Вы находитесь на странице: 1из 9

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DIABETES MELITUS
DI RUANG ANAK RSU DR. SOETOMO
SURABAYA

DI SUSUN
OLEH :
NASRUL HADI PURWANTO S.Kep, Ns
NIM 010230454 B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2005

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


PADA KASUS DIABETES MILLITUS
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan sistem endokrin yang sering menyerang
anak usia sekolah.
PATHOGENESIS
Disfungsi dari sel sel beta pulau langerhans di panereas yang dapat disebabkan oleh
adanya tumor, pangkreatitis, penggunaan Corticosteroid yang akan mengganggu
sekresi insulin. Tiga efek utama gangguan / kekurangan insulin :
Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel sel tubuh dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah.
Peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah daerah penyimpanan lemak
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding
vaskuler.
Pengurangan protein dalam jaringan tubuh. Dapat juga defisit insulin akan terjadi
perubahan metabolic : Transport glukosa yang melintasi membran sel sel
berkurang. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan kedalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurahkan
kedalam darah dari hasil pemecahan asam amino dan lemak sehingga menyebabkan
konsetrasi glukosa melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini
akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poli uri)
akan timbul rasa haus (polidipsi), karena kalori negatif dan berat badan berkurang
rasa lapar semakin besar (palipagi) mungkin timbul sebagai akibat kehilangan kalori.
Pada anak Diabetes terjadi rata rata, penurunan produsi insulin akan berakibat
penurunan kemampuan memperoleh energi yang berasal dari nutrisi yang dibutuhkan
oleh anak. Karena kehilangan berat badan dan pertumbuhan yang lambat, gabungan
kegagalan akan memambah berat badan dan mengurangi energi secara tiba tiba
yang akan membawa perhatian kesehatannya seberapa jauh. Anak mungkin melihat
kesehatannya dari gejala sampai terlihat jelas.
Gejala gejala tersebut biasanya disertai dengan penurunan berat badan atau
kegagalan untuk memambah berat badan dan kekurangan energi. Gejalanya biasanya
terjadi secara tiba tiba. Jika seorang anak tidak tampak adanya gejala, dan mengarah
kediagnos, mungkin gangguan tersebut akan berkembang pada asidosis Diabetes

karena tidak adekuatnya produksi insulin, karbohidrat tidak dapat dipakai sebagai
bahan bakar penghasil energi, kemudian lemak dimobilisir untuk energi yang proses
oksidasinya tidak lengkap, akan menghasilkan ketone bodies (acetone, acid diacetid,
oxybatyric acid) terjadi penumpukan keton bodies siap di ekskresi ke dalam urine,
tetapi di dalam ekresi akan menyebabkan gangguan keseimbangan cairan yang
menyebabkan acidosis dengan karakteristik.
GEJALA
Gejala diabetes mellitus ada rasa haus, penurunan berat badan, kencing banyak, lesu
dan ngompol waktu malam. Gejala gejala ini nampak selama beberapa minggu.
Ketoasidosis yang nampak pada anak harus diperlakukan sebagai keadaan gawat
dan anak harus dirawat dirumah sakit.
Insulin komponen tunggal berisi porsin murni (misalnya Actrapid MC atau Leo
Neutral) diberikan melalui infus pelan menggunakan pompa infus yang memberikan
2,5 atau 5 unit perjam secara teratur tergantung usia anak. NaCl 0,9 diberikan
secara intravena sampai gula darah mendekati harga normal (11 mmo1/1) kemudian
diganti dengan NaCl 0,45 % ditambah Dekstrosa 5 %. Natrium bikarbonat dan
garam kalium ditambahkan bila perlu.
Pada penyembuhan secara bertahap diberikan diet yang sesuai tergantung usia
anak. Insulin diberikan sesuai hasil pemeriksaan air kencing sebelum makan. Dalam
waktu singkat anak makan seperti biasa dan dapat dimulai dengan insulin long
acting sebagai pengobatan pemeliharaan.
Rapitard MC (Novo) 1 atau 2 kali sehari atau gabungan seperti :
Monotard MC (Novo) + Actrapid MC (Novo) pagi hari atau
Leo Retard + Leo Neutral pada pagi hari
Anak usia 6 tahun keatas dapat diajari memakai insulinnya dengan pengawasan
ibunya. Tempat suntikan dipindah setiap hari dari depan / sisi lateral. Mereka harus
memeriksa air kencing mereka setengah jam sebelum makan. Kandung kencing harus
dikosongkan setengah jam sebelum mendapatkan bahan pemeriksaan yang
menggambarkan glukosa darah waktu itu.
Glukose merupakan sumber energi utama untuk sel. Insulin merupakan fasilitas
peningkatan glukosa intravaskuler melalui muskulus dari cell lemak, memfasititasi
penyimpanan glukosa menjadi glikogen didalam liver dan sel muskulus dan secara
tidak langsung mencegah metabolisme lemak, kekurangan insulin berperan penting
terjadinya hyperglikemia karena glucosa intravascular tidak akan masuk ke dalam sel.
Lever merespon kekurangan glukosa intraselluler melalui glukoncogenesis dan
glyconolysis dan lebih lanjut akan memperberat hyperglikemia. Hyperglikemia

