Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi merupakan komoditas utama
yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan
pokok karbohidrat bagi penduduk. Komoditas
padi memiliki peranan pokok sebagai
pemenuhan kebutuhan pangan utama yang
setiap tahunnya meningkat sebagai akibat
pertambahan jumlah penduduk yang besar,
serta berkembangnya industri pangan dan
pakan. Kebutuhan beras sebagai salah satu
sumber pangan utama penduduk indonesia
terusm meningkat karean selain jumlah
penduduk yang terus bertambah dengan laju
peningkatan 2% per tahun ,juga adanya
perubahan pola konsumsi penduduk non
beras ke beras. (Balitbang Pertanian , 2008 ).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Klasifikasi Padi
Berdasarkan tata nama atau
Plantae
Divisio
Spermatophyta
Sub-divisio
Angiospermae
Kelas
Monokotil
Ordo
Glumiflorae (poales)
Familia
Gramineae (poaceae)
Sub-familia
Oryzoideae
Genus
Oryza
Spesies
Oryza sativa L
10
11
12
13
BAB 3
TEKNIS BUDIDAYA
1. Pengolahan tanah
Sebarkan bahan organik dan
benamkan gulma kemudian membajak
menggunakan traktor, hand-tractor, ata
cangkul setelah lahan digenangi. Tanah
diolah pada saat jenuh air dan tidak harus
menunggu air tergenang, menggunakan bajak
singkal ditarik traktor atau ternak, dengan
kedalaman oleh 20 cm atau lebih. Pengolahan
tanah dimaksudkan untuk menyediakan
pertumbuhan yang baik bagi tanaman padi
(berlumpur dan rata) dan untuk mematikan
gulma.
1. Pengolahan tanah sempurna dicirikan
dengan perbandingan lumpur air 1:1.
14
2.
15
berikut :
1. Dapat menyesuaikan diri/beradaptasi
terhadap iklim dan jenis tanah
setempat.
2. Citarasanya disenangi dan memiliki
harga yang tinggi di pasar lokal
3. Daya hasil tinggi
4. Toleran terhadap hama dan penyakit
5. Tahan rebah .
Dalam pemilihan varietas perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pergiliran varietas pada pola tanam
padi-padipalawija untuk mencegah
ledakan hama dan penyakit.
2. Pada musim hujan (MH) dipilih
varietas tahan wereng dan tahan
penyakit.
3. Pada musim kemarau (MK) dipilih
varietas yang relatif toleran kering
dan kurang disukai hama penggerek
16
17
18
hangat.
Perlakuan benih (seed treatment) bila
diperlukan.Untuk daerah yang sering
terserang hama penggerek batang,
perlakuan benih denganpestisida
fipronil (regent) 50 ST yang juga
dapat membantu mengendalikan hama
keong mas.
4. Persemaian
a. Pesemaian Basah
Dalam membuat tanah sawah basah
persemaian seharusnya benar-benar subur.
Rumput dan jerami yang masih harus
dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian sawah
dibanjiri, tujuannya adalah agar tanah
19
20
21
22
3.
cm atau 20 x 20 cm.
4. Pada daerah tertentu,
penanamandengan sistem legowo
dapat dianjurkan dengan pola
berselang seling antara dua atau lebih
(biasanya empat) baris tanaman padi
dan satu baris kosong.
5. Bibit tanaman 1 batang / rumpun
(maksimum 3 batang / rumpun) agar
dapat tumbuh dan berkembang lebih
baik, perakaran lebih intensif, anakan
lebih banyak.
6. Bibit muda memiliki kemampuan
beradaptasi yang lebih baik
dibandingkan dengan bibit tua (> 20
hari).
7. Sistem Tanam Jajar Legowo
24
yang kosong.
Bila terdapat dua baris tanam per unit
legowo disebut legowo 2 : 1, kalau
tiga baris disebut legowo 3 : 1, kalau
empat baris disebut legowo 4 : 1, dan
seterusnya.
25
26
27
lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kirakira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak
lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak
terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit
yang ditanam terlalu dalam akan
menghambat pertumbuhan akar dan
anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu
dangkal akan menyebabkan mudah rubuh
atau hanyut oleh aliran air. Dengan demikian
jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu
dalam maupun terlalu dangkal akan
berpengaruh pada hasil produksi.
Pemeliharaan Padi
a. Pengairan
1. Saat tanam kondisi air macak-macak,
dan ini dipertahankan selama 7 (4)
hari.
2. Selanjutnya beri air selelah tanah
belah kecil-kecil, 0,5 cm.
28
29
30
gulma.
Mencegah terbentuknya tempat
berkembang bagi serangga hama,
penyakit, dan tikus.
31
4.
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
: jamur (Helmintosporium
oryzae).
Gejala
42
Gejala
43
1.
pembentukan bulir;
2. Menyemprotkan insektisida Fujiwan
400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin
20 AS atau Rabcide 50 WP.
Penyakit garis coklat daun (Narrow brown
leaf spot,)
Penyebab
Gejala
44
Pengendalian:
-
46
20 %).
Penanganan panen dan
pasca panen yang kurang
baik menyebabkan kualitas
3.
benih rendah.
Panen padi dengan sistem
kelompok dapat menekan
kehilangan hasil dari 19 %
menjadi 4 %. Pemanenan
padi dengan sistem
kelompok beranggota 30
permanen memerlukan
pembagian tugas yang jelas
dan proporsional : 22 orang
memotong padi, 5 orang
mengumpulkan potongan
padi, dan 3 orang merontok
padi dan mengemas gabah
dalam karung. Jika
47
menggunakan power
tresher, usahakan putaran
drum/silinder perontok
stabil pada 600-800 rpm
agar dapat menahan
kerusakan gabah dan
menghindari tercampurnya
gabah dengan kotoran
c. Ciri Panen
Perhatikan umur tanaman ; antara
varietas yang satu dengan lainnya
kemungkinan berbeda. Hitung sejak padi
mulai berbunga, biasanya panen jatuh pada
30 35 hari setelah padi berbung. Jika 95 %
malai menguning, segera panen
1. Panen & perontokan :
1. Gunakan alat sabit bergerigi atau
mesin panen.
2. Panen sebaiknya dilakukan
dengan cara potong tengah atau
48
49
50
51
Penghamparan Gabah
Setelah embun pagi hilang dan lntai
jemur sudah kering, maka gabah segera
dihampar
dan diratakan. Ketebalan penjemuran antara 5
7 cm agar laju pengeringan gabah tidak
terlalu cepat. Agar dihindari tebal penjemuran
terlalu tipis karena menghasilkan panas yang
tinggi sehingga gabah sangat cepat kering,
mengakibatkan keretakan pada beras yang
nantinya menjadi pecah saat digiling.
Pembalikan gabah
Selama penjemuran gabah perlu di
bulak balik setiap satu dua jam sekali.
Pembalikan gabah perlu dilakukan agar kadar
air gabah seragam. Alat pembalikan gabah
sangat sederhana yang dibuat dari kayu
dengan bentu seperti garu.
Pengemasan
52
53
54
Daftar Pustaka
Aak. 1990. Budidaya Tanaman Padi.
Kanisius: Yogyakarta Julistia
Bobihoe.2007.Inovasi Teknologi
Untuk Meningkatkan Produktivitas
Tanaman Padi. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi Badan
Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian.
Prihatman Kemal. 2008. Tentang Budidaya
Pertanian Padi (Oryza sativa L.)
Jakarta(1)1-16
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di
Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994.
Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.
Fakultas Pertanian.UGM Press:
Yogyakarta
55