Вы находитесь на странице: 1из 3

9/21/2016

Impor Ikan Adalah Ironi untuk Indonesia, Negeri Kaya di Laut | Mongabay.co.id
Home

Tentang

Kontak

Mongabay.com

Cari

Situs Berita dan Informasi Lingkungan


Navigate

Impor Ikan Adalah Ironi untuk Indonesia, Negeri Kaya di Laut

Tentang Mongabay-Indonesia

June 17, 2016 M Ambari, Jakarta

Mongabay.co.id merupakan situs berbahasa


Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan
informasi dan berita mengenai lingkungan

783

Meski Indonesia sukses menerapkan pemberantasan perikanan ilegal sejak akhir 2014,
tetapi kritikan tajam tetap dialamatkan kepada Pemerintah Indonesia yang dinilai gagal
mengendalikan pasokan ikan secara nasional. Akibatnya, untuk pertama kali dalam
sejarah Indonesia, kebutuhan ikan terpaksa dikirim dari negara lain alias diimpor dengan
jumlah yang besar.
Kritikan tersebut diungkapkan Ketua Umum Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (Ganti)
Rokhmin Dahuri, kemarin. Menurut dia, meski sebelumnya Indonesia juga sudah pernah
melakukan impor, namun itu biasanya berupa tepung ikan sebagai bahan baku untuk
industri pakan ternak dan ikan.

Mongabay-Indonesia
76.876 suka

Sukai Halaman

Bagikan

Jadilah orang pertama yang menyukai ini.

Selain itu ada juga jenis-jenis ikan yang tak bisa diproduksi di dalam negeri, seperti
Salmon dan Kepiting Alaska. Namun, impor kedua produk laut tersebut dilakukan dalma
volume terbatas dan dengan nilai kecil, ucap dia.

Mongabay-Indonesia
41 menit

ua buah foto diunggah di sebuah


page Facebook pada 8 September
2016. Terlihat gugusan terumbu
karang di bawah laut dicoret dalam
huruf Cina dan sebuah nama dalam
bahasa latin.
Dalam waktu cepat postingan jasa
dive guide OK Divers ini menyebar.
Hingga 20 September sudah di-share
hampir 5700 kali dan dikomentari 800an akun.

Ikan dalam keranjang hasil tangkapan nelayan siap dijual di Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) Pasiran, Pulau Sabang, Aceh pada Minggu (01/05/2016). Foto : M Ambari

Rokhmin kemudian mencontohkan, pada 2004 total nilai ekspor perikanan Indonesia
mencapai sebesar USD2,9 miliar, sementara nilai impornya hanya USD0,1 miliar. Lalu,
pada 2014 nilai ekspor perikanan mencapai USD4,7 miliar, dan nilai impornya mencapai
USD0,46 miliar.
Melihat kenyataan tersebut, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu mengaku sedih
karena Indonesia sejak lama menyandang sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
yang tiga perempat wilayahnya adalah berupa lautan. Dari fakta tersebut, lautan
Indonesia menyimpan potensi produksi lestari ikan laut yang besar hingga 7,3 juta ton
per tahun atau sekitar 8 (delapan) persen dari total stok ikan laut di dunia.
Di perairan umum darat yang mencakup danau, sungai, waduk, dan perairan rawa
tawar, terdapat pula potensi produksi ikan 0,9 juta ton/tahun, jelas dia.
Selain itu, Rokhmin menambahkan, total potensi produksi perikanan budidaya

http://www.mongabay.co.id/2016/06/17/impor-ikan-adalah-ironi-untuk-indonesia-negeri-kaya-di-laut/

1/3

9/21/2016

Impor Ikan Adalah Ironi untuk Indonesia, Negeri Kaya di Laut | Mongabay.co.id

(aquaculture) di laut, perairan payau (tambak), dan perairan tawar diperkirakan


mencapai 60 juta ton per tahun. Ditambah total potensi produksi perikanan tangkap dan
perikanan budidaya yang mencapai total 68 juta ton per tahun, menurut dia, potensi
produksi perikanan di Indonesia sudah bisa ditasbihkan sebagai yang terbesar di dunia.
Fakta itu diungkap oleh badan pangan dunia (FAO) pada 2012 silam.

Tweets

Dengan demikian, jumlah tersebut tidak hanya banyak, tapi juga dinilai bisa mencukupi
kebutuhan ikan dalam negeri. Karena, dengan konsumsi ikan per kapita sekitar 38
kilogram dari jumlah penduduk 254 juta, maka total kebutuhan ikan nasional sejatinya
hanya mencapai 9,7 juta ton per tahun.

