Вы находитесь на странице: 1из 12

DAFTAR ISI:

1..... IAIN Padangsidimpuan Gelar Raker


Tahun 2016
2..... Profil Rektor IAIN
Padangsidimpuan
3..... Fakultas Dakwah Adakan
Yaumuttullab untuk meningkatkan Character Building Mahasiswa
5..... Bahasa tutur sebagai bahasa pemberdayaan di Tapanuli Selatan
7..... Membangun Masyarakat Islam
Melalui Masjid
9.....Dormitory..?? No Problem...
DEWAN REDAKSI:
Penanggungjawab:
Fauziah Nasution, M.Ag
Redaktur:
Nurman Hasibuan, S.Ag., M.A
Penyunting:
Arifin Hidayat, S.Sos.I., M.Pd.I
Desain Grafik:
Mihammad Syukri Pulungan
Fotografer:
Nurfitriani Marito Siregar
Sekretariat:
Wahyudin, S.E
Darwin Harahap, S.Sos.I., M.Pd.I
Ridno Gunawan Harahap, S.Sos.I

IAIN PADANGSIDIMPUAN GELAR RAKER TAHUN 2017


DI HOTEL NUANSA MANINJAU SUMATERA BARAT

Sedikitnya 60 orang unsur Pimpinan dan Pejabat Eselon
II, II dan IV yang berada di lingkungan IAIN Padangsidimpuan
melakukan Rapat Kerja Tahun 2017 di Hotel Nuansa Maninjau Sumatera Barat mulai tanggal 25 sampai 28 April 2016.
Rektor
IAIN
Padangsidimpuan
Dr.
Ibrahim
Siregar, MCL dalam sambutannya pada acara pembukaan menjelaskan bahwa tujuan diadakannya Raker adalah untuk membahas rencana yang akan dilakukan oleh lembaga IAIN di tahun 2017 yang akan datang.

Pada kesempatan tersebut hadir Dirjen Pendis Agama Islam RI Prof. Dr. Kamaruddin Amin. Dalam sambutannya menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia.

Perguruan Tinggi Agama Islam (red-IAIN) hari ini
harus bisa mensejajarkan diri dengan Perguruan Tinggi Internasional, dari seluruh aspek, seperti kurikulum misalnya,
kurikulum mata kuliah Tafsir di IAIN harus sama dengan kurikulum mata kuliah Tafsir yang dipakai di Perguruan Tinggi
di Mekkah dan Jerman. Disamping itu, melihat tantangan
hari ini, perguruan tinggi agama Islam dituntut untuk mampu mengembangkan kewirausahaan mahasiswa sehingga
setelah lulus dari perguruan tinggi tersebut mahasiswa dapat
berpartisipasi di tengah-tengah masyarakat. Dan yang paling
penting adalah perguruan tinggi agama islam harus menjadikan program bahasa (red- Bahasa Arab dan Inggris) seb-

agai program utama, rinci Kamaruddin Amin.



Dalam kesempatan tersebut, Kamaruddin
juga menyampaikan bahwa untuk civitas akademika (red- Dosen) di seluruh perguruan tinggi
agama islam yang ada di Indonesia, saat ini sudah
terbuka peluang untuk mendapatkan Beasiswa
S-2 dan S-3 ke Luar Negeri dari pemerintah untuk kalangan Dosen, salah satu syaratnya mampu
dan menguasai bahasa (red- Arab dan Inggris).

Pada acara penutupan raker tersebut, Rek-

tor IAIN Padangsidimpuan Dr. Ibrahim Siregar, MCL


memberikan arahan terkait dengan peningkatan
kualitas civitas akademika IAIN Padangsidimpuan.

Diharapkan kepada seluruh civitas akademika agar selalu fokus meningkatkan kemampuan sesuai dengan keahlian yang dimiliki, dan
senantiasa menjaga keseimbangan antara fungsinya sebagai pegawai dan sebagai anggota sosial di tengah-tengah masyarakat kata Ibrahim.

Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL (Rektor IAIN Padangsidimpuan) Pada Acara WIsuda IAIN Padangsidimpuan

Wawancara Khusus dengan Rektor


IAIN Padangsidimpuan, Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan adalah satu-satunya Tinggi Negeri di wilayah pantai
barat Sumatera Utara. Secara historis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan memiliki Perguruan akar sejarah dengan Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU) Padangsidimpuan.

Sejarah mencatat, Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Padangsidimpuan adalah satu-satunya Tinggi
Negeri di wilayah pantai barat Sumatera Utara. Secara
historis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan memiliki Perguruan akar sejarah dengan
Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU) Padangsidimpuan. Pada awalnya UNUSU merupakan perkembangan lanjutan dari
Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PERTINU) yang

didirikan pada tahun 1962. Yang pada saat itu hanya


memiliki satu Fakultas Syariah. Setahun kemudian
yaitu 1963 baru Fakultas Tarbiyah secara resmi dibuka dan menerima mahasiswa pertama sejumlah 11
orang. Pada tahun 1965 PERTINU menambah satu
lagi fakultasnya, yakni Fakultas Ushuluddin. Setelah
adanya tiga fakultas dan didorong keinginan hendak
membuka fakultas-fakultas umum seperti Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian, maka timbullah ide untuk

memperluas PERTINU menjadi Universitas Nahdlatul


Ulama Sumatera Utara (UNUSU). Pada saat itulah
terjadi perubahan Yayasan PERTINU menjadi Yayasan
UNUSU dan menetapkan Syekh Ali Hasan Ahmad
sebagai Rektor.

Rektor IAIN Padangsidimpuan, Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL menuturkan bahwa dengan melihat
pesatnya perkembangan IAIN di daerah-daerah lain,
maka pada tahun 1967 Yayasan UNUSU mengajukan
permohonan kepada Menteri Agama RI, agar Fakultas
Tarbiyah UNUSU dapat dirubah statusnya menjadi
negeri, dalam hal ini menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN
Imam Bonjol Padang. Selanjutnya Yayasan UNUSU
mengajukan bentuk panitia perubahan status tersebut
yang kemudian dikukuhkan dengan Surat Keputusan
Menteri Agama Nomor 123 Tahun 1967 tanggal 5
Oktober 1967. Susunan panitia tersebut adalah Ketua
Umum: Marahamat Siregar, Ketua I: Syekh Djafar A.
Wahab MA, Ketua II: H.M. Yusuf Tk. Imom Hasibuan,
Sekretaris I: A. Siregar Gelar Sutan Mula Sontang,
Sekretaris II: Kalasun Nasution dan Bendahara: Hariro
Siregar.

