Вы находитесь на странице: 1из 17

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK)


A. Judul
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Siklus ACE
Pada Pembelajaran Fisika di SMA Penabur Harapan Indah Bekasi.

B. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan ilmu merupakan ilmu pengetahuan alam (IPA), oleh


karenanya Fisika mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik
tersebut adalah objek ilmu Fisika, cara memperoleh, serta kegunaannya.
Fisika merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya
Fisika juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Fisika
adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata
pelajaran fisika di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang alam,struktur
dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika yang dituangkan secara
matematis yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang
berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori)
temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,
pembelajaran fisika dan penilaian hasil belajar fisika harus memperhatikan
karakteristik ilmu fisika sebagai proses dan produk. Tujuan mata pelajaran
fisika dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain
pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri
terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran fisika menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan
dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Permendiknas 22
tahun 2006)
Masalah yang sering muncul pada proses pembelajaran fisika berdasarkan
pengalaman penulis dalam pengelola pembelajaran antara lain 1) aktivitas
belajar siswa sangat rendah, terindentifikasi dari minat bertanya siswa
kurang, kurang berani mengemukakan pendapat, kurang berani mengajukan
gagasan, tidak mau mengajukan hipotesis, kurang percaya diri, kurang mau
menyiapkan diri dalam belajar. Aktivitas belajar merupakan kegiatan dalam
proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mendiskusikan bahan
ajar, mengerjakan tugas-tugas, serta interaksi siswa dengan siswa, siswa

dengan bahan ajar, siswa dengan sumber belajar. 2) nilai hasil belajar kimia
siswa cukup rendah. Fakta ini teridentifikasi dari hasil evaluasi ulangan
harian, hasil tes tengah semester, dan hasil tes ulangan akhir semester 1.
Pada proses pembelajaran kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik yang disajikan dengan metode
konvensional (ceramah, tanya jawab, diskusi) tampak aktivitas siswa kurang
optimal melibatkan diri dalam proses belajar. Aktivitas yang tampak paling
menonjol adalah kemauan untuk bertanya dan kemampuan mengajukan ide,
berhipotesis, menjawab pertanyaan, mau berpartisipasi menyimpulkan hasil
belajar sangat kurang. Hanya sekitar 2 % siswa yang terlibat aktif sesuai
indikasi di atas.
Hasil tes menunjukkan bahwa lebih dari 60% siswa belum tuntas dalam
menempuh kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika
dan dinamika benda titik yang diberikan. Standar ketuntasan belajar
minimal yang dipersyaratkan adalah 70. Aktivitas belajar siswa yang rendah
jika dibiarkan akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap: 1)
sikap kritis siswa, 2) sikap terhadap mata pelajaran Fisika, 3) sikap ilmiah
siswa, 4) kemauan siswa untuk kerja keras, ulet, tekun, tidak mudah putus
asa, dan pada akhirnya berdampak pada hasil belajar yang kurang
memuaskan. Aktivitas belajar siswa yang rendah dan hasil belajar kimia
yang kurang dapat disebabkan oleh beberapa hal : 1) siswa kurang berani
dan kurang terlatih untuk bertanya saat proses pembelajaran, 2) siswa tidak
terlatih untuk mengajukan gagasan dan hipotesis saat proses pembelajaran,
3) siswa kurang banyak berperan secara optimal saat diskusi pada proses
pembelajaran, 4) siswa kurang banyak memperoleh latihan terbimbing
dalam pemecahan masalah pada saat belajar di kelas.
Penguasaan terhadap unit-unit pembelajaran atau kompetensi oleh siswa
sangat mutlak diperlukan dalam upaya meraih nilai tes yang baik. Salah satu
cara untuk meningkatkan penguasaan kompetensi adalah berlatih (exercise)
dengan tekun dan berulang-ulang. Dengan latihan secara terus menerus
maka akan terjadi aktivitas belajar yang lebih variatif, lebih interaktif, lebih
kreatif serta memungkinkan terjadi diskusi (discussion) bersama teman
sejawat dan nara sumber. Diskusi yang lebih variatif sangat perlu
dikembangkan sehingga suasana belajar siswa menjadi lebih hidup dan
bergairah. Dengan berlandaskan pemikiran tersebut, peneliti menerapkan
strategi pembelajaran dengan siklus ACE (aktivities, class discussion,
exercise) sebagai upaya memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa
(Asiala. et al, 2000).
C. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian tindakan ini adalah:
1)
Apakah strategi pembelajaran siklus ACE dapat meningkatkan
aktivitas belajar fisika siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah Bekasi?

