Вы находитесь на странице: 1из 3

Mata Kuliah : Kimia Analitik 3

Kelompok 3 : Erni Tuherni


Ela Hayati
Deniar Rahayu
Azrina Noeralifa
Izmi Izzatush Sholilah
Yulianti Dwi Apriliani
KROMATOGRAFI KERTAS
Kromatografi merupakan metode analisis campuran atau larutan senyawa kimia dengan
absorpsi memilih pada zat penyerap, zat cair dibiarkan mengalir melalui kolom zat penyerap,
misalnya kapur, alumina dan semacamnya sehingga penyusunnya terpisah menurut bobot
molekulnya, mula-mula memang fraksi-fraksi dicirikan oleh warna-warnanya.
Kromatografi

kertas

termasuk

dalam

kelompok

kromatografi

planar, dimana

pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang datar)
yaitu benuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau
cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir
melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama.
Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.
Kromatografi kertas merupakan analisis kromatografi dengan kertas sebagai penyerap
selektif dapat sebagai sobekan kertas yang bergantung dalam larutan contoh atau sebagai
lingkaran yang pada pusatnya ditempatkan larutan yang akan dianalisis. Berdasarkan uraian di
atas, maka pembahasan berikut akan membahas tentang cara pemisahan dan menentukan pigmen
warna dengan metode kromatografi kertas.
Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan
kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan
menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar, 2008, hal: 137).
Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak
dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul

campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik,
kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan
solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang
dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh
daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir
sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil,
solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan
yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna,
tentu saja noda-nodanya dapat terlihat. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap
secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam
kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang
diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya
disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik (Kromatografi Kertas, 2010).
Teknik kromatografi kertas yaitu proses pengeluaran asam mineral dari kertas disebut
desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2 3 cm
dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan,
diletakkan diruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai.
Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Descending adalah salah satu teknik di
mana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas akibat gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut
bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun
ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler.
Kondisi-kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel.
Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5 oC. Kertas harus
didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai
kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang
parallel, Rfnya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02 (Khopkar, 2008, hal: 163).

Suatu atomiser umumnya digunakan sebagai reagent penyemprot bila batas permukaan
pelarut dan zat terlarut dalam kertas ingin dibuat dapat dilihat. Atomiser yang halus lebih disukai.
Gas-gas juga dapat digunakan sebagai penanda bercak, untuk karbohidrat notasi Rg digunakan
untuk menggantikan Rf. Setelah penandaan bercak batas permukaan, selanjutnya dapat dilakukan
analisis kolorimetri atau spektroskopi reflektansi bila sampel berupa logam. Materi yang terdapat
di dalam kertas dapat ditentukan secara langsung dengan pelarutan. Kromatografi kertas selain
untuk pemisahan dan analisis kuantitatif, juga sangat bermanfaat untuk identifikasi. Hal ini dapat
dilakukan misalkan dengan membuat grafik antara Rm terhadap jumlah kation dalam suatu
deret homolog, maka memungkinkan untuk mengidentifikasi suatu anggota deret homolog
(Khopkar, 2008, hal: 163).
Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk
mengalirnya fase gerak. Berbagai macam kertas yang secara komersial tersedia adalah whatman
1, 2, 31 dan 3 MM, kertas asam asetil, kertas kieselgurh, kertas silikon dan kertas penukar ion
juga digunakan. Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas
serat kaca. Zat-zat hidrofobik dapat dipisahkan pada kedua jenis kertas terakhir ini. Kertas asam
asetil atau kertas silikon dapat digunakan untuk zat-zat hidrofobik, sedangkan untuk reagent
yang korosif, kertas serat kaca dapat digunakan. Untuk memilih kertas, yang menjadi
pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek
tailing dan pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending
(Khopkar, 2008, hal: 161 162).

Вам также может понравиться