Pria kelahiran Kota Pinang 4 Juli 1968 ini lebih lanjut menceritakan, sebagai kelanjutan dari usaha
perubahan status tersebut pada hari Sabtu tanggal
1 Juni 1968, Menteri Agama RI K.H. Moch. Dahlan
dengan Surat Keputusannya Nomor 110 Tahun 1968
Fakultas Tarbiyah UNUSU menengerikan Fakultas
Tarbiyah UNUSU Padangsidimpuan menjadi Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (lAIN) Cabang
Imam Bonjol Padang Sumatera Barat dengan mengambil tempat di Gedung Nasional Padangsidimpuan.
Syekh Ali Hasan Ahmad ditunjuk oleh Menteri Agama
untuk menduduki jabatan Dekan Fakultas Tarbiyah
tersebut.

Setelah 5 tahun berlalu, sejalan dengan
didirikannya lAIN Sumatera Utara Medan pada tahun
1973 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama
RI Nomor 97 Tahun 1973 tanggal 1 Nopember
1973 tentang peresmian IAIN Sumatera Utara, maka
Fakultas Tarbiyah IAIN Cabang Imam Bonjol Padang,
Sumatera Barat menjadi Fakultas Tarbiyah lAIN
Sumatera Utara di Padangsidimpuan, kata doktor
yang mendapatkan gelar sarjana S-1 nya dari Fakultas
Syariah IAIN Medan (red- sekarang UIN-SU) ini.

Dalam perjalanan sejarahnya Fakultas Tarbiyah
ini lama tidak memiliki gedung sendiri sehingga perkuliahan dilakukan dengan cara pinjam pakai di gedung
SMP Negeri 2 Padangsidimpuan. Sedangkan kegiatan
administrasi perkantoran dilaksanakan di rumah
Bapak Syekh Ali Hasan Ahmad. Hal ini berlangsung
sampai tahun 1972. Pada tahun 1973 Fakultas Tarbiyah ini mendapat bantuan tanah seluas 700 m dari
Pemda Tk. II Tapanuli Selatan dan bangunan gedung
kuliah berlantai satu seluas 168 m yang terdiri dari
tiga ruang kelas masing-masing berukuran 7 x 8 m
dengan keadaan semi permanen di Jalan Ade Irma
Suryani Nasution No. 4-A Padangsidimpuan. Dengan

Rektor IAIN Padangsidimpuan dan Istri (Sri Artati Nasution).

keberadaan gedung tersebut, maka aktivitas perkuliahan dipindahkan ke gedung tersebut sampai pada
tahun 1977 dan aktivitas administrasi perkantoran
masih tetap di rumah Bapak Syekh Ali Hasan Ahmad, lanjut ayah yang memiliki empat orang anak
ini.

Pada tahun 1978 Fakultas Tarbiyah IAIN
Sumatera Utara Cabang Padangsidimpuan mendapat
bantuan dana dari Pemerintah Daerah Tk. I Sumatera
Utara sebesar Rp. 17. 500,000- (tujuh belas juta lima
ratus ribu rupiah) untuk pembangunan gedung perkuliahan dan ruangan kantor. Bantuan lain adalah tanah
seluas 266 m dari Pemda Tk. II Tapanuli Selatan.
Dengan adanya gedung baru tersebut, maka aktifitas
administrasi pun akhirnya dilaksanakan di gedung
tersebut, kata doktor yang mendapatkan gelar sarjana
S-2 nya dari International Islamic University Malaysia
ini.

Pada tahun 1984 Pemda Tk. II Tapanuli
Selatan kembali memberi bantuan tanah bekas lapangan terbang zaman Belanda seluas 3, 2 ha di Desa
Sihitang yang sampai sekarang menjadi kampus IAIN

Padangsidimpuan. Setelah secara resmi tanah tersebut


diserahkan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera
Utara Cabang Padangsidimpuan, barulah pembangunan gedung yang terdiri dari enam kelas dibangun
lengkap dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Gedung ini mulai digunakan pada semester genap
tahun akademik 1984 1985. Namun demikian,
sebagian mahasiswa masih melakukan perkuliahan di
gedung yang berada di jalan Ade Irma Suryani Nasution Padangsidimpuan. Barulah pada tahun akademik
berikutnya yakni 1985 1986 semua kegiatan administrasi perkantoran dan perpustakaan dipindahkan
ke kampus Sihitang. Mengingat ruangan yang tersedia hanya enam, terpaksa satu ruangan untuk kantor,
satu ruangan untuk perpustakaan dan ruang sidang
munaqasyah, dan empat ruangan untuk perkuliahan
ditambah dengan ruangan yang berada di kampus
jalan Ade Irma Suryani Nasution, tutur doktor jebolan
IAIN Medan (red- sekarang UIN-SU) ini.

Selama lebih kurang 24 tahun berjalan,
kemudian Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara
Cabang Padangsidimpuan berubah lagi menjadi STAIN
Padangsidimpuan berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1997 tanggal
21 Maret 1997 dan Keputusan Menteri Agama RI
Nomor 300 tahun 1997 dan No. 504 tahun 2003,
tentang Pendirian STAIN dikeluarkan, maka Fakultas
Tarbiyah lAIN Sumatera Utara di Padangsidimpuan
diubah statusnya menjadi STAIN Padangsidimpuan
yang otonom dan berhak mengasuh beberapa jurusan
sebagaimana layaknya IAIN di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2012 STAIN Padangsidimpuan
mengukir sejarah untuk alih status STAIN Padangsidimpuan menjadi IAIN Padangsidimpuan, tim
solid dan bertekad untuk mewujudkan cita-cita itu,
maka akhirnya membuahkan hasil yang gemilang.
Maka turunlah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2013 tentang Perubahan
Status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Padangsidimpuan Menjadi Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan,Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 93 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan dan selanjutnya Keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor B.II/3/9978 tentang Penetapan Rektor Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan pada tangggal 6 Januari 2014
STAIN Padangsidimpuan beralih secara resmi menjadi
IAIN Padangsidimpuan, yang diresmikan oleh Menteri
Agama RI Surya Dharma Ali, tambah orang nomor
satu di IAIN Padangsidimpuan ini.

