Вы находитесь на странице: 1из 21

Penentuan Total Fenolik, Aktivitas Antioksidan, dan Aktivitas Antibakteri

Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L.)

Oleh:
Dio Prantisa
Kiki Fransiska Suharto
Bawana Putra

(652013005)
(652013043)
(652013029)

Fakultas Sains dan Matematika


Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016

Penentuan Total Fenolik, Aktivitas Antioksidan, dan Aktivitas Antibakteri Tanaman Suruhan (Peperomia
pellucida L.)

*Dio Prantisa1, Kiki Fransiska Suharto2, Bawana Putra3


*Mahasiswa Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Jalan Diponegoro No. 52-60, Salatiga 50711 Jawa Tengah Indonesia
1

652013005@student.uksw.edu 2 652013043@student.uksw.edu 3652013029@student.uksw.edu


Abstract

The research of Total Phenolic Content, Antioxidant Activity, and Antibacterial Activity
Peperomia pellucida L. was carried out with aim to determine total phenolic content, antioxidant
activity from phenolic extract and flavonoid extract, and antibacterial activity phenolic extract
from Suruhan (Peperomia pellucida L.). Total phenolic content Suruhan otherwise on GAE
(gallic acid equivalent) was 5,69 mg GAE/g extract. Antioxidant activity phenolic extract and
flavonoid extract respectively was 58,6 g/mL and 0,659 g/mL. Phenolic extract from Suruhan
(Peperomia pellucida L.) showed no antibacterial activity against bacteri gram positive
(Bacillus subtilis) and bacteri gram negative (Eschericia coli).
Key : Peperomia pellucida L., Total Phenolic Content, Antioxidant Activity, Antibacterial
activity
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan fenolik total, aktivitas antioksidan ekstrak
fenolik dan ekstrak flavonoid, aktivitas antibakteri ekstrak fenolik dari tanaman suruhan
(Peperomia pellucida L.). Total fenolik tumbuhan suruhan dinyatakan dalam GAE (gallic acid
equivalent) sebesar 5,69 mg GAE/g ekstrak. Aktivitas antioksidan ekstrak fenolik dan ekstrak
flavonoid secara berturut-turut adalah 58,6 g/mL dan 0,659 g/mL. Kandungan fenolik total
tumbuhan suruhan berhubungan dengan aktivitas antioksidan. Ekstrak fenolik tumbuhan suruhan
(Peperomia pellucida L.) tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif
(Bacillus subtilis) dan bakteri gram negative (Eschericia coli).
Kata kunci

: Suruhan, total fenolik, aktivitas antioksidan, aktivitas antibakteri

stigmasterol,

Pendahuluan
Tumbuhan

suruhan

(Peperomia

pellucida L.) merupakan tumbuhan semak

dan

arylproppanoids),

glikosida jantung, tanin dan antrakuinon


(Nwokocha, dkk., 2012).

yang dapat hidup liar pada daerah tropis dan

Senyawa

fenolik

merupakan

lembab. Suruhan tersebar luas di setiap

senyawa dengan satu gugus hidroksil (-OH)

daerah di Indonesia. Tumbuhan suruhan

yang

(Peperomia pellucida L.) secara tradisional

(Fessenden dan Fessenden, 1986). Senyawa

telah

fenolik dalam tumbuhan dapat berupa fenol

dimanfaatkan

dalam

mengobati

terikat

pada

cincin

beberapa penyakit, seperti abses, radang

sederhana,

kulit, penyakit ginjal, dan sakit perut

kumarin,

(Hariana, 2006) serta dapat juga dikonsumsi

(Harborne, 1996). Senyawa fenolik memiliki

sebagai lalapan (Ukieyana,2012). Menurut

aktivitas antioksidan yang bekerja melalui

Gianello, dkk. (2009) tumbuhan suruhan

mekanisme sebagai pereduksi, penangkap

memiliki aktivitas antikanker dan aktivitas

radikal bebas, pengkhelat logam, peredam

antioksidan yang mampu untuk menangkap

terbentuknya oksigen singlet serta pendonor

radikal bebas. Oleh sebab itu tumbuhan

elektron (Karadeniz, dkk., 2005).

suruhan dapat dijadikan sebagai salah satu


sumber antioksidan alami. Selain sebagai
antioksidan

tumbuhan

suruhan

juga

mengandung senyawa antibakteri (Cao,


2011).

antraquinon,

aromatik

flavonoid,

asam

lignin

fenolat,

dan

tanin

Flavonoid merupakan grup senyawa


alami dengan ragam struktur fenolat yang
dapat

ditemukan

pada

buah,

sayuran,

gandum, teh, dan anggur (Middleton, dkk.,


1998). Flavonoid dapat berfungsi sebagai

Kandungan

senyawa

yang

telah

antivirus, antialergi, antimikroorganisme,

diteliti terdapat dalam Peperomia pellucida

dan

[L.] adalah alkaloid, beberapa minyak

radikal bebas yang dapat menyebabkan

untuk

mengendalikan

tumor (Middleton, dkk., 1998). Flavonoid

caryophyllene dan carotol yang memiliki

merupakan senyawa pereduksi yang baik

aktivitas larvisida tinggi (Xu, dkk., 2005).

dan dapat menghambat reaksi oksidasi.