2)
Apakah strategi pembelajaran siklus ACE dapat meningkatkan hasil
belajar fisika siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah Bekasi?
3)
Bagaimana respon siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah
Bekasiterhadap implementasi strategi pembelajaran siklus ACE ?
D. Pemecahan Masalah
Seiring dengan permasalahan yang ditemukan dan yang diajukan, maka
alternatif pemecahannya dapat dikemukakan sebagai berikut: mengaktifkan
siswa untuk terlibat seoptimal mungkin dalam proses pembelajaran. Cara
yang dipilih pada penelitian ini adalah memberikan topik ajar pada
kompetensi hidrokarbon kepada siswa untuk disimak, kemudian siswa
mengajukan pertanyaan tertulis terkait dengan topik ajar yang mereka belum
pahami dan membuat jawaban sementara (hipotesis) terhadap pertanyaan
yang mereka ajukan. Kemudian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
siswa didiskusikan dengan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pada saat
diskusi diharapkan muncul gagasan-gagasan siswa. Setelah siswa diskusi
untuk topik ajar, maka kepada siswa diberikan latihan memecahkan masalah.
Pemilihan metode ini dipilih karena 1) siswa akan berlatih berpikir kreatif, 2)
siswa berlatih keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) siswa berlatih berpikir
kritis dalam memecahkan masalah. Aktivitas dan penguasaan konsep siswa
diamati dan dievaluasi, jika belum memenuhi harapan maka kepada siswa
kembali diberikan topik ajar untuk disimak, mengajukan pertanyaan dan
hipotesis, lakukan diskusi dan kembali diberikan latihan pemecahan masalah.
Sehingga proses pembelajaran merupakan sebuah siklus yakni aktivitasdiskusi kelas- latihan pemecahan masalah. Metode yang demikian dikenal
dengan siklus ACE (aktivities, class discussion, exercise). Dengan metode
tersebut di atas, diharapkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
E. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar fisika


siswa, meningkatkan hasil belajar kimia dan mendeskripsikan respon siswa
yang dapat dirinci sebagai berikut:
1) meningkatkan aktivitas belajar kimia siswa kelas X-1 SMA Penabur
Harapan Indah Bekasi.
2) meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan
Indah Bekasi.
3) mendeskripsikan respon siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah
Bekasiterhadap implementasi strategi pembelajaran dengan metode siklus
ACE.

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian tindakan ini diharapkan hasilnya memberikan manfaat:


1.
Secara teoritis, untuk menambah khazanah hasil penelitian
tentang upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan metode
siklus ACE dan membuka kemungkinan dilakukan penelitian tindakan lebih
lanjut tentang permasalahan sejenis.
2.

Secara praktis:

a) bagi siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan


perbaikan pemahaman konsep secara cepat, berlatih keterampilan bertanya,
berlatih mengajukan hipotesis dan gagasan,
b) bagi guru peneliti, untuk mengembangkan strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang kreatif, inovatif, yang meningkatkan motivasi belajar
siswa,
c) bagi lembaga/sekolah, sebagai masukan dalam upaya
mengembangkan kurikulum yang berbasis karakteristik siswa dan potensi
sekolah.
G. Kajian Teori
1. Siklus ACE
Siklus ACE(aktivities, class discussion, exercise) merupakan implementasi
pembelajaran berdasarkan teori APOS ( action, process, object, schema) yang
telah dikembangkan oleh peneliti di Amerika Serikat( RUMEC). Siklus ACE
mencakup tiga langkah kegiatan belajar yaitu aktivitas, diskusi kelas dan
latihan. Strategi ini memberikan para siswa untuk belajar secara sistematis,
efektif dan efisien dalam menghadapi berbagai bahan ajar (Nurlaelah, 2003).
Langkah-langkah kegiatan belajar secara rinci menurut siklus ACE adalah
sebagai berikut. 1) Tahap aktivitas ( A =activities). Pada tahap ini siswa
melakukan aktivitas dengan tujuan untuk mengenalkan konsep, informasi,
atau situasi baru. Pada tahap ini siswa diberi tugas-tugas, permasalahan
untuk dipecahkan sehingga siswa belajar menemukan sesuatu dan
mengkonstruksi pengalaman yang mereka dapatkan. Kegiatan beraktivitas
dapat dilakukan secara mandiri maupun kooperatif. 2) Tahap diskusi kelas
( C = class discusion). Pada tahap ini siswa diberikan atau diajak berdiskusi
untuk mengemukakan gagasan, mengajukan hipotesis, serta temuan konsep
baru. Dalam berdiskusi siswa bertanya, mengemukakan masalah yang
ditemukan pada tahap aktivitas. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator
dan mediator saat siswa berdiskusi. 3) Tahap latihan memecahkan soal ( E =
exercise). Pada tahap ini siswa berlatih mengaplikasikan konsep dan
memantapkan konsep yang telah mereka peroleh dan pahami pada tahap

