Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dengan dosis yang adekuat dan jangka waktu yang memadai. Dosis subklinis tidak
efektif dan bisa mengakibatkan terjadinya resistensi pada bakteri pathogen tertentu.
Kombinasi antibiotic tertentu misalnya satu atau dua macam obat yang biasanya
digunakan di Rumah Sakit untuk infeksi-infeksi yang serius. Terapi antibiotic
kombinasi yang biasanya dilakukan adalah suatu antibiotic spectrum luas dengan obat
yang termasuk dalam kelompok aminoglikosid. Untuk merawat infeksi dengan baik
biasanya dilakukan dengan mengkombinasikan perawatan bedah, supportif, dan
antibiotik.
Penicillin
Penicillin adalah antibiotic yang paling sering digunakan. Baik yang alami
maupun semisintetis mempunyai aktivitas bakteriosidal spectrum luas, dan
bekerja dengan kalan mengganggu pembentukan dan keutuhan dinding sel bakteri.
Penicillin adalah obat utama untuk mengobati sebagian besar penyakit infeksi
orofasial dan untuk profilaksis pada pasien risiko tinggi terhadap infeksi, apabila
tidak ada riwayat alergi.
Erythromycin
Erythromycin adalah antibiotic yang penting karena bisa digunakan untuk orang
yang alergi terhadap penicillin. Erythromycin efektif terhadap bakteri gram positif
yang peka terhadapnya. Obat ini biasanya tidak efektif untuk bakteri gram
negative. Erythromycin menghambat sintesis protein pada bakteri, bisa bersifat
bakteriostatis terhadap bakteri tertentu dan bakteriosid terhadap bakteri yang lain.
Cephalosporin
Cephalosporin secara structural dan farmakologis mirip dengan penicillin, yang
bisa menjelaskan reaksi alergnik-silang antara kedua kelompok tersebut
(kemungkinannya 5-10%, tetapi bisa lebih rendah apabila diberikan secara oral).
Cephalexin, cephaloglycin, cefadroxil, cephradine bisa digunakan secara oral dan
bisa diabsorbsi dengan baik di dalam saluran gastrointestinal. Cephalosporin
bersifat
bakterisid
terhadap
sebagian
besar
jenis
Streptococcus
dan
Staphylococcus tetapi tidak efektif terhadap sebagian coccus gram negatif dan
batang yang sering terlibat dalam infeksi orofasial. Cephalosporin jangan
digunakan sebagai antibiotic utama tetapi sebaiknya digunakan sebagai cadangan
untuk kasus-kasus dimana tes sensitivitas menunjukkan bahwa obat tersebut
adalah yang paling efektif.
Lincosamide
Clindamycin yang merupakan suatu derivate dari lincomycin, bisa diabsorpsi
dengan cepat apabila diberikan secara oral, dan mencapai konsentrasi maksimum
dalam darah selama -1 jam. Secara umum kegunaannya sangat dibatasi yakni
pada orang yang menderita kelainan ginjal. Clindamycin bersifat bakterisid, yatu
dengan cara menghambat sintesis protein. Walaupun clindamycin efektif terhadap
sebagian bakteri gram positif, indikasinya terutama untuk perawatan infeksi yang
disebabkan oleh coccus gram positif anaerob dan batang gram negative.
Clindamycin dicadangkan untuk infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri
anaerob yang rentan terhadap obat ini, dan pada kasus dimana respon terhadap
penicillin kurang baik. Indikasi lainnya dalah pada pasien yang mengalami infeksi
yang parah dan alergi terhadap penicillin.
Metronidazole
Metronidazole adalah anti protozoa mulut (Trichomonas, Entamoeba) dan antibakteri. Cara kerja bakteriosidnya dengan jalan mengganggu sintesis DNA. Obat
ini bisa diabsorpsi dengan baik apabila diberikan secara oral, dan terserap dengan
baik pada kebanyakan cairan dan jaringan tubuh termasuk saliva dan cairan
serebrospinal. Metronidazole efektif untuk bakteri anaerob. Apabila digunakan
pada kasus campuran (anaerob dan aerob), maka perlu ditambahkan antibiotic
yang sesuai untuk infeksi aerob. Pada kondisi penyakit hepar yang parah, dosisnya
dikurangi. Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual, disertai dengan
sakit kepala, anoreksia dan kadang-kadang muntah.
Tetracyclin
Tetracycline merupakan obat yang bersifat bakteriostatis yang bekerja dengan
jalan menghambat sintesis protein. Tetracycline tidak dianjurkan sebagai obat
utama untuk infeksi orofasial yang serius. Obat ini sebaiknya digunakan apabila
tes sensitivitas menunjukkan perlunya pemberian obat tersebut, atau obat lain
tidak ada, atau pasien alergi terhadap obat utama. Untuk membantu absorpsinya,
sebaiknya obat ini diminum 1-2 jam sebelum atau sesudah makan. Tetracycline
yang digunakan selama odontogenesis, yaitu pertengahan kedua masa kehamilan
sampai anak berumur 8 tahun, bisa mengakbatkan perubahan warna pada gigi
(kuning, abu-abu, coklat).
Drainase
Drainase adalah saluran yang dibuat pada jaringan lunak untuk mengeluarkan eksudat.
