Вы находитесь на странице: 1из 17

MENINGKATKAN KEMANPUAN MEMBILANG ANGKA 1-10 DENGAN

MEDIA AUDIO VISUAL ( Macromedia Flash ) PADA ANAK KELOMPOK A1


TK. ABA 04 PONDOK MODERN MUHAMMADIYAH PACIRAN TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem pembelajaran untuk
mengenalkan konsep membilang angka 1-10 untuk anak-anak kelompok A1yang
menerapkan Teori Perkembangan Kognitif Bruner.
Seiring dengan sifat anak-anak yang gemar pada sesuatu yang baru, seuatu
yang bergerak akan lebih menggugah minat dan keingintahuan, sistem ini
dibangunkan menggunakan konsep belajar sambil bermain dimana ia menyediakan
satu platform bagi anak-anak kelompok A1untuk belajar secara interaktif dan
menyenangkan
Proses

pembinaan

sistem

ini

dibangunkan

berlandaskan

Teori

Perkembangan Kognitif Bruner yang mempunyai tiga peringkat pembelajaran yaitu


enaktif, ikonik dan simbolik. Sistem ini dibangunkan dengan menggunakan
Macromedia flash.
Pembelajran dengan menggunakan aplikasi macromedia flash ini dapat
memadukan berbagai media seperti grafik, teks, animasi, audio untuk menghasilkan
suatu sistem pembelajaran multimedia yang interaktif bagi anak-anak dalam
membilang angka 1-10.
Diharapkan sistem pembelajaran ini dapat membantu kanak-kanak
menguasai konsep dan kemahiran Matematik prasekolah.
Jean Piaget (1952) menyatakan bahawa aktivitas dan permainan yang
menarik, mampu memberi pemahaman Matematik yang lebih berkesan kepada anak-

anak normal.Sebagai contoh, pembelajaran berkaitan dengan angka biasanya terjadi


melalui pengalaman, interaksi sosial, masa, bahasa dan kefahaman (Rosazizi & Nani,
2004).
Menurut Nani dan Rohani (2004) dalam Panduan Kognitif Kanak-Kanak
Prasekolah, urutan perkembangan pembelajaran Matematik melalui tiga tahap yaitu
tahap konkrit, gambar dan tahap simbol. Ini selaras dengan Teori Perkembangan
Kognitif Bruner yang mempunyai tiga peringkat yaitu peringkat pertama Enaktif
( usia 0-2 tahun, anak memahami lingkungan), peringkat kedua Ikonik ( usia 2-4
tahun, pada tahap ini anak dibawa melalui imageri, anak menjadi tahanan atas dunia
perseptualnya, anak dipengaruhi oleh cahaya yang tajam, gangguan suara dan
gerakan)

dan peringkat ketiga Simbolik ( usia 5-7 tahun, dimana pemahaman

perseptual sudah berkembang, bahasa, logika, matematika memegang peranan


penting. Tahap simbolik ini memberikan peluang anak untuk menyusun gagasan
secara padat ), Namun begitu, kebanyakkan guru-guru lebih cenderung mengajar
anak-anak terus ke tahap ke-3 yaitu simbolik tanpa memberi pengalaman di keduakedua tahap yang sebelumnya, Ini menyebabkan kanak-kanak tidak mendapat
pengalaman perkembangan Matematik yang kuat

BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
anak-anak mengenali angkapertama kali melalui pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari (Ginsburg,1977). angka merupakan konsep dasar dalam
pembelajaran Matematik. Konsep angka merujuk kepada bilangan yang terdapat
dalam sesuatu kumpulan dan diadaptasikan dalam bentuk angka atau simbol untuk
mewakili konsep angka.
Menurut