sebelumnya (Asiala. et al, 2000).


Dengan demikian tiga tahap kegiatan aktivitas, diskusi kelas dan latihan
memecahkan masalah atau soal merupakan rangkaian kegiatan yang
berulang dapat dilakukan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Oleh karena
itu kegiatan belajar merupakan suatu siklus. Melalui kegiatan yang berulangulang diharapkan siswa lebih memahami konsep yang diajarkan.
2. Pembelajaran Konstruktivis dalam Pelajaran Fisika
Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan dibangun di dalam
pikiran siswa. Semua pengetahuan ilmiah merupakan bentukan individu
menurut persepsi individu terhadap realitas dan pengalaman. Belajar secara
konstruktivis adalah : 1) siswa secara aktif memilih dan mengamati beberapa
informasi baru dalam lingkungannya, 2) pengetahuan yang dimiliki siswa
mempengaruhi stimulus, 3) masukan yang dipilih dan diperhatikan tidak
segera mempunyai makna, 4) siswa secara aktif menyusun hubunganhubungan antara informasi baru dan ide-ide yang ada pada dirinya yang
dianggapnya relevan, 5) siswa mengkonstruksi makna dari hubunganhubungan antara informasi baru dan pengetahuan yang telah dimiliki, 6)
siswa mungkin menguji makna-makna yang disusunnya yang berlawanan
dengan memori dan pengalaman yang dirasakan, 7) siswa mungkin
memasukkan konstruk-konstruk baru ke dalam salah satu memorinya dan
menghubungkannya dengan ide-ide yang sudah ada atau dengan cara
membangun kembali ide-idenya, dan 8) siswa akan meletakkan beberapa
status pada konstruk baru. (RossTasker), dalam Suastra, 2002).
OLoughlin (1992), dalam Sudria, dkk., (2000) mengemukakan empat prinsip
pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme 1) manusia
mengkonstruksi pengalamannya melalui kerangka logis yang
mentrasformasikan, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan, 2)
pengkonstruksian pengetahuan terjadi melalui proses asimilasi dan
akomodasi, 3) pebelajar pada proses belajar harus mendapat pengalaman
berhipotesis, memprediksi, memanipulasi objek, mengajukan pertanyaan,
mencari jawaban, berimajinasi, dan menemukan dalam upaya
mengembangkan konstruksi-konstruksi baru, 4) belajar bermakna terjadi
melalui refleksi dan resolusi konflik.
Driver dan Oldham (dalam Suastra, dkk., 1998) menyatakan beberapa ciri
mengajar konstruktivis adalah : 1) orientasi, siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik melalui kegiatan
observasi, 2) elicitasi, siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara
jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat foster, dan lain-lain, 3)
restrukturisasi ide, meliputi klarifikasi ide, membangun ide yang baru,
mengevaluasi ide baru, 4) penggunaan ide dalam banyak situasi, dan 5)
review.
Menurut Suparno (1997), dengan filosofi belajar konstruktivisme maka tugas