menyebabkan diuresis osmotic yang berlanjut kehilangan cairan ekektrolit dan rata
rata akan terjadi dehidrasi.
Ketidakmampuan glukosa masuk ke sel, memacu katabolise di proses katabolisme
tubuh menggunakan lemak dan protein sebagai energi dan walaupun intake makanan
meningkat terjadi penurunan berat badan. Ketika lemak digunakan sebagai energi,
liver merubah peningkatan lemak bebas didalam darah menjadi keton bodies.
Penumpukan sirkulasi akumulasi keton bodies akan mempengaruhi PH darah yang
akan mempengaruhi ketoacidosis. Selama acidosis potassium (kalium) tubuh
menurun secara signifikan. Tanda tanda kenaikan aceton dan ketoacid ialah
pernafasan berbau buah buahan, kussmaul, nyeri abdominal, muntah. Saat
terjadi muntah cairan banyak keluar dan terjadi gangguan keseimbangan dan
diperlukan peningkatan intake, dan kondisi anak dapat lebih cepat memburuk.
Anak dengan diabetes dengan riwayat poliuri, polidipsi, poliphagia dan penurunan
berat badan, banyak yang mengalami ketoacidosis. Anak dengan diabetes
ketoacidosis dengan tanda tanda klasik dan hyperglikemia (glokusa darah lebih dari
300 mg / dl), ketonemia, acidosis / PH < 7.30, bicarbnat < 15 mEq / 1, glucosuria,
ketonuria.
Fokus treatment anak dengan diabetes keseimbangan metabolisme. Treatment jangka
panjang berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
dan memberi tekanan tidak bergantung dan mengurangi efek psychososial. Treatment
termasuk pendidikan anak dan keluarga untuk monitoring glukosa, pemberian insulin,
diet, exercise, management, hyperglydemia dan hypoglikemia.
DIAGNOSIS
Hati hati obsevasi gejala / tanda di dalam anggota keluarga yang mempunyai
riwayat Diabetes, misalnya frekwensi BAK, rasa haus, kehilangan berat badan dan
yang merupakan reseko tinggi diharapkan untuk secara rutin periksa, dengan finger
stickglucose monitoring atau test glicosuria apabila level glukosa darah > 200 mg / dl
atau glycosuria, dan adanya tanda poliuria dan penurunan berat badan, polipagia.
Walaupun test toleransi glukosa dapat menggambarkan Diabetes pada dewasa, tidak
dapat digunakan untuk anak anak. Test oral glukosa toleransi sering tidak cocok /
mendapatkan sukses pada anak karena mereka memuntahkan glukosa padat yang
seharusnya ditelan.
Treatment untuk anak diabetes melibatkan keluarga anak dan tim kesehatan (perawat,
gizi, dokter). Setelah anak terdiagnosa Diabetes, untuk beberapa waktu akan masuk
rumah sakit, sampai keadaan stabil dibawah supervisor. Untuk beberapa saat perawat
harus memahami perasaan emosi klien.

