Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari sistem keluarga, lansia juga merupakan tahap perkembangan dari keluarga
yang merupakan tahap terakhir. Duvall dan Miller pada 1985 menyatakan tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan
pasangan lain meninggal. .
Persepsi terhadap tahap ini sangat berbeda di kalangan lansia. Beberapa orang
mengatakan menyedihkan namun ada juga yang berpendapat hal ini merupakan tahun-tahun
yang menyenangkan dalam hidup mereka. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan finansial,
status kesehatan mereka dan penyesuaian diri lansia terhadap perubahan-perubahan pada
siklus ini. Lanjut usia memasuki tahap ini dituntut untuk mengadakan penyesuaian diri baik
secara biologis, psikologis, sosial budaya dan spiritual. Penyesuain baik sebagai individu
maupun sebagai keluarga pada tahap lansia Penyesuaian terhadap kehilangan-kehialangan
lazim terjadi pada lansia dan keluarga.
Tugas keluarga pada tahap ini harus menyesuaikan dengan keadaan-keadaan yang
terjadi dengan harapan agar kesejahteraan tercapai baik secara individu maupun di pandang
dari sisi keluarga secara utuh. Keluarga lansia saat ini sangat berbeda dari masa lampau.
Sejalan dengan berubahnya keluarga, berubah pula dinamika yang ada dalam keluarga. Oleh
karena itu, perselisihan, masalah, dan praktik-praktik keluarga lasia saat ini bersifat unik.
Keluarga inti tidak lagi menjadi keluarga tradisional; begitu pula halnya dengan keluarga
besar. Peningkatan perceraian, orang tua tunggal dengan persatuan nontradisonal mengarah
ke citra baru keluarga.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
I. Tugas-tugas pada masa akhir kehidupan Lansia
Perkembangan manusia merupakan perkembangan kontinu seseorang kearah
peningkatan kompleksitas dan keragaman. Perkembangan manusia diliahat sebagai proses
dinamis yang membawa seseorang ke tingkat eksistensi yang lebih tinggi,lebih memuaskan.
Perkembangan manusia telah dipelajari dalam kaitannya dengan gabungan sifat-sifat biologis,
pengalaman hidup pribadi, ketergantungan seseorang dengan lingkungan, dan proses interaksi
social yang mengubah orang tersebut. Perkembangan manusia ini paling banyak di pelajari
melalui analisis tugas-tugas perkembangan yang harus di capai seseorang dengan waktu yang
berbeda dalam kehidupannya.
Lansia memiliki potensi untuk melanjutkan pertumbuhan yang telah mereka mulai sejak
awal kehidupan. Reed mendukung dasar pemikiran ini, dengan mengatakan bahwa penuaan
sudah sejak lama berhubungan dengan penurunan dari pada perkembangan tetapi teori dan
inormasi empirik menyatakan bahwa perkembangan merupakan proses seuumur hidup dan
dapat terjadi dalam bentuk perubahan dan prubahan fisik yang nyata yang umumnya
berkaitan dengan proses penuaan Henri Matisse member contoh yang sangat baik tentang
kemampuan mengatasi kemampuan mengatasi perubahan fisik karena penuaan. Pada usia 84
tahun, meskipun terbaring di tempat tidur, ia menghasilkan lukisan yang saangat berani dan
indah.
A. Tugas-tugas Perkembangan
HAVIGHURST
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul dari atau pada periode
tertentu dalam kehidupan individu, pencapaian yang berhasil dilakukan akan membawa
kebahagian dan keberhasilan pada tugas-tugas yang akan datang, tetapi jika pencapaian
tersebut gagal, akan membawa individu tersebut kearah ketidak bahagian, tidak di setujui
oleh masyarakat, dan kesulitan menyelesaikan tugas-tugas. Definisi ini menjelaskan
bahwa tugas-tugas perkembangan merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk
memfasilitasi perkembangan seseorang dan menyatakan lebih jauh secara tidak langsung
bahwa manusia bertanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri.
2
Tugas perkembangan muncul dari banyak sumber. Tugas-tugas tersebut muncul dari
kematangan fisik, tekanan budaya dari masyarakat,dan nilai serta aspirasi pribadi. Usia
lanjut adalah periode yang memuat tugas perkembangan unik yang harus dicapai. Tugas
perkembangan utama pada lansia adalah mengklarifikasi, memperdalam, dan
menemukan fungsi seseorang yang sudah di peroleh dari proses belajar dan beradaptasi
seuumur hidup.
ERICKSON
Teori perkembangan psikososial Erickson memperluas pemahaman faktor-faktor
yang terlibat dalam perkembangan kepribadian untuk memasukkan kekuatan-kekuatan
sosial teori ini menggambarkan tantangan atau kebutuhan untuk menghadapi setiap
tahap dari delapan tahap pengelompokkan usia dan menyatakan bahwa kekuatan ego
dicapai jika setiap tahapan tersebut sudah berhasil diselesaikan. Erickson merupakan
salah satu orang yang membahas perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan.