Sejak alih Status dari STAIN Padangsidimpuan
menjadi IAIN Padangsidimpuan, IAIN Padangsidimpuan terus berbenah diri dan senantiasa melakukan
inovasi dan gebrakan-gebrakan baru dalam rangka
pengembangan untuk mencapai Visi dan Misi IAIN
Padangsidimpuan. Menjadi institusi pendidikan Islam
yang integratif dan berbasis riset untuk menghasilkan

lulusan yang berwawasan keilmuan, keindonesiaan


dan kearifan lokal yang inter-konektif merupakan visi
IAIN Padangsidimpuan.

Di sela-sela kesibukannya, orang nomor satu
di IAIN Padangsidimpuan ini menyempatkan diri untuk
berbincang-bincang dengan Tim Buletin al-Akhbar
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, berikut ini
petikan wawancaranya.

Bagaimana program yang Bapak lakukan dalam
rangka Pengembangan IAIN ke depan?

Saat ini, kita melakukan pembenahan di
semua lini, dalam rangka pengembangan IAIN ke
depan, apalagi di tahun 2025 kita memiliki target
menjadi UIN, tentu itu tidak mudah, artinya kita harus
siap untuk itu, dan program yang sedang kita jalankan, misalnya dalam hal pelayanan akademik kepada
mahasiswa, saat ini kita sudah bekerjasama dengan
berbagai stakeholders yang mendukung untuk itu,
juga kita sudah menerapkan teknologi internet, yaitu
dengan membuka program Sistem Anjungan Akademik
(Siakad), dimana mahasiswa tidak perlu lagi melakukan pembayaran uang kuliah, daftar ulang, KRS-an
dan sebagainya secara manual, tetapi sudah on-line.
Kita mengharapkan mahasiswa kita menjadi Ummatun Digitaliyyun (umat yang akran dengan Teknologi),
jangan sampai tertinggal, khususnya dalam bidang
teknologi.

Disamping itu, dalam rangka memenuhi sarana dan prasarana yang baik, kita sudah membangun
beberapa gedung, termasuk kantor dan ruang perkuliahan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, kantor dan
ruang perkuliahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
dan kantor serta ruang perkuliahan Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, dalam waktu dekat kita sudah
merancang pembangunan kantor serta ruang perkuliahan untuk Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
serta renovasi letak dan bangunan Masjid Ulul Ilmi
IAIN Padangsidimpuan.

Dalam rangka peningkatan dan penguatan keilmuan civitas akademik (Red- Dosen) kita memfasilitasi dosen-dosen yang ada di lingkungan IAIN ini untuk
melanjutkan pendidikannya (program Doktor) melalui
program pemerintah 5000 doktor. Dan disamping itu,
kita juga sudah melakukan kerjasama dengan berbagai
perguruan tinggi luar negeri, diantaranya dengan Suez
Canal University, Egypt, Mesir, Islamic Council of Fatthani Province, Tahiland, juga dengan University of the
Holy Quran and Islamic Sciences Sudan.

Dalam bidang pendidikan, mahasiswa kita
untuk semester I dan II kita wajibkan ber- asrama,
Mahad Jamiah, di mahad ini seluruh mahasiswa kita
berikan kurikulum mata kuliah bahasa, Arab dan Inggris, dan dalam hal ini kita bekerjasama dengan dua
pondok pesantren, yaitu pondok pesantren al-Anshor
yang ada di Manunggang Julu dan pondok pesantren
Baharuddin. Dengan adanya Mahad ini maka mahasiswa yang sudah selesai dari mahad ini diharapkan

sudah mampu menggunakan bahasa Arab dan Inggris sebagai modal untuk memperdalam keilmuannya
pada semester berikutnya, disamping itu, diharapkan
dengan mengikuti program mahad ini, mahasiswa
kita tidak hilang jati dirinya sebagai seorang muslim,
banyak kita lihat fenomena saat ini, generasi muda
terbawa arus zaman dan teknologi, sehingga mereka
tidak sanggup mengendalikan diri yang pada akhirnya
terjerumus dalam hal-hal yang negatif.
Bagaimana Bapak melihat prospek Mahad Jamiah
yang diselenggarakan IAIN saat ini?

Sampai hari ini, Mahad Jamiah IAIN terus
mengembangkan programnya dan sudah terlihat
hasilnya, walaupun pada awalnya banyak mahasiswa
yang merasa berat, (karena selama mereka di SLTA,
khususnya alumni SMK atau SMA, mereka bebas
dan tidak memiliki agenda-agenda harian yang jelas),
namun setelah mereka mendapatkan dan merasakan
program-program yang ada di mahad, mereka merasa
betah dan sudah mampu menyesuaikan diri, dan dari
pantauan saya sampai saat ini, mahad yang ada hari
sudah berjalan sesuai dengan yang kita harapkan,
dan tentunya kita juga harus membenahi kekurangankekurangan yang ada, dan untuk itu, baru-baru ini
kita sudah mengirim tiga dosen bahasa untuk melakukan studi banding ke Jawa Barat, tentunya seluruh
kemampuan dan tenaga kita harus curahkan untuk
menjadikan mahad jamiah ini sebagai jembatan untuk menjadikan mahasiswa kita memiliki kualitas dan
alumni yang dapat bersaing baik di kancah nasional,
kalau perlu international. Prospek mahad jamiah
sangat cemerlang dengan syarat mampu mempertahankan program-program yang sudah dirumuskan.
Bagaimana Peluang IAIN ke depan?

IAIN Padangsidimpuan memiliki peluang
yang cukup besar, kita adalah satu-satunya lembaga
perguruan tinggi islam negeri di wilayah Tapanuli
Bagian Selatan. Secara geografis, IAIN Padangsidimpuan memiliki nilai jual yang tinggi, apalagi jika telah
terjadi pemekaran wilayah kabupaten, jika itu telah
terlaksana, itu artinya IAIN Padangsidimpuan berada
di provinsi Sumetara Bagian Tenggara, dan tentunya
ini memiliki pengaruh yang besar terhadap eksistensi
lembaga kita ini.

Di samping itu, kita sudah lakukan pengembangan dan peningkatan keilmuan, misalkan untuk
tenaga dosen, kita sudah memiliki dosen yang pendidikannya strata S 2 dan S 3, yang pendidikannya S 2
dan sekarang sedang dalam masa penyelesaian studi
program doktor sudah ada lebih kurang 10 orang dari
keilmuan yang berbeda-beda, yang sudah menyelesaikan program doktornya lebih kurang 20 orang.

