0.87
Kuning
Jernih
1.005
7.5
-/Negatif
Kuning
Jernih
1.000 1.030
5.0 8.0
-/Negatif
Glukosa
Keton
Darah
Bilirubin
Urobilinogen
Nitrit
Leukosit Esterase
Sedimen Urin
Leukosit
Eritrosis
Silinder
Epitel
Kristal
Lain-lain
ANA tes (+) 1/1000
-/Negatif
-/Negatif
-/Negatif
-/Negatif
0.1
-/Negatif
-/Negatif
-/Negatif
-/Negatif
-/Negatif
-/Negatif
0.1 1.0 mg/dL
-/Negatif
-/Negatif
1-0-1
0-0-0
-/Negatif
+/Positif
-/Negatif
-/Negatif
< 5 /LPB
< 2 /LPB
Negatif/LPK
Positif
-/Negatif
RESUME
Pasien perempuan, usia 24 tahun datang ke poliklinik penyakit dengan
2 Minggu SMRS: Mual (+) dan muntah (+) 1-2 kali/hari walaupun tidak
setiap hari, berisi cairan dengan volume gelas air mineral. Lemas (+),
semakin memberat ketika melakukan aktivitas. 2 minggu SMRS pasien
pernah dirawat di RS Bekasi karena riwayat anemia hemolitik dan sudah
DAFTAR MASALAH
1.
2.
BAB III
PENGKAJIAN
III.1. PEMBAHASAN KASUS
1.
SLE
dengan
keterlibatan
mukokutan,
muskuloskeletal
dan
hematologi, berdasarkan:
Anamnesis:
Pasien perempuan, usia 24 tahun terdapat keluhan 2 minggu SMRS pasien
pernah dirawat di RS Bekasi karena riwayat anemia hemolitik dan sudah
menerima transfusi darah. Lemas (+), semakin memberat ketika
melakukan aktivitas. Sejak 1 bulan SMRS rambut rontok dan menjadi
lebih rapuh. Sejak 2 bulan SMRS terdapat ercak-bercak pada kulit (+)
berwarna merah kehitaman pada kedua telapak tangan, kedua siku-siku,
kedua lutut dan kedua telapak kaki. Timbul secara mendadak, awalnya
berwarna merah kemudian menjadi berwarna kehitaman. Nyeri sendi (+)
pada kedua sendi lutut dan kedua sendi siku, bengkak (+) sehingga sulit
untuk menggerakkan tangan dan kakinya. Keluhan pegal semakin
memberat dan mengganggu aktivitas. Keluhan bertambah berat saat pasien
pasien bekerja dan keluhan tersebut akan berkurang ketika pasien
beristirahat. Selama 2 bulan terakhir, demam (+) naik turun, menggigil (-),
dirasakan hilang timbul.
Kemerahan di sekitar wajah (-), kemerahan di kulit akibat paparan sinar
matahari (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-), sariawan (-), sesak napas
(-), dan bengkak pada tangan atau kaki (-). BAB dan BAK (+) Tidak ada
keluhan
Pemeriksaan Fisik:
- Pada pemeriksaan kepala ditemukan rambut mudah dicabut
- Pada pemeriksaan mata CA +/+, SI -/- Pada pemeriksaan ekstremitas ditemukan lesi hiperpigmentasi dengan
skuama pada palmar dekstra dan sinistra, serta pada regio patella
-
Pemeriksaan Lab:
- Anemia normositik normokrom (HB: 9 g/dL, MCV: 80 fl, MCH: 27
-
Rujukan Ilmiah:
Lupus eritematosus sistemuk (LES) merupakan prototipe penyakit
autoimun kronik yang ditandai oleh produksi antibodi terhadap komponenkomponen inti sel yang berhubungan dengan manifestasi klinis yang luas.
Penyebab dari penyakit LES belum diketahui, tetapi diduga berhubungan
dengan gen respons imun spesifik pada kompleks histokompatibilitas
mayor klas II, yaitu HLA-DR2 dan HLA-DR3.
Manifestasi klinis penyakit ini sangat beragam tergantung organ
yang terlibat dimana dapat melibatkan banyak organ dalam tubuh manusia
dengan perjalanan klinis yang kompleks, sangat bervariasi, dapat ditandai
oleh serangan akut, periode aktif, kompleks, atau remisi dan seringkali
pada keadaan awal tidak dikenali sebagai LES. Hal ini dapat terjadi karena
manifestasi klinis penyakit LES ini seringkali tidak terjadi secara
bersamaan. Seseorang dapat saja selama beberapa tahun mengeluhkan
nyeri sendi yang berpindah-pindah tanpa adanya keluhan lain. Kemudian
diikuti oleh manifestasi klinis lainnya seperti fotosensitivitas dan
sebagainya yang pada akhirnya akan memenuhi kriteria LES.