Menurut erickson, perasaan puas dialami ketika integrasi ego berhasil diselesaikan.
Erickson merupakan salah satu orang pertama yang membahas perkembangan manusia
sepanjang rentang kehidupan. Menurut erickson, perasaan puas dialami ketika integras
ego berhasil dicapai dengan keberhasilan melewati seluruh tahapan tersebut. Kepuasan
dimanifestasikan melalui konsep diri yang positif dan sikap positif terhadap kehidupan.
Meskipun teori terkait memerlukan pengelompokkan usia yang spesifik, terori tersebut
bukan suatu tidak perlu dikuasai untuk hidup. Demikian juga, isu-isu dari satu tahap
yang dapat muncul lebih dini atau lebih lambat dari pada usia kehidupan, menurut
erickson cendrung lebih banyak terjadi. Sebagai contoh, lansia dapat mengalami masalah
yang berkaitan dengan identitas versus kebingungan peran, sedangkan remaja dapat
menghadapi pertanyaan yang berkaitan dengan integritas versus keputusan.
PECK
Tugas tunggal erickson sudah mencakup semuanya; tugas tersebut menggabungkan
tugas-tugas yang dikemukakkan oleh ahli teori lainnya dengan lebih spesifik. Peck
adalah salah satu ahli teori yang memperhalus tugas tunggal lansia menurut erickson.
Peck mengonseptualisasi tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara
perbedaan integritas dan keputusan.
Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan pergeseran
sistem nilai seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulan dan
mendefenisikan kembali pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengarahkan lansia
untuk mengganti peran yang sudah hilang dengan peran dan aktivitas baru. Selanjutnya,
lansia mampu menemukan cara-cara baru memandang diri mereka sendiri sebagai orang
25-1. Keduanya
Jika anda melihat hidup anda ke belakang, apakah anda melihat bahwa hal hal tersebut
memang sudah seharusnya terjadi ?
Apakah anda mengalami penyesalan atau duka cita yang tidak terselesaikan ?
Adakah sesuatu dalam hidup anda yang gagal anda raih atau peroleh yang anda rasa
perlu atau pantas mendapatkannya ?
Informasi tentang pekerjaan klien, atau status pensiun, keuangan, pengaturan hidup,
spiritualitas, dan sistem pendukung sosial juga harus dimunculkan. Penting juga bagi
perawat untuk mengigat bahwa lansia dapat mengungkapkan masalah masalah
psikososial mereka melalui gejala gejala fisik.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Analisis data yang dikumpulkan selam fase pengkajian biasanya mengarah ke
diagnosis diagnosis keperawatan berikut ini :
Perubahan tumbuh kembang yang berhubungan dengan impian hidup tidak terpenuhi.
Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi.
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan krisis perkembangan.
Diagnosis diagnosis terkait yang juga dapat ditemukan antara lain :
Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan kehilangan peran kerja.
Duka cita maladaptif yang berhubungan dengan urusan yang tidak terselesaikan
dengan kematian.
Keputusan yang berhubungan dengan reintegrasi peristiwa hidup yang tidak berhasil.
Distres spiritual yang berhubungan dengan kurangnya makna dan tujuan hidup.
INTERVENSI
dan orang lain yang pada akhirnya mencapai maturitas melalui tahap integritas. Erickson
dan istrinya bersama denga kivnick melanjutkan pekerjaan terawal erickson dan percaya
bahwa kepedulian terutama merawat anak dan cucu, merupakan kualitas yang
memberikan rasa kontuinitas paling besar pada lansia. Dengan merawat, lansia
mengalami kebutuhan dan ketertarikan yang kemudian menantang lansia untuk
menerima dari orang lain memerlukan perawatan, dan untuk melakukan seperti hal nya
merawat itu sendiri.
Kebanyakan
lansia
memiliki
konsep
dikotomi
tentang
kemandirian
dan
1. Hal apa yang paling pertama bisa anda ingat dalam hidup anda ? lihat ke belakan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
sejauh mungkin.
Hal lain apa yang dapat anda ingat ketika anda masih sangat menular ?
Seperti apakah hidup anda saat masih anak anak ?
Seperti apakah orang tua anda ? apa kelebihan dan kekurangan mereka.
Apakah seseorang yangpenting bagi anda pergi meninggalkan anda ?
Apakah anda ingat pernah mengalami kecelakaan ?
Apakah anda ingah bahwa anda pernah merasakan sangat sakit ?
Adakah sesuatu yang penting dari anda hilang atau rusak ?
REMAJA
1. Ketika anda berfikir tentang diri anda sendiri dan hidup anda sebagai remaja, apa hal
2.
3.
4.
5.
6.
Apakah mereka mengungkapkan rasa takut terhadap kematian yang meluas melebihi
ketakutan normal terhadap proses meninggal yang mmenyakitkan ? Bagaimana mereka
menghabiska hari hari mereka ? Meskipun aktivitas sosial tidak dapat dijadikan
indikator integritas, lansia harus memiliki sesuatu untuk dilakukan yang membuat
mereka senang. Mungkin tindakan yang paling signifikan bagi keefektifan peran perawat
dalam mendukung peerkembangan yang kontinu dengan lansia akan signifikan dalam
menurunkan angka bunuh diri.
