Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari sistem keluarga, lansia juga merupakan tahap perkembangan dari keluarga
yang merupakan tahap terakhir. Duvall dan Miller pada 1985 menyatakan tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan
pasangan lain meninggal. .
Persepsi terhadap tahap ini sangat berbeda di kalangan lansia. Beberapa orang
mengatakan menyedihkan namun ada juga yang berpendapat hal ini merupakan tahun-tahun
yang menyenangkan dalam hidup mereka. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan finansial,
status kesehatan mereka dan penyesuaian diri lansia terhadap perubahan-perubahan pada
siklus ini. Lanjut usia memasuki tahap ini dituntut untuk mengadakan penyesuaian diri baik
secara biologis, psikologis, sosial budaya dan spiritual. