Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A.
Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesiaa nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional,
berkewajiban menetapkan berbagai peraturan tentang standar penyelenggaraan pendidikan
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Standar Nasional yang
dimaksud meliputi: 1) standar isi. 2) standar kompetensi lulusan, 3) standar proses, 4) standar
pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana,6) standar pengelola,7 )
standar pembiayaan, 8) standar penilaian pendidikan.
Berdasarkan
Undang-Undang
tentang
Pendidikan
tersebut,
maka
kita
harus
meningkatkan dan memperbaiki mutu pendidikan dengan cara meningkatkan kinerja guru
agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Maka di sini kami akan
membahas tentang pegelolan pembelajaran berdasarkan model-model pembelajaran
B.
1.
3.
C.
1.
3.
Rumusan Masalah
Apa pengertian pengelolaan pembelajaran?
Apa saja model-model pembelajaran
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian pengelolaan pembelajaran.
Untuk mengetahui beberapa model-model dalam pembelajaran.
BAB II
A. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan itu berakar dari kata kelola dan istilah lainnya yaitu manajemen yang
artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan. Maka disimpulkan pengelolaan itu adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan Atau proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
tujuan
Banyak didefenisikan oleh para ahli tenatang pengelolaan. Terry , mengartikan
pengelolaan sebagai usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui
usaha orang lain. Jhon D. Millet, pengelolaan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai
tujuan. Andrew F. Siulus, pengelolaan pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasion,
komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan
untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi sehingga akan
dihasilkan suatu produk atau jasa secara efesien. Sedangkan Stoner sebagaimana dikutip oleh
T. Hani Handoko, adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya manusia dan
daya organisasi lainya, agar mencapai organisasi yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah
serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan
mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi. Agar bisa tercapai hasil
yang optimal, maka segala sesuat perlu pengelolaan.
Pengelolaan atau disebut juga dengan manajemen adalah pengadministrasi,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan yang akan dilakukan. Pengelolaan pembelajaran
merupakan suatu proses penyelengaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dunkin dan Biddle, proses pembelajaran
berada dalam empat variable interaksi, yaitu;
1. Variable pertanda (presage variables) berupa pendidik
2. Variable konteks (contex variables) berupa peserta didik
3. Variable proses (process variables)
4. Variable produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, maka keempat variabel pembelajaran
tersebut harus dikelola dengan baik. Adapun pengelolaan variabel dalam pembelajaran
diantaranya;
a.
Pengelolaan siswa
Siswa dalam Kedudukan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan produsen
artinya siswa sendirilah yang mencari tahu pengetahuan yang dipelajarinya. Siswa dalam
suatu kelas biasanya mermiliki kemampuan yang beragam, karenanya guru perlu mengatur
kapan siswa bekerja perorangan, berpasangan, berkelompok, siswa dikelompokkan
berdasarkan kemampuan sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu yang kurang, dan kapan
siswa dikelompokkan secara campuran sebagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya.
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi dimensional. Dikatakan
universal karena belajar bisa dilakukan siapapun, kapanpun, dimanapun. Karena itu bisa saja
siswa merasa tidak butuh dengan proses pembelajaran yang terjadi dalam ruangan terkontrol
atau lingkungan terkendali. Waktu belajar bisa saja waktu yang bukan dikehendaki siswa.
Dan untuk itulah guru dapat merekayasa segala sesuatunya. Guru dapat mengatur siswa
berdasarkan situasi yang ada ketika prosses belajar mengajar berlangsung.
b. Pengelolaan Guru
Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan
sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru harus dapat menempatkan
diri dan menciptakan suasana yang kondusif, karena fungsi guru disekolah sebagai bapak
kedua yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.
c. Pengelolaan Pembelajaran
Pengembangan pembelajaran pendidikan agama islam memerlukan model-model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan isi dan hasil yang diharapkan.
d. Pengelolaan Lingkungan Kelas
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang
dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal
tersebut, sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan yaitu; ruang belajar,
pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, pemanasan sebelum masuk ke
materi yang akan dipelajari (pembentukan kompetensi), dan bina suasana dalam
pembelajaran.
Setiap organisasi yang ingin sukses, apakah itu organisasi kemasyrakatan, pendidikan,
kelompok sementara, dan keluarga. Harus tau dan menyadari betul apa sebenarnya yang akan
dicapai melalui pembentukan organisasi
Tujuan merupaka komponen utama yang lebih dahulu dirumuskan guru dalam proses
belajar-mengajar, peranan tujuan sangat penting sebab menentukan arah proses belajarmengajar. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan
bahan pelajaran, penetapan metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta memberi
petunjuk terhadap penilaian, untuk dapat memahami persoalan tujuan akan dijelaskan hal
yang berkenaan dengan tingkat dan klasifikasi tujuan dan cara merumuskan terutama tujuan
instruksional/tujuan pengajaran.