Senyawa lainnya adalah fenol dan flavonoid

Flavonoid bertindak sebagai penampung

(acacetin,

dan

radikal hidroksi dan superoksida yang baik,

campesterol,

dengan demikian dapat melindungi lipid

esensial,

pellucidatin,

terutama

apigenin,
pitosterol,

dillapiole,

antioksidan

isovitexin

membran terhadap reaksi yang merusak.

(Lee, dkk., 2003). Penentuan kandungan

Aktivitas antioksidannya dapat menjelaskan

fenolik

alasan flavonoid tertentu dapat menjadi

menggunakan

komponen aktif tumbuhan yang digunakan

(Lee, dkk., 2003). Metode ini berdasarkan

secara

mengobati

kekuatan mereduksi dari gugus hidroksil

gangguan fungsi hati (Robinson, 1995).

fenolik. Semua senyawa fenolik termasuk

Flavonoid

sumber

fenol sederhana dapat bereaksi dengan

antioksidan dan dapat digunakan sebagai

reagen Folin Ciocalteu, walaupun bukan

obat penyakit yang disebabkan oleh radikal

penangkap

bebas (Cos, dkk., 2001).

(Huang, dkk., 2005). Adanya inti aromatis

tradisional

untuk

dikenal

sebagai

Antioksidan adalah senyawa kimia


yang dapat menyumbangkan satu atau lebih
elektron kepada radikal bebas, sehingga
radikal

bebas

tersebut

dapat

diredam.

Menurut Dalimartha dan Karadeniz (2005),


antioksidan didefinisikan sebagai senyawa
yang dapat menunda, memperlambat, dan
mencegah proses oksidasi lipid. Berdasarkan
mekanismenya,
dikelompokkan
antioksidan

antioksidan
menjadi

primer

dan

dua,

total

dapat

dilakukan

pereaksi

radikal

dengan

Folin-Ciocalteu

(antiradikal)

efektif

pada senyawa fenolik dapat mereduksi


fosfomolibdat

fosfotungstat

menjadi

molibdenum yang berwarna biru (Sudjadi


dan Rohman, 2004). Kandungan fenolik
total dalam tumbuhan dinyatakan dalam
GAE (gallic acid equivalent) yaitu jumlah
kesetaraan miligram asam galat dalam 1
gram sampel (Lee, dkk., 2003).

dapat

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan

yaitu

dari penelitian ini adalah :

antioksidan

sekunder. Antioksidan primer mengikuti


mekanisme pemutusan rantai reaksi radikal
dengan mendonorkan atom hidrogen secara
cepat pada suatu lipid yang radikal, produk

1. Menentukan kandungan fenolik total


dari tanaman suruhan (Peperomia
pellucida L.)
2. Menentukan aktivitas

antioksidan

yang dihasilkan lebih stabil dari produk awal

ekstrak fenolik dan ekstrak flavonoid

(Vaya dan Aviram, 2001). Salah satu

tanaman

antioksidan alami yaitu asam galat (3, 4, 5-

pellucida L.)

trihydroxybenzoic
termasuk

dalam

acid).
senyawa

Asam
fenolik

galat
dan

memiliki aktivitas antioksidan yang kuat

suruhan

(Peperomia

3. Menentukan

aktivitas

antibakteri

ekstrak fenolik dari tanaman suruhan


(Peperomia pellucida L.)

Metode
Skrining Fitokimia Tanaman Suruhan
(Peperomia pellucida L.) (Harborne, 1996)

Metode Penelitian

Tanaman

suruhan

dibersihkan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

kemudian dikeringanginkan. Sebanyak 200

Fakultas Sains dan Matematika, Universitas

gram sampel dimaserasi dengan Metanol

Kristen Satya Wacana pada bulan Januari

kemudian dipartisi berturut-turut dengan

April 2016.

pelarut Etil Asetat, n-Heksana, Kloroform,


dan

Alat

Kloroform-MeOH.

Hasil

ekstrak

dilakukan skrining fitokimia terhadap tanin,

Neraca analitik, Spektrofotometer UV-Vis

fenolik,

(Optizen), Waterbath, Hot plate, Vortex,

terpenoid, antrakinon, kardenolida, minyak

Rotary

atsiri, dan minyak nabati.

Evaporator,

Autoklaf,

Oven,

flavonoid,

saponin,

alkaloid,

Inkubator, Inkas, Corong pisah, Cawan


porselen, Cawan petri, Perlatan gelas.

