Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
MUHAMMAD HARISMAN
C12110270
LAPORAN PENDAHULUAN
CAD (CORONARY ARTERY DISEASE)
A. Definisi
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang meliputi
berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai
jantung, biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang menyebab kan insufisiensi
suplay darah ke miokard (Long, 1996).
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai akumulasi dari
plaq yang semakin lama semakin membesar, menebal dan mengeras di dalam
pembuluh darah artery (Naettina, 2005).
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh darah
coronary artery dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan supply oksigen ke
otot jantung disebut sebagai CAD ( McCance & Huether, 2005)
B. Etiologi
Penyebab tersering adalah :
1.
Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
2.
Perdarahan pada plak ateroma
3.
Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
4.
Embolisasi trombus / fragmen plak
5.
Spsme arteria koronaria
C. Faktor Resiko Terjadinya CAD
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
a.
b.
Jenis kelamin
c.
d.
b.
c.
d.
e.
f.
Inaktivitas fisik
g.
Stress
h.
i.
Menopause
j.
k.
Asidosis
Fungsi ventrikel terganggu :
Perubahan hemodynamic
Vasokontriksi Perifer
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Merangsang Katekolamin
Penurunan
curah jantung
Intoleransi
aktifitas
MRS
Kurang
pengetahuan
ANSIETAS
E. Manifestasi Klinis
1.
Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian
bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri
akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan
berat, biasa menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri
angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan
emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan
hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa
menjalar ke dagu dan leher.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila
menderita infark miokardium, karena neuropati yang menyertai diabetes
mempengaruhi neuroseptor, sehingga menumpulkan nyeri yang dialaminya.
2.
b.
3.
Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
4.
Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan berlangsung
paling selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel yang nekrotik yang
menyebabkan respon infamasi.
5.
Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang
T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b.
6.
CKMB, isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 48-72 jam.
b.
LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari.
c.
7.
Pemeriksaan Jantung
Biasanya tidak memperlihatkan kelainan, kecuali bunyi jantung dapat terdengar
redup. Bunyi jantung S4 sering terdengar pada penderita dengan irama sinus,
biasanya terdengar pada daerah apeks dan parastenal kiri. bunyi jantung S3 dapat
timbul bila terjadi kerusakan miokard yang luas. Kelainan paru bergantung pada
beratnya AMI, yang diklasifikasikan menurut Killip I-IV:
Killip I : Penderita AMI tanpa S3 dan ronkhi basah
Killip II : Ditemukan ronkhi pada kurang dari setengah lapang paru, dengan atau
tanpa S3
Kllip III : Ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya dengan oedema
paru
Kllip IV : Penderita dengan syok kardiogenetik
F. Penatalaksanaan Klinik
1.
Istirahat total dalam waktu 24 jam pertama atau masih ada keluhan nyeri
atau keluhan lainnya. Hal ini berguna untuk mengurangi beban kerja jantung dan
2.
3.
intravena.
4.
Pemberian morfin 2,5-5 mg IV atau petidin 25-50 mg IV, untuk
menghilangkan rasa nyeri . Bila dengan pemberian ISDN nyeri tidak berkurang
atau tidak hilang.
5.
Sedatif seperti Diazepam 3-4x, 2 mg per oral.
6.
Diet
Diet yang diberikan adalah diet jantung I-IV sesuai dengan keadaan klien.
7.
Diet Jantung I
: makanan saring
Diet Jantung II
: bubur
: nasi tim
Diet Jantung IV
: nasi
pemeriksaan APTT tiap 12 jam, target pencapaian APTT yaitu 1,5-2x APTT base
line.
G. Pengkajian
1.
Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan
2.
Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah
tinggi, diabetes melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c. Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada
merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak
berfungsi.
d. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi
cardia). Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
e. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga
respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga
vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
9.
Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
10.
Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
H. Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan EKG
a.
Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST, gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b.
2.
Lead
V1-V4
V1-V3
V1-V6
V1-V2
I, aVL, V5-v6
I, II, aVF
V4R, V5R
Perubahan EKG
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
ST depresi, gelombang R tinggi
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
3.