Rohani

Abdullah

et

al

(2004),

urutan

perkembangan

Matematik di dalam komponen kognitif melalui tiga tahap yaitu yang pertama tahap
konkrit dimana ia menggunakan objek nyata, kedua adalah tahap gambar yaitu
penggunaan gambar dan diagram tahap yang ketiga adalah tahap simbol yaitu
penggunaan 1, 2, 3 dan seterusnya. Maka ini jelas menunjukkan penguasaan tiga
tahap ini penting dikuasai oleh anak-anak bagi penguasaan konsep membilang
angkauntuk kelanjutan pembelajaran Matematik yang lebih tinggi.
Selaras dengan itu, maka pendekatan yang sesuai untuk diaplikasikan ke
dalam sistem pembelajaran ini adalah pendekatan permainan.sehingga tercipta
perasaan yang rilek dan tidak membebani.
Pendekatan bermain sambil belajar dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, keingin tahuan, kemahiran motor kasar dan halus, kemahiran inovatif, kritis
dan kreatif serta membantu mengatasi perasaan bimbang dan tertekan.
pendekatan ini mempunyai ciri-ciri seperti aktivitas yang menggembirakan,
berinteraksi dengan sekitar, permainan bebas dan terancang, kelonggaran waktu,
percobaan ide sendiri, dan dapat lebih bersemangat.

Pada zaman teknologi sekaramg ini, komputer merupakan salah satu alat
bantu mengajar yang paling efektif semangat anak-anak akan lebih meningkat di
dalam kelas yang dilengkapi peralatan komputer dibanding kelas yang tidak
mempunyai komputer. yang sikap daya saing anak-anak akan lebih meningkat dan
kanak-kanak akan merasakan diri mereka penting apabila mereka menggunakan
komputer. Ini karena anak-anak memandang komputer itu sebagai peralatan orang
dewasa.Pembelajaran menggunakan komputer mampu menarik minat anak-anak
untuk belajar disamping meningkatkan daya pemikiran yang kreatif dan kritis di
dalam menyelesaikan masalah (Van Horn et.al, 2007).
Seiring dengan sifat dasar anak-anak yang gemar bermain dan teknologi
computer yang di aplikasikan dengan macromedia flash sehingga dapat
menghadirkan tampilan audio visualdan dimanfaatkan untuk pembelajaran sambil
bermain untuk mengajarkan konsep membilang angka 1-10 dengan cara yang
menyenangkan.
1.2. Permasalahan
Konsep membilang angka merupakan salah satu kemahiran yang perlu
dipelajari oleh anak-anak prasekolah.angka memainkan peranan yang penting dalam
menguasai pembelajaran Matematik prasekolah. Namun begitu, masih banyak guru
yang tidak memahami perkembangan anak-anak dalam perkembangan Matematik
dengan terus mengajar anak-anak simbol 1, 2, 3 dan seterusnya tanpa mengaitkan
angka-angka ini dengan objek di sekeliling (Rohani et. al, 2004).Ini menyebabkan
anak-anak tidak dapat mengaitkan angka dengan keadaan sebenarnya dan hanya
belajar secara verbal.
Dari pengamatan dan observasi guru, dalam kemampuan kognitif, indikator
no 24, 25, 26, 27, 28, 29. Pada anak kelompok A1 Taman Kanak-Kanak Aisyiyah
Bustanul Athfal 04 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran dalam menyebut dan
membilang dengan menunjuk benda, dari 23 anak hanya ada 7 anak atau 25 % yang

dapat membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan


benda-benda).
Berdasarkan kondisi yang demikian, untuk mengurangi verbalisme dalam
pembelajaran konsep angka, kemudian memunculkan rumusan masalah sebagai
berikut, Apakah pengunaan media audio visul (Macromedia Flash Mx) dapat
meningkatkan kemampuan dalam membilang angka 1-10 pada anak kelompok A1.
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan inofasi pembelajaran dengan
macromedia flash Mx dalam meningkatkan kemampuan anak dalam
membilang angka 1-10.
2.

Guru dapat mengevaluasi daan memperbaiki methode pembelajaran dalam


meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam membilang angka 1-10.

I.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Inovasi Pembelajaran bagi anak :
1.

Membantu anak untuk meningkatkan kemampuan membilang angka 1-10

2.

Meningkatkan motivasi belajar anak sehingga lebih meningkatkan


pengetahuan kognitifnya

3.

Mengenalkan manfaat teknologi sejak dini, sehingga tidak menjadi genersi


gaptek.

