Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI


KARAKTERISTIK DAN CARA KERJA DARI RAID 0-6
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi

Dosen Pengajar: Henki Bayu Seta, S.Kom., M.TI

Disusun oleh:
RAMA SAPTO PAMUNGKAS (1610511045)

FIK - TEKNIK INFORMATIKA


UPN VETERAN JAKARTA 2016/2017

DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
Kata Pengantar...............................................................................................................iii
BAB 1 Pendahuluan.......................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................iv
1.2 Tujuan.......................................................................................................................iv
BAB 2 ISI........................................................................................................................1
1.1 Pengertian RAID.......................................................................................................1
1.2 Konsep RAID............................................................................................................1
1.3 Struktur RAID...........................................................................................................2
1.4 Level RAID...............................................................................................................3
BAB 3 Penutup................................................................................................................7
1.1 Kesimpulan................................................................................................................7
Refrensi...........................................................................................................................8

KATA PENGANTAR
2

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Karakteristik dan Cara Kerja dari Raid 0-6 ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pengantar teknologi informasi dengan judul " Karakteristik dan Cara Kerja dari Raid 0-6".
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah
ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

BAB 1
3

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada mainboard generasi sekarang, banyak sekali yang sudah dilengkapi dengan
fitur RAID, terutama pada mainboard hi-end. RAID, singkatan dari Redundant Array of
Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer
yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media
penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi
(penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat
keras RAID terpisah. Kata RAID juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of
Inexpensive Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of
Inexpensive Drives yakni teknologi penyimpanan data komputer yang pada intinya
mengimplementasikan toleransi kesalahan penyimpanan terutama pada hard disk baik
menggunakan perangkat lunak maupun perangkat keras.
1.2 Tujuan
1.Menjelaskan Karakteristik dari Raid 0-6
2.Menjelaskan Cara Kerja dari Raid 0-6

BAB 2
ISI
1.1 Pengertian RAID
RAID adalah kependekan dari Redundant Array of Independent Drive/Disk. Ada juga
yang menyebutnya sebagai kependekan dari Redundant Array of Inexpensive Drive/Disk.
Secara sedehana, RAID bisa diartikan sebagai cara menyimpan data pada beberapa harddisk.
Dengan begini, kinerja PC bisa meningkat. Selain itu, salinan data juga bisa dijadikan back-up.
Implementasi RAID membutuhkan minimal 2 harddisk. Ketika RAID digunakan, sistem
operasi akan membaca kedua harddisk sebagai 1 harddisk. Jadi, meskipun ada 2 harddisk, drive
yang tampak pada Windows Explorer hanya 1. C saja, misalnya. Sebagai perbandingan, kalau
RAID tidak digunakan, drive pada Windows Explorer muncul C dan D. Setiap drive untuk 1
harddisk.
Tiga karakteristik umum dari RAID ini, yaitu :
1. RAID adalah sekumpulan disk drive yang dianggap sebagai sistem tunggal disk.
2. Data didistribusikan ke drive fisik array.
3. Kapasitas redunant disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas, yang menjamin
recoveribility data ketika terjadi masalah atau kegagalan disk.
1.2 Konsep RAID
Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut
dengan RAID Level. Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali
dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan
menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level
proprietary yang tidak menjadi standar RAID.
RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan,
dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Solusi perangkat keras
umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk secara sekaligus, dan
sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara kerja skema RAID tersebut. Sementara
itu, solusi perangkat lunak umumnya diimplementasikan di dalam level sistem operasi, dan
tentu saja menjadikan beberapa hard disk menjadi sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk
melakukan penyimpanan.
Ada beberapa konsep kunci di dalam RAID: mirroring (penyalinan data ke lebih dari satu buah
hard disk), striping (pemecahan data ke beberapa hard disk) dan juga koreksi kesalahan, di
mana redundansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk dapat
dideteksi dan mungkin dikoreksi (lebih umum disebut sebagai teknik fault tolerance/toleransi
kesalahan).
Level-level RAID yang berbeda tersebut menggunakan salah satu atau beberapa teknik yang
disebutkan di atas, tergantung dari kebutuhan sistem. Tujuan utama penggunaan RAID adalah
untuk meningkatkan keandalan/reliabilitas yang sangat penting untuk melindungi informasi
yang sangat kritis untuk beberapa lahan bisnis, seperti halnya basis data, atau bahkan
1

meningkatkan kinerja, yang sangat penting untuk beberapa pekerjaan, seperti halnya untuk
menyajikan video on demand ke banyak penonton secara sekaligus.
Konfigurasi RAID yang berbeda-beda akan memiliki pengaruh yang berbeda pula pada
keandalan dan juga kinerja. Masalah yang mungkin terjadi saat menggunakan banyak disk
adalah salah satunya akan mengalami kesalahan, tapi dengan menggunakan teknik pengecekan
kesalahan, sistem komputer secara keseluruhan dibuat lebih andal dengan melakukan reparasi
terhadap kesalahan tersebut dan akhirnya selamat dari kerusakan yang fatal.
Teknik mirroring dapat meningkatkan proses pembacaan data mengingat sebuah sistem yang
menggunakannya mampu membaca data dari dua disk atau lebih, tapi saat untuk menulis
kinerjanya akan lebih buruk, karena memang data yang sama akan dituliskan pada beberapa
hard disk yang tergabung ke dalam larik tersebut.
Teknik striping, bisa meningkatkan performa, yang mengizinkan sekumpulan data dibaca dari
beberapa hard disk secara sekaligus pada satu waktu, akan tetapi bila satu hard disk mengalami
kegagalan, maka keseluruhan hard disk akan mengalami inkonsistensi.
Teknik pengecekan kesalahan / koreksi kesalahan juga pada umumnya akan menurunkan
kinerja sistem, karena data harus dibaca dari beberapa tempat dan juga harus dibandingkan
dengan checksum yang ada. Maka, desain sistem RAID harus mempertimbangkan kebutuhan
sistem secara keseluruhan, sehingga perencanaan dan pengetahuan yang baik dari seorang
administrator jaringan sangatlah dibutuhkan. Larik-larik RAID modern umumnya menyediakan
fasilitas bagi para penggunanya untuk memilih konfigurasi yang diinginkan dan tentunya
sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa sistem RAID dapat didesain untuk terus berjalan, meskipun terjadi kegagalan.
Beberapa hard disk yang mengalami kegagalan tersebut dapat diganti saat sistem menyala (hotswap) dan data dapat diperbaiki secara otomatis. Sistem lainnya mungkin mengharuskan
shutdown ketika data sedang diperbaiki. Karenanya, RAID sering digunakan dalam sistemsistem yang harus selalu on-line, yang selalu tersedia (highly available), dengan waktu downtime yang, sebisa mungkin, hanya beberapa saat saja.
1.3 Struktur RAID
Disk memiliki resiko untuk mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat berakibat
turunnya kinerja atau pun hilangnya data. Meski pun terdapat backup data, tetap saja ada
kemungkinan data yang hilang karena adanya perubahan setelah terakhir kali data di-backup.
Karenanya reliabilitas dari suatu disk harus dapat terus ditingkatkan.
Berbagai macam cara dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan juga reliabilitas dari disk.
Biasanya untuk meningkatkan kinerja, dilibatkan banyak disk sebagai satu unit penyimpanan.
Tiap-tiap blok data dipecah ke dalam beberapa subblok, dan dibagi-bagi ke dalam disk-disk
tersebut. Ketika mengirim data disk-disk tersebut bekerja secara paralel, sehingga dapat
meningkatkan kecepatan transfer dalam membaca atau menulis data. Ditambah dengan
sinkronisasi pada rotasi masing-masing disk, maka kinerja dari disk dapat ditingkatkan. Cara
2

ini dikenal sebagai RAID. Selain masalah kinerja RAID juga dapat meningkatkan realibilitas
dari disk dengan jalan melakukan redundansi data.
Tiga karakteristik umum dari RAID ini, yaitu :
1.RAID adalah sekumpulan disk drive yang dianggap sebagai sistem tunggal disk.
2.Data didistribusikan ke drive fisik array.
3.Kapasitas redunant disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas, yang
menjamin recoveribility data ketika terjadi masalah atau kegagalan disk.
Jadi, RAID merupakan salah satu jawaban masalah kesenjangan kecepatan disk memori
dengan CPU dengan cara menggantikan disk berkapasitas besar dengan sejumlah disk-disk
berkapasitas kecil dan mendistribusikan data pada disk-disk tersebut sedemikian rupa sehingga
nantinya dapat dibaca kembali.
1.4 Tingkat Level RAID
1.4.1 RAID level 0 (Data stripping tanpa redundansi)
RAID level 0 hanya menggunakan kumpulan disk dengan striping pada level blok,
tanpa redundansi. Level ini sebenarnya tidak termasuk ke dalam kelompok RAID karena tidak
menggunakan redundansi untuk peningkatan kinerjanya. Selain itu, RAID 0 tidak menyediakan
fasilitas proteksi terhadap data loss pada saat terjadi disk failure.

1.4.2 RAID level 1 (Mirroring)


RAID level 1 ini merupakan disk mirroring, menduplikat setiap disk. Cara ini dapat
meningkatkan kinerja disk, tetapi jumlah disk yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat, sehingga

biayanya menjadi sangat mahal.

1.4.3 RAID level 2


RAID level 2 ini merupakan pengorganisasian dengan Hamming code. Seperti pada
memori di mana pendeteksian terjadinya error menggunakan paritas bit. User data distripe ke
sejumlah N disk dan Hamming code check data di distribusikan ke sejumlah m disk. M
bergantung pada N.