Disisi lain, dari jumlah mahasiswa baru yang
mendaftar ke lembaga kita ini, dari tahun ke tahun
terjadi peningkatan yang signifikan, itu artinya masyarakat kita memiliki minat yang besar untuk meng-

kuliahkan anak-anak mereka ke lembaga kita, dan di


sisi lain, kita melihat kebutuhan masyarakat terhadap
alumni kita.

Dari sisi pengembangan sarana dan prasarana fisik, kita sudah memiliki lokasi yang luas untuk
pengembangan gedung, dan itu sudah kita targetkan
dan akan terus melakukan penambahan gedung sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Apa saja tantangan yang dihadapi IAIN ke depan?

Dalam hal ini, setiap kemajuan pasti memiliki
tantangan, paling tidak ada dua tantangan yang pasti
kita hadapi, pertama, tantangan internal dan kedua,
tantangan eksternal.

Internal diantaranya sebahagian mahasiswa
kita yang saat ini cenderung masih hidup dengan gaya
hedonistik, materialistik dan prakmatis. Dan bagi
civitas akademika tentunya tantangannya adalah keprofesionalitas-an dan kompetensi yang harus senantiasa ditingkatkan sesuai dengan ranah Tri Dharma
Perguruan Tinggi.

Tantangan eksternal kita adalah mewujudkan
alih status dari IAIN ke UIN, ini sangat sulit, tetapi
pasti bisa dengan semangat dan kerjasama antara
civitas akademika dan stakeholders dan pemerintah
pusat.
Harapan Bapak kepada Civitas Akademika di Lingkungan IAIN?

Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) harus menjadi acuan dalam menjalankan
sistem yang ada di perguruan tinggi. Kepada civitas
akademika di lingkungan IAIN Padangsidimpuan agar
senantia bersinergi dan menjalin kerjasama yang baik
sehingga iklim dan nuansa kampus nyaman, sejuk
dan intelek. Kepada mahasiswa untuk selalu mengkaji
dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya, gunakan
kesempatan anda di kampus ini untuk mengumpulkan
ilmu sebanyak-banyaknya, organisasi kampus silahkan
diikuti tapi jangan sampai melalaikan tugas dan kewajiban anda sebagai mahasiswa.

Kepada para dosen diharapkan untuk selalu
menggali potensi keilmuannya, mengasah skill, dan
jika perlu mencetak buku satu kali dalam setahun,
diagendakan, sebab jika dosen tidak menulis, dikhawatirkan ilmunya akan hilang. Disamping itu, jangan
sampai melupakan eksistensinya di tengah-tengah
masyarakat, kampus adalah tempat kerja, masyarakat
tempat bersosialisasi, antara kampus dan masyarakat
harus diseimbangkan.

Untuk masyarakat luas dan stakeholders yang
ada diharapkan untuk mendukung dan melakukan kritik yang membangun, dan tentunya ikut serta mewujudkan kampus kita, IAIN Padangsidimpuan menjadi
kampus yang membangun bangsa yang cerdas dan
religius.

Dormitory??? No Problem!!!
Oleh: Ira Zuryani Nasution


What the dormitory is? And how about our
feeling if we live in dormitory? Are we feel happy in
dormitory? Where is the good one, live in dormitory or
room rent? So many question in my mind about dormitory. Student that graduated from pesantren said, it
names mahad. My knowledge about live in dormitory
just a bit. Ive never thinking about live in dormitory.
Think that I know about dormitory is only school then
go home and nothing else.

When registered to university in IAIN Padangsidimpuan, I know that the new program, it was special
for semester 1 until 2 have to live in dormitory when
I knew that. I just said, okay. As far as I know about
that new program in IAIN Padangsidimpuan about live
in dormitory is to help university students to learn
about English and Arabic languages. The purpose of
that program is to make university students be a society who can compate to dead MEA (Society Economics ASEAN).

The first time I live in campus 3 IAIN Padangsidimpuan Mahad Baharuddin and I felt living in
dormitory will be feel happiness and sadness.

For the people who feel live in dormitory for
the first time, for began will be feel strange because
not habitual yet and mahad IAIN Padangsidimpuan
program hold the mahad program and mahad activity
on Monday until Friday. For that activity, all of the students join in the hall. In that hall, the muajjih, muajjihah and musyrifah will give us directive and guidance.

For the students who feel live in dormitory for
the first time, of course obedient all of the rule. Maybe that rule will be heavy for them because not all the
rule than in dormitory usual to do. Example, many of
students who for the first time live in dormitory, really
not usual to wear the skirt and dont know and dont
understand about tradition to wear skirt. Base on,
Islam tradition just only close all of our body enough.
Allah taala said in Al-quran :




O Children of Adam, We have bestowed upon
you clothing to conceal your private parts and as
adornment. But the clothing of righteousness that is
best. That is from the signs of Allah that perhaps they
will remember. (Q.S Al-Araf:26)

Words of Allah really clear. That words remembered us that very important of us a man or woman to
close our body. As the member of Muhammad SAW,

dress up the Islamic clothes because its better.



Talk about rule in dormitory, may positive
benefit that we can learn. Because of mahad program
makes students know many of positive thing. Example,
how to use Islamic clothes.

This mahad program, makes students can
learn and about English and Arabic languages. Thats
important, if English is world language and Arabic is
the beyond language. Not only Arabic and English languages that we must learn but so many languages in
this world that we can learn. But the mahad program
just to learn Arabic and English languages, so that
how important to learn Arabic and English languages
and supply for the future.

Until this time, mahad program is very good
but learning process in campus 3 IAIN Padangsidimpuan have a little of constraint, example when the lecturer give task to make a paper to students, there is no
net and no wifi and library also and then how difficult
to take permission to looked for task to net shop.

I hope to the future, mahad program will long
because this is the first time for mahad program for
university students and of course not maximal yet and
many of deficiency. I hope in campus 3 Padangsidimpuan can be same with campus 1 like accommodate
with net and small library.

So, live in dormitory not to avoided yah guys.
Very big problem if you think like that. For junior, dont
be afraid to join dormitory. In dormitory is not spooky
but live in dormitory learn us new experience. We get
many benefit and of course graduated from dormitory
will be supply that benefit for the future.