Penentuan Kandungan Fenolik Total


Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida

Bahan

L.) (Lallianrawna, dkk., 2013)

Tumbuhan suruhan (daun dan batang),

Sebanyak 200 g sampel dimaserasi

Metanol, n-Heksan, Etil Asetat, Kloroform,

dengan pelarut metanol selama 24 jam.

H2SO4, NH3, HCl, serbuk Mg, pereaksi

Setelah itu sampel disaring dan diambil

dragendoff,

Anhidrida

filtratnya. Ampas yang diperoleh dimaserasi

Asetat, Etanol, FeCl3, NaOH, NaCl, dietil

kembali dengan metanol sebanyak setengah

eter, akuades, reagen Folin-Ciocalteu, asam

dari volume penambahan metanol awal.

galat, Na2CO3, reagen DPPH 0,1 mM,

Sampel kembali disaring setelah 19 jam dan

biakan bakteri Bacillus subtilis, biakan

filtrat digabungkan dengan filtrat awal

bakteri Escherichi coli, Paper disc, media

(Ekstrak MeOH) yang kemudian pada tahap

MHA, media NB.

selanjutnya dilakukan deklorofilisasi.

pereaksi

meyer,

Deklorofilisasi

bertujuan

untuk

menghilangkan kandungan klorofil dalam


ekstrak yang dapat mengganggu pengukuran

total fenolik. Ekstrak MeOH yang diperoleh


dimasukkan

dalam

corong

pisah

dan

ditambahkan Dietileter. Kemudian kocok


hingga

tidak

menghasilkan

gas

dan

ditambah akuades dan larutan NaCl jenuh.


Setelah itu campuran tersebut dikocok
kembali.

Kemudian

sampel

didiamkan

hingga terpisah menjadi dua lapisan dan fase


bagian

bawah

ditampung

Uji Aktivitas Antioksidan

(tidak

mengandung klorofil).

Pengujian

aktivitas

antioksidan

dilakukan untuk ekstrak fenolik (metanol)


dan

ekstrak

flavonoid

Masing-masing

(metanol-HCl).

sampel

dibuat

seri

pengenceran dengan volume 1, 2, 3, 4, 5


(mg/mL). Sebanyak 1 mL larutan masingmasing larutan ditambahkan 3 mL reagen
DPPH

0,1

mM

dalam

wadah

gelap.

Diinkubasi pada suhu ruang selama 30


total

menit. Diukur absorbansinya pada (517

digunakan standar asam galat dan dibuat

nm) dengan blanko digunakan 1 mL pelarut

kurva standart asam galat dengan seri

ditambah dengan 3 mL DPPH 0,1 mM.

pengenceran 0,01; 0,05; 0,08; 0,1; 0,2; 0,3;

Sebagai faktor koreksi digunakan 1 mL

0,4; 0,5 (mg/mL). Kemudian 0,2 mL

larutan seri konsentrasi ditambah 3 mL

masing-masing seri pengenceran standar

metanol, dengan blanko yaitu metanol.

asam galat ditambahkan 1,6 mL akuades dan

Dihitung persen inhibisi dan dibuat kurva

0,2 mL reagen Folin-Ciocalteu (F-C) lalu

hubungan

diinkubasikan selama 3 menit. Setelah itu

konsentrasi untuk menentukan IC50. Persen

ditambahkan 0,6 mL Na2CO3 (20% w/v)

inhibisi dihitung dengan rumus :

Pada

penentuan

fenolik

antara

inhibisi

terhadap

lalu diinkubasikan selama 30 menit. Diukur


serapan semua seri pengenceran standar
dengan spektrofotometer UV-VIS pada =
765 nm dan dibuat kurva standarnya.
Sampel

ekstrak

daun

suruhan

diberi

Uji Aktivitas Antibakteri


Pengujian

aktivitas

antibakteri

perlakuan sama dengan standar dan diukur

dilakukan pada ekstrak fenolik (metanol).

serapannya pada = 765 nm dan dihitung

Pertama, dilakukan persiapan inokulum

konsentrasinya. Digunakan metanol sebagai

dengan cara starter (B. subtilis dan E. coli)

blanko dan diukur juga faktor koreksinya.

dituangkan ke dalam NaCl 0,9% steril

Pengukuran sampel dilakukan secara triplo.

secara aseptis kemudian dikocok homogen.

Diukur OD600 hingga mencapai range 0,08

menunjukan adanya senyawa tanin, fenolik,

0,13 ~ 1,5 x 108 CFU (Mc Farlan). Kedua,

alkaloid, terpenoid, dan minyak atsiri yang

persiapan

tertera pada Tabel 1.

media

dengan

cara

mL

inokulum dimasukan ke dalam cawan petri


steril secara aseptis lalu ditambahkan 9 mL
MHA (suam-suam kuku). Medium digoyang
hingga homogen dan permukaannya rata
kemudian dibiarkan memadat.

Tabel 1. Evaluasi parameter fitokimia


dengan berbagai pelarut ekstrak
berbeda dari daun suruh-suruan
(Peperomia pellucida L.)

