Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengelolaan Lingkungan yang baik dan benar membutuhkan Data Lingkungan. Data Lingkungan
diperoleh dari Pengukuran/ Pengujian.Untuk melakukan pengukuran / pengujian dibutuhkan
sampel. Untuk memperoleh sampel dibutuhkan sampling.
A. Pengertian sampling dan tujuan sampling Air :
Sampling berasal dari kata SAMPEL yang berarti Bahan / spesimen untuk pemeriksaan.
SAMPLING AIR berarti melakukan pengambilan sejumlah volume suatu badan air yang
akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin, tapi masih mewakili , yaitu masih
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan badan air tersebut.
Tujuan umum sampling Air :
- Pengumpulan data / Rona Lingkungan awal .
- Pemantauan
- Pengawasan
- Penelitian dan
- Penegakan Hukum Lingkungan.
Untuk mencapai tujuan diatas maka sampling harus dikerjakan agar :
a. Mendapatkan sampel yang representatif ( mewakili kumpulannya), Obyektif
( sesuai dengan keadaan yang sebenarnya ), teliti dan tepat ( terjamin
kebenarannya ), tepat waktu ( sesuai dengan kebutuhan saat tertentu ) dan
Relevan ( menunjang persoalan yang dihadapi ).
b. Menghindari kontaminasi sampel
c. Mencegah Degradasi Analit / perubahan kondisi analit sebelum sampel sampai di
laboratorium.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam sampling :
1. Perencanaan sampling :
Seluruh aktifitas pengambilan sampel Air harus direncanakan dengan baik sebelum
pergi menuju tempat pengambilan sampel.
Langkah pertama perencanaan adalah menentukan secara jelas tujuan perjalanan
pengambilan sampel Air.
Contoh : apakah sampel digunakan untuk memenuhi persyaratan tertentu, atau
pemeriksaan mutu air secara umum atau penentuan jumlah analit asal sebelum proses
dimulai.
Bila obyek program pengambilan sampel sudah jelas maka faktor seperti lokasi
pengambilan sampel, tipe sampel yang dibutuhkan, jumlah sampel yang dibutuhkan,
Wadah : Gunakan botol plastik atau gelas lengkap dengan tutupnya. Kapasitas
minimal botol adalah 1 liter untuk analisa BOD, 50 ml untuk COD dan 250 ml
untuk nutrien.
Tata kerja pembersihan : cuci botol dan tutupnya dengan deterjen bebas fosfat
( tipol) dan bilas dengan air bersih. Setelah itu cuci dengan asam HCl 1:1 .
kemudian bilas dengan air bebas analit ( aquabidest ) sebanyak 3 kali dan
biarkan mengering. Saat telah kering tutup botol dengan rapat.
Pengawetan : BOD awetkan pada suhu dingin 4 C , akan tahan selama 48 jam.
sedangkan COD diawetkan dengan H2SO4 hingga pH < 2 lalu didinginkan
pada suhu 4C, akan tahan selama 28 hari.
Logam ( Total & Terlarut )
Wadah : Botol Polyethylene lengkap dengan tutupnya. Kapasitas minimum
untuk keperluan analisa adalah 200 ml.
Tatakerja pembersihan : cuci botol dengan tutupnya dengan deterjen bebas fosfat
dan bebas logam. Bilas dengan air bersih. Setelah itu cuci botol dengan asam
dengan memasukkan HCl 1:1 kedalam botol, putar tutup botol hingga kencang
dan kemudian kocok. Kemudian botol bilas dengan air bersih dan uci kembali
dengan asam, kali ini menggunakan asam HNO3 1:1. Akhirnya bilas botol
dengan air bebas analit ( aquabidest ) sebanyak 3 kali dan biarkan mengering.
Setelah kering, tutup botol dengan rapat.
Pengawetan logam dengan HNO3 hingga pH < 2
Catatan :
Pengawetan sampel harus segera dilakukan setelah pengambilan sampel. Bila
dalam penggunaan alat pengambil sampel otomatik tidak memungkinkan
dilakukannya pengawetan untuk masing-masing sampel kimia tersebut dapat
diawetkan dengan dengan pendinginan pada suhu 4C hingga proses
pengkopositan dan pemisahan selesai.