1.4.2. Manfaat inovasi pembelajaran bagi guru


1. Dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam memilig media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
3. Membantu mempermudah dalam menyampaikan materi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Setelah

melaksanakan

langkah-langkah

pembelajaran

dengan

menggunakan media audio visual (Macromedia Flash MX), mengevaluasi dan


mengamati perkembangan belajar anak, akhirnya didapatkan kesimpulan
bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
(Macromedia Flas MX) menjadikan anak lebih berani mencoba, lebih cepat
merespon, tanggap terhadap apa yang di tampilkan dalam aplikasi tersebut.
Disamping itu, pembelajaran dengan memainkan aplikasi macromedia
membuat suasana belajar sangat menyenangkan, dapat meningkatkan daya
konsentrasi lebih lama, dan kemampuan membilang angka 1-10 meningkat
lebih signifakan.
3.2. SARAN
Saran kami berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
guru TK. ABA. 04 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran pada anak
kelompok A1, dengan aplikasi macromedia flash Mx, yang terbukti dapat
meningkatkan kemampuan membilang angka 1-10, adalah :
1. Guru senantiasa mengembangkan hasil inovasi pembelajaran yang telah
kami lakukan sehingga pemanfaatan aplikasi macromedia flash Mx dapat
digunakan untuk mengatasi kesulitan di bidang pengembangan yang
lainnya.
2. Bagi guru dan lembaga-lembaga sekolah yang lain untuk senantiasa terus
berupaya memanfaatkan aplikasi-aplikasi lain untuk mengembangkan diri
dan meningkatkan potensi yang dimiliki, sehingga proses pembelajaran
lebih variatif dan tidak berlangsung monoton dan membosankan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
Jean Piaget menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam
diri anak. Artinya, belajar sebagai suatu proses menumbuhkan aktivitas baik fisik
maupun psikis. selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap
tahap perkembangan mental anak karena proses belajar harus keluar dari anak itu
sendiri.
Anak usia TK berada pada tahap praoperasional konkret, yaitu tahap persiapan
kearah pengorganisasian pekerjaan yang konkret dan berfikir intuitif, dimana anak
mampu mempertimbangkan besar, bentuk, dan benda benda didasarkan pada
interpretasi pengalamannya (presepsinya sendiri).
Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide ide/konsep konsep
abstrak yang tersusun secara hierarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif.
Matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui
aktivitas bermain dalam kehidupan sehari hari dan bersifat ilmiah.
Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matematika logis. Gardner
mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai kemampuan penalaran ilmiah,
perhitungan secara matematis, berfikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan
ketajaman pola pola abstrak serta hubungan hubungan. Kecerdasan ini dapat
diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kebutuhan matematika sebagai solusinya. Anak dengan kemampuan ini senang
dengan rumus dan pola pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi
juga meningkat pada kegiatan yang bersifat analisis dan konseptual.
Prinsip prinsip permainan matematika anak usai dini :
1.

Permainan matematika diberikan secara bertahap, diawali dengan


menghitung benda benda atau pengalaman peristiwa konkret yang dialami
melalui pengamatan terhadap alam sekitar.

2.

Pengetahuan dan keterampialn pada permainan matematika diberikan


secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari yang konkret
ke yang abstrak, mudah kesukar, dan dari sederhana ke yang lebih
kompleks

3.

Permainan matematika akan berhasil jika anak anak diberi kesempatan


berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah masalahnya
sendiri.

4.

Permainan metematika membutuhkan suasana yang menyenangkan dan


memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak.

5.

Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung


seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil
contoh yang terdapat dilingkungan sekitar anak

6.

Dalam permainan matematika anak dapat dikelompokkan sesuai dengan


tahap penguasaan berhitung, yaitu tahap konsep, masa transisi, dan
lambang.

7.

Proses evaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai
akhir kegiatan.

Kegiatan berhitung yang diberikan melalui berbagai macam permainan


tentunya lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi
anak. Untuk itulah maka kami berfikir untuk menjadikan salah satu aplikasi
mulatimesia yakni macromedia flash mx menjadi media untuk belajar membilang,
karena dengan macromedia flash mx, dapat dihadirkan gambar yang bergerak, suara,
grafis, yang dikemas dan dijalankan dengan komputer.
Manfaat memperkenalkan matematika pada anak PAUD ini adalah menuntut
anak belajar berdasarkan konsep matematika yang benar, menghindari ketakutan
matematika sejak awal, dan membantu anak belajar matematika secara alami melalui
kegiatan bermain.
Penguasaan masing maing kelompok melalui tiga tahap, yaitu :
1.