Ketiga, dilakukan uji antibakteri.


Paper disc yang telah berisi larutan uji
ditempatkan ke dalam media agar cawan.
Satu cawan berisi empat paper disc dengan
jarak sesuai. Empat paper disc tersebut
masing-masing berisi kontrol (+) atau
kontrol (-), larutan uji 5 L, larutan uji 10
L, dan larutan uji 20 L. Semua cawan
yang telah diberi perlakuan kemudian
diinkubasikan dalam kondisi dibalik dalam
inkubator suhu 37C selama 18 24 jam.

yang digunakan, senyawa fenolik terdapat

Hasil dan Pembahasan

pada pelarut etil asetat dan air. Pada

Skrining Fitokimia

umumnya, senyawa fenolik bersifat polar

Skrining fitokimia tanaman suruhan


ini

dilakukan

untuk

Dari seluruh fraksi pelarut ekstrak

mengidentifikasi

senyawa-senyawa yang terkandung dalam


tanaman suruhan dengan menggunakan
berbagai pelarut polar-nonpolar.

karena terdapat gugus hidroksil (-OH) yang


menyebabkan

keberadaan

oksigen

elektronegatif yang menciptakan momen


dipol. Oleh karena itu, senyawa fenolik
terdapat pada fraksi pelarut polar yaitu air
dan fraksi pelarut semi polar ke arah polar

Berdasarkan hasil skrining fitokimia

yaitu etil asetat. Tanin terdapat pada fraksi

tanaman suruhan yang telah dilakukan

pelarut air karena tanin termasuk golongan

dengan berbagai fraksi pelarut yang berbeda

senyawa fenol dimana terdapat gugus OH

merupakan

yang meningkatkan polaritasnya.

kelarutannya akan dipengaruhi oleh jumlah

Hasil skrining juga menunjukan

golongan

terpenoid

dimana

terpen.

keberadaan senyawa alkaloid dalam fraksi

Menurut penelitian Xu, dkk. (2005)

etil asetat dan air. Senyawa alkaloid

tanaman suruhan mengandung alkaloid dan

memiliki gugus N yang mempunyai elektron

beberapa

bebas pada strukturnya sehingga polaritas

dillapiole, -caryophyllene dan carotol yang

alkaloid meningkat dan cenderung bersifat

memiliki aktivitas larvisida tinggi. Senyawa

polar. Atom nitrogen yang mempunyai

lainnya adalah fenol dan flavonoid seperti

pasangan elektron bebas pada alkaloid dapat

acacetin,

mengganti

pereaksi

pellucidatin,

dragendroff dan pereaksi mayer (Marliana,

stigmasterol,

dkk., 2005).

Glikosida jantung, tanin dan antrakuinon

ion

iod

dalam

Terpenoid merupakan senyawa yang


tersusun dari rantai panjang hidrokarbon.
Rantai

panjang

hidrokarbon

ini

yang

menyebabkan terpenoid bersifat non polar


dan cenderung larut dalam minyak atau
senyawa non polar (Harborne, 1996). Pada
hasil skrining terlihat bahwa terpenoid juga
terdapat pada fraksi pelarut polar dan non
polar. Hal ini mungkin terjadi karena
terdapat subsituen hidroksil yang terikat
pada rantai hidokarbon sehingga akan
mempengaruhi polaritas dari terpenoid ini.
Hasil skrining juga menunjukan

minyak

esensial,

apigenin,

isovitexin

pitosterol,
dan

terutama

dan

campesterol,
arylproppanoids.

(Nwokocha, dkk., 2012). Hasil penelitian ini


kurang sesuai dengan literature karena hasil
skrining

menunjukan

tidak

adanya

keberadaan kardenolida, antrakinon, dan


flavonoid.

Konsentrasi

keberadaan

kardenolida, antrakinon, dan flavonoid yang


kecil juga dimungkinkan sehingga tidak
terdeteksi saat skrining.
Penentuan total fenolik
Berdasarkan hasil skrining diketahui
bahwa senyawa fenolik dominan terdapat
dalam pelarut polar-semipolar. Oleh karena
itu, ekstraksi untuk menentukan total fenolik

keberadaan minyak atsiri. Minyak atsiri

dilakukan

dengan

pelarut

polar

yaitu

termasuk dalam minyak nabati yang bersifat

methanol selama 43 jam. Kandungan fenolik

mudah menguap pada suhu ruang dan

total pada ekstrak metanol dinyatakan

memiliki aroma yang khas. Minyak atisiri

sebagai ekuivalen asam galat atau Gallic

Acid Equivalent (GAE). GAE merupakan

diketahui bahwa senyawa fenolik berperan

acuan umum untuk mengukur sejumlah

dalam

senyawa fenolik yang terdapat dalam suatu

oksidasi. Menurut Shahidi dan Marian

bahan (Mongkolsilp dkk., 2004).

