Вы находитесь на странице: 1из 29

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infark miokard akut adalah suatu keadaan di mana terjadi nekrosis otot
jantung akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai oksigen yang
terjadi secara mendadak. Penyebab yang paling sering adalah terjadinya
sumbatan koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah. Sumbatan tersebut
terjadi karena ruptur plak yang menginduksi terjadinya agregasi trombosit,
pembentukan trombus, dan spasme koroner.
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi
tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar
biasa pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya
pernah mendapat serangan angina ,maka ia tabu bahwa sesuatu yang berbeda dari
serangan angina sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina
yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat
,sering pada jam-jam awal dipagi hari.

1.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi infark miokard akut
b. Untuk mengetahui tanda dan gejala infark miokard akut
c. Untuk mengetahui etiologi infark miokard akut
d. Untuk mengetahui patofisiologi infark miokard akut
e. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik infark miokard akut
f. Untuk mengetahui pengobatan infark miokard akut
g. Untuk mengetahui pencegahan infark miokard akut

h. Untuk mengetahui peran perawat infark miokard akut

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kasus Gangguan Kardiovaskular


KASUS GANGGUAN KADIOVASKULAR
Klien Tn. Odi 65 tahun. Keluhan utama : nyeri dada dan perasaan tidak enak di dada.
Tetapi sudah jauh berkurang daripada waktu pertama kali masuk RS. Nyeri juga
disertai perasaan mual dan muntah, sesak, pusing, keringat dingin, lemah, lelah, sulit
tidur dan terkadang dada berdebar-debar. Kronologis keluhan: klien masuk ke UGD
pukul 07.37 WIB dengan hasil EKG menunjukkan ST Elevasi di lead V3 dan V4,
onset 3,5 Jam. Nyeri dada dirasakan sejak pukul 04.00 WIB, tidak berkurang
walaupun dibawa tiduran. Nyeri kemudian muncul kembali saat melaksanakan sholat
shubuh sehingga klien dibawa ke RS. Rasa nyeri timbul terus-menerus dan tidak
berkurang dengan istirahat. Rasa nyeri dada dirasakan seperti diremas-remas dan
tertimpa beban yang sangat berat, intensitas 10-15 menit setiap kali nyeri dengan
skala nyeri 6. Nyeri dirasakan tembus hingga ke punggung dan menyebar ke leher
dan lengan sebelah kiri. Riwayat penyakit yang pernah diderita: hipertensi dan DM
tidak terkontrol. BB 45 Kg, TB 150 cm, TD 160/110 mmHg, nadi 60 x/menit, RR
26x/menit, suhu 37C. CK-MB = 30 u/L (Normal < 24 u/L). LDH = 500 u/L (Normal
= 230-460 u/L). Troponin T = 0,003 ng/ml (Normal = 0,001 ng/ml).

2.2 STEP 1 (Identifikasi istilah)


2

1.

EKG ST.Elevasi

2.

CKMB 30 u/L

3.

Troponin T

4.

Onset

5.

LDH

6.

Leat V3+V4

7.

Intensitas u/l

8.

u/l

9.

Ng/ml

10.

Hipertensi

11.

DM

2.3 STEP 2 (Menjawab istilah)


1.

EKG ST.Elevasi : segmen ST. Berada diatas garis iso elektrik artinya otot
jantung sedang mengalami infark yang akut.

2.

CKMB 30 u/l : ( creatinin kinase MB ) adalah enzim yang berguna untuk


mendiagnosis infark jantung akut dan merupakan enzim yang pertama yang
meningkat.

3.

Troponin : suatu molekul inhibitorik yang dapat mengikat aktin dengan berat
molekul 24.000 dalton.

4.

Onset : tanda atau gejala yang pertama muncul dari suatu penyakit.

5.

LDH : (laktate dehidro ghenase) adalah enzim intra selular yang terdapat pada
semua sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi di jumpai di
jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak dan eritrosit.

6.

V3 : titik tengah antara v2 dan v4


V2 : garis parasternal kiri pada interkosta v4
V4 : garis klavitula tengah pada interkosta v3

7.

Intensitas : keadaan tingkatan

8.

u/l : unit/liter

9.

ng/ml : nano gram / mili liter

10.

Hipertensi : kondisi medis dengan tekanan darah di arteri meningkat.

11.

DM : peningkatan gula darah (normal 70 110 mg/dl).