Tingkat pemahaman konsep


Anak akan memahami konsep melalui pengalaman bekerja/bermain dengan
benda konkret.

2.

Tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan


Setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang konsep.
Kerjasama hubungan antara konsep konkret dan lambang blangan menajdi
tugas guru yang sangat penting dan tidak tergesa gesa

3.

Tingkat lambang bilangan


Anak diberi kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsepkonkret
yang telah mereka pahami. Berilah kesempatan yang cukup untuk
menggunakan alat konkret hingga mereka melepaskanya sendiri
Ketiga proses tersebut sangat membantu anak dalam memahami matematika.

Bahkan dapat mencegah terjadinya ketakutan terhadap pelajaran matematika. Burns


mengumpamakan ketiga tahapan seperti sebuah kereta lengkap dengan kereta dan
kudanya. Kuda adalah konsep, gerobak adalah tugas tugas yang berupa lambang
lambang. Sehingga kuda harus berada didepan untuk bisa menarik gerobak.
Berdasarkan pemikiran tersebut dan masih banyaknya guru yang tidak
memahami perkembangan anak-anak dalam perkembangan Matematik dengan terus
mengajar anak-anak simbol 1, 2, 3 dan seterusnya tanpa mengaitkan angka-angka ini
dengan objek di sekeliling (Rohani et. al, 2004).Ini menyebabkan anak-anak tidak
dapat mengaitkan angka dengan keadaan sebenarnya dan hanya belajar secara verbal.
kami berusaha menemukan hal yang baru dengan berinovasi, inovasi kegiatan yang
dinamis dan kreatif yang membuat peserta didik belajar dengan nyaman dan
menemukan hal-hal baru.
Penggunaan media audio visual berupa komputer sebagai alat rangsangan
pembelajaran di dalam kelas adalah satu inovasi yang terkini dalam pendidikan awal
anak-anak. Kehadiran komputer, yang dalam keseharian sering dimanfaatkan untuk
bermain game-game yang belum tentu mendidik, membuat kami berfikir untuk
memanfaatkannya senagai media pembelajaran yang menarik yang dikemas
menyarupai game, mainan kesukaan anak,

dengan memanfaatkan aplikasi

macromedia flash mx.


2.2. TAHAPAN OPERASIONAL PEMECAHAN MASALAH
Setelah menemukan inti masalah pada anak dalam belajar membilang, maka guru
mengadakan perencanaan pembelajaran yang meliputi Rencana Kegiatan Mingguan

dan Rencana Kegiatan Harian serta Lembar Observasi untuk menilai hasil kegiatan
anak.
Indikator utama yang ditampilkan dalam kegiatan harian adalah
1. Kognitif : indikator no 24
2. Kognitif : indikator no 25
3. Kognitif : Indikator no 26
4. Kognitif : indikator no 27
5. Kognitif : indikator no 28
6. Kognitif : Indikator no 29
Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru menyiapkan media yang akan
digunakan, yakni seperangkat komputer dengan aplikasi macromedia flash Mx.
Guru menyalakan komputer dan melaksanakan pembelajaran sebagaiberikut:
1.

2.3. HASIL YANG DICAPAI


Untuk mengetahui berapa besar dampak dan hasil yang dicapai dalam
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual aplikasi macromedia flash
mx, guru mengadakan penilaian dengan menggunakan 3 intrument pembelajaran
yaitu
1. RKM
2. RKH

3. Lembar Observasi
Penilaian yang dilakukan meliputi dua tahap, yakni penilaian awal, yakni
pada saat guru hanya mengajarkan membilang angka 1-10 secara verbal, dan
penilaian saat guru telah menggunakan macromedia flah mx untuk membantu
menyampaikan materi membilang angka 1-10.
Dari hasil observasi dan pengamatan ini terlihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.3.1
Data Hasil Observasi Kemampuan anak dalam membilang angka 1-10
sebelum menggunakan Macromedia Flash Mx
NO. NAMA ANAK