Syarat- Syarat Drainase
-Memilih daerah yang bebas berdasarkan pertimbangan estetik
-Harus dapat mengurangi tekanan
-Tidak mencederai banyak jaringan
-Tidak menyebabkan banyak perdarahan
-Didaerah yang mudah dan memanfaatkan gravitasi
-Harus dapat mengeluarkan pus
-Tidak menimbulkan rasa sakit
Macam-Macam Drainase
A. Insisi
Insisi pada abses memberikan drainase dan pengeluaran bakteri dari jaringan
dibawahnya.
1. Prinsip Insisi:
a
Insisi pada daerah yang sehat bila keadaan memungkinkan, insisi pada daerah yang
mengalami fluktuasi paling besar akan menyebabkan bekas luka yang sulit hilang.
b Daerah insisi pada daerah yang terlindungi, sehingga bekas sayatan tidak tampak.
c
Jika memungkinkan lakukan insisi pada daerah yang terendah dari abses.
akan
bertahan
cukup
lama,
drain
dimasukkan
dan
2) Diagnosa
Dilihat dari gejala klinis dan pemeriksaan klinis, dapat disimpulkan bahwa diagnosa dari
skenario adalah Thrombosis Sinus Cavernosus. Trombosis sinus cavernosus (CST) pertama
kali disebutkan oleh Bright (1831) sebagai komplikasi dari infeksi Epidural dan Subdural.
Sinus-sinus dural dikelompokan menjadi sinus-sinus sagital, lateral (sinus transfersal, sinus
zygmoid dan sinus petrosal), dan sinus-sinus cavernosus. Oleh karena kompleksitas dari
anatomi neurovaskular, CST merupakan salah satu penyebab dari infeksi intrakranial. Infeksi
sinus paranasal yang tidak mendapatkan perawatan dapat berkembang lebih lanjut menjadi
CST. Adapun penyebab CST yang lain adalah bakteriemi, trauma kranial, dan infeksi telinga
serta infeksi pada gigi rahang atas. Sehingga tingkat kematian pada penderita CST cukup
tinggi, namun sejalan dengan penemuan obat antibiotik yang memiliki spektrum luas dapat
menurunkan insiden kematian pada penderita CST.
Trombosis sinus cavernosus (TSC) adalah suatu trombosis (bekuan darah) yang
berada di dalam penbuluh darah pada sinus cavernosus. Trombosis sinus cavernosus pertama
kali ditemukan sebagai komplikasi dari infeksi epidural dan subdural.
Sinus cavernosus adalah suatu rongga anatomis di dalam cranium yang terletak di
posterior cavum orbita, lateral sella tursica, dan superior sinus sphenoidalis. Sinus cavernosus
berisi anyaman pembuluh darah vena (vena opthalmicus superior dan inferior) dan arteri
(arteri carotis interna), serta beberapa nervus, seperti : n. occulomotoris, n. trochlearis, n.
opthalmicus, n. maksilaris, dan n. abducens. Pembuluh darah yang berada di dalam sinus
cavernosus berfungsi untuk membawa darah ke otak sedangkan saraf-saraf cranial yang
terdapat di sinus cavernosus berfungsi untuk mengontrol pergerakan mata dan sensorik dari
muka bagian atas dan bagian tengah dari kepala dan wajah.
Infeksi yang terjadi di regio fasialis, seperti jerawat di area nostril, labii superior, atau
nasal dapat menyebabkan inflamasi di daerah tersebut. Kondisi ini disebut selulitis yang
dapat menyebar ke sinus cavernosus. Jika kondisi ini terjadi, darah di dalam sinus akan
menjadi darah yang terinfeksi. Hal ini dapat terjadi karena pembuluh darah vena yang
terdapat di TSC tidak mempunyai katub. Darah dapat mengalir ke regio-regio tertentu
tergantung dari perbedaan tekanan dalam pembuluh darah.
Anamnesa
Tanda-tanda awal dan gejala trombosis sinus cavernosus (TSC) mungkin tidak
spesifik. Seorang pasien yang mengeluh sakit kepala dan setiap temuan kelainan saraf kranial
harus berpotensi dievaluasi untuk TSC.
Pasien umumnya memiliki sinusitis atau infeksi di wajah bagian tengah (paling sering
sebuah furunkel) selama 5-10 hari.
Presentasi klinis biasanya akibat obstruksi vena serta gangguan pada saraf kranial yang
dekat sinus kavernosa.
Sakit kepala adalah gejala presentasi yang paling umum dan biasanya mendahului demam,
edema periorbital, dan tanda-tanda saraf kranial. Sakit kepala biasanya berat, meningkat
secara progresif, dan biasanya terlokalisasi pada daerah yang diinervasi oleh cabang oftalmik
dan maksilaris dari saraf kranial kelima.
Sebagai saluran infeksi posterior, pasien mengeluh sakit orbital dan kepenuhan disertai
Tanpa terapi yang efektif, tanda-tanda akan muncul pada mata kontralateral dengan
kontralateral. Pembengkakan mata dimulai sebagai proses unilateral dan menyebar ke mata
lainnya dalam waktu 24-48 jam melalui sinus intercavernous. Ini adalah patognomonik untuk
TSC
Bila berkembang cepat, pasien akan mengalami perubahan status mental termasuk
kebingungan, mengantuk, dan koma dari SSP akibat sepsis.
Gejala yang umumnya timbul dari thrombosis sinus cavernosus adalah :
demam (hipertermi),
penurunan kesadaran,
takikardi,
kaku kuduk,
kejang,
keluar sekret berwarna kuning, hijau, atau merah (darah) dari sinus, dan
3. MRI