2.4 STEP 3 (Memberi pernyataan)


1. Mengapa klien dadanya berdebar-debar ?
2. Mengapa klien mengalami sesak napas ?
3. Mengapa klien timbul nyeri terus menerus dan tidak berkurang saat tidur ?
4. Mengapa nyeri muncul kembali saat melakukan aktivitas (sholat shubuh) ?
5. Mengapa nyeri dirasakan tembus kepunggung dan menjalar sampai keleher
dan lengan sebelah kiri ?
6. Apa hubunganya DM dan HT dengan gejala yang timbul ?

2.5 STEP 4 (menjawab pernyataan)


1. Karena hipertensi yang diderita oleh pasien, sehingga jantung berkerja lebih
keras memompa darah lebih banyak sehingga mengakibatkan dada berdebardebar.
2. Sesak napas timbul karena adanya gangguan fungsional jantung dan paru-paru
yang disebabklan oleh hipoksemia dan asidosis.
3. Nyeri dada timbul akibat dari iskemia miokard yang memicu terjadinya
kematian (nekrosis) miokard. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya nyeri
pada dada. Nyeri tidak dapat hilang dengan istirahat karena dengan
beristirahat hanya dapat menghilangkan nyeri yang bersifat di luar zona
nekrotik. Artinya, apabila nyeri terjadi karena adanya nekrosis maka nyeri
tersebut tidak akan hilang hanya dengan beristirahat.
4. Karena saat melakukan aktivitas, beban kerja jantung akan semakin
meningkat. Dengan meningkatnya kerja jantung ini maka akan menimbulkan
kontraksi jantung (yang mengalami nekrosis) sehingga nyeri akan muncul
kembali.
5. Karena nyeri bersifat alih ( referret pain ) maka lokasi dan kualitas nyeri dapat
berfariasi. Keluhan yang termasuk nyeri khas dirasakan substrenal dengan
penjalaran kebagian medial lengan bawah kri, kadang-kadang menjalar
sebelah kanan, leher atau mandibula. Dapat pula terasa menjalar kedaerah
punggung atau belikat.
6. Hipertensi dan Diabetes Melitus yang tak terkendali dapat menyebabkan
disfungsi endoteli. Disfungsi endoteli dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh darah, hal ini menyebabkan pasokan O 2 untuk jantung berkurang.
Ketika otot jantung (miokardium) kekurangan oksigen > 30 menit akan
mengalami nekrosis dan hal inilah menyebabkan jantung bekerja lebih keras
5

dalam melakukan kompensasi dengan mempercepat pemompaan darah yang


dapat menimbulkan gejala takikardia. Kerja otot yang keras, kekurangan O 2
dan nekrosis otot jantung dapat menimbulkan rasa nyeri dan sesak di dada.
Ketika tubuh kekurangan O2 karena otot jantung mengalami nekrosis, pasokan
O2 untuk tubuh berkurang hal ini dapat menyebabkan pusing, apabila sel-sel
dalam tubuh kekurangan O2 untuk melakukan metaboliseme maka akan
terjadi gangguan metabolisme sehingga menyebabkan mual dan muntah dan
menyebabkan sel berkurang dalam menghasilkan ATP sehingga timbul rasa
lemah dan lelah, selain itu kekurangan O2 dapat mengganggu keseimbangan
elektrolit sehigga timbul gejala keringat dingin.

2.6 STEP 5 (Learning Object)


INFARK MIOKARD AKUT
A. Definisi
Infark miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat
kekurangan oksigen berkepanjangan ( Elizabeth J. Corwin, 2001). Hal ini
adalah respon letal terakhir terhadap iskemia miokardium yang tidak teratasi
dan dianggap sebagai bentuk sindroma arteri koronaria akut sebagai akibat
dari menurunnya aliran darah yang melewati satu atau lebih arteri koronaria
sehingga menimbulkan iskemia dan nekrosis miokard.

B. Tanda dan Gejala


Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas
infark miokardium (suatu serangan jantung tersamar), biasanya timbul
manifestasi klinis yaitu:

1. Nyeri dengan awitan yang mendadak, sering di gambarkan memiliki sifat


meremukkan dan parah. Nyeri dapat menyebar ke bagian atass tubuh
mana saja tetapi sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher, atau
rahang. Nitrat dan istirahat dapat menghilangkan iskemia di luar zona
nekrotik dengan menurunkan beban kerja jantung.
2. Timbul mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri yang
hebat.
3. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot-otot
rangka.
4. Kulit yang dingin, pucat akibat vasokontriksi simpatis.
5. Pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta
peningkatan aldosteron dan ADH.
6. Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung.
7. Keadaan mental berubah rasa cemas besar disertai perasaan mendekati
kematian.