(1995) pengujian total fenol bertujuan untuk

mencegah

terjadinya

peristiwa

menentukan total senyawa fenolik yang


terkandung di dalam sampel, sehingga
diduga bila kandungan senyawa fenolik di
dalam

sampel

tinggi

maka

aktivitas

antioksidannya akan tinggi.


Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan hasil dari penelitian Phongtongpasuk
dan Poadang (2014) yang menyatakan
ekstrak metanol Peperomia pellucida L.
Gambar 1. Kurva Standar Asam Galat

sebesar 25,09-35,79 mg GAE/g ekstrak.

Seri pengenceran asam galat yang

Hasil penelitian ini memiliki total fenolik

diukur absorbansinya menghasilkan kurva

yang kecil yang dapat disebabkan oleh

standart seperti Gambar 1. dengan

y=

beberapa faktor antara lain maserasi yang

2,2616x 0,0031 dan R = 0.9992. Regresi

kurang optimal, kadar air sampel yang

linier yang dihasilkan telah menunjukan

terlalu

kurva linier yang mendekati 1 sehingga

rendemen ekstrak, dan reaksi sampel dengan

kurva ini dapat dijadikan sebagai kurva

reagen

standar dari total fenolik.

berlangsung secara optimum.

tinggi

sehingga

mempengaruhi

folin-ciocalteu

yang

tidak

Berdasarkan kurva standar tersebut,

Intensitas reaksi senyawa fenolik

konsentrasi total fenolik dari tanaman

dengan reagen Folin-Ciocalteu mengikuti

suruhan (Peperomia pellucida L.) dapat

prinsip klasik hubungan struktur-aktivitas, di

ditentukan. Total fenolik ekstrak methanol

mana urutan aktivitas sebanding dengan

tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.)

ketersediaan kelompok hidroksil hadir pada

adalah 5,69 mg GAE/g ekstrak. Pengujian

cincin

total

kelompok-kelompok

fenolik

pengujian

merupakan

aktivitas

dasar

antioksidan,

dari
karena

aromatik

dan

dipengaruhi
yang

oleh
dapat

menurunkan atau meningkatkan potensi


reduktif molekul.

Ekstrak

metanol

(fenolik)

diuji

aktivitas antioksidannya dengan metode

Tabel 2. Total fenolik ekstrak methanol tanaman


suruhan (Peperomia pellucida L.)

DPPH. Ekstrak dibuat seri pengenceran


untuk membuat kurva hubungan % inhibisi
dan konsentrasi seperti yang ditunjukan
pada Gambar 2.

Total fenolik yang telah dilakukan


setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 2.
Total fenolik setiap kelompok tidak ada
yang masuk dalam nilai total fenolik

Gambar 2. Kurva Hubungan % Inhibisi dan


Konsentrasi Ekstrak Fenolik (Metanol)

literatur. Perbedaan nilai total fenolik dari

Berdasarkan

setiap kelompok dapat dipengaruhi oleh

kurva

tersebut,

beberapa faktor seperti waktu ekstraksi yang

didapatkan persamaan garis y = 944,53x

berbeda, sampel yang digunakan berbeda,

5,379 dengan regresi linier sebesar 0,987.

rendemen ekstrak yang dihasilkan berbeda.

Dari

persamaan

garis

tersebut

dapat

ditentukan nilai IC50nya. Ekstrak metanol


Aktivitas Antioksidan

(fenolik) memiliki nilai IC50 sebesar 0,0586

Pada penelitian ini dilakukan uji

mg/mL

atau

58,6

g/mL.

Hal

ini

aktivitas antioksidan pada ekstrak fenolik

menunjukan bahwa senyawa fenolik dari

dan ekstrak flavonoid tanaman suruhan

tanaman

(Peperomia pellucida L.) dengan metode

aktivitas radikal DPPH sebesar 50% pada

DPPH.

antioksidan

konsentrasi 58,6 g/mL. Nilai IC50 senyawa

dinyatakan dalam nilai IC50 (Inhibitory

fenolik tanaman suruhan dalam penelitian

Concentration) yaitu kemampuan sampel

ini lebih besar dibandingkan nilai IC50

untuk menurunkan aktivitas radikal DPPH

vitamin C. Nilai IC50 vitamin C adalah 20,73

sebesar 50 persen.

g/mL (Chakraborthy dan Ghorpade, 2010).

Hasil

aktivitas

suruhan

dapat

menurunkan

Semakin kecil konsentrasi sampel

Dari

persamaan

garis

tersebut

dapat

untuk menurunkan aktivitas radikal DPPH

ditentukan nilai IC50nya. Ekstrak flavonoid

maka

aktivitas

(metanol : HCl) memiliki nilai IC50 sebesar

antioksidannya. Jadi, aktivitas antioksidan

0,000659 mg/mL atau 0,659 g/mL. Hal ini

tanaman suruhan lebih kecil dibandingkan

menunjukan bahwa pada konsentrasi 0,659

aktivitas antioksidan dari vitamin. Aktivitas

g/mL senyawa flavonoid tanaman suruhan

antioksidan dari senyawa fenolik ini juga

dapat menurunkan 50% aktivitas radikal

berbanding lurus dengan total fenoliknya.