ASPEK YANG DINILAI


Spontanitas

Membilang
dengan benar

Menunjuk
benda dengan
lambang
bilangan

Keterangan:
:
:

Rujukan
Abd. Rahman Ahmad (1995). Pembinaan Pakej Pengajaran Pembelajaran
Berpandukan
Komputer. Kertas yang dibentangkan dalam Persidangan Kebangsaan

Pendidikan Matematik Ke 4. Kuantan: BPG


Almy, M., Monighan, P., Scales, B., & Van Hoorn, J. (1984). Recent research on
play:
The teacher's perspective.In L. Katz (Ed.), Current topics in early childhood
education, V (pp. 1-22).
Al Ghamdi, Y. A. S. (1987). The effectiveness of using microcomputers in learning
algebraic precedence conventions. Doctoral Dissertation, Florida State University
Baharuddin Aris, Jamaluddin Hj. Harun dan Zaidatun Tasir (2001). Pembangunan
Perisian Multimedia: Satu Pendekatan Sistematik.Johor Darul Tazim: Universiti
Teknologi Malaysia
Baharuddin Aris, Rio Sumarni Shariffudin, Manimegalai Subramaniam (2002). Reka
Bentuk Perisian Multimedia. Johor Darul Tazim : Universiti Teknologi Malaysia.
Baroody, A.J. (1987) Children's mathematical thinking: a development framework
for
preschool, primary and special education teachers. New York: Teachers College
Press.
Baroody, A. J. & Ginsburg, H. P. (1986). The relationship between initial meaning
and
mechanical knowledge of arithmetic. In Hiebert, J. (ed.), Conceptual and
procedural knowledge: The Case of Mathematics. New Jersey: Erlbaum
Bruner J.S. (1996). Toward a Theory of Instruction.Massachusetts: The Belknop
Press
of Harvard University Press.
Cockcroft, W. H. (1986). Mathematics Counts.London : HMSO
120
Driver, R. & Bell, B. (1985). Students thinking and the learning of science: A
constructivist view. School Science Review, March 86,443-456.
Donalson, M. (1978) Childrens mind. London: Fontana/Croom Helm.
Flansburg, S. (1994).Math Magic. New York : Harper Perennial
Funkhouser, C. (1993). The influence of problem solving software in students
attitudes
about mathematics. Journal of Research on Computing in Education, 25(3),339-

346
Fuson, K.C., Richard, J. & Briars, D.J. (1982). The acquisition and elaboration of
number
word sequence. In C. Brainerd (ed.) Childrens logical and mathematical
cognition. New York: Springer-Verlag.
Gelman, R., Meck, E.. (1986). The nation of principle: The case of counting. In
Hiebert,
J. (ed.), Conceptual and procedural knowledge: The case of mathematics. New
Jersey: Erlbaum.
Gelman, R., Meck, E.. (1983). Preschoolers" counting : principles before skills.
Cognition, 13, 343-359.
Gelman, R and Gallistel, C. R. (1978) The child's understanding of number.
Cambridge, MA: Harvard University Press.
Griffin, S., Case, R and Siegler, R. S. (1994). Rightstart: providing the central
conceptual
prerequisites for first formal learning of arithmetic to students risk for school
failure. In Classroom lessons: integration, cognition theory and classroom
practice. Hillsdale, NJ: Erlbaum
Ginsburg, H. P. & Baron, J (1992) Cognition: young childrens construction. In
Jensen
(ed.) Research ideas for the classroom.Early childhood mathematics. New York
NY: Macmillan.
Ginsburg, H. P. & Russell, R. L. (1981) Social class and racial factors on early
mathematical thinking. Monographs of the Society for Research in Child
Development, 46, 913
Ginsburg, H. (1977). Children's arthmetic: The learning process. New York: D Van
Nostrand.
Henderson, R. W. & Landesman, E. M. (1992). The integrative videodisk system in
the
zone of proximal development : Academic motivation and learning outcomes in
pre- calculus. Journal of Educational Computing Research, 21(3), 33-43.