Oleh: Asri Annisa Lubis

Character Building
Oleh: Pahri Siregar


Carachter building atau yaumut tullab adalah
kegiatan yang dilaksanakan di Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi setiap hari Rabu pagi. Di mulai jam
07:30 sampai dengan jam 09.00 pagi. Adapun kegiatannya adalah Senam Pagi, Tahfidz Quran, Pidato,
Puisi, Pantun, Stand up Comedy dan lain sebagainya.
Kegiatan pertama adalah senam kesehatan jasmani,
ini diikuti oleh seluruh pegawai, mahasiswa dan civitas akademika Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Senam Kurang lebih 10 menit. Tentunya dengan senam diharapkan memberikan manfaat kepada peserta
senam agar sehat jasmani dan rohani.

Penulis membuat berita kampus khususnya
berita Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada
hari Rabu, tanggal 11 Mei 2016. Dalam hal ini pelaksanya adalah mahasiswa BKI 4 semester 4.

MC oleh saudara
Muammar, beliau adalah
kosma BKI 4. Dengan
adanya MC untuk acara
terselenggara dengan baik.
Menurut penulis beliau
cukup cekatakan, karena
sudah bisa membawa acara
dengan santai dan bercanda,
artinya penguasaan panggung sudah mulai dikuasai.

Berikut rangakaian
acaranya:
1.Tahfidz Al-Quran

Tahfidz Alquran
adalah pembacaan ayat suci
alquran dengan hafalan. Pada kesempatan kali ini,
seorang mahasiswa mengahafal Surat Ad duha dan
Terjemahnya. Dengan adanya tahfidz quran diharapkan acara berjalan baik dan berkah, karena sudah
dimulai dengan asma Allah. Tahfidz Al-Quran ini
membiasakan mahasiswa mendengar hafalan quran
sehingga mahasiswa terbantu untuk menghafal surat yang ada pada juz 30. Karena menghafal juz 30
adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi mahasiswa, sebagai persayaratan ujian komprehensif.

Fitri pulungan. Berikut sedikit pantun yang mereka


sampaikan:
Main bola abang di lapangan
Pas main atia ro udan
Ra do au anggo mardongan
Tai akkon do di ridoi ni Tuhan

Mardalan-dalan anggi tu sigalangan

Lewat nai akkon sia purbatua

Selain anggi mangahrop rido ni Tuhan

Akkon adong do anggi rido ni orangtua

Dari pantun tersebut dapat kami simpulkan
bahwa untuk menjalin sebuah hubungan khususnya
mahasiswa dan mahasiswi dibutuhkan restu dari
orangtua dan keridhoan Allah swt
4.Pidato bahasa arab
Pidato bahasa arab ini disampaikan oleh Eriska..Eriska
menyampaikan bahwa betapa
pentinganya toleransi. Baik itu
toleransi sesama agama dan toleransi antar agama untuk mencapai
kedamaian dalam berbangsa dan
agama
5.Stand up comedy
Muhammad Ikram: belajar
menerima kenyataan. Bahawa
bagaimanapun kondisi kita
diciptakan oleh Allah swt, kita
harus tetap bersykur. Karena msih
banyak orang yang lebih buruk dari kita sendiri.
6.Pidato bahasa Indonesia
Menjadi orang sukses
Ada bebrapa kunci untuk menjadi orang sukses yaitu:
berusaha, bersabar, berdoa, bersykur dan jujur.

7.Puisi.
Suhailah
Scianlation in the morning
Welcome soul full for ambition
2.Pidato bahasa Inggris
Start wading step

Pidato bahasa inggris yang dibawakan oleh
A bright future wainted
Nurul Arisandi. Nurul berpidato bahasa inggris dengan
Not deheren I am stepping
semangat, karena semangatnya sambil berpoidato

Knitting all dream that is greating a weaker
di selingi dengan nayanyian, penulis menyimpulkan

Hursh road that I traveled during this
pidato beliau, bahwa kalau ingin sukses jangan terlena
Hot blazing sun never end
dengan dunia Informatika, sepereti: fb, twitter, bbm
Good
dsb, tapi disibukkanlah diri ini dengan kegiatan yang
I beg prayers to be reality a granted to
bermanfaat, yakni belajar dengan serius, untuk memPursy all dream that I success
bahagiakan diri sendiri dan orangtua.
There is only tomorrow
3.Pantun bahasa daerah
Sometimes in the thay.

Yang dsisampaikan oleh Zulham dan Annisa

Membangun Masyarakat Islam Melalui Mesjid


Oleh: Maya Indah Lestari


Pernahkah kita coba menghitung bangunan
Masjid yang ada di wilayah sekitar kita saat ini? Boleh
dikatakan, Indonesia hari ini punya banyak sekali
Masjid. Masjid merupakan wahana atau tempat yang
digunakan umat islam untuk melakukan aktifitas
ibadah. Tidak kalah pentingnya masjid juga mempunyai peranan yang sangat dibutuhkan umat islam
dalam menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
ajaran islam itu sendiri. Di desa, di kota, di kompleks
perumahan, dan bahkan di pusat perbelanjaan seperti
swalayan, Ramayana, ITC, dan mal-mal yang merupakan tempat yang sering dikunjungi setiap orang
dapat kita temukan masjid.

Sebuah hal yang tidak bisa dipungkiri, bahwa
hal pertama yang
dilakukan oleh
Muhammad SAW
sesampai di Madinah adalah membangun masjid.
Betapa pentingnya arti sebuah
masjid, Nabi SAW
juga menyempatkan diri membangun masjid di
Quba meskipun
beliau hanya tinggal di situ selama
empat hari saja.
Hal berikut ini
menjadi bukti
bagaimana pentingnya mesjid di
masa Rasulullah
SAW.
1. Tempat yang
dibangun pertama kali saat Rasulullah hijrah
adalah masjid. Bahkan sebelum sampai kota Madinah, Rasulullah membangun Masjid di Quba.
2. Rasulullah menyampaikan wasiat, nasehat, perintah kepada para sahabatnya yang akhirnya kepada
umatnya di masa selanjutnya melalui mimbar
masjid.
3. Rasulullah mengajak sahabat-sahabat berdiskusi
di dalam masjid untuk memikirkan umat serta
dakwah Islam. Mendengarkan keluhan-keluhan
sahabatnya, juga membicarakan apa yang akan
mereka capai dan kerjakan untuk melebarkan
sayap dakwah.
4. Masjid selalu penuh dengan sholat berjamaah,
untuk seluruh waktu sholat, bahkan tidak ada
bedanya jamaah sholat subuh dan sholat jumat.
5. Masjid menjadi pusat, dalam arti harfiah. Bangunan-bangunan, sentra-sentra aktivitas masyarakat

dibangun dekat dengan masjid, hal ini dengan


maksud agar tidak ketinggalan sholat berjamaah di
masjid bersama Rasulullah.