Pemeriksaan laboratorium
a.
-
LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari
b.
c.
Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama serangan
angina.
d.
4.
5.
Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume sistolik
dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot papiler dan
untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau cairan pericardial.
I. Farmakologi
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
1.
Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan
darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
2.
3.
bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4.
Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and
Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
5.
(seperti
Fenofibrat,
Simvastatin,
Atorvastatin, Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein DensitasRendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung
koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit
jantung koroner.
J. Diagnosa yang Mungkin Muncul
1.
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan menurunnya suplai
2.
3.
oksigen miokardial.
Gangguan difusi gas berhubungan dengan oedem paru
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
tentang penyakitnya.
Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan curah jantung
M. PERENCANAAN
KEPERAWATA
O. TUJUAN
P. INTERVENSI
Q. RASIONAL
N
1. Gangguan
nyaman:
rasa
S. Tupen :
nyeri
T. Setelah
berhubungan dengan
tindakan
menurunnya
suplai
oksigen miokardial.
R.
1. Kaji,
dilakukan
dokumentasikan
dan1.
laporkan :
tersebut
dapat
membantu
keperawatan selama
1 x 24
jam klien
mengalami
faktor yg mempengaruhi
berhubungan
nyeri
tidak
a.
Data
b.
tidak
mengeluh
Efek
perfusi
nyeri
dada
pada
hemodinamik
nyeri dada
kardiovaskuler
a.
terhadap
nyeri
dada,
Infark
mikard
menurunkan
dapat beristirahat
AB.
AC.
U. TD : 110-120/60-80
AD.
perfusi
mmHg
AE.
jantung
dapat
V. RR : 16-20 x/mnt
AF.
mekanisme
W. HR : 60-100 x/mnt
AG.
X. T : 36,5 37,5 0C
2. Monitoring EKG
2.
meningkat
sebagai
kompensasi
untuk
Mengetahui
adanya
AH.
AI.
komplikasi AMI
Y.
3. Monitoring TTV
Z.
3.
AJ.
AA.
AK.
dapat
yang
O2
7. Berikan
Therapi
therapy
sesuai
8.
a. Nitrogliserin : ISDN
AL.
AM.
AN.
Menurunkan rangsang eksternal
AO.
program :
b. Bisoprolol
Menurunkan konsumsi O2
AP.
Therapi diberikan untuk
a. Jenis
nitrat
berguna
mengontrol
nyeri
vasodilatasi
coroner
aliran
darah
dengan
coroner
untuk
efek
meningkatkan
dan
perfusi
miokard
b. Merupakan beta bloker yang efektif
untuk
angina
dengan
mengurangi
AQ.
Tupan :
berhubungan dengan
AR.
Setelah
oedem paru
dilakukan
1. Kaji
tindakan
keperawatan selama
frekuensi,
penyakit.
ketidakmampuan berbicara.
gas
teratasi
AS.
AU.
Tupen :
AT.Setelah
tindakan
keperawatan
klien
menunjukan
perbaikan
dan
jaringan
AV.
AW.
disertai
AX.
menunjukan
ventilasi 5. Evaluasi
oksigenasi
BE.
3. Penurunan getaran vibrasi diduga ada
dilakukan
BD.
tingkat
toleransi
bingung
disfungsi
atau
somnolen
cerebral
yang
adekuat
pasien
istirahat
tidur.
bebas
Mungkinkan
pasien
dari
gejala
distress pernapasan
atau
secara
total
tidak
mampu
bertahap
dan
tingkatkan
ketahanan
AY.
dan
kekuatan
tanpa
meningkatkan kesehatan
6. Takikardia, disritmia dan perubahan tanda
7. Kolaborasi
pemeriksaaan
AGD
BA.
BB.
biasanya
BC.
lebih
menurun
besar.
meningkat
Pa
sehingga
CO2
hipoksia
normal
menandakan
atau
kegagalan
pernafasan
8. Dapat
BF.3.
Intoleransi
aktivitas
CC.
Tupan :
CD.