C. POKOK POKOK PENELITIAN
Bangkitnya minat terhadap perkembangan lansia sudah mulai. Minat tersebut telah
dilakukannya lebih banyak upaya penelitian pada perkembangan lansia baik lansia sehat
maupun sakit. Dengan ditemukannya teori teori perkembangan manusia, yang sebagian
besar hanya terbatasnya dampak pada orang sehat dan tidak cukup membahas tentang
10
setiap hal
mencerminkan kognisi depresif yang dapat muncul dari resolusi yang kurang berhasil
pada salah satu fase perkembangan erickson.
tinjauan hidup sebagai teknik intervensi yang digunakan pada lansia. Perawat hanya
perlu meneliti sedikit saja dari banyak bidang untuk memperluas badan keilmuan tentang
perkembangan dan tugas perkembanagan selama tahun tahun akhir kehidupan. Wright
et al menganjurkan dilakukan penelitian di masa akan datang pada bidang bidang studi
berikut ini : bagaimana kita dapat menstrukturkan lingkungan , lingkungan ruma h
maupun lingkungan institusi, guna menfasilitasi perilaku mencari bantuan pada lansia
yang ketergantungan. Mengangap bahwa ketakutan terhadap pengabaian menyebabkan
agitasi, sikap yang manja dan menuntut, depresi, dan secara keseluruhan kurangnya kerja
sama dari orang yang sedang sakit, bagaimana kita dapat memberi wewenang pada
pemberi asuhan untuk meminimalkan dampak ketakutan ini pada anggota keluarga,
menganggap bahwa ketersediaan orang dekat lain atau pemberi asuhan profesional yang
berganti ganti tapi konsisten dapat menurunkan sikap acuh, adakah cara untuk
mengganti figur keterikatan jika pemberi asuhan primer meninggal atau secara emosional
atau fisik tidak dapat memberikan interaksi sosial yang efektif.
Leidy dan Darling-fisher serta Zauszniewski menganjurkan agar perawat terus
melanjutkan pembuatan alat untuk mengekplorasikan pertanyaan yang berkenan dengan
perkembangan manusia pada lansia.
12
Riwayat
Cara terbaik untuk memahami fungsi keluarga pada lansia adalah dengan
mendapatkan pengetahuan tentang fungsi keluarga di masa lalu melalui tinjauan keluarga.
Seperti halnya tinjauan hidup yang memberi petunjuk tentang keterampilan koping dan
respons manusia terhadap krisis,tinjauan keluarga memberi informasi tentang sungsi keluarga
. tinjauan atau riwayat keluarga memberikan pemahaman tentang cara keluarga memberikan
arti terhadap kejadian-kejadian tertentu.
tentang interaksi keluaga, pengaruh budaya, informasi kelas sosial, perasaan kewajiban anak,
dan pilihan agama. Riwayat, keluarga juga dapat memberikan informasi yang berkaitan
dengan status kesehatan dan pandangan keluarga tentang kesehatan.
Unit pembelajaran
Fink menganjurkan agar sesorang memperlajari keperawatan keluarga dengan
pendekatan unit dan melihat pengaruh sumber dan tuntutan pada seluruh unit keluarga.
Menetukan pendekatan unti pembelajaran ketika berhadapan dengan keluarga lansia juga
merupakan hal yang sangat penting. Sejalan dengan waktu, unit-unit tersebut mengalami
perubahan, begitu pula afiliasi dan kebutuhan. Sekarang unit keluarga yang paling banyak
adalah keluarga inti; namun, unit keluarga inti akan berubah sejalan dnegan usia. Troll
memberikan wawasan yang sangat baik ke dalam srtuktur keluarga yang mengalami
perubahan. Dengan menggunakan keluarganya sendiri untuk menunjukan konsep deret
bertingkat, Troll menggambarkan keluarga tingkat pertemanya sebagai orang tua dan dirinya
sendiri, dan memasukkan kelurga besar pada tingkat berikutnya. Setelah menikah, tingkat
pertama tersebut berubah menjadi suami dan anak-anak, dengan orang tua dan saudara
kandung masuk ke dalam tingkat kedua keluarga besar.
Struktur
Untuk mendapatkan pemhaman yang llebih baik tentang unit keluarga lansia,
seseorang harus mewaspadai adanya konfigurasi yang berbeda dan dampak dari konfigurasi
itu pada unit keluarga tersebut. Konfigurasi tersebut dapat berubah menikah, bercerai ,
13
menjada, tidak mempunyai anak, dan orang0ornag yang menikah lagi. Setiap konfigurasi
tersebut mempengaruhi status lansia dalam sistem keluraga. Oleh karena itu, pendekatan
terhadap asuhan dalam setiap konfigurasi tersebut berbeda-beda.
Struktur Kekuasaan
Pada keluarga lansia yang berkonfigurasi normal, terdapat berbagai struktur. Salah
satunya adalah struktur kekuasaan yang mengahuruskan perawat mengkaji dalam bekerja
sama dengan keluarga.setiap keluarga memiliki kekuasaan yang merupakan cermin dari
peraturan tidak tertulis dan sistem nilai utama dari nilai keluarga tersebut. Pengetahuan
tentang struktur kekuasaan membantu perawat memahami inamika kekuasaan membuat
keputusan-keputusan yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga.
Struktur peran
Setipa anggota keluarga memainkan peran yang sesuai dengan posisi dan statusnya
dalam sistem keluarga. Peran didasari oleh harapan orang lain dan diri sendiri. Pada keluarga
muda, ibu memainkan peran sebagai pengasuh, ayah sebagai penyedia. Seringkali ibu juga
berperan sebagai perantara, orang yang menerjemahkan tindakan dan pikiran untuk anggota
keluarga yang lain. Namun, gambar 26-1 menunjukkan bahwa meniadakan perantara
memperbaiki komunikasi antara anggota keluarga yang masih ada. Analisis peran perantara
menunjukan bahwa beberapa peran yang diambil malah menciptakan jebakan dalam keluarga
dari pada meningkatkan hubungan keluarga.
14
Sejalan dengan bertambahnya usia keluarga, peran berubah. Ayah yan gsemulanya
menjadi penyedia sekarang menjadi pengasuh, hal ini terjadi karena penilaian diri sendiri
yang terjadi karena penuaan. Selama penilaian diri ini, ayah-penyedia menumukan bahwa ia
terlalu sibuk bekerja smapai ia melupakan kesempatan yang ia peroleh untuk menjalin
hubungan yang erat dengan anak-anaknya. Pada usia lansia muda, ia memiliki kesempatan
terakhir untuk melakuka al tersebut. Ayah dapat menjadi komunikator keluarga, seseornag
yang selalu berhubungan dengan anak. Ayah pengasuh yang baru ini sering kali memiliki
kesempatan untuk menikmati keberadaan bersama cucu lebih dari yang ia peroleh bersama
anak-anaknya sendiri.
15
Proses komunikasi
Proses dalam keluarga adalah hasil dari fungsi keluarga. Setiap keluarga
berkomuniksi dengan carnya sendiri, beberapa di antaranya lebih efektif dari yang lainnya.
Komuniksi yang tidak jelas merupakan penyebab utma terjadinya fungsi ekluarga yang
buruk. Perilaku nonverbal sama pentingnya dnegan perilaku verbaldalam proses komunikasi.
Semua perilaku adalah bentuk dari komunikasi, satu orang mengirim pesan untuk orang lain.
Perawata observer dapat mengkaji fungsi keluarga dengan mengobservasi komunikasi tanpa
mendengarkan kata-katanya.
Keluarga fungisional mengungkapkan emosi dan perasaannya satu sama lain secara
terbuka. Mereka menunjukkan rasa saling menghormati terhadap persaan orang lain serta
saling mendnegarkan dan berespons satu sama lain. Tingkat rasa percaya tertentu dan harga
diri menembus pola komunikasi keluarga fungsional. Karena rasa percaya ini, anggota
keluarga dnegan bebas menggunakan keterbukaan diri. Orang yang merasa aman satu sama
lain dapat mengatasi konflik dan ketidaksesuaian. Melalui konflik, anggota keluarga dapat
saling mengetahui dan memahami satu sama lain dengan lebih baik. Jika terdapat
keterbukaan, konflik dapat menjadi hal positif yang meningkatkan fungsi keluarga.
Perawat harus mengkaji aspek-aspek tertentu dari komunikasi keluarga. Pertama
perawat harus memeriksa pola komunikasi dalam keluarga. Apakah komunikasi tersebut
bersifat langsung dan apakah jalur komunikasi terbuka di antara subsistem? Apakah metode
komunikasi yang di gunakan bersifat terbuka atau tertutup? Apa isi komunikasi? Adakah
pesan afektif? Bagaimana perasaan diuangkapkan dan diterima ? apakah anggota keluarga
menunjukkan rasa saling menghormati, pada semua usia?
Orientasi Nilai
Nilai-nilai keluarga seringkali memiliki fokus budaya yang dapat mempengaruhi
praktik-praktik perawatan kesehatan keluarga. Sitem nilai perawat dan dari keluarga juga
dapat berbeda. Perawat perlu mengetahui adanya perbedaan antara sistem nilainya sendiri
dnegan sistem nilai keluarga klien. Perbedaan ini harus diketahui, diterima, dan diatasi oelh
peraawat agar dapat berfungsi secara efektif dengan anggot keluarga tertentu.
Fungsi Afektif
16
Fungsi Sosialisasi
Sosial adalah sekelompok pengalam belajar yang diberikan di dalam keluarga yang
mengajarkan anggota keluarga tentang bagaimana caranya berfungsi dan melakukan peran di
lingkungan orang dewasa. Jika keluarga menggunakan perawatan diri ketika sedang sakit,
maka anggoata keluarga yang disosialisasikan dnegan proses ini mungkin akan menggunakan
perawatan diri di kemudian hari.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari masalah-masalah yang terjadi di dalam keluarga sejalan negan
usioa mempengaruhi struktur, fungsi dan proses. Transisi merupakan jalan normal yang
muncul sendiri sejalan dengan bertambahnya usia keluarga. Ada suatu jalan yang dalam hal
ini satu transisi saling menghasut
memunculkan masalah-maslah bagi keluarga sebagai satu unit. Karena keluarga merupakan
satu unit yang terdiri dari berbagaia bagian yang berbeda, perubahan pada satu bagian akan
menyebabkan perubahan pada bagian lainnya. Penuaan memiliki hubungan sebab dan akibat
pada keluarga. Sebagai contoh, selama transisi penuaan pertama-pensiun-tidak hanya terjadi
kehilangan peran bagi orang yang mengalami pensiun, tetapi juga pergeseran sistem
kekuasaan dalam keluarga dan perubahan-perubahan pada fungsi komunikatif dan afektif
dalam keluarga.
17
Uang juga dapat menjadi masalah bagi masa pensiun. Usia menurunkan pendapatan
bagi kebanyakan orang, dan penurunan pendapatan berarti bahwa pilihan-pilihan tertentu
yang dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga dan mempengaruhi fungsi keluarga harus
dibuat. Orang kadang harus harus berpindah tempat, menyesuaikan diet mereka dn mengubah
harapan-harpaan mereka. Penurunan pendapatan dapat menyebabkan perubahan gaya hidup
yang besar.
Relokasi adalah transisi lainnya. Banyak keluarga melakukan relokasi di saat mereka
sudah tua. Terkadang relokasi merupakan pilihan; terkadang karena penurunan pendapatan
dan ketidak mampuan untuk mengatur relokasi rumah. Apapun penyebabnya reloksi
membutuhkan periode penyesuaian. Keluarga dapat menghadapi masalah-masalah tak
terduga yang membutuhkan penyesuaian dan perubahan.
Sejalan dengan bertmbahnya usia dan terjadinya transisi, kematian dapat
menyebabkan kelilangan bagi orang terdekat lainnya. Lansia sering mengalami kehilanga.
Dengan bertambhanya usia manusia, pengikut dan anggota keluarga mereka meninggal
dunia. Kehilangan itu sendiri menyebabkan konfusi, malnutrisi, depresi dan penyakit pada
pasangan yang masih hidup, anggoata keluarga lain atau orang dekat lainnya.
Isolasi dan kesepian merupakan permasalahan khusus bagi orang-orang di dalam keluarga
yang berkonfigurasi ulangyang mengalami perceraian atau tidak mempunyai anak. Lansia
dapat kekurangan energi untuk memelihara kontak sosial yang terdahulu. Pengasiangan diri
di rumah dapat menyebabkan isolasi yang menimbulkan kesepian, terutama jika tidak da
anggota keluarga tingkat pertama yang hadir untuk melawan kesepian tersebut. Lansia yang
terisolasi tidak lagi mendapt keuntungan dari proses afektif dan sosialisasi dari keluarga dan
dapat kekurangan energi untuk menggapai ornag lain.
Akhirnya, terjadi peningkatan kelemahan, yang memunculkan isu-isu pemberian
asuhan. Untuk lansia, akibat dari kelemahan tersebut adalah kehilngan kendali dan semakin
besarnya ketergantungan pada orang lain. Kelemahan dapat menyebabkan lansia mengubah
pengaturan hidup dan mencari adanya sistem pendukung. Kelemahan mulai bergulir ke
bawah yang berakhir dengan ketidakberdayaan. Sering kali, dengan penurunan ini, seseorang
harus menjadi pengasuh bagi pasangan yang sehat, menyebabkan lebih banyak kesulitan pada
keluarga lansia.
Penatalaksanaan
18
sebelum pensiun
Mempersiapkan kegembiraan yang diikuti dengan ambivalensi sebelum
Dari semua itu, masalah yang paling banyak terjadi berkaitan dengan orang yang
pensiun adalah gangguan harga diri. Harga diri adalah pengkajian manfaat diri seseorang,
interpesif
mampu,berharga sering kali berhubungan dengan karir seseorang oleh karena itu,
pensiun dapat menurunkan harga diri. Tabel 26-3 merencanakan asuhan untuk penurunan
harga diri
A. Hasil hasil penelitian
Dalam literatur, ditemukan kesamaan tertentu di antara individu pensiunan yang
mengantisipasi dan merencanakan peristiwa hidup tersebut. Individu pensiunan
tersebut menikmati fase pensiun dari hidup mereka, terutama kebebasan dan waktu
20
untuk melakukan perjalanan, dan sangat berfokus pada keluarga. Penelitian lain
menemukan bahwa individu pensiunan yang telah menikmati pekerjaannya menjadi
lebih sehat setelah pensiun, dan flacher dan hansson melaporkan kecemasan pensiun
terjadi pada individu yang biasa memiliki kesulitan yang biasa memiliki kesulitan
dalam transisi hidup yang besar
Moneyham dan scott mengemukakan adanya pandangan terhadap lansia sebagai
seseorang yang mampu membentuk gaya hidup yang bermakna, penelitian terbaru
menganjurkan agar seseorang melihat pada keluarga sebagai satu keseluruhan unit
untuk menentukan waktu pensiun, smith melaporkan bahwa pandangan dan gaya
komunikasi keluarga secara signifikan memengaruhi adaptasi keluarga dan individu
terhadap masa pensiun. Kesehatan fisik sangat memengaruhi masa pensiun. Pria
mengalami penyakit paru dan serangan jantung karena penurunan kualitas hidup pada
masa pensiun, sedang wanita lebih banyak terserang artritis.
B. Penurunan pendapatan
Pensiun berarti penurunan pendapatan bagi banyak lansia. Setelah berjuang
Secara finansial selama hidup untuk membeli rumah dan menghidupi keluarga,
banyak orang yang gagal membuat perencanaan finansial untuk masa pensiun.
Masalah masalah yang berkaitan dengan penurunan pendapatan bervariasi,
tergantung pada tingkat penurunan pendapatan dan pada penyesuaian yang aktual dan
yang dirasakan keluarga yang harus sesuai dengan realitas baru keuangan. Jika
perubahan gaya hidup mengakibatkan kehilangan aktivitas dan teman, klien dapat
mengalami ketakutan, ansietas, gangguan harga diri, isolasi sosial, dan bahkan
mungkin gangguan intensitas pribadi.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer terhadap masalah yang berkaitan dengan penurunan pendapatan
mencakup pendidikan dan kesadaran tentang arti penuruanan tersebut pada keluarga.
Perencanaan keuangan yang tepat dan investasi yang dilakukan ketika klien masih
bekerja dapat cukup mengimbangi perkiraan penurunan pendapatan standar hidup
yang sama selama masa pensiun. Oleh karena itu, pencegahan primer harus dimulai
sejak dini dalam rentang hidup keluarga. Jika hal itu tidak memungkinkan, identifikasi
masalah pada tahap awal usia lanjut akan memungkinkan klien merencanakan
perubahan gaya hidup dimasa yang akan datang. Perencanaan akan memungkinkan
lebih banyak kendali dalam pembuatan keputusan dan menambah rasa otonomi.
C. Hasil - hasil penelitian
21
Pada saat terjadinya dampak finansial pada masa pensiun, pensiunan harus
menyesuaikan diri terhadap penurunan sumber sumber. Krause, liang, dan jay
mempelajari ketegangan finansial dan populasi amerika dan jepang, menemukan
bahwa tekanan finansial mengikis perasaan berharga dan kendali pada kedua budaya.
Dalam studi terhadap gaya hidup janda tua, OBriyant melaporkan bahwa janda
janda dengan pendapatan yang adekuat lebih mandiri karena mereka dapat menyewa
seseorang untuk membantu tugas tugas yang biasa dilakukan pria seperti perbaikan
kecil dirumah dan perawatan mobil, karena adanya dampak pendapatan terhadap
kemandirian dan kesejahteraan psikologis, maka perencanaan finansial yang
bertanggung jawab harus dianjurkan untuk dibuat selama tahun tahun pertengahan.
D. Relokasi
Relokasi dapat terjadi baik karena diperlukan maupun karena merupakan
pilihan. Beberapa lansia tidak merencanakan ataupun memikirkan tentang relokasi.
Pasangan snowbird merupakan contoh terbanyak dari mereka yang melakukan
relokasi tanpa perencanaan, menetap ditempat baru yang tanpa ikatan, tanpa tempat
ibadah, tanpa keluaraga, tanpa teman, tanpa riwayat. Selanjutnya, pasangan ini harus
memulai kembali. Sering kali, satu pasangan menyesuaikan diri dengan baik terhadap
relokasi tersebut dan yang lainnya tidak. Kurangnya penyesuaian ini harus memulai
kembali. Seing kali satu pasangan menyesuaikan diri dengan baik terhadap relokasi
tersebut dan yang lainnya tidak. Kurangnya penyesuaian ini memengaruhi proses
sosialisasi keluarga dan dapat berarti hilangnya orang dekat, keluarga, jaringan kerja,
dan sistem pendukung.
Connidis dan davies meneliti tempat keluarga dan teman sebagai teman dan
orang kepercayaan dikemudian hari. Mereka menggambarkan teman sebagai orang
yang berbagi aktivitas dan bisa menjadi orang kepercayaan bisa juga tidak. Kedekatan
geografis memengaruhi status pertemanan. Oleh karena itu relokasi, memengaruhi
jaringan pertemanan dan orang kepercayaan lansia.
Perawat sering kali melihat lansia sebelum, selama, dan setelah berpindah dari
satu lingkungan ke lingkungan lain, seperti relokasi kepanti jompo yang jauh dari
lingkungan yang dikenalnya. Relokasi mungkin tidak terlalu menimbulkan stress dan
membuat hidup lebih memuaskan jika tingkat perubahan baik lingkungan fisik
maupun psikososial tidak besar. Perubahan tersebut harus perlahan terhadap. Lansia
yang terlibat harus berada ditengah proses pembuatan keputusan.
22
keselatan dan tinggal dikomunitas pensiunan. Tampaknya anak anak memilih daerah
relokasi tanpa memikirkan kebutuhan orangtua membutuhan perawatan, jarak menjadi
suatu faktor dan anak yang terdekat sering kali menjadi pengasuh bagi mereka.
F. Isolasi dan kesepian
Kedua hal tersebut tampaknya merupakan jalan alami dalam rentang hidup
karena setiap transisi tersebut menciptakan transisi baru lainnya. Janda perlu kembali
kerumah untuk didukung oleh anak anak ; orang yang tidak mempunyai anak dapat
memilih untuk tinggal di dekat saudara kandung. Manusia memerlukan ikatan yang
erat dengan keluarga menuju akhir kehidupan. Meskipun orang yang mereka percaya
bisa jadi bukan anggota keluarga, ada semacam kebutuhan untuk dekat dengan
keluarga sejalan dengan bertambahnya usia dan kematian yang semakin dekat.
Dengan mempertimbangkan pergeseran fungsi keluarga yang terjadi dari waktu ke
waktu, keluarga mempertahankan peran yang lebih penting pada lansia
Meskipun isolasi diciptakan oleh situasi lingkungan dan kesepian merupakan
perasaan dari dalam diri sendiri, kedua hal tersebut sangat berkaitan erat. Seseorang
dapat merasa kesepian ditengah keramaian, terutama karena kehilangan pasangan,
saat isolasi sering terjadi situsional. Mereka yang paling terisolasi adalah mereka
yang pindah jauh dari keluarga atau yang anak anaknya jauh dari mereka. Tahun
1970-an dan 1980-an menghasilkan banyak keluarga transplantasi sebagai akibat dari
relokasi okupasi, keluarga keluarga ini sejalan dengan waktu dapat menjadi orang
orang yang paling terisolasi. Tren kearah keluarga kecil juga menimbulkan isolasi
diantara lansia. Manusia mempertahankan kebutuhan akan keintiman interpersonal
dan kontak manusia sampai mereka mati.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dari masalah masalah yang berhubungan dengan isolasi dan
kesepian meliputi pendidikan orang orang yang memberikan asuhan kepada lansia.
Mewaspadai potensi isolasi dan mengetahui tanda tanda kesepian dapat membantu
mencegah terjadinya hal hal tersebut pada lansia. Lansia menjadi terisolasi atau
mengalami kesepian karena berbagai alasan. Faktor faktor yang diidentifikasi oleh
elsen dan belgen mencakup penurunan atau kurangnya pengetahuan fisik, hilangnya
peran dan hubungan sosial, kurangnya kemampuan fisik, hilangnya peran dan
berhubungan sosial, kurangnya kesamaan bahasa, atau penurunan minat untuk
berkomunikasi. Faktor faktor tersebut tidak perlu berifat eksklusif. Seseorang dapat
menghindari interaksi karena ansietas yang disebabkan oleh penyakit, isolasi pada
orang lain dapat disebabkan oleh penyakit, isolasi pada orang lain dapat disebabkan
24
oleh berbagai faktor seperti penyakit yang terjadi bersamaan dengan penurunan
hubungan. Lansia dapat menjadi tidak komunikatif karena kesulitan pendengaran
yang lainnya karena keterbatasan bahasa.
Karakteristik isolasi dapat bersifat tidak nyata seperti halnya kecenderungan untuk
menghindari perkumpulan sosial atau terpaku dengan pikiran dan memori orang itu
sendiri, atau nyata seperti halnya menarik diri, dengan kurangnya kontak mata dan
efek datar. Lansia yang terisolasi dapat bersifat tidak komunikatif, menghindari
kontak mata, tampak sedih, atau hanya memiliki sedikit orang dekat yang diajak
berinteraksi mereka dapat mengungkapakan perasaan kesepian, penolakan, dan
merasa tidak mampu untuk berhasil berinteraksi
2. Pencegahan sekunder
Pengkajian yang menyeluruh diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab penyebab
isolasi dan merencanakan tujuan serta intervensi intervensi untuk mengatasinya
metode pengkajian yang sangat efektif adalah dengan observasi langsung terhadap
lingkungan keseharian lansia. Kuesioner lapor diri dapat diberikan kepada lansia
untuk mengetahui persepsi mereka terhadap keterampilan keterampilan sosial yang
mereka mikiki dan alasan alasan menghindari interaksi yang tidak siap didapatkan
melalui observasi.
G. Hasil hasi penelitian
Uhlenberg dan cooney menemukan bahwa wanita yang memiliki lebih banyak
anak lebih banyak berkomunikasi dengan anggota keluarga dan bahwa keluarga besar
cenderung mau membantu orang tua yang sudah lansia. Pola komunikasi yang
dibentuk sejak dini didalam kehidupan dapat mengikuti sebuah keluarga sejalan
dengan seusia dan jika pola tersebut buruk maka pola tersebut dapat memengaruhi
interaksi keluarga dan keputusan keputusan penting sepanjang hidup. Ada juga
hubungan positif antara ibu dan anak anak didalam keluarga besar. Mulins dan
dugan menilai dampak hubungan sosial terhadap tingkat kesepian dan menemukan
bahwa orang orang yang tidak puas dengan hubungan mereka akan merasa lebih
kesepian, tanpa mempedulikan apakah hubungan tersebut adalah hubungan dengan
saudara kandung, tetangga, anak anak atau cucu. Dalam laporan klinis, palmer
melihat gagal tumbuh sebagai akibat dari isolasi sosial dan harus diwaspadai
terjadinya sindrom gagal tumbuh. Dua perawat peneliti menganjurkan agar kita
mewawancarai lansia yang tinggal sendiri tetapi tidak kesepian dan mengajarkan
strategi strategi koping mereka kepada lansia lain yang menderita karena kesepian
.
25
menyebabkan
perubahan
1. Pencegahan primer
Konsekuensi dari kehilangan kendali, baik yang dirasakan maupun yang aktual adalah
ansietas pada seluruh keluarga, yamg sering menyebabkan koping tidak efektip.
ansietas dicirikan dengan perasaan ketidakberdayaan yang melampaui keterampilan
koping dan melumpuhkan orang tersebut. Ansietas berbeda dengan ketakutan, pada
ketakutan ancamannya berupa sesuatu atau seseorang yang spesifik. Ansietas terjadi
karena berbagai hal, seperti kehilangan objek atau sistem pendukung, kehilangan
kendali sosial, penurunan kemampuan mental atau fisik, dan ketakutan akan
kehilangan karena penuaan. Pencegahan primer yang segera akan meminimalkan
ansietas dan menghentikan koping keluarga yang tidak efektif agar tidak menjadi
masalah yang lebih serius atau agar tidak memperburuk masalah fisik yang sudah ada.
Seseorang dapat melakukan pencegahan primer dengan menjelaskan hal hal rinci
pada lansia dan menghilangkan ketakutan sebelum mereka memulainya. Koping
keluarga dapat diperbaiki dengan kelompok pendukung. Suatu ikatan panti jompo
mensposori sebuah sebuah kelompok untuk keluarga yang mengeksplorasi rasa
bersalah mereka terhadap penempatan lansia dipanti jompo. Keluarga dan orang dekat
lainnya dapat menyesuaikan diri secara efektif pada perubahan perubahan yang
disebabkan oleh penempatan tersebut.
2. Pencegahan sekunder
Bagaimana perawat mengkaji koping keluarga yang tidak efektip koping keluarga
yang tidak efektif dapat terjadi pada berbagai tingkat; pada 6tingkat terganggu atau
tidak mampu, atau pada tingkat yang lebih positif, dapat menunjukan potensi untuk
tubuh. Kaeluarga yang digambarkan pada kasus menunjukan koping yang tidak
mampu. Anak lelaki dan anak perempuan Ny.D mengekspresikan keputusan dengan
minum minum dan depresi, Ny.D dengan menarik diri. Perilaku mereka menunjukan
ketidakpedulian penolakan, dan desersi, selain hubungan pengabaian dalam keluarga.
Anggota keluarga tidak dapat merestrukturisasikan kehidupan mereka dan membuat
perubahan bermakna bagi diri sendiri karena mereka terlalu dipengaruhi oleh masalah
masalah yang diakibatkan oleh penempatan dipanti jompo.
J. Ketidakberdayaan
Ketidak berdayaan merupakan akhir dari suatu jalan. Orang yang tidak
berdaya yang kehilangan semua kendali berada dibawah belas kasihan pemberi
perawatan, keluarga, dan orang lain .
27
Transisi memiliki lingkaran yang utuh. Orang yang tidak berdaya menjadi seperti
anak kecil dan karena menyebabkan ketidakberdayaan, anggota keluarga dan pemberi
perawatan harus berhati hati agar tidak memanfaatkan ketidakberdayaan tersebut.
Contoh konkret kasus ini adalah anggota keluarga yang tidak berdaya dari penghuni
panti jompo dengan penyakit alzheimer tahap pertengahan atau tahap akhir.
1. Pencegahan primer
Konsep ketidakberdayaan adalah persepsi individu bahwa tindakan orang lain tidak
akan mengubah hasil. Menurut Oheart, ketidakerdayaan merupakan masalah
potensial jika sumber kekuatannya terganggu. Sumber sumber ini mencakup
kekuatan fisik,
dan dengan
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
http://lastriayuniarta.blogspot.com/2011/04/perkembangan-keluarga-denganlanjut.html
http://mahasiswaparay.blogspot.com/2012/03/tugas-tugas-perkembangan.html
buku Psikodinamika individu dan keluuarga
32