pengajar adalah: 1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan


siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian,
2) memberikan atau menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan siswa dan membantu siswa untuk mengekspresikan
gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya, 3) memonitor,
mengevaluasi kegiatan siswa dalam upaya membangun pengetahuan melalui
pengalaman belajar itu.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam strategi belajar mengajar, tugas
pengajar adalah menjadi mitra yang aktif bertanya, merangsang pemikiran
siswa, menciptakan persoalan, membiarkan siswa mengungkapkan gagasan
atau konsepnya, serta kritis menguji konsep-konsep siswa. Pengajar
menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku
atau tidak untuk menghadapi persoalan baru yang dikaitkan. Pengajar
membantu mengevaluasi hipotesis dan simpulan.
Pelajaran fisika sebagai bagian dari pelajaran sains yang dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, teori, dan hukum diperoleh melalui keterampilan proses
sains. Keterampilan proses sains merupakan proses inkuiri ilmiah. Oleh
karena itu pembelajaran fisika harus dilakukan melalui keterampilan proses
sains. Keterampilan proses sains adalah serangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan sains. Untuk memperoleh
pengetahuan kimia maka kegiatan belajar harus dilakukan melalui
pengamatan, penelitian, mengajukan masalah, berhipotesis, mencari
jawaban atas hipotesis yang diajukan yang semuanya merupakan cara
membangun pengetahuan menurut pandangan konstruktivisme.
Pada standar kompetensi pelajaran fisika tertuang pada pokok bahasan
Hukum Newton. Pencapaian kompetensi ini memerlukan proses
pembelajaran yang sedemikian agar terjadi pemrosesan informasi di benak
siswa berlangsung secara konstruktivis, kompetensi ini memiliki karakteristik
tersendiri.
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani
maupun rohani. Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu
indikator adanya keingintahuan siswa untuk belajar. Siswa dikatakan aktif
dalam pembelajaran apabila ditemukan ciri-ciri perilaku berikut: 1) antusian
dalam mengikuti pembelajaran, 2) terjadi interaksi siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa, 3) siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi
kelompok, 4) terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, 5)
berpartisipasi dalam menyimpulkan materi pembelajaran ( Tim Instruktur
PKG, 1992, dalam Sastra Widana, 2007).
Menurut Jarwoski (dalam Pujawan, 2001) mengemukakan bahwa aktivitas
yang signifikan untuk efektivitas belajar adalah interaksi siswa dengan
siswa, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan guru dan guru dengan bahan

ajar. Aktivita yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses
belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mendiskusikan bahan ajar
dan mengerjakan tugas-tugas. Dengan demikian, mengoptimalkan interaksi
semua komponen dalam elemen pembelajaran aktivitas belajar siswa akan
berlangsung dengan lebih baik.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar mencerminkan keluasan dan kedalaman serta kerumitan
kompetensi yang dirumuskan dalam pengetahuan, perilaku, keterampilan,
sikap dan nilai yang dapat diukur dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian
(Depdiknas, 2003). Untuk mengetahui hasil belajar siswa, maka
ditentukan indikator-indikator untuk setiap kompetensi yang hendak dicapai.
Pada standar kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika
dan dinamika benda titik., salah satu kompetensi dasar yang disasar adalah
Menerapkan hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak
lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Pencapaian hasil belajar kompetensi ini agak sulit dicapai dengan percobaan
karena keterbatasan ketersediaan bahan, oleh karena itu diperlukan strategi
tertentu dalam pencapaiannya.
H. Hipotesis Tindakan
Sejalan dengan paham konstruktivisme dalam belajar bahwa pengetahuan
hasil bentukan individu yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Peneliti
yakin bahwa metode siklus ACE mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa
seperti motivasi untuk bertanya, membaca bahan ajar, menyampaikan
gagasan, mengajukan hipotesis, interaksi multi arah saat diskusi, serta
mampu meningkatkan sikap ilmiah siswa seperti kerja keras, tekun, ulet,
rasa ingin tahu, percaya diri, dan hasil belajar menjadi lebih baik. Secara
skematis kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut.