C. Etiologi
1. Stenosis dan spasme arteri koronaria.
Terlepasnya suatu plak arterosklerotik dari salah satu arteri koroner,
dan kemudian tersangkut di bagian hilir yang menyumbat aliran darah ke
seluruh miokardium yang diperdarahi pembuluh tersebut, sehingga dapat
menyebabkan infark miokardium.

2. Trombosis
Infark miokardium juga dapat terjadi apabila lesi trombotik yang
melekat ke suatu arteri yang rusak menjadi cukup besar untuk menyumbat
secara total aliran ke bagian hilir.

3. Hipertrofi pada ruang jantung.


Apabila suatu ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga
kebutuhan oksigennya tidak dapat terpenuhi yang mengakibatkan infark
miokardium.

4. Penggunaan obat-obatan khususnya amfetamin dan kokain.


Obat amfetamin (sabu-sabu) adalah kelompok obat psiko aktif sintesis
yang disebut sistem saraf pusat stimulan. Kokain adalah bagian obat
narkotika yang mempunyai efek jauh lebih berat daripada obat amfetamin
seperti euforia (kegembiraan yang luar biasa).

D. Patofisiologi
Faktor-faktor resiko aterosklorosis

Penyempitan lumen arteri, ruptur plak, trombosit dan spasme arteri

Penurunan aliran darah koronia

Gangguan suplai O2 ke miokard

Iskemia miokardium Sindrom koroner akut

Iskemik 30

Infrak Miokardium

STEMI
9

Infrak transmural
Infrak subendokardial

E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan EKG (Elektro Kardiogram)
Gelombang Q (signifikan infark) atau Q patologis.
Segmen ST (elevasi).
Gelombang T (meninggi atau menurun)

Perubahan EKG pada infark miokardium. Inversi gelombang T (kiri),


elevasi segmen ST (tengah), dan gelombang Q yang menonjol (kanan).
Gelombang Q menunjukkan nekrosis miokardium dan bersifat
irreversible. Perubahan pada segmen ST dan gelombang T diakibatkan
karena iskemia dan akan menghilang sesudah jangka waktu tertentu.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari
profil diagnostic yang meliputi: riwayat, gejala, dan elektrokardiogram
untuk mendiagnosis infark miokardium.

10

1. CKMB merupakan enzim yang spesifik untuk penanda kerusakan otot


jantung, enzim ini meningkat 6-10 jam setelah nyeri dada dan kembali
normal dalam 48-72 jam.
2. Walaupun kurang spesifik, aspartate amino transferase (AST) dapat
membantu bila penderita datang ke rumah sakit sesudah hari ketiga
nyeri dada atau laktat dehidrogenase (LDH) akan meningkat sesudah
hari ke 4 dan menjadi normal sesudah hari ke 10.

F. Pengobatan
1. Istirahat total.
2. Diet makanan lunak atau rendah garam (bila ada gagal jantung).
3. Pasang infuse dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
4. Atasi nyeri:
a. Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
b. Lain-lain: nitrat antagonis kalsium, dan beta bloker.
5. Oksigen 2-4 liter/menit.
6. Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 ml/oral. Pada insomnia dapat
ditambah flurazepam 15-30 mg.
7. Antikoagulan:
a. Heparin 20.000-40.000 u/24jam iv tiap 4-6 jam atau drip iv dilakukan
atas indikasi.
b. Diteruskan asetakumarol atau warfarin.
8. Streptokinase atau trombolisis.

11

Pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali


aliran pembuluh darah koroner.

G. Pencegahan
Hindari : Merokok, strees mental, alcohol, kegemukan (obesitas), konsumsi
garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya.
Kurangi : kolesterol, lemak dalam makanan, anjurkan konsumsi gizi yang
seimbang, dan berolahraga secara teratur, kurangi berat badan bila over weigh
atau obesitas, kurangi strees, mengendalikan tekanan darah.