Reaksi insulin yaitu shock hipoglikemia, karena kebanyakan insulin akan


mengakibatkan kecepatan metabolisme glukosa di dalam tubuh, saat terjadi
perubahan di dalam tubuh yang seharusnya dengan syarat, ketidakseimbangan dalam
diet, kesalahan dalam pengukuran insulin atau berlebihan exercise karena Diabetes
pada anak mudah labil. Tanda hypoglikemia irritabilitas, diaphoresis, mengantuk,
perubahan tingkat kesadaran. Tanda hyperglikemia : polipagia, poliuri, membran
mucosa kering, letargi, perubahan tingkat kesadaran.
Pada anak anak reaksi insulin sering terjadi lebih pagi, oleh karena itu dibutuhkan
observasi lebih dini selama malam hari ( setiap 2 jam ). Oleh karena itu monitoring
glukosa darah harus dilakukan lebih sering, pagi khususnya bila di Rumah Sakit.
Treatment bila terjadi reaksi insulin, anak diberikan gula, permen, orenge juice
atau salah produk yang digunakan untuk penanganan emergency lalu konsultasi
dokter bila anak tidak dapat peroral, dapat diberikan glikogen subcutan untuk
meningkatkan glukosa darah. Glukogon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel
beta di pancreas, dimana peninggian kadar glukosa darah akan membebaskan
insulin ( pada normalnya orang ) tetapi glukosa darah menurun statimulasi
pembebasan glikogen. Pembebasan glukoge di dalam darah akan meningkatkan
penghancuran glukogen dihati dan glukosa dihasilkan.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :

Penurunan berat badan

Appetiti

Polydipsia

Dehidrasi

Irritablity

Kelemahan

Tinggi badan, berat badan

Kelembaban kulit

Turgor

Tanda tanda vital

Kolekting urine spesimen

Gukosa darah meningkat

Perkembangan anak usia sekolah.

Psikososial :

Dapat menyelesaikan tugas tugasnya sampai menghasilkan sesuatu

Belajar bersaing dan koperatif dengan orang lain

Psikoseksual :

Berorentasi pada sosial, kelompok bermain

Mulai berkembang intelektual dan socsal

Intelektual :

Mulai berpikir logis, terarah, dapat mengelompokkan fakta fakta berfikir


abstrak

Mengatasi masalah secara nyata dan sistematis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Resiko injuri berhubungan dengan kekurangan insulin

2.

Tidak efektifnya koping keluarga ; kompromi berhubungan dengan perawatan


rumah dalam mencegah hypo dan hyperglikemia

3.

Ketakutan anak berhubungan dengan pemberian insulin

4.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari berhubungan dengan,


penurunan produksi insulin

5.

Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan sirkulasi / sensori

6.

Kecemasan anak / keluarga berhubungan dengan diagnosis diabetes dan


komplikasi

7.

Gangguan selfesteem berhubungan dengan penyakit kronik dan ketergantungan


insulin

PERENCANAAN DAN IDENTIFIKASI OUT COME


Tujuan secara garis besarnya adalah :
1.

Mencegah injuri dan infeksi

2.

Eliminir ketakutan saat pemberian insulin

3.

Maintenance nutrisi yang adekuat

4.

Self konsep yang positif

5.

Tidak bergantung

6.

Untuk keluarga menjaga agar anak tidak terjadi hipoglikemia, pemberian


insulin nutrisi untuk anak

7.

Untuk anak agar dapat belajar merawat diabet supaya terhindar dari
komplikasi.

Mencegah injuri
1.

Monitoring level glukosa darah; 2 kali sehari, sebelum makan pagi dan makan
malam

2.

Membantu expresikan perasaan ketakutan saat dilakukan test glukosa darah


( finger stick )

3.

Fase sekolah ; Industri tertarik dengan informasi agar anak kooperatif

4.

Monitor tanda tanda hiperglikemia

Meningkatkan

koping

keluarga

dalam

manajemen

hypoglikemia

dan

hyperglikemia
1.