Cara kerjanya: Setiap byte data mempunyai sebuah paritas bit yang bersesuaian yang
merepresentasikan jumlah bit di dalam byte data tersebut di mana paritas bit=0 jika jumlah bit
genap atau paritas =1 jika ganjil. Jadi, jika salah satu bit pada data berubah, paritas berubah dan
tidak sesuai dengan paritas bit yang tersimpan. Dengan demikian, apabila terjadi kegagalan
pada salah satu disk, data dapat dibentuk kembali dengan membaca error-correction bit pada
disk lain.
1.4.4 RAID level 3
RAID level 3 ini hanya memerlukan sebuah disk redundan, berapapun jumlah
kumpulan disk-nya. Jadi tidak menggunakan ECC/ hamming code, melainkan hanya
menggunakan sebuah bit paritas untuk sekumpulan bit yang mempunyai posisi yang sama pada
setiap disk yang berisi data. Selain itu juga menggunakan data striping dan mengakses diskdisk secara paralel. Proses stripping Blok-blok data dipecah menjadi stripe-stripe ke beberapa
disk. Teknik ini cocok diimplementasikan untuk data sequensial yang besar.

1.4.5 RAID level 4


Mirip dengan RAID level 3 namun menggunakan striping data pada level
blok menyimpan sebuah paritas blok pada sebuah disk yang terpisah untuk setiap blok data
pada disk-disk lain yang bersesuaian. Jika sebuah disk gagal, blok paritas tersebut dapat
digunakan untuk membentuk kembali blok-blok data pada disk yang gagal tadi. Kecepatan
transfer untuk membaca data tinggi, karena setiap disk-disk data dapat diakses secara paralel.
Demikian juga dengan penulisan, karena disk data dan paritas dapat ditulis secara paralel.

1.4.6 RAID level 5


RAID level 5 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok tersebar. Data dan
paritas disebar pada semua disk termasuk sebuah disk tambahan. Pada setiap blok, salah satu
dari disk menyimpan paritas dan disk yang lainnya menyimpan data. Sebagai contoh, jika
terdapat kumpulan dari 5 disk, paritas blok ke n akan disimpan pada disk (n mod 5) + 1; blok
ke n dari empat disk yang lain menyimpan data yang sebenarnya dari blok tersebut. Sebuah
paritas blok tidak menyimpan paritas untuk blok data pada disk yang sama, karena kegagalan
sebuah disk akan menyebabkan data hilang bersama dengan paritasnya dan data tersebut tidak
dapat diperbaiki. Penyebaran paritas pada setiap disk ini menghindari penggunaan berlebihan
dari sebuah paritas disk seperti pada RAID level 4.

1.4.7 RAID level 6


RAID level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti RAID level 5, tetapi menyimpan
informasi redundan tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari beberapa disk sekaligus.
RAID level 6 melakukan dua perhitungan paritas yang berbeda, kemudian disimpan di dalam
blok-blok yang terpisah pada disk-disk yang berbeda. Jadi, jika disk data yang digunakan
sebanyak n buah disk, maka jumlah disk yang dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah n+2
disk. Keuntungan dari RAID level 6 ini adalah kehandalan data yang sangat tinggi, karena
untuk menyebabkan data hilang, kegagalan harus terjadi pada tiga buah disk dalam interval
rata-rata untuk perbaikan data( Mean Time To Repair atau MTTR). Kerugiannya yaitu penalti
waktu pada saat penulisan data, karena setiap penulisan yang dilakukan akan mempengaruhi
dua buah paritas blok.
jika salah satu bit pada data berubah, paritas berubah dan tidak sesuai dengan paritas bit yang
tersimpan. Dengan demikian, apabila terjadi kegagalan pada salah satu disk, data dapat
dibentuk kembali dengan membaca error-correction bit pada disk lain.

BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Banyak manfaat yang didapat dengan konfigurasi RAID, yakni kecepatan, reliabilitas data, dan
toleransi kesalahan. Konsep kunci dari RAID meliputi mirroring (penyalinan data ke lebih dari
satu buah hard disk), striping (pemecahan data ke beberapa hard disk) dan juga koreksi
kesalahan, di mana redundansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk
dapat dideteksi dan mungkin dikoreksi (lebih umum disebut sebagai teknik fault
tolerance/toleransi kesalahan). Dari 6 level tersebut masing-masing mempunyai kekurang
maupun kelebihan.

REFRENSI
http://kumpulantugasku68.blogspot.co.id/2013/04/karakteristik-dan-cara-kerja-raiddari.html
http://wildan1203540.blogspot.co.id/2013/04/karakteristik-raid-dan-cara-kerja-level.html

Вам также может понравиться