DPPH.

Total

dibandingkan nilai IC50 vitamin C yang

semakin

fenolik

besar

tanaman

suruhan

kecil

sehingga aktivitas antioksidannya pun kecil.


Sedangkan
inhibisi

dan

kurva

konsentrasi

hubungan
dari

ekstrak

flavonoid (metanol:HCl) ditunjukan pada

Nilai

IC50

ini

lebih

kecil

berarti kandungan senyawa flavonoid dalam


tanaman

suruhan

memiliki

aktivitas

antioksidan yang lebih besar dibandingkan


vitamin C.

Gambar 3.

Flavonoid merupakan turunan dari


senyawa fenolik. Akan tetapi pada penelitian
ini, kandungan senyawa flavonoid memiliki
aktivitas antioksidan yang lebih besar
daripada senyawa fenolik sendiri. Hal ini
disebabkan karena yang berperan dominan
sebagai antioksidan tanaman suruhan adalah
senyawa

flavonoid.

menggunakan
sedangkan

Ekstrak

pelarut
ekstrak

flavonoid

metanol:HCl
fenolik

hanya

menggunakan pelarut metanol. Flavonoid


glikosida merupakan salah satu senyawa
Gambar 3. Kurva Hubungan % Inhibisi dan
Konsentrasi Ekstrak Flavonoid

flavonoid yang dapat diisolasi dengan


adanya hidrolisis asam (Hajnos dan Sherma,

(Metanol : HCl)

2010).
Berdasarkan

kurva

tersebut,

didapatkan persamaan garis y = = 60895x +


9,88 dengan regresi linier sebesar 0,9745.

Berdasarkan

hal

tersebut

dapat

diduga bahwa senyawa flavonoid dalam

tanaman

suruhan

merupakan

golongan

(Peperomia pellucida L.) ternyata tidak

flavonoid glikosida. Hal ini dibuktikan dari

dapat

aktivitas antioksidan dari flavonoid lebih

bakteri gram positif (Bacillus subtilis)

besar

maupun bakteri gram negatif (Escheria

dari

fenolik

yang

mungkin

dikarenakan tidak semua senyawa flavonoid

Selain

itu,

jumlah

rendemen

ekstrak juga dapat mempengaruhi tingginya


aktivitas antioksidan dari kedua ekstrak
tersebut.

Beberapa

Aktivitas antibakteri yang dimiliki


oleh tanaman suruhan dimungkinkan berasal
dari senyawa flavonoidnya. Dimungkinkan
beberapa senyawa flavonoid tidak terlarut

glikosida
senyawa

aktivitas

fenolik

antibakteri.

Oleh

karena itu, pada penelitian ini dilakukan uji


aktivitas antibakteri pada ekstrak fenolik
tanaman suruhan (Peperomia pellucida L.).
Hasil aktivitas antibakteri ekstrak fenolik
tanaman suruhan ditunjukan pada Gambar
4. Pada Gambar 4. terlihat bahwa tidak
terdapat daerah hambatan pada beberapa
konsentrasi ekstrak fenolik yang digunakan.
Tidak adanya daerah hambatan dari
beberapa ekstrak fenolik dapat digunakan
untuk

baik

dalam pelarut metanol seperti flavonoid

Aktivitas Antibakteri

mempunyai

pertumbuhan

coli).

dapat larut dalam pelarut metanol (ekstrak


fenolik).

menghambat

menentukan

aktivitas

antibakteri

seperti pada Tabel 3. Diameter Daerah


Hambatan (DDH) ini menunjukan seberapa
besar kekuatan sampel untuk menghambat
pertumbuhan dari mikroorganisme. Ekstrak
fenolik yang tidak menunjukan adanya DDH
berarti ekstrak fenolik tanaman suruhan

yang diduga dapat

berperan

sebagai antibakteri. Selain itu, konsentrasi


eksktrak fenolik yang terlalu kecil juga
dimungkinkan

mempengaruhi

adanya

aktivitas antibakteri dari tanaman suruhan


terutama jika aktivitas antibakteri tersebut
termasuk golongan lemah. Beberapa faktor
itulah yang mungkin menyebabkan tidak
adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak
fenolik

(metanol)

tanaman

(Peperomia pellucida L.).

suruhan

Tabel 3. Aktivitas antibakteri ekstrak fenolik

Daftar pustaka

tanaman suruhan (Peperomia pellucida

Cao Hu Jiao. 2011. Philipine Medicinal

L.)