Bila sampel hendak dikirim dengan menggunakan penerbangan umum atau
melalui pos, maka hal ini harus memenuhi persyaratan dari Departemen
Transportasi tentang Peraturan atas barang barang beracun. Biro Transportasi
Barang, Departemen Transportasi telah menetapkan bahwa Peraturan Barang
Beracun tidak berlaku terhadap barang-barang berikut ini : Asam klorida ( HCl)
dalam larutan air dengan konsentrasi 0,04 % berat atau kurang dari itu (pH sekitar
1,96 atau lebih; Asam Nitrat (HNO3 ) dalam air pada konsentrasi 0,15 % berat
atau kurang ( pH kira-kira 1,62 atau lebih ); Asam Sulfat (H2SO4)dalam lautan air
dengan konsentrasi 0,35 % berat atau kurang ( pH kira-kira 1,15 atau lebih ); dan
Natrium Hidroksida (NaOH) dalam larutan air dengan konsentrasi 0,080 % berat
atau kurang ( pH kira-kira 12,30 atau lebih ).
Sampel harus segera disaring sebelum diberi pengawet untuk kandungan logam
terlarut.
Frequensi dan waktu sampling untuk sumber air (sampel air permukaan) :
Pemantauan 6 bulan sekali.
Tata kerja Pengambilan sampel Air :
1.1.
Pengambilan sampel Air Tanah :
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan atau air yang
mengalir dibawah tanah. Badan air ini sering disebut Akuifer yaitu aliran
air dalam batuan berpori.Kecepatan aliran dalam batuan ini ditentukan
oleh gravitasi, ukuran pori, tekanan dll. Terdapat 2 jenis pokok akuifer
yaitu tertutup dan terbuka. Akuifer tertutup adalah lapisan batuan yang
terletak diantara dua lapisan batuan yang tidak berpori. Hal ini
mengakibatkan tingginya tekanan dalam sistim dan air seringkali keluar
dengan sendirinya akibat tekanan hidrostatik melalui sumur yang
berhubungan dengan lapisan akuifer tersebut. Akuifer ini biasanya disebut
pula sebagai akuifer artesis. Akuifer terbuka adalah lapisan batuan berpori
yang dibawahnya terikat dengan batuan kedap. Hal ini berarti akuifer
memiliki tekanan atmosfer yang mengakibatkan tinggi permukaan airnya
naik turun. Akuifer terbuka ini yang menetukan tinggi muka air tanah
( water table ).
Sampel air tanah diambil melalui sumur yang di bor pada beberapa titik
lokasi akuifer. Titik pengambilan ini biasanya dibuat sedemikian rupa
sehingga paling tidak sebuah titik mewakili lokasi hulu, diatas sumber
kontaminasi- seperti lokasi landfill ( pembuangan sampah ). Titik ini
berperan sebagai titik sampel dasar ( background level sample ). Sumur
lsinnys diletakkan pada posisi tepat setelah lokasi pencemaran, ditengah
aliran (plume ) kontaminan. Sumur lainnya diletakkan dalam posisi
melintang terhadap aliran untuk mengukur lebar aliran. Selain itu , disetiap
sumur dipasang 2 atau 3 pipa yang kedalamannya berbeda untuk
mengukur pergerakan vertikal kontaminan.
Sumur pengambilan sampel dibangun dengan cara mengebor lubang ,
kemudian memasang casing penguat dinding lubang. Seringkali,
beberapa casing dimasukkan kedalam sebuah lubang dengan kedalaman
berbeda untuk untuk memantau kualitas air di kedalaman tersebut. Didasar
casing dipasang saringan yang yang memungkinkan air masuk ke dalam
sumur pada kedalaman tertentu dan untuk menghindari tersumbatnya
sumur. Bahan casing dapat terbuat dari teflon atau stainless steel untuk
memberikan hasil yang optimum. Namun karena pertimbangan biaya ,
casing PVC sering digunakan. Yang perlu diingat adalah casing PVC akan
mengabsorpsi bahan organik yang dapat menimbulkan masalah. Bagian
puncak casing biasanya ditutup dan diberi pelindung besiyang dapat
dikunci untuk mencegah kerusakan atau kontaminasi sumur.
Pengambilan sampel harus dimulai dari sumur yang lokasinya
diperkirakan paling tidak tercemari ( biasanya sumur di hulu ) hingga
lokasi yang paling terkontaminasi ( sumur berlokasi tepat di bagian hilir
lokasi yang terkontaminasi ).
1.1.1. Mempersiapkan peralatan
Pertama-tama
bersihkan area sekitar bagian atas sumursn.
Lembaran plastik atau kain dengan lubang di bagian tengah
diletakkan pada bagian atas pelindung sumur sehingga kotoran,
rumput dll tidak dapat masuk kedalam mulut sumur. Bila
mengambil sampel untuk analisa organik , jangan meletakkan
peralatan pengambil sampel secara langsung diatas plastik.