H. Peran Perawat
1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien IMA
2. Menunjukkan kepada pasien sikap menghargai ( respect) yang di
tunjukkan dengan perilaku pada pasien IMA
3. Berbicara dengan pasien yang berorientasi pada perasaan pasien saat ini

2.7 Asuhan Keperawatan


ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFARK MIOKARD AKUT

A. PENGKAJIAN
12

Pengkajian tanggal

: 18 September 2014

Jam

07.37

: 18 September 2014

No. RM

: Melati / II

Dx masuk

: IMA

WIB
Tanggal MRS
00146328
Ruang/ Kelas

Identitas Pasien
Nama

: Tn. Odi

Usia

: 65 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

:-

Pekerjaan

:-

Suku/bangsa

: Jawa/ Indonesia

Alamat

: Jl. A. Yani No.54 Surabaya

Jenis kelamin

: laki-laki

Status perkawinan

: sudah kawin

Penanggung jawab

: Anak Tn. Odi

Riwayat Sakit dan Kesehatan


Keluhan utama: nyeri dada dan perasaan tidak enak di dada. Nyeri disertai perasaan
mual dan muntah, sesak, pusing, keringat dingin, lemah, lelah, sulit
tidur, dan terkadang dada berdebar-debar.
Riwayat penyakit sekarang: nyeri dada dirasakan sejak pukul 04.00 WIB tidak
berkurang walaupun dibawa istirahat. Kemudian muncul kembali saat melakasanakan

13

sholat subuh sehingga klien di bawa ke RS. Rasa nyeri timbul terus-menerus dan
tidak berkurang saat istirahat.
Riwayat penyakit dahulu: hipertensi dan diabetes mellitus
Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
Riwayat alergi: tidak ada
Observasi dan Pemeriksaan Fisik (ROS) :
Keadaan umum: compos mentis
Tanda-tanda vital: tekanan darah 160/110 mmHg, nadi 60 x/menit, RR 26 x/menit,
suhu 37C.
B1 (Breathing)
Klien tampak sesak dan frekuensi nafas melebihi normal (RR 26 kali/menit).
B2 (Blood)
Nyeri dirasakan tembus ke punggung dan menyebar ke leher dan lengan sebelah kiri.
Rasa nyeri dada seperti diremas-remas dan tertimpa beban yang sangat berat. Tekanan
darah 160/110 mmHg, N : 60x/menit.
B3 ( Brain )
Kesadaran umum klien tampak composmentis. Tidak ditemukan sianosis perifer.
Pengkajian objek lain yaitu wajah meringis yang merupakan respons dari adanya
nyeri dada akibat infark pada miokardium.
B4 (Bladder)
Klien mengalami keringat dingin.
B5 ( Bowel)
Klien mengalami perasaan mual, muntah, pusing, kerigat dingin, dan dada biasanya
berdebar-debar.
14

B6 (Bone)
Kelemahan dan kelehan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan
bantuan orang lain utuk memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-hari.
Pemeriksaan :
a. Pemeriksaan laboratorium:
1.

CKMB = 30u/L

2.

LDH = 500 u/L

3.

Troponin T = 0,003 ng/ml

b. EKG :
1. Menujukkan ST-Elevasi di lead V3 dan V4, Onset 3,5 jam

B. ANALISA DATA
TANGGAL/JAM PENGELOMPOKAN
16/09/2014

MASALAH

ETIOLOGI

DATA
DS:
1. Klien
mengatakan

1. Nyeri

Ketidakseimbangan

Akut

suplai darah dan

nyeri dada dan

oksigen

perasaan

tidak

miokard

enak.

Klien

ke

mengatakan
nyeri

dada

dirasakan

sejak

pukul

04.00

WIB

tidak

berkurang

15

walaupun
dibawa

tiduran

kemudian nyeri
muncul kembali
saat
melaksanakan
sholat

subuh.

Klien
mengatakan
merasakan nyeri
dan

tertimpa

beban

yang

sangat

berat.

Klien
mengatakan
nyeri

dirasakan

tembus
kepunggung dan
menyebar
keleher

dan

lengan

sebelah

kiri.
DO :
-

Klien

tampak

meringis
-

P :

Nyeri tidak

berkurang

ketia

dibawa tidur dan


nyeri
kembali

muncul
ketika

16

melaksanakan
sholat subuh.
-

Q : Nyeri dirasakan
seperti

diremas-

remas dan tertimpa


beban yang sangat
berat.
-

R : Nyeri dirasakan
tembus

ke

punggung

dan

menyebar ke leher
dan lengan sebelah
kiri.
-

S:

Nyeri

dirasakan

yang
pada

skala 6
-

T : Intensitas nyeri
yang dirasakan 1015 menit setiap kali

nyeri.
DS : Klien mengatakan
mual dan muntah.