Plant: Pansit-pansitan. Manila : Manila


Medical Societ
Cos P et al. 2001. Structure-activity
relationship

and

clasification

of

flavonoids as inhibitors of xanthin


oxidase and superoxide scavengers. J.
Nat. Prod. 61: 71-76.
Chakraborthy, G.S., dan Prashant, M.G.
2010. Free Radical Scavenging
Kesimpulan

Activity

Berdasarkan hasil penelitian dapat


disimpulkan

bahwa

tanaman

(Peperomia

pellucida

L.)

suruhan
memiliki

kandungan fenolik total sebesar 5,69 mg


GAE/g

ekstrak.

Ekstrak

fenolik

dan

(Linn)

Sweet

Abutilon
Stem

indicum
Extracts.

International Journal of ChemTech


Research, Vol.2, No.1, pp 526-531,
Jan-Mar 2010.
Fessenden RJ, Fessenden JS. 1986. Kimia

flavonoid tanaman suruhan (Peperomia

Organik.

pellucida L.) memiliki aktivitas antioksidan

Erlangga.

secara

Of

Edisi

Ketiga.

Jakarta:

berturut-turut sebesar 58,6 g/mL

dan 0,659 g/mL. Kandungan fenolik total


berbandin

lurus

dengan

aktivitas

antioksidannya. Ekstrak fenolik tanaman


suruhan (Peperomia pellucida L.) tidak
memiliki aktivitas antioksidan.

Hajnos, M.W., dan Joseph, S. 2010. High


Performance

Liquid

Chromatography in Phytochemical
Analysis. CRC Press.
Harbone JB. 1996. Metode Fitokimia:
Penentuan Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan.

Terjemahan

Kosasih

Padmawinata dan Iwang Soediro.


Bandung: ITB.

Hariana, H.A. 2006. Tumbuhan Obat dan

Analisis Kromatografi Lapis Tipis

Khasiatnya, seri 3 Agrisehat. Penebar

Komponen Kimia Buah Labu Siam

Swadaya, Jakarta.

(Sechium

Huang C et al. 2005. Identification of an


Antifungal Chitinase from a Potential
Biocontrol Agent, Bacillus cereus.

edule

Jacq.

Swartz.)

dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi, 3


(1). Pp. 26-31.
Middleton

EC,

Kandaswami,

TC

Journal of Biochemistry and molecular

Theoharides. 1998. The effects of

Biology, 38 : 82-88.

plant flavonoids on mammalian cells:

Karadeniz F et al. 2005. Antioxidant activity


of selected fruits and vegetables grown
in

Turkey.

Turkish

Journal

of

Agricultural and Forest 89: 297303.


Lallianrawna,

S.,

Muthukumaran,

Vanhalalhruaii,

R.,
R.,

Gurusubramanian, dan G., Kumar,


N.S. 2013. Determination of total
phenolic content, total flavonoid,
and total antioxidant capacity of
Ageratina

adenophora

(Spreng.)

implications for inflammation, heart


disease, and cancer. Pharmacological
Reviews 52:673-751.
Mongkolsilp, S., Pongbupakit, I., Sae-lee,
N., Sitthithaworn, W. 2004. Radical
Scavenging

activity

and

total

phenolic content of medical plants


used in primary health care. Journal
of Pharmacy and Science. 9(1) :3235.
Nwokocha, C.R., D.U. Owu., K. Kinlocke.,

King & H.Rob. Sci Vis Vol. 13 Issue

J.

No. 4 ISSN(online) 2229-6026).

Thaxter., G. McCalla., and L.

Lee KW, Kim YJ, Lee HJ, Lee CY, 2003.


Cocoa

Has

Phytochemical

More
and

Phenolic
A

Higher

Antioxidant Capacity than Teas and


Red Wine, J. Agric. Food Chem, 51
(25): 7292-7295.

2005.

Skrining

Fitokimia

dan

R.

Delgoda.,

K.

Young. 2012. Possible Mechanism


of Action of the Hypotensive Effect
of

Peperomiapellucida

Interactions

between

Cytochrome

P450

and
Human

Enzymes.

Medicinal and Aromatic Plants.1:15.

Marliana, S. D., V. Suryanti, dan Suyono.

Murray.,

Phongtongpasuk, S., dan Sarinya, P. 2014.

Ukieyanna, E., 2012. Aktivitas Antioksidan,

Extraction of antioxidants from

Kadar Fenolik, dan Flavonoid Total

Peperomia

Tumbuhan

pellucida

L.

Kunth.

Suruhan(Peperomia

Thammasat International Journal of

Pellucida L. Kunth)[Skripsi]. FMIPA

Science and Technology Vol.19,

IPB: Bogor.

No.3, July-September 2014.

Vaya

Robinson T. 1995. Kandungan Organik


Tumbuhan

Tinggi.

Terjemahan Kosasih

Edisi

ke-4

Padmawinata.

Bandung : ITB Press.

Effects

Michael.

2001.

Nutritional antioxidant : mechanism of


action, analyses of activities and
medical

applications,

Curr.

Med.

vol 1 hal 99-117.