Aktivitas belajar
Hasil belajar
masih renda

Kondisi awal

Strategi pembelajaran
dengan metode siklus
ACE

Aktivitas belajar
Hasil belajar
meningkat

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian tindakan


Dengan kerangka berpikir dan strategi pembelajaran yang dilakukan maka
dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1) Strategi pembelajaran siklus ACE dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah Bekasi.
2) Strategi pembelajaran siklus ACE dapat meningkatkan hasil belajar fisika
siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah Bekasi.
3) Strategi pembelajaran siklus ACE mendapat respon positip dari siswa
kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah Bekasi.
I. Rencana dan Prosedur Penelitian
1. Setting Penelitian
1.1 Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011.
1.2. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Penabur Harapan Indah Bekasi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan
Indah Bekasi semester genap (semester 2) tahun pelajaran 2010/2011 yang
berjumlah 32 orang, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 17 orang
perempuan. Siswa kelas X-1 memiliki kemampuan akademis yang heterogen
berdasarkan hasil evaluasi belajar pada semester 1. Objek penelitian adalah
aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika kompetensi Hukum Newton sebagai
prinsip dasar dinamika serta respon siswa terhadap pelaksanaan strategi
pembelajaran dengan siklus ACE.
3. Sumber data
Data yang dikumpulkan adalah aktivitas belajar siswa yang bersumber dari
hasil observasi kegiatan siswa saat pembelajaran, sedangkan data hasil
belajar kimia siswa bersumber dari nilai tes hasil belajar siswa kompetensi
Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika. Data respon siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran bersumber dari hasil kuesioner yang diberikan
pada siswa kelas X-1 SMA Penabur Harapan Indah Bekasi.
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dan instrumennya adalah seperti tabel berikut.


Jenis data
Instrumen pengumpul data
Cara Pengumpulan data
1. Aktivitas belajar siswa
2. Hasil belajar siswa
3. Respon siswa
Pedoman/lembar observasi
Tes hasil belajar
Kuesioner
Observasi
Tes
Angket

5. Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis, dievaluasi dan kemudian dilakukan refleksi
untuk perbaikan dan atau rekomendasi hasil tindakan.Data aktivitas
dikumpulkan dengan pedoman observasi, dianalisis kemudian ditentukan
persentase aktivitas siswa dengan pedoman dan kategori:
1) kategori kurang aktif jika aktivitas kurang dari 25%,
2) kategori cukup aktif jika aktivitas 25% -50 % ,
3) kategori aktif jika aktivitas 51% -75 %,
4) kategori sangat aktif jika aktivitas 76%- 100%.
Data tes hasil belajar kimia dianalisis dengan menentukan rata-rata tes hasil
belajar pada siklus I dan siklus II dan ketuntasan individu. Rumus rerata tes
hasil belajar yang digunakan :
Rerata = , x = nilai individu dan n = jumlah siswa.
Sedangkan ketuntasan individu ditentukan berdasarkan nilai KKM yaitu 75.
Data respon siswa dianalisis dari hasil angket dengan menentukan kategori
positif jika minimal 60% siswa memberikan opsi setuju dan kurang positif

jika lebih dari 40% siswa memberi opsi tidak setuju terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
6. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan ini dianggap berhasil jika:
1.

Aktivitas belajar siswa minimal mencapai kategori aktif

2.
Hasil belajar siswa minimal mencapai skor rata-rata 75 dan minimal
75% siswa mencapai KKM.
3.
Siswa memberi tanggapan positif terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
7. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tiap siklus
terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi/evaluasi dan refleksi (Kemmis dan McTaggart, 2000). Siklus I
dilaksanakan pada topik hidrokarbon jenuh dan siklus II dilakukan pada topik
hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Alur penelitian secara
diagramatis adalah sebagai berikut :
Siklus I

siklus II

1. Perencanaan

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan tindakan

2. Pelaksanaan tindakan

3. Observasi/evaluasi

3. Observasi/evaluasi

4. Refleksi

4. Refleksi/rekomendasi

Gambar : Alur penelitian tindakan kelas


(Model: Kemmis dan McTaggart, 2000)
Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Sesuai dengan sasaran topik yakni Hukum Newton yang akan dilakukan
dalam 3 kali pertemuan dengan rencana tindakan yang akan dilakukan
adalah:
a) Membuat bahan ajar, lembar kegiatan siswa(LKS) sesuai dengan sasaran
kompetensi yang akan dicapai dan sesuai dengan silabus.
b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi rencana
tindakan yang dilakukan mengarah pada kegiatan siswa untuk beraktivitas,
berdiskusi, dan berlatih memecahkan masalah.