Kecurigaan akan penyakit SLE perlu dipikirkan bila dijumpai 2
(dua) atau lebih kriteria sebagaimana tercantum di bawah ini, yaitu:
1. Wanita muda dengan keterlibatan dua organ atau lebih.
2. Gejala konstitusional: kelelahan, demam (tanpa bukti infeksi) dan
penurunan berat badan.
3. Muskuloskeletal: artritis, artralgia, miositis.
4. Kulit: ruam kupu-kupu (butterfly atau malar rash), fotosensitivitas,
lesi membrana mukosa, alopesia, fenomena Raynaud, purpura,
5.
6.
7.
8.
9.
urtikaria, vaskulitis.
Ginjal: hematuria, proteinuria, silinderuria, sindroma nefrotik.
Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen.
Paru-paru: pleurisy, hipertensi pulmonal, lesi parenkhim paru.
Jantung: perikarditis, endokarditis, miokarditis.
Retikulo-endotel: organomegali (limfadenopati, splenomegali,
hepatomegali).
10. Hematologi: anemia, leukopenia, dan trombositopenia
11. Neuropsikiatri: psikosis, kejang, sindroma otak organik, mielitis
transversus, gangguan kognitif neuropati kranial dan perifer.
10
Interpretasi:
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan, pada pasien ini ditemukan tanda-tanda
yang mengarahkan diagnosis pasien ini kepada SLE. Berdasarkan kriteria
SLICC tahun 2012, pada pasien ini ditemukan 5 kriteria klinis dan 2
kriteria imunologis, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
11
keluhan
penyakit
pada
esofagus,
mesenteric
valkulitis,
12
O:
sendi di lutut.
O: KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 120/70
mmHg, nadi: 84 x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,5 oC. Konjungtiva pucat +/+,
Sklera Ikterik -/-; Paru: auskultasi suara vesicular (+), wheezing -/-, rhonki
-/-; Jantung: BJ I-II reguler, Murmur -, Gallop -; Abdomen: Datar, supel, BU
A:
P:
Rencana Terapi:
- IVFD NaCl 0,9% 500 cc/12 Jam
- Inj. Omeprazol 1x40 mg IV
- Inj. Metilprednisolon 1x125 mg IV (hari ke-2)
- Cavit D3 3x500 mg PO
- Asam folat 1x1 mg PO
- Paracetamol 3x500 mg PO, bila perlu
- Cetirizine 1x10 mg PO, bila perlu
Follow Up (Kamis, 28 Januari 2016)
S:
Pasien merasa lemas, mengeluh mual, muntah disangkal, tangan dan kaki
masih terasa gatal tetapi sudah berkurang, nyeri sendi sudah berkurang.
KU: tampak sakit sedang, Kesadaran: compos mentis. TD: 110/70 mmHg,
P:
Rencana Terapi:
-
Pasien merasa lemas, sudah tidak merasa mual, tangan dan kaki masih terasa
P:
N, H/L TTB
Hasil Lab (28/1/2016):
Protein Urin DBN, Urin lengkap DBN, Sedimen Urin DBN
1. SLE dengan keterlibatan mukokutan, musukuloskeletal dan hematologi.
2. Sindroma Dispepsia.
Rencana Diagnostik:
-
Rencana Terapi:
-
P:
N, H/L TTB
Hasil Lab (30/1/2016):
Alb: 3.6, Ur: 24, Cr: 0.6, Ca: 8.6, Mg: 1.93, E: 142/3.5/107
1. SLE dengan keterlibatan mukokutan, musukuloskeletal dan hematologi.
2. Sindroma Dispepsia.
Rencana Diagnostik:
-
Cek DPL
Rencana Terapi:
-
IVFD Heplock
Inj. Omeprazol 1x40 mg IV, bila perlu
Metilprednisolon tab 16 mg - 8 mg 8 mg PO
Cavit D3 3x500 mg PO
Asam folat 1x1 mg PO
Paracetamol 3x500 mg PO, bila perlu
Cetirizine 1x10 mg PO, bila perlu
15
P:
N, H/L TTB
Hasil Lab (02/1/2016):
DPL: 8/25/3.2/8820/372000/
MCV/MCH/MCHC: 78/25/32
1. SLE dengan keterlibatan mukokutan, musukuloskeletal dan hematologi.
2. Sindroma Dispepsia
- IVFD Heplock
- Inj. Omeprazol 1x40 mg IV, bila perlu
- Metilprednisolon tab 16 mg - 8 mg 8 mg PO
- Cavit D3 3x500 mg PO
- Asam folat 1x1 mg PO
- Paracetamol 3x500 mg PO, bila perlu
- Cetirizine 1x10 mg PO, bila perlu
- Transfusi PRC 250 cc, target HB 10
P:
N, H/L TTB.