Sources

Chemistry

Xu, S., N. Li., M.M. Ning., C.H. Zhou.,

Applications

Technomic.

Q.R. Yang., and M.W. Wang. 2005.

Basel : Lancaster.
Sudjadi dan Rohman A. 2004. Analisis Obat
dan Makanan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Aviram

Chem-Imm,Endoc. &Metab Agents,

Shahidi, F. and N. Marian. 1995. Food


Phenolics,

Jacob,

Bioactive

Compounds

Peperomia

pellucid.

from
American

Chemical Society and American


Society

of

Pharmacognosy.10:1.

Lampiran
Penentuan kandungan fenolik total
Kelompok kiki dio
Massa sampel

= 200 gram

Kadar Air

= 88,79%

Massa kering

= 0,1121 x 200 gram


= 22,42 gram

Konsentrasi standar

= 1 mg/mL

Kurva standar

y = 0,2616x 0,0031 ; R2 = 0,9992


Abs sampel

Abs FK

Abs spl-Abs FK

Kons sampel (mg/mL)

0,206

0,0115

0,1982

0,0890

0,192

0,004

0,1842

0,0828

0,193

0,008

0,1852

0,0833

0,0078

Konversi dalam satuan (mg GAE/g ekstrak)


0,0850 : (22,42 gram / 1500 mL) = 5,69 mg GAE/g ekstrak
Kelompok Putra-Kiky
Massa sampel

= 100 gram

Kadar Air

= 93%

Massa kering

= 0,07 x 100 gram

0,0850

= 7 gram
Konsentrasi standar

= 1 mg/mL

Kurva standar

y = 0,202x + 0,016
Abs sampel

Abs FK

Abs spl-Abs FK

Kons sampel (mg/mL)

0,093

0,093

0,38

0,096

0,096

0,40

0,081

0,081

0,32

0,3666

Konversi dalam satuan (mg GAE/g ekstrak)


0,3666 : (7 gram / 1040,6 mL) = 54,7164 mg GAE/g ekstrak
Kelompok Vivi-Riska
Massa sampel

= 100 gram

Kadar Air

= 90,43%

Massa kering

= 0,0957 x 100 gram


= 9,57 gram

Konsentrasi standar

= 1 mg/mL

Kurva standar

y = 3,36x +0,054

Abs sampel

Abs FK

Abs spl-Abs FK

Kons sampel (mg/mL)

0,124

0,218

0,094

0,0119

0,095

0,0122

0,133
0,103
0,009
0,104

0,015

Konversi dalam satuan (mg GAE/g ekstrak)


0,015 : (9,57 gram / 1250 mL) = 1,9592 mg GAE/g ekstrak
Kelompok Novita-Sheren
Massa sampel

= 100 gram

Kadar Air

= 92,31%

Massa kering

= 0,0769 x 100 gram


= 7,69 gram

Konsentrasi standar

= 1 mg/mL

Kurva standar

y = 4,173x 0,030; R2 = 0,989


Abs sampel

Abs FK

Abs spl-Abs FK

Kons sampel (mg/mL)

0,066

0,066

0,0230

0,074

0,074

0,0249

0,076

0,076

0,0254

0
Konversi dalam satuan (mg GAE/g ekstrak)
0,0244 : (7,69 gram / 1680 mL) = 5,34 mg GAE/g ekstrak

0,0244

Kelompok Nia-Harry
Massa sampel

= 100 gram

Kadar Air

= 92,308%

Massa kering

= 0,0792 x 100 gram


= 7,92 gram

Konsentrasi standar

= 1 mg/mL

Kurva standar

y = 0,629x 0,088; R2 = 0,985


Abs sampel

Abs FK

Abs spl-Abs FK

Kons sampel (mg/mL)

0,075

0,075

0,259

0,081

0,081

0,267

0,068

0,068

0,248

0
Konversi dalam satuan (mg GAE/g ekstrak)
0,258 : (7,92 gram / 1200 mL) = 39,09 mg GAE/g ekstrak

Aktivitas Antioksidan

Fenolik
Konsentrasi awal = 0,085

0,258

V (mL)
1
2
3
4
5

kons spl
0.017
0.034
0.051
0.068
0.085

Abs spl
0,668
0,571
0,469
0,289
0,194

y = 944,53x 5,379
50 = 944,53x 5,379
x = 0,0586 mg/mL

Flavonoid
Konsentrasi awal = 0.1128 mg/mL
Faktor pengenceran = 100 kali

%inhibisi
12.79
25.46
38.77
62.27
74.67

V (mL)
1
2
3
4
5

kons spl
0.000226
0.000451
0.000677
0.000902
0.001128

y = 60895x + 9,88
50 = 60895x + 9,88
x = 0.000659 mg/mL

Abs spl
0,580
0,446
0,380
0,224
0,182

%inhibisi
21.73
39.81
48.72
69.77
75.44

Вам также может понравиться