Selanjutnya persiapkan dan kalibrasi alat uji lapangan sesuai
dengan petunjuk pemakaian alat. Seluruh kalibrasi harus dicatat
dan ditandatangani pada lembar data. Uji lapangan harus mencakup
pH, suhu, konduktivitas dan kandungan Oksigen Terlarut ( DO ).
1.1.2. Menentukan volume sumur
Menentukan volume air dalam sumur adalah untuk menghitung
volume air yang perlu dikuras dari dalam sumur sebelum sampel
diambil. Tinggi muka air dalam sumur diukur dengan alat
X
Vw
= (dwell dwater ) X
1000
Vw
= Volume sumur dalam liter
dwell = kedalaman sumur dalam meter
dwater = kedalaman muka air dalam meter
r
= diameter dalam casing dalam meter.
Alat ini pada dasarnya adalah wadah pada kedalaman tertentu ( biasanya
ditandai dengan tali yang digunakan ) dan kemudian menutup wadah pada
kedalaman tersebut dengan menurunkan pegas ( Messenger weight ) yang
akan menekan tombol penahan tutup wadah. Alat ini diangkat ke
permukaan kembali dan isinya dituang ke dalam botol sampel. Perlakuan
sampel sama seperti perlakuan untuk sampel tanah.
Dalam menggunakan alat pengambil sampel harus diperhatikan benarbenar agar alat yang digunakan sesuai dengansampel yang akan diambil.
Misalnya alat pengambil sampel yang mengandung unsur karet atau PCV
tidak dapat digunakan untuk mengambil sampel organik.
Bila alat ini tidak tersedia maka penggunaan bailer sudah cukup memadai
untuk mengambil sampel yang lokasinya dalam.
Bila diperlukan sampel sedimen dapat diambil bersamaan dengan sampel
air permukaan. Sedimen dapat diambil dengan sekop bila terdapat ditepi
sungai atau danau, namun bila sampel harus diambil dari tengah badan air
dan lokasinya dalam, alat pengambil sampel pengeruk Ekman dapat
digunakan.
1.3.
Koordinat : S =...................................
E = ..................................
Rincian dari kondisi Lingkungan selama pengambilan sampel yang dapat
mempengaruhi interpretasi hasil pengujian ( mis : aktifitas penduduk yang
berlangsung sekitar sumber air ) :
Saksi saksi
N
o
1.
Nama
Instansi
Tanda
Tangan
2.
3.
Keterangan
Petugas Pengambil
Sampel
Permasalahan kontrol mutu lainnya adalah menggunakan sampel split, duplikat, blanko dan
sampel spike.
Sampel split digunakan untuk menguji kinerja laboratorium analitik. Sampel dikumpulkan
dalam satu wadah, diaduk secara baik, dan dibagi menjadi dua sub-sampel dan diawetkan seperti
sampel normal. Sampel ini identik dan dapat dikirim ke sebuah laboratorium untuk diuji
ketelitiannya atau dikirim ke dua laboratorium yang berbeda untuk membanding ketelitiannya.
Sampel Duplikat adalah sampel yang diambil dari titik pengambilan yang sama dengan rentang
waktu antar pengambilan yang sekecil mungkin. Duplikat digunakan untuk menguji ketelitian
tata kerja pengambilan sampel. Sampel duplikat harus diambil paling sedikit satu dari sepuluh
sampel yang diambil dari lokasi pengambilan sampel.
Sampel Blanko digunakan untuk menguji apakah sistem terkontaminasi. Paling tidak sampel
blanko harus dilakukan di setiap akhir tatakerja pengambilan sampel ( yaitu satu untuk setiap
jenis sampel yang diambil ). Blanko dibuat dengan mengisi wadah sampel yang berisi air bebas
analit dan diawetkan seperti sampel biasa yang lain.
Sampel Spike adalah sampel yang diambil dengan cara seperti sampel lainnya namun telah berisi
analit yang diinginkan dengan konsentrasinya telah diketahui. Sampel ini untuk mengevaluasi
validitas metoda yang dipakai untuk mengirim sampel ke laboratorium dan metoda analisa
sampel. Contohnya : sampel spike akan menunjukkan apakah analit tertentu itu telah hilang
selama proses pengangkutan atau apakah metoda analitik yang digunakan mengalami gangguan
dari matriks sampel. Paling tidak dibutuhkan sebuah sampel spike untuk setiap kelompok analit
yang sampelnya diambil dan sebuah untuk setiap jenis matriks sampel dimana sampel tersebut
diambil.