Nutrisi

DO :

dari kebutuhan

kurang Mual dan muntah

Nafsu makan klien


menurun
tidak

(klien
berserela

makan)
DS :
Klien

mengatakan Intoleransi

Kekurangan suplai

pusing,

berkeringat aktivitas

O2

17

dingin, lemah dan lelah.


DO :
-

Dispnea :

RR

26x/menit
-

TD : 160/110
mg

DS :
Klien mengatakan sulit Gangguan pola
tidur.

tidur

DO :
-

Klien tampak lemah


(kurang energi)

Klien tidak dapat


mengembalikan

kesegaran tubuh
DS :
2. Klien

Risiko

mengatakan
sesak

Gangguan

penurunan curah kontraktilitas


dan jantung

ventrikel

berdebar-debar
DO:
-

Dispnea

RR

26x/menit
-

Takipnea

Palpitasi

EKG

18

elevasi ST di
lead V3 dan
V4

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
1.

Tgl
18 /09/2014

Diagnosa Keperawatan / Masalah Kolaboratif


Nyeri akut berhubungan dengan
Ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen

Paraf
Indah
ke

18 /09/2014

miokard
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Indah

18 /09/2014

mual dan muntah


Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kekurangan Indah

18 /09/2014

suplai O2
Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak

18 /09/2014

Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan Indah

2
3

Indah

Gangguan kontraktilitas ventrikel

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO.

Diagnosis
Tujuan dan

Perencanaan
Intervensi

DX

Keperawatan

1.

Nyeri akut

Kriteria Hasil
Dalam waktu 1 x

Independen :

berhubungan

24 jam nyeri yang

1. Obsetvasi TTV

dengan

dirasakan Tn. Odi

keadaan tubuh

Ketidakseimb

dapat berkurang

secara umum.

Rasional
1. Untuk
mengetahui

19

angan suplai

dengan kriteria

2. Kaji tingkatan

darah dan

hasil :

oksigen ke

Tn. Odi dapat

nyeri yang

miokard

beristirahat, nyeri

dirasakan, sifat

berkurang sampai

nyeri, waktu

skala 3 dan ekspresi

terjadinya nyeri,

wajah Tn. Odi

penyebab

tanpak tidak

terjadinya nyeri

meringis.

dan lokasi nyeri

nyeri

3. Pengalihan
perhatian

2. Untuk mengetahui
seberapa berat

3. Pengalihan
perhatian dapat
menurunkan
stimulus
interalmelalui
ekanisme
peningkatan
produksi
endorphin dan
enkefalin yang
dapat memblok
reseptor nyeri
sehingga nyeri
tidak dikirimkan
kekorteks serebri
dan selanjutnya
akan menurunkan

Kolaboratif :
4. Kaji pemberian

resepsi nyeri.
4. Adanya

analgetik

pengurangan nyeri

penggunakan agens

yang dirasakan

20

farmakologis untuk

memberikan

meredakan atau

sedasi, dan

menghilangkan

mengurangi kerja

nyeri.

miokardium.

3. Nutrisi kurang Dalam waktu 724


darikebutuhan

jam nutrisi Tn. Odi

berhubungan

terpenuhi dengan

dengan mual

kriteria hasil:

dan muntah

1. Menangani diet

1. Untuk mengurangi

1. Menoleransi

yang sangat ketat

beban kerja

diet yang

dan aktifitas yang

jantung dan

dianjur kan

berlebihan.

kebutuhan akan
oksigen.

3.

Intoleransi

Dalam waktu 2x24

aktifitas

jam ketika nyeri

berhubungan

benar-benar hilang

dengan

pasien dapat

kekurangan

melakukan aktifitas

suplai O2

dengan kriteri
hasil :
1. Pasien
menyatakan

1. Intruksikan dan
bantu pasien utuk

kebutuhan oksigen

beraktifitas untuk

tubuh dan

diselingi istirahat.

mencegah

mengerti
tentang

1. Menurunkan

keletihan.
2. Indentifikasi dan

2. Membantu

kebutuhannya

minimalkan faktor-

meningkatkan

untuk

faktor yang dapat

aktifitas.

meninkatkan

menurunkan

aktifitas secara

toleransi latihan

21

bertahap.

pasien.