Heinich, Molenda and Russell (1993). Instructional Media and The New
Technologies of
Instruction (4th Ed). New York : Macmillan.
Hiebert & Lefevre, (1986). Conceptual and procedural knowledge in mathematics:
an
introduction analysis. In Hiebert, J. (ed.), Conceptual and procedural Knowledge:
the case of mathematics. New Jersey: Erlbaum
Jamalluddin Harun et. al., (2001). Pembangunan Perisian Multimedia Satu
Pendekatan
Sistematik. Kuala Lumpur : Venton Publishing Sdn. Bhd.
Jamaluddin Harun, Zaidatun Tasir, (2000). Pengenalan Kepada Multimedia. Selangor
Darul Ehsan : Venton Publishing Sdn. Bhd.
Jamaluddin Harun, Zaidatun Tasir, (2004). Multimedia menerusi Macromedia Flash
MX
2004. Kuala Lumpur : Venton Publishing Sdn. Bhd.
Klein & Starkey (1988).Universals in the development of early arithmetic
cognition.In G.
B. Saxe & M. Gearhart (eds.). Childrens mathematics. New Directions for Child
Development, 41, 5-26.
Kamii, C. K. (1985). Young children reinvent arithmetic: Implication of Piagets
theory.
New York : Teachers College Press.
Kemp, J.E., Morrison, G.R., & Ross, S.M., (1994). Designing Effective Instruction.
New
York : Merill.
121
Kulik J.A and Kulik, C.C, (1983). Effectiveness of Computer Based Instruction.
School
Library Media Quarterly.17(3).156-159.
Malone, T (1998). What makes Things Fun to Learn? A study of Instrinsically
Motivating
Computer Games.Palo Alto : Xerox

Nani Menon, Rohani Abdullah (2004). Panduan Kognitif Kanak-Kanak


Prasekolah. Kuala Lumpur: PTS Publications & Distributor Sdn. Bhd.
NCTM (1980). An Agenda For Action: Recommendations For School Mathematics
of
The 1980s. New York.
NCTM (1989). Curriculum and Evaluation Standards For School Mathematics. New
York.
Nik Azis Nik Pa (1989). Komputer Dalam Pendidikan. Proceedings of the National
Symposium on Educational Computing.USM : MCCE
Nik Azis Nik Pa (1992). Agenda Tindakan: Penghayatan Matematik KBSR dan
KBSM.
Kuala Lumpur: DBP
Norsaleha, (2000). Keberkesanan Pembelajaran Topik Sumber Tenaga Bagi Mata
Pelajaran Fizik Tingkatan Empat menerusi Perisian Multimedia Interaktif. Johor
Darul Tazim : Universiti Teknologi Malaysia.
Piaget, J. (1952). The child's conception of number. New York: Norton
PPK (1993). Peranan Komputer Dalam Pendidikan Matematik. Kertas yang
dibentangkan dalam Persidangan Kebangsaan Matematik Ke 2 Institusi/Maktab
Perguruan Malaysia. Kuala Lumpur: BPG
Prensky, M (2001). Digital Game-Based Learning.Mc Graw-Hill Education.
Rohani Abdullah (2004). Panduan Kurikulum Prasekolah. Kuala Lumpur: PTS
Publications & Distributors Sdn. Bhd.
Richard O. (2004). An overview of Jerome Brunner His Theory Of Constructivism.
In
Partial Fulfillment of The Requirement for ECI 761
Renga, S. & Dalla, L. (1993). Affect: A critical Component of Mathematical
Learning in
Early Childhood.In Jensen (ed.) Research Ideas for the Classroom. Early
childhood Mathematics. New York NY: Macmillan.
Resnick, L. B. (1989) Development mathematical knowledge. American
Psychologist, 44, 162-169.

Resnick, L (1983) A development Theory of Number Understanding. In H.P.


Ginsburg.
The Development Of Mathematical Thinking. New York: Academic Press.
Russell, R. L. & Ginsburg, H.P. (1984). Cognition Analysis Of Childrens
Mathematics
Difficulties. Cognition and Instruction, 1, 217-244.
Saunders, W. (1992). The constructivist perspective : Implication and teaching
strategies
for science. School Science and Mathematics, 92(3), 136-141.
Siegler, R. S. (1991). In Counting, Young Childrens Procedures Precede Principle.
Educational Psychology Review, 3, 127-135.
Starkey, P. (1992). The Early Development of Numerical Reasoning. Cognition, 43,
93-126.
Vygotsky, L.S. (1962). Thought and Language. Cambridge, M.A : Mit Press.