Dalam pimpinan khilafah Abbasiyah, fungsi
masjid semakin sentral. Di dalam kompleks masjid
di bangun sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan
observatorium. Masjid menjadi tempat yang paling
banyak dikunjungi orang daripada tempat lainnya
pada masa kejayaan Islam. Orang pergi ke masjid
tidak hanya berniat beribadah di dalamnya, tetapi juga
menuntut ilmu dan berdiskusi.

Sebaliknya, kondisi masjid dewasa ini jauh
dari kondisi masjid zaman Rasulullah dan para khilafah. Fakta-fakta yang bisa kita lihat sangat bertolak
belakang dengan
model ideal tersebut.
Beberapa fakta yang
dapat kita saksikan
tentang masjid dewasa
ini adalah:
1.
Masjid besar
dan banyak namun
sepi jamaah. Dari segi
kuantitas memang
demikian. Namun siapa sangka negri yang
90% nya terdiri dari
kaum Muslimin hanya
memperbanyak masjid
tanpa memperbanyak
pengunjungnya.
Seakan adanya masjid
sudah amat dilupakan.
Adanya masjid sama
seperti ketiadaannya.
2.
Toilet masjid dapat dipastikan
kondisinya kotor dan bau, sehingga tidak mencerminkan umat Islam mencintai keindahan dan
kebersihan.
3. Masjid dikelola apa adanya tanpa manajemen
yang baik, bahkan hanya menggunakan manajemen kekeluargaan. Bahkan tidak sedikit masjid
yang menggunakan sistem kesadaran. Karena
tiadanya pengurus yang tetap yang mau ditunjuk.
Jadi hal yang berkaitan dengan sirkulasi masjid
hanya diurus oleh orang yang mau mengurus
saja.
4. Masjid hanya untuk ibadah ritual sholat tidak
memaksimalkan potensinya yang besar. Tidak ada
aktivitas selain waktu sholat, setelah itu masjid
sepi dan dikunci.
5. Jamaah masjid terbesar adalah orang-orang tua,
sepi dari remaja maupun pemuda.. Generasi muda
cenderung tidak ke masjid karena tidak ada ses-

uatu menarik bagi mereka. Daya tarik itu ternyata


diberikan oleh institusi-institusi diluar Masjid yang
belum tentu memberikan pengajaran nilai-nilai
Islam dalam aktivitasnya bahkan bisa jadi malah
bertentangan dengan nilai nilai Islam.

Optimalisasi fungsi dan peran masjid sebagai
pusat pembinaan ummat, tidak mungkin dapat dikelola oleh satu atau sekelompok kecil orang, tetapi harus
melibatkan semua komponen masyarakat yang berada
disekitarnya. Cara ini dapat menyentuh hati masyarakat sehingga mereka merasa memilikinya. Keterlibatan
mereka dalam melaksanakan fungsi masjid memerlukan manajemen pengelolaan yang baik sehingga
semua komponen masyarakat merasa terlibat dan ada
rasa memiliki terhadap masjid tersebut. Dari situlah
akan timbul tanggung jawab untuk sama-sama meramaikan dan merawatnya dengan baik.

Di antara kegiatan yang dapat kita lakukan sebagai bentuk pengoptimalisasian masjid dalam rangka
membangun masyarakat islam adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tempat ibadah

Sesuai dengan namanya, Masjid adalah
tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai
tempat ibadah shalat. Maka yang seharusnya bagi
setiap Muslim untuk memakmurkan Masjid dengan
sholat berjamaah lima waktu, khususnya sholat Subuh
yang dilanjutkan dengan kajian dan bahas masalah riil
ummat.
2. Sebagai tempat menuntut ilmu

Pengurus Masjid memulai membangun tradisi
khusus sholat subuh berjamaah yang disusul dengan
kuliah tafsir, aqidah, fiqih singkat sekitar 15 menit dan
tanya jawab hingga total 30 menit. Ada baiknya kuliah
yang di sampaikan berdasarkan kurikulum yang telah
disepakati bersama. Sehingga tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi dakwah yang menyebabkan
kebosanan para jamaah. Strategi ini merupakan
salah satu strategi yang dilakukan oleh K.H Musthafa
Husein pada awal dakwah nya yang dilakukan di Tano
Bato dan Purba Baru, Mandailing, Sumatera Utara.
Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam,
sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya
dapat diajarkan di Masjid.

menggelar atau membuka taman pendidikan Al Quran


(TPA).
5. Sebagai pusat dawah dan kebudayaan Islam

Masjid merupakan jantung kehidupan umat
Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan
dawah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula
direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan
dikembangkan dawah dan kebudayaan Islam yang
menyahuti kebutuhan masyarakat. Untuk menunjang
kegiatan dakwah, dibentuk ikatan daI dan muballigh
yang dapat mewadahi gagasan-gagasan baru tetang
dakwah sehingga strategi dakwah semakin bervariasi.
6. Sebagai pusat kaderisasi umat

Saat ini banyak kita temukan mesjid yang hanya mengandalkan kaset CD untuk menandakan akan
masuknya waktu shalat. Ini merupakan akibat dari
tumpulnya kaderisasi umat. Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah
dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti.
Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan
dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai
dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al
Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Tamir Masjid
beserta kegiatannya.
7. Sebagai pusat peningkatan ekonomi umat

Sebagai pusat gerakan dakwah bil hal, masjid
seharusnya dapat difungsikan sebagai tempat pelaksanaan peningkatan ekonomi umat dengan didirikan
Baitul Mal wa Tanwil (BMT), koperasi, penyewaan
ruangan untuk resepsi dan sebagainya.

8. Sebagai wadah kegiatan social



Islamic mentoring consulting merupakan salah
satu kegiatan yang sesuai dikembangkan di masjid
berupa kegiatan pendidikan dan pembinaan agama
Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang
diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan.
Akan lebih efektif jika di mesjid didirikan kantor Islamic mentoring consulting.