2. Paisen
mengidentifikas
i faktor-fakttor
terkontrol yang
menyebabkan
4.

Gangguan

kelemahan.
Dalam waktu 4x24

pola tidur

jam Tn. Odi dapat

berhubungan

tidur dengan

lingkungan sekitar

memberikan

dengan sesak

nyenyak dengan

pasien untuk

kenyamanan dan

kriteria hasil :

meningkatkan

meningkatkan

kenyamanan yang

kualitas tidur.

1. Mengidentifikas
i tidakan yang
dapat

1. Memanipulasi

1. Untuk

optimal.
2. Membantu pasien

2. Agar pasien dapat

meningkatan

untuk beradaptasi

berdaptasi dengan

tidur atau

dengan persepsi

stresor yang

istirahat.

dengan stresor

dirasakan.

perubahan, atau
2. Menunjukkan

ancaman yang

kesejahteraan

mengganggu

fisik dan

pemenuhan

psikologis.

kebutuhan dan
peran hidup.

5.

Resiko

Dalam waktu 2x24

penurunan

jam tidak terjadi

curah jantung

penurunan curah

berhubungan

jantung dengan

dengan

kriteria hasil :

gangguan

1. Curah jantung

1. Pantau nadi apical


dan radial

1. Untuk mendeteksi
aritmia lebih baik.

22

kontraktilitas

tetap adekuat.

sekurangkurangnya setiap 4
jam
2. Catat irama nadi

2. Tekanan drah da

2. Aritmia dapat
mengindikasikan
komplikasi yang

minimal setiap 4

menuntut

nadi tetap

jam dan laporkan

intervensi yang

berada pada

ketidakteraturan

tepat

rentang yang

nya.

dapat diterima.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Dx
1.

1.

Tgl/ Jam
September 18
2014
WIB 07.40

Tindakan

Paraf

Independen :

Indah

1. Mengobservasi TTV
Respon : TD 160/110 mmHg, nadi 60 x/menit, RR 26
x/menit, suhu 37C.

1.

September 18

2. Mengkaji tingkatan nyeri

2014

Respon : pasien dapat menjelaskan rasa nyeri yang

WIB 08.00

dirasakan seperti diremas-remas dan tertimpa beban

23

yang sangat berat berlokasi di dada tembus ke

Indah

punggung, menyebar ke leher dan lengan sebelah kiri


dengan menunjukkan skala 6.
3. Mengalihkan perhatian dengan cara imajinasi
terbimbing.
1.

September 18
2014

1.

WIB 08.15
September 18

2.

2.

Respon : Pasien kooperatif, dapat mengalihkan rasa


nyerinya
Kolaboratif :
4. Memberikan obat analgetik jenis morfin 2-5 mg.

2014/08.25

Respon : Nyeri pasien berkurang sesudah diberikan

WIB
18-28

analgetik dengan skala 4.


1. Memberikan diet yang rendah lemak, garam,

September 2014
,WIB 07.00

Indah

Indah

dan gula.
Respon: Pasien kooperatif.

WIB, 12.00
3.

3.

.15.00 WIB
September 18
2014/ 09.00
WIB

1. Mengintruksikan dan membantu pasien untuk

Indah

beraktifitas dengan diselingi istirahat.


Respon: Pasien dapat melakukan aktivitas yang di
instruksikan dengan baik dengan di selingi istirahat.

September 18
2014/ 09.30
WIB

2. Mengidentifikasi dan meminimalkan faktor-faktor Indah


yang dapat menurunkan toleransi latihan pasien.
Respon: Pasien mampu mengidentifikasi faktor yang
dapat menurunkan aktivitas pasien yaitu nyeri.

4.

4.

September 18
2014/ 10.00
WIB

1. Memanipulasikan lingkungan sekitar pasien untuk Indah


meningkatkan kenyamanan yang optimal.
Respon: Pasien merasa sedikit lebih nyaman dengan
lingkungan yang telah dimanipulasi.
2. Membantu pasien untuk beradaptasi dengan
persepsi dengan stresor perubahan, atau ancaman
24

yang mengganggu pemenuhan kebutuhan dan


peran hidup.
Respon: Pasien dapat beradaptasi terhadap stressor
5

september 18

nyeri.
1. Memantau nadi apical dan radial sekurang-

2014/ 10.30
WIB

Indah

kurangnya setiap 4 jam


Respon: Hasil pantauan nadi = 60x/mnt
2. Mencatat irama nadi minimal setiap 4 jam dan
laporkan ketidakteraturannya.
Respon: hasil pemeriksaan nadi teratur.