Kebutuhan
1. Observasi
kelelahan
ulang
dan
tingkat1.
kelemahan
data
atau
untuk
aktivitas
terpenuhi
ketidakseimbangan
setelah
dilakukan 2. Anjurkan
suplai
oksigen
tindakan
miokard
dengan
Memaksimalkan
4 x 24 jam
klien
mencegah
dasar
berhubungan dengan
kebutuhan
hipoksia
Sebagai
memperbaiki
CN.
untuk2.
mempertahankan bedrest.
tidak boleh dilakukan, melatih
akan
BG.
CE.
Tupen :
BH.
CF.Setalah
dilakukan
CP.
CQ.
BI.
tindakan
BJ.
keperawatan :
BK.
BL.
BM.
batas normal
BN.
CG.
BO.
120/60-80 mmHg
BP.
CH.
BQ.
x / menit
BR.
BS.
CJ. S
BT.
aktivitas.
BU.
warna
BV.
kelembaban
BW.
CK.
BX.
CL.
sesuai
dengan6.
kemampuan klien.
60-80 7.
: 36,5 37,5 0C
kulit
5.
TD:110HR:
4.
Monitor takikardi,
diaporesis,
aktivitas
9.
CM.
atau
CR.
8.
Kolaborasi dalam
pemberian laxadine
9.
membutuhkan
penurunan
klien.
Mengedan
pada
saat
defekasi
akan
BY.
dapat
BZ.
CA.
CB.
meningkatkan
tekanan
arteri
CS.4.
Gangguan
rasa
aman :
DQ.
Tupen :
DR.
Setelah
DW.
1.
Berikan
dan
tindakan
keperawatan selama
sehat.
kurangnya pengtehuan
2x24
Hipertensi, Stress,
tentang penyakitnya.
menunjukkan :
CT.
cemas
berhubungan
dengan
dilakukan
jam
klien
DX.
2. Berikan
CU.
dukungan emosional:
CV.
tenang
CW.
CX.
mengetahui
CY.
menyebutkan
CZ.
tentang
DA.
DB.
pencegahan
DC.
perawatannya.
DY.
dan
kembali
penyakit
yang
dan
3. Jelaskan setiap
dapat
mencegah
dan
lebih
ED.
2. Klien akan merasa dihargai
EE.
3. Dengan mengetahui prosedur klien dan
keluarga
akan
berpartisipasi
dalam
keluarga.
EA.
4. Berikan
penjelasan tentang
EF.
DS.
perawatan klien di
EG.
DE.
DT.
rumah :
EH.
DF.
DU.
Pengaruh CAD
EI.
DG.
DV.
Proses penyembuhan
EJ.
DH.
Jenis-jenis pengobatan
EK.
DI.
Pengaruh obat-obatan
EL.
sehingga
keluarga
DD.
DJ.
keluarga
EM.
dapat
DK.
kolesterol
DL.
EN.
DM.
aerobik
EO.
5. Untuk mengetahui dan mengevaluasi
DN.
Merokok stop
DO.
Manajemen stress
telah dilakukan
DP.
cemas
EP. 5. Resiko terjadinya
gangguan
perfusi
EQ.
Tupen :
ER.
Setelah
jaringan berhubungan
dilakukan tindakan
dengan
keperawatan selama
penurunan
curah jantung
1.
2.
EC.
Pertahankan tirah baring 1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi
selama fase akut
ES.
tanda penurunan TD
jantung
ET.
membaik/stabil,
EU.
dengan kriteria :
EV.
normal lagi.
3.
adanya edema
menimbulkan edema.
4.
Monitor
haluaran
EX.
EY.
5.
Berikan
kebutuhan
EZ.
mengurangi ketidaknyamanan
FA.
6.
FB.
FC.
FD.
gambaran EKG
7.
Pertahankan
parenteral
sesuai
dan
obat-obatan
advis
(Aspilet,
Captopril)
FE.
menyebabkan TD meningkat
8.
defekasi
Laxadine)
FF.
oksigen
(gunakan
FG.
Daftar Pustaka
FH. Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan.
FI.
Jakarta : EGC.
FJ. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medical Bedah. Bandung : Pajajaran.
FK. Price and Wilson. (2005). Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit.
FL.
FM.