Selain itu masjid juga dapat menfasilitasi kegiatan social lainnya, seperti rihlah dakwah dan perjalanan wisata. Untuk itu di mesjid perlu didirikan Kantor
3. Sebagai pusat informasi
Biro perjalanan sebagai kegiatan usaha yang bersifat

Sebagai pusat informasi dan pengembangan
komersial yang mengatur, dan menyediakan pelayanan
ilmu, masjid dapat membuka taman bacaan atau
perpustakaan yang dilengkapi dengan fasilitas internet. bagi seseorang,sekelompok orang, untuk melakukan
perjalanan dengan tujuan utama dakwah maupun
Selain itu dibuat juga pelatihan yang berguna untuk
wisata.
pengembangan potensi masyarakat seperti pelatihan

Kegiatan-kegiatan islami yang diadakan bisa
computer dan kewirausahaan.
mengoptimalisasikan masjid sebagai sarana dakwah.
Juga bisa menjadikannya sebagai pusat pengemban4. Sebagai tempat pembinaan jamaah
gan masyarakat. Masyarakat tentu harus diajak untuk

Sebagai pusat pembinaan akidah, ibadah
bersatu padu dalam mengoptimalisasikan masjid
dan akhlak, masjid dapat difungsikan sebagai temsebagai sarana pengembangannya.
pat pelaksanaan kegiatan majelis taklim, baik kaum
bapak, remaja, dan ibu-ibu. Bahkan masjid dapat
pula dijadikan tempat belajar bagi anak-anak dengan

Bahasa Tutur Sebagai Alat Pemberdayaan Pada Masyarakat Tapanuli Selatan


Oleh: Anas Habibi Ritonga

pun hasilnya sedikit, lama-lama akan menjadi banyak.


Kumpulkanlah dan cukup-cukupkanlah apa yang ada
dahulu sekalipun sedikit dan kecil, maka nanti kalau
sudah lama akan menjadi banyak atau besar. Maksudnya ini adalah motivasi bagi masyarakat bahwa dalam
hal mencari rezki tidak mesti harus langsung berpenghasilan banyak, tetapi sedikit demi sedikit, itulah yang
disimpan dan dicukupkan sambil disisihkan sedikit
untuk tabungan, untuk keperluan di suatu saat nanti.
Uang atau penghasilan yang sedikit-sedikit untuk
tabungan itulah, kalau kontiniu dilakukan maka akan
sangat berarti dan semakin banyak jika sudah lama
dilakukan.

Yang dibutuhkan adalah kerjanya bukan semata-mata melihat hasilnya yang banyak. Karena tidak

Kearifan lokal merupakan kekayaan masingsemua pekerjaan langsung mendatangkan penghasimasing suatu daerah yang saat ini banyak dilupakan
lan yang banyak, terkadang pekerjaan tersebut hanya
oleh masyarakat Indonesia. Padahal jika itu dikemmenghasilkan uang atau materi yang kecil tapi ketika
bangkan dan dipertahankan akan membawa perubaitu disimpan, maka akan sangat bermanfaat.
han yang sangat signifikan dan selalu menjadi hal

Kata kucinya adalah bekerja, apapun peyang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, kerjaannya selama itu baik dan halal. Tidak mesti
karena kearifan lokal biasanya tidak akan ketinggalan
menunggu atau berpangku tangan sambil menunggu
zaman dan selalu sesuai dengan keadaan dimana
datangnya pekerjaan yang berpenghasilan besar.
masyarakat itu hidup. Setiap daerah memiliki kearifan
Kerja keras atau dalam istilah lain adalah
lokal yang berbeda-beda, dan tentunya itu tidak bisa
etos kerja adalah salah satu syarat mutlak untuk
dilepaskan dari keadaan geografis dan wilayah tempat mendapatkan kebahagiaan baik di dunia mapun di
itu berada. Kearifan lokal bisa kita lihat diantaranya
akhirat. Karena dengan etos kerja yang tinggi tersebut
melalui tutur kata yang sering diperdengarkan dan di- akan memunculkan produktifitas yang tinggi.
ucapkan masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.
Penghayatan agama yang diwujudkan dalam

Wilayah Tapanuli Selatan misalnya, juga
bentuk iman yang sempurna, mempunyai hubungan
memiliki kearifan lokal dalam berbagai bentuknya,
setali mata uang dengan etos kerja seseorang. Orang
termasuk dalam bahasa tutur keseharian masyarayang memiliki iman yang sempurna biasanya yang
katnya. Bahasa tutur tersebut sudah melekat dalam
bersangkutan pasti memiliki etos kerja yang tinggi,
diri setiap masyarakat sehingga sudah menjadi nilaibaik dalam pekerjaannya maupun pelayanannya sesnilai kehidupan yang tidak bisa dilepaskan lagi, dan
uai dengan bidang dan tugasnya masing-masing.
sudah menjadi ciri khas dalam prilaku kehidupan

Maka tutur tersebut merupakan kearifan lokal
masyarakat tersebut. Kemunculan kearifan lokal
yang terdapat pada masyarakat Tapanuli Selatan yang
dalam masyarakat merupakan hasil dari proses trial
memiliki makna kerja keras adalah hal yang harus
and error dari berbagai macam pengetahuan empiris
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
maupun non-empiris atau yang estetik maupun intuitif.
Kearifan lokal lebih menggambarkan satu fenomena
Ulang dipalua na dung dapot marayakkon na so niida
spesifik yang biasanya akan menjadi ciri khas komu
Dalam rangka memenuhi kehidupan seharinitas kelompok tersebut. Local wisdom dapat juga
hari, masyarakat jangan sampai melepaskan harta
dimanifestasikan dalam bentuk foklor dengan bahasa
yang sudah pasti untuk mendapatkan sesuatu yang
tutur yang ditularkan dari generasi ke generasi atau
belum pasti, yang disebabkan tidak perlu kerja keras
antar kelompok. Ungkapan seperti Ulang dipadohon
untuk mendapatkannya, karena hal tersebut sangat
harto teanan, Godangan huat tu pudi, ulang huat tu berresiko. Bisa saja apa yang kita inginkan tersebut
jolo, Puhut dohot padot, honok-honok gabe miduk, tidak dapat, sementara uang yang ada ditangan kita
merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Tapanuli sudah tergadaikan (habis). Jangan melepaskan yang
Selatan yang ditampilkan dengan bahasa tutur. Diansudah pasti untuk mendapatkan sesuatu yang belum
tara bentuk-bentuk kearifan lokal bahasa tutur sebagai pasti.
alat pemberdayaan pada masyarakat Tapanuli Selatan
Jangan sampai masyarakat memiliki prinsip
yaitu:
seperti bahasa tutur tersebut dalam berbagai hal, mePuhut dohot padot, honok-honok gabe miduk
lepaskan atau berhenti misalnya dari suatu pekerjaan