Pendidikan / HE tentang tanda tanda hypoglikemia dan hyperglikemia dan


bagaimana penanganan seperlunya untuk mengatasi

2.

Cara penanganan apabila gula darah < 60 mg/dl, juice, gula, soda non diet,
apabila glukosa tidak dicek beri karbohidrat simple apabila ada tanda
hipoglikemia

3.

Apabila anak mendapat therapi glukagon atau dextrose dari dokter, ajari
bagaimana pemberian glukagon secara intra muscular

4.

Anjurkan anak membawa bekal dan dimakan apabila ada tanda tanda
hipoglikemia (bekalnya karbohidrat complex misalnya cake, crakers, roti, kacang
dan sebagainya )

5.

Catat pola terjadinya hipoglikemia dan buat jadwal rencana pengambilan


keputusan agar tidak terjadi hipoglikemia

6.

Apabila anak mengalami sakit ( panas, infeksi, muntah, mual, tidak mau
makan ) hubungi dokter

7.

Ajari cara pemberian insulin secara subcutan

Memastikan tepat dan adekuatnya nutrisi


1.

Melibatkan anak dalam rencana pemberian nutrisi

2.

Membantu anak agar ikut terlibat dalam program diet

3.

Apabila anak akan pulang terlambat untuk makan siamg dianjurkan membawa
makanan karbohidrat komplek

4.

Anjurkan anak agar dapat bagaimana mengatasi makan di sekolah dan

lingkungan sosial

Mencegah infeksi dan kerusakan kulit


1.

Ajarkan cara mengobservasi, tentukan kulit setiap hari ( setelah mandi )


biasanya yang mudah mengalami kerusakan pada lipatan lipatan ( axilla, paha )

2.

Perhatikan penggunaan sepatu yang baik

3.

Observasi kedua kaki untuk pecah pecah, potong kuku sesuai garis, gunakan
kaos kaki yang bersih dan jangan tidak menggunakan pengalas kaki

4.

Infeksi yang sering adalah sistem urinary dan sistem respirasi atas, ajarkan
mengenal tanda tanda infeksi urinary ; gatal, rasa panas pada sistem urinary, bila
terjadi hubungi dokter

Mengurangi kecemasan anak dan keluarga


1.

Anjurkan kepada anak dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya ( rasa


bersalah, marah, penolakan )

2.

Anjurkan

banyak

membaca

untuk

menambah

pemahaman

tentang

penyakitnya
3.

Berikan informasi yang jujur dan jelas

Meningkatkan self care dan self esteem yang positif


1.

Anjurkan untuk saling mengunjungi antar anak yang sakit

2.

Menjelaskan bahwa anak diabetes dapat melakukan aktifitas yang sama


seperti anak lainnya

EVALUASI
1.

Anak tidak mendapat injuri

2.

Anak dan keluarga dapat menunjukkan cara penanganan hypoglikemia dan


hyperglikemia

3.

Anak dan keluarga dapat menunjukkan cara pemberian insulin

4.

Anak dan keluarga dapat menunjukkan nutrisi yang dibutuhkan

5.

Anak tidak mendapatkan kulit yang rusak atau infeksi

6.

Anak dan keluarga dapat menunjukkan perawatan dirumah untuk jangka


panjang

7.

Anak dan keluarga dapat menunjukkan sikap positif didalam segala kondisi

KEPUSTAKAAN
Dr. Sidhartani Zain. (1981), Ilmu Kesehatan

Anak Untuk Perawat, Ikip

Semarang, Semarang.
Dr. Sidhartani Zain. (1991), Penatalaksanaan Kegawatan Neonatus, Universitas
Diponegoro Semarang, Semarang.
---------------- (1987). Materi Pelatihan Bayi dan Anak. RSUDP Dr Kariyadi,
Semarang.
---------------- (2000). Materi perkuliahan Ilmu Kesehatan Anak. PSIK Unair,
Surabaya.
Marilynn. E. Doenges, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.

Вам также может понравиться