Kami kini hadir d @instagram .Ada fakta2


mengejutkan tentang alam kita. Follow ya

by @MongabayID

Mongabay Indonesia
@MongabayID

Artinya, jika sektor perikanan dikelola secara cerdas dan benar, Indonesia tak hanya
akan mampu memasok ikan untuk kebutuhan domestik, tetapi juga bisa mengekspor
beragam produk perikanan untuk kebutuhan global secara berkelanjutan, tutur dia.
Produksi Ikan Naik karena Moratorium eks Kapal Asing?
Selain mempertanyakan tentang kebijakan impor ikan, Rokhmin kemudian
mempertanyakan klaim dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menyebut
bahwa produksi ikan secara nasional meningkat sejak kebijakan moratorium eks kapal
asing, transhippment, dan penggunaan seluruh jenis pukat hela dan pukat tarik
diberlakukan.
Seharusnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) jauh sebelumnya sudah
mempersiapkan teknologi penangkapan ikan (kapal ikan dan alat tangkap) beserta SDM
nelayannya yang mampu menangkap ikan yang berlimpah itu secara lebih produktif,
efisien, dan ramah lingkungan, ungkap dia.

Embed

View on Twitter

Mongabay.com
Mongabay.com (Inggris)

Tidak hanya mempertanyakan tentang kesiapan memanfaatkan penambahan jumlah


produksi ikan, Rokhmin mengaku bingung dengan kesiapan KKP saat ini. Karena faktanya,
tidak ada pembenahan dalam sistem rantai dingin, transportasi, dan logistik perikanan.

Rainforests (Inggris)

Karena tanpa persiapan memadai, produksi perikanan tangkap (volume pendaratan


ikan) di hampir semua pelabuhan perikanan dan nilai ekspor perikanan pada 2015 turun
drastis. Kalau pada 2014 nilai ekspor perikanan USD4,7 miliar, di 2015 terjun bebas
menjadi hanya USD2 miliar saja, papar dia.

XML Feed (RSS)

Environmental news (Inggris)

Berikan Izin Melaut untuk Kapal-kapal


Agar kebijakan impor ikan tidak menjadi polemik, Rokhmin mengatakan, Pemerintah
Indonesia harus bisa meninjau kembali kebijakan tersebut. Tegasnya, dia menilai kalau
impor ikan tidak diperlukan sama sekali.Untuk memperbaikinya, dari sekarang KKP harus
mulai megeluarkan izin penangkapan untuk ribuan kapal ikan milik nelayan dan
pengusaha yang sudah terlalu lama menganggur.
Demikian juga halnya untuk sekitar 500 kapal ikan berukuran besar di atas 100 GT dan
kapal modern eks asing yang memang sudah lama menjadi milik pengusaha nasional dan
dinyatakan hanya ada kesalahan kecil oleh Satgas IUU Fishing, sebut dia.
Kapal-kapal tersebut, menurut Rokhmin, harus mendapat izin dan diarahkan untuk
melaut ke laut seperti Laut Natuna, Sulawesi, Teluk Tomini, Laut Banda, Laut Arafura,
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di bagian Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
(PDSPKP) KKP resmi merilis kebijakan impor produk perikanan atau Perizinan Pemasukan
(Impor) Hasil Perikanan (IPHP). Kebijakan dijanjikan akan diawasi dengan sangat ketat.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto
Perbowo mengatakan, untuk bisa melaksanakan impor, pihaknya akan memperhatikan
asas pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara ketat. Tujuannya, agar
pihaknya bisa melakukan pengendalian izin impor.
Selain faktor tersebut, Nilanto menyebutkan, dikeluarkannya kebijakan impor produk
perikanan, tidak lain karena pihaknya mempertimbangkan faktor ketahanan pangan dan
gizi, jaminan mutu dan keamanan pangan, serta keberlanjutan industri ekspor atau
tradisional.
Pemasukan hasil perikanan ini didasarkan pada beberapa prinsip penting yang
mengutamakan kedaulatan pangan dan kepentingan nasional, jelas dia.

783

Related

Impor Produk Perikanan


Dibebaskan, Tapi Sangat
Terbatas
In "Laut"

Cegah Fish Laundry, KKP


Wajibkan Sertifikat
Tangkap untuk Impor
In "Laut"

Ini Dia, Pakan Ikan Murah


dengan Standar
Internasional
In "Laut"

http://www.mongabay.co.id/2016/06/17/impor-ikan-adalah-ironi-untuk-indonesia-negeri-kaya-di-laut/

2/3

9/21/2016

Impor Ikan Adalah Ironi untuk Indonesia, Negeri Kaya di Laut | Mongabay.co.id

DISKUS
0 Comments

Sort by Oldest

Add a comment...

Facebook Comments Plugin

Mongabay Indonesia 2012-2014.

http://www.mongabay.co.id/2016/06/17/impor-ikan-adalah-ironi-untuk-indonesia-negeri-kaya-di-laut/

Home Tentang Kontak Mongabay.com

3/3

Вам также может понравиться