c) Membuat instrumen pengumpulan data (lembar observasi, rubrik


pemahaman konsep), jurnal pembelajaran, dan catatan lain sebagai alat
untuk merekam kejadian yang terjadi.
d)

Membuat tes hasil belajar siklus I

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Sesuai dengan rencana yang dibuat, maka pelaksanaan tindakan secara rinci
adalah sebagai berikut.
a)
Menyampaikan bahan ajar dan LKS pada siswa, yang berisi
petunjuk tentang apa yang harus dikerjakan oleh siswa selama mengikuti
pembelajaran topik Hukum Newton.
b)
Memberikan orientasi siswa tentang teknik dan strategi
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan belajar
c)
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana/skenareo
pembelajaran yang berisi langkah-langkah dengan strategi siklus ACE yang
telah dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran( rpp).
d)
Mengamati aktivitas belajar siswa dengan pedoman observasi,
mencatat hal-hal yang terjadi selama diskusi.
e)
Melakukan pengamatan terhadap pemahaman siswa pada saat
berlatih memecahkan masalah( soal)
f)

Memberikan tes hasil belajar pada akhir siklus I

c. Tahap Observasi dan Evaluasi Tindakan


Pengamatan terhadap proses pelakasanaan pembelajaran dilakukan oleh
peneliti bersama teman sejawat sebagai observer. Aktivitas belajar siswa
diamati dan dicatat pada pedoman observasi. Indikator keaktifan siswa yang
diamati antara lain: jumlah siswa yang bertanya, jumlah siswa yang
menjawab pertanyaan, jumlah siswa yang mengajukan hipotesis, jumlah
siswa yang mengajukan gagasan, jumlah siswa yang berinteraksi saat
diskusi, dan jumlah siswa yang berpartisipasi dalam membuat simpulan. Hasil
observasi kemudian dievaluasi, dibahas bersama dengan teman sejawat.
d. Tahap Refleksi Tindakan
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke
belakang tentang apa yang telah dipelajari atau dilakukan pada hari yang
telah lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahuan yang baru diterima. Berdasarkan hasil pengamatan, dan apa
yang telah dilakukan siswa dilakukan refleksi untuk kemudian dijadikan
catatan untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus II
a.

Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I


namun menyasar topik yang berbeda yakni Hukum Newton yang akan
dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Memberikan angket pada siswa
mengenai pelaksanaan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Temuan yang ada pada siklus I dan belum berlangsung dengan baik, pada
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan perbaikan dengan terus
melanjutkan proses yang telah berjalan dengan baik pada siklus I. Perbaikan
pelaksanaan pada siklus II, mengacu pada kendala dan hasil refleksi siklus I.
Penulis berkeyakinan banyak kendala yang ditemukan pada siklus I karena
kemampuan dan heterogenitas siswa kelas X-1 sangat tinggi.

b.

Tahap Observasi /Evaluasi Tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa dan dicatat pada


pedoman observasi. Indikator keaktifan siswa yang diamati antara lain:
jumlah siswa yang bertanya, jumlah siswa yang menjawab pertanyaan,
jumlah siswa yang mengajukan hipotesis, jumlah siswa yang mengajukan
gagasan, jumlah siswa yang berinteraksi saat diskusi, dan jumlah siswa yang
berpartisipasi dalam membuat simpulan. Hasil observasi kemudian
dievaluasi, dibahas bersama dengan teman sejawat.
c. Tahap Refleksi
Melakukan kajian terhadap apa yang terjadi, apa yang telah dilakukan, apa
yang harus disimpulkan untuk rekomendasi hasil penelitian.
J. Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, diuraikan pada tabel berikut.

No.
Kegiatan
Bulan ke1

2
3
1.
Pembuatan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian siklus I

2.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I

3.
Observasi pembelajaran siklus I

4.
Pelaksanaan tes hasil belajar siklus I

5
Analisis dan refleksi siklus I

6.
Pembuatan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian siklus II

7.
Pelaksanaan pembelajaran siklus II

8.
Observasi pembelajaran siklus II

9.
Pelaksanaan tes hasil belajar siklus II

10.
Analisis dan refleksi siklus II

11.
Penyusunan draft laporan

12.
Revisi laporan akhir

13.
Penyelesaian laporan/ pengesahan

Вам также может понравиться