1. SLE dengan keterlibatan mukokutan, musukuloskeletal dan hematologi.
2. Sindroma Dispepsia.
- IVFD Heplock
16
P:
Metilprednisolon tab 8 mg 8 mg 4 mg PO
Cavit D3 3x500 mg PO
Asam folat 1x1 mg PO
Paracetamol 3x500 mg PO, bila perlu
Omeprazole 1x20 mg PO, bila perlu
III.3. PROGNOSA
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
17
Quo ad Sanationam
: dubia ad malam
BAB IV
PENUTUP
Pasien perempuan, usia 24 tahun datang ke poliklinik penyakit dengan
rujukan anemia hemolitik. Sejak 2 minggu SMRS pasien mengeluh mual dan
muntah 1-2 kali/hari walaupun tidak setiap hari, berisi cairan dengan volume
gelas air mineral. Merasa lemas yang dirasakan semakin memberat ketika
melakukan aktivitas. 2 minggu SMRS pasien pernah dirawat di RS Bekasi karena
riwayat anemia hemolitik dan sudah menerima transfusi darah. Sejak 1 bulan
SMRS pasien mengeluh rambut rontok dan menjadi lebih rapuh. Sejak 2 bulan
SMRS timbul bercak-bercak pada kulit berwarna merah kehitaman pada kedua
telapak tangan, kedua siku-siku, kedua lutut dan kedua telapak kaki. Timbul
secara mendadak, awalnya berwarna merah kemudian menjadi berwarna
kehitaman. Juga merasa nyeri sendi pada kedua sendi lutut dan kedua sendi siku,
bengkak sehingga sulit untuk menggerakkan tangan dan kakinya. Keluhan pegal
semakin memberat dan mengganggu aktivitas. Keluhan bertambah berat saat
pasien pasien bekerja dan keluhan tersebut akan berkurang ketika pasien
beristirahat. Selama 2 bulan terakhir, demam naik turun, tidak menggigil, hilang
timbul sehingga pasien tidak pergi ke dokter karena demamnya tersebut.
Pasien menyangkal adanya kemerahan di sekitar wajah, kemerahan di kulit
akibat paparan sinar matahari, kejang, penurunan kesadaran, sariawan, sesak
18
napas, bengkak pada tangan atau kaki, dan kulit berwarna kuning. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
Pada hasil pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien tampak
sakit sedang, kesadaran compos mentis, keadaan gizi pasien underweight dengan
IMT 16,6 Kg/m2. Tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 98 x/menit, suhu : 37,5oC
dan laju pernapasan : 18 x/menit. Pada pemeriksaan kepala ditemukan rambut
mudah dicabut, pada pemeriksaan mata ditemukan konjungtiva anemis tetapi
tidak ada sklera ikterik. Pada pemeriksaan THT, mulut, leher, thoraks, paru dan
jantung dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan
pada regio epigastrium, tidak ditemukan adanya hepatospleenomegali. Pada
pemeriksaan ekstremitas ditemukan lesi hiperpigmentasi dengan skuama pada
palmar dekstra dan sinistra, serta pada regio patella anterior dekstra dan sinistra.
Pada hasil pemeriksaan hematologi rutin ditemukan penurunan Hb, Ht,
RBC, dan leukosit, sedangkan trombosit, MCV, MCH dan MCHC dalam batas
normal, sehingga pada pemeriksaan hematologi memberikan kesan anemia
normositik normokrom dan leukopenia. Pada hasil pemeriksaan kimia klinik dan
urinalisis dalam batas normal. Pada hasil lab ditemukan ANA tes dan anti DsDNA
(+).
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
telah dilakukan, diagnosis pada pasien ini adalah SLE dengan keterlibatan
mukokutan, muskuloskeletal dan hematologi, serta sindroma dispepsia. Terapi
pada pasien ini adalah IVFD NaCl 0,9% 500 cc/12 jam, inj. Metilprednisolon
1x125 mg IV, Cavit D3 3x500 mg PO, aracetamol 3x500 mg PO, Asam folat 1x1
mg PO, dan Inj. Omeprazol 1x40 mg IV. Pasien memerlukan pengetahuan akan
masalah aktivitas fisik, mengurangi atau mencegah kekambuhan antara lain
melindungi kulit dari paparan sinar matahari (ultra violet) dengan memakai tabir
surya, payung atau topi karena pada umumnya pasien SLE mengalami
fotosensitivitas, melakukan latihan secara teratur. Pasien harus memperhatikan
bila mengalami infeksi. Perlu pengaturan diet agar tidak kelebihan berat badan,
osteoporosis atau terjadi dislipidemia
19