Вам также может понравиться

  • Sop Rawat Inap
    Sop Rawat Inap
    Документ3 страницы
    Sop Rawat Inap
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Logistik Obat
    Sop Logistik Obat
    Документ3 страницы
    Sop Logistik Obat
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Poli
    Sop Poli
    Документ3 страницы
    Sop Poli
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Radiologi
    Sop Radiologi
    Документ3 страницы
    Sop Radiologi
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Lab
    Sop Lab
    Документ4 страницы
    Sop Lab
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Ok
    Sop Ok
    Документ3 страницы
    Sop Ok
    rey
    Оценок пока нет
  • Laporan Kinerja Unit Farmasi
    Laporan Kinerja Unit Farmasi
    Документ1 страница
    Laporan Kinerja Unit Farmasi
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Fo
    Sop Fo
    Документ6 страниц
    Sop Fo
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Kasir
    Sop Kasir
    Документ3 страницы
    Sop Kasir
    rey
    Оценок пока нет
  • Form Obat EXP
    Form Obat EXP
    Документ2 страницы
    Form Obat EXP
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Farmasi
    Sop Farmasi
    Документ4 страницы
    Sop Farmasi
    rey
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ23 страницы
    Bab 1
    rey
    Оценок пока нет
  • Sop Igd
    Sop Igd
    Документ3 страницы
    Sop Igd
    rey
    Оценок пока нет
  • Form Laporan Psikotropika Harian
    Form Laporan Psikotropika Harian
    Документ1 страница
    Form Laporan Psikotropika Harian
    rey
    Оценок пока нет
  • Presentasi Instrumen Pkpo Snars
    Presentasi Instrumen Pkpo Snars
    Документ53 страницы
    Presentasi Instrumen Pkpo Snars
    nunuachmad
    Оценок пока нет
  • Form Double Check Obat HA
    Form Double Check Obat HA
    Документ1 страница
    Form Double Check Obat HA
    rey
    Оценок пока нет
  • Form KARTU STOK OBAT HA
    Form KARTU STOK OBAT HA
    Документ4 страницы
    Form KARTU STOK OBAT HA
    rey
    Оценок пока нет
  • Book 1
    Book 1
    Документ1 страница
    Book 1
    rey
    Оценок пока нет
  • Formulir 1
    Formulir 1
    Документ20 страниц
    Formulir 1
    rey
    Оценок пока нет
  • Wa0016
    Wa0016
    Документ20 страниц
    Wa0016
    farmasi rsudbanten
    Оценок пока нет
  • Penilaian PPL Non Mengajar
    Penilaian PPL Non Mengajar
    Документ12 страниц
    Penilaian PPL Non Mengajar
    anti
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ23 страницы
    Bab 1
    rey
    Оценок пока нет
  • Nama Sisw1
    Nama Sisw1
    Документ1 страница
    Nama Sisw1
    rey
    Оценок пока нет
  • Berita Acara Pemusnahan Obat Kadaluarsa
    Berita Acara Pemusnahan Obat Kadaluarsa
    Документ2 страницы
    Berita Acara Pemusnahan Obat Kadaluarsa
    rey
    Оценок пока нет
  • Daftar Obat Sanbe Farma
    Daftar Obat Sanbe Farma
    Документ2 страницы
    Daftar Obat Sanbe Farma
    rey
    Оценок пока нет
  • Absensi Senam Sehat Karyawan RS
    Absensi Senam Sehat Karyawan RS
    Документ3 страницы
    Absensi Senam Sehat Karyawan RS
    rey
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi
    Klasifikasi
    Документ6 страниц
    Klasifikasi
    rey
    Оценок пока нет
  • Daftar Obat Ruangan
    Daftar Obat Ruangan
    Документ3 страницы
    Daftar Obat Ruangan
    rey
    Оценок пока нет
  • Soal Prakerin
    Soal Prakerin
    Документ3 страницы
    Soal Prakerin
    rey
    Оценок пока нет
  • Contoh PMR
    Contoh PMR
    Документ5 страниц
    Contoh PMR
    rey
    Оценок пока нет