F. EVALUASI
Masalah

Tanggal

keperawatan
1
28

Catatan perkembangan

Paraf

S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri, Indah

September

dan dada tidak berdebar-debar

2014

O:
TTV
TD : 130/90 mmHg

N : 64x/mnt

S : 37C

Rr : 20x/mnt

Skala nyeri : 0
Tidak ada palpitasi
A: Masalah teratasi
2

28

P: Tindakan 1, 2 dan 3 dihentikan.


S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan mual Indah

September

dan muntah lagi.

25

2014

O:
-

Nafsu makan pasien meningkat

BB 45 kg

Pasien tidak tampak lesu, lemah dan letih

A: Masala teratasi
3.

28

P: Tindaka 1 dihentikan.
S: Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas Indah

September

ringan (perawatan diri).

2014

O:
-

Pasien tampak bersih dan segar

Tidak ada gangguan irama jantung saat aktivitas

A: Masalah teratasi
P: tindakan 1 dan 2 dihentikan.
4

28

S: Pasien mengatakan sudah tidak mengalami Indah

September

kesulitan tidur.

2014

O:
-

Pasien tampak tidur nyenyak

Pasien tampak berenergi

A: Masalah teratasi
5

28

P : Tindakan 1 dan 2 dihentikan.


S: pasien mengatakan tidak merasakan sesak dan Indah

September

berdebar-debar.

2014

O:
-

CKMB : 23 u/l

LDH : 450u/l

Troponin T 0,001 ng/ml

A: Masalah Teratasi
P: Tindakan 1 dan 2 dihentikan.

26

BAB 3
PENUTUP

3.1.

Keimpulan
Infark miokard akut adalah suatu keadaan di mana terjadi nekrosis otot
jantung akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai oksigen
yang terjadi secara mendadak. Infark miokard disebabkan oleh sumbatan pada
arteri koroner . Sumbatan tersebut terjadi karena ruptur plak yang
menginduksi terjadinya agregasi trombosit, Pembentukan trombus, spasme
koroner, stenosis, penggunaan obat-obatan khususnya amfetamin dan kokain,
hipertrofi pada ruang jantung merupakan penyebab sumbatan pada arteri
koroner.
Infark miokard dapat diketahui melalui pemeriksaan EKG yang
menandakan adanya Q patologis, ST elevasi dan T inversi, selain itu
pemeriksaan laboraturium CKMB, LDH dan AST dapat dilakukan untuk

27

mengetahui adanya infark miokard. Pengobatan infark miokard yaitu dengan


mengurangi gejala-gejala yang timbul seperti nyeri, pusing, sesak dan untuk
menghidari penggumpalan darah diberikan antikoagulan.
Pencegahan infark miokard dapat dilakukan dengan menjauhi faktorfaktor risiko penyebab aterosklerosis seperti merokok, strees mental, alcohol,
kegemukan (obesitas), konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan
amfetamin, kokain, dan sejenisnya.Diagnosa keperawatan untuk infark
miokard yaitu, nyeri akut berhubungan dengan nekrosis miokardium, nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nyeri, intoleransi aktifitas
berhubungan dengan kekurangan suplai O2, insomnia berhubungan dengan
nyeri, resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan nekrosis.

3.2. Saran
Dengan terbentuknya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan
menggunakan makalah ini dengan sebaik-baiknya dalam menangangi klien dengan
penyakit Infark miokard yang biasa menyerang orang yang berusia lanjut.

28

DAFTAR PUSTAKA
Aaron, Jeremy dan Philip I. 2008. The Cardiovaskular System A Glance. Jakarta :
Erlangga.
Maria, RK. 2013. Buku Ajar Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Penyakit.
Tangerang :

Binapura Asara.

Taylor, Cynthia & Sheila Ralph. 2012. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana
Asuhan.

Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith M & Nancy Ahern. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9. Jakarta :

EGC

Wilson & Prince. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta
: EGC.

29

Вам также может понравиться