1. Tujuan umum pendidikan, yakni pembentukan manusia pancasila yang ditetapkan oleh
pemerintah biasanya melalui undang-undang
2. Tujuan institusional, yakni tujuan lembaga pendidikan berupa niat dan harapan siswa.
3. Tujuan kurikuler, yakni tujuan bidang studi/mata pelajaran program-program pendidikan
sesuai kurikulum lembaga pendidikan
4. Tujuan instruksional, yakni tujuan proses belajar dan mengajar yaitu tujuan yang hendak
dicapai dalam kegiatan pendidikan sehari-hari
desain
pembelajaran
pada
dasarnya
merupakan
pengelolaan
dan
Sistem Instruksional) , Model Jerold E. Kemp, Gerlach , Ely, Glasser,Bella Banathy, Rogers
dan model-model pembelajaran lainnya. Adapun model-model pembelajaran yang akan di
kaji pada pembahasan kali ini adalah sebagai berikut:
a) Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Konsep dari PPSI inilah adalah bahwa sistem instruksional yang menggunakan
pendekatan sistem, yaitu satu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas jumlah komponen
yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang di inginkan.
Sedangkan fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program
pengajaran secara sistemik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik
dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
PPSI digunakan sebagai pendekatan penyampaian pada kurikulum 1975 pada tingkat
SD, SMP, dan SMA, dan kurikulum 1976 untuk sekolah kejuruan. PPSI menggunakan
pendekatan sistem yang mengutamakan adanya tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan
bahwa PPSI merujuk pada pengertian sebagai suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang
terorganisir. Yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang di inginkan. Sebagai suatu sistem, pembelajaran
mengandung sejumlah komponen, seperti tujuan, materi, metode, alat dan evaluasi yang
kesemuanya berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. PPSI merupakan model pembelajaran yan menerapkan suatu sistem untuk
mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Langkah langkah pokok dari pengembangan model PPSI yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
diperlihatkan
keseluruhan
proses
belajar
mengajar
yang
baik,
sekalipun
tidak
d) Model Banathy
Model desain sistem pembelajar dari Banathy ini memandang bahwa penyusunan
sistem instruksional dilakukan melalui tahapan tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam
mendesain suatu program pembelajaran yakni :
1) Menganalisis dan merumuskan tujuan.
2) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3) Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar.
4) Merancang sistem.
5) Mengimplementasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem.
6) Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan
menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa
Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto
Yoshida. Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guruguru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi
lebih efektif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a.
b.
c.
d.
2. Salah satu
perencanaan
Praktek mengajar.
Observasi.
Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat
rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas
sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil
mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama
mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap
ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah
perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan
seterusnya kembali ke (2).
Adapun
-
kelebihan
metode
lesson
study
sebagai
berikut:
Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan
melalui menemukan, memperkuat, serta menghubungkan. Sebagai contoh, kelas fisika yang
mempelajari tentang konduktivitas termal dapat mengukur bagaimana kualitas dan jumlah
bahan bangunan mempengaruhi jumlah energi yang dibutuhkan untuk menjaga gedung saat
terkena panas atau terkena dingin. Atau kelas biologi atau kelas kimia bisa belajar konsep
dasar ilmu alam dengan mempelajari penyebaran AIDS atau cara-cara petani bercocok tanam
dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Dengan menerapkan CTL tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip ilmiah
modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu:
1) Prinsip Kesaling bergantungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajarkan bahwa segala
sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip
kesaling-bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka
dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan
lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama,
saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan,
merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Prinsipnya adalah menyatukan
pengalaman-pengalaman dari masing-masing individu untuk mencapai standar akademik
yang tinggi.
2)
Prinsip diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk
menghasilkan keragaman, perbedaan dan keunikan. Dalam CTL prinsip diferensiasi
membebaskan para siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, memunculkan cara belajar
masing-masing individu, berkembang dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa
diajak untuk selalu kreatif, berpikir kritis guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
3)
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan
disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh
potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri,
menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi,
menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar
siswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat
pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan keterbatasan
kemampuan.
Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:
Kelebihan
1.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat
menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini
sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan
tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan
mudah dilupakan.
2.
siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang
siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.
Kelemahan
1.
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi
berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.
Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang
akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.
Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa
kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan
tahap perkembangannya.
2.
sendiri ideide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan
strategistrategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran
sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
Pengertian
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronsons. Model
pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut kepada kelompoknya.Pada model pembelajaran jigsaw ini keaktifan siswa (student
2. Rencana Kegiatan
2.1. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan
anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
2.2. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub
topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
2.3. Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang
didiskusikannya.
2.4. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.
2.5. Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau
menghargai prestasi kelompok.
3. Sistem Evaluasi
C.
KELEBIHAN
D.
KELEMAHAN
3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus
pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang
4.