Ulet dan cekatan dalam mencari rezki, sekali- yang tetap karena diiming-imingi pekerjaan yang lebih

mapan, tapi belum pasti. Kalaupun ingin beralih pekerjaan, hendaknya diperjelas dan dipastikan terlebih
dahulu, jangan sampai apa yang sudah ada ditangan hilang, yang mau didapat pun tak jelas, sehingga
menyebabkan kerugian dua kali, kesialan dan penyesalan nantinya didapatkan.

teliti semua yang dibutuhkan. Tentu hal ini berlaku


dalam setiap aktifitas masyarakat. Jangan sampai
sudah sampai di sawah ternyata alat untuk membersihkan rumput tertinggal dirumah, atau sudah sampai
di kebun karet ternyata alat untuk menderes (mangguris)nya tidak dibawa.

Ulang dipadohon harto teanan



Harta warisan atau harta pusaka merupakan
harta peninggalan orang tua kepada ahli warisnya,
bisa dalam bentuk sebidang tanah, emas dan sebagainya. Dalam masyarakat Tapanuli Selatan mayoritas pembagian harta warisan sama dengan apa yang
dianjurkan dalam agama (al-Quran), anak laki-laki
dengan anak perempuan adalah satu perdua, artinya
dua bagian untuk laki-laki, satu bagian untuk anak
perempuan. Dan adat di Masyarakat Tapanuli Selatan
yang berhak mendapatkan harta warisan berupa
rumah dan tanahnya adalah anak laki-laki yang paling
bungsu (anak laki-laki yang paling kecil).

Jangan cukupkan hanya mengharap dari harta
warisan saja. Karena harta warisan itu akan habis
seiring dengan berlalunya zaman. Oleh karena itu, jadikanlah harta warisan itu sebagai alat atau perantara
untuk mendapatkan harta yang lain. Mengembangkan
harta dan memperluas sumber penghasilan sangat
dianjurkan dalam masyarakat Tapanuli Selatan.

Masyarakat dituntut untuk selalu mencari dan
mengembangkan dan memunculkan sumber-sumber
ekonomi yang baru dan banyak, karena dengan
demikian akan bisa mempertahankan dan membantu
ekonomi masyarakat, bukan mengharapkan dan mencukupkan dari hasil harta peningalan orang tuanya
saja.

Harta warisan merupakan harta yang ditinggalkan oleh orang tua kepada anaknya dianjurkan
agar dikembangkan bukan didiamkan apalagi diambil
hasilnya begitu saja tanpa dilakukan pengembangan
terhadap harta tersebut. Bukan pula untuk dibanggabanggakan tetapi untuk dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya.

Muda modom marsingotan, muda ngot marsipaingotan



Kalau tidur saling membangunkan, kalau
bangun saling mengingatkan. Tutur ini adalah gambaran dalam masyarakat hendaknya saling tolong
menolong dalam berbagai hal dan keadaan. Kalau
dalam keadaan bahagia jangan lupa saling mendoakan
agar kebahagiaan itu tidak memperdayakan masyarakat dalam hal maksiat, kalau sedang menderita agar
hendaknya saling tolong menolong dan membantu
apa yang bisa dibantu. Kalau sedang dalam masa
kesulitan agar saling melapangkan dan kalau dalam
keadaan banyak uang agar saling berbagi.

Dalam Islam, harta yang dimiliki seseorang
secara hakikatnya bukanlah miliknya secara mutlak,
sebab pemilik harta yang sesungguhnya adalah Allah
SWT. Harta yang dimiliki seseorang sebagai rezeki
pemberian Allah SWT, yang tentunya harus disyukuri,
dan salah satu cara mensyukurinya adalah menyakini
sepenuh hati bahwa di dalam harta yang dimilikinya
tersebut terdapat bagian orang lain.

Jika hak orang lain tak dibayarkan maka yang
terjadi adalah melebarnya kesenjangan sosial ekonomi
antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Terlebih jika pemilik harta seolah-olah melupakan
kewajibannya tersebut dan kehidupan mereka tidak
mau melirik dan memperhatikan orang-orang yang ada
disekeliling mereka. Yang terjadi adalah rasa aman,
damai dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat
akan hilang dengan hilangnya rasa kepedulian dan
kebersamaan. Rasulullah SAW bersabda Tidak beriman salah seorang di antara kamu yang tidur nyenyak
karena kekenyangan, sementara tetangganya tidak
bisa tidur karena kelaparan.

Demikian pula dalam hal pekerjaan, jika kita
memiliki pekerjaan hendaknya dapat berbagi dengan
yang lainnya, agar mereka juga mendapatkan penghasilan, atau kita dianjurkan untuk membuka peluang
usaha kepada mereka, agar mereka dapat berusaha,
atau mencarikan pekerjaan kepada orang yang membutuhkan pekerjaan.

Tutur tersebut memiliki makna yang sangat
dalam yaitu bahwa dalam kehidupan ini hendaknya
masyarakat tetap senantiasa saling tolong menolong,
bahu membahu, bantu membantu agar sama-sama
sukses dan berhasil, bukan saling menjatuhkan dan
mementingkan diri sendiri.

Jolo sidung anso binaen



Dalam hal pekerjaan, masyarakat diharapkan
mampu memanejemen pekerjaan tersebut sehingga
keefektifan dan keefesienannya tercapai. Jangan
sampai disitu mau dikerjakan ternyata peralatan dan
bahan yang dibutuhkan belum tersedia, sehingga
pekerjaan yang mau dikerjakan tidak selesai, padahal
masih banyak pekerjaan yang menumpuk. Siapkan
terlebih dahulu apa yang diperlukan dalam suatu pekerjaan, baru dilakukan pekerjaan tersebut, sehingga
tidak terjadi penumpukan pekerjaan.

Tutur ini mengajarkan bahwa seseorang dalam
hal pekerjaan jangan sampai bertele-tele dan tidak selesai disebabkan karena ketidaksiapan dan kurangnya
ketersediaan bahan yang dibutuhkan. Oleh sebab itu,
hendaknya diperhatikan dengan seksama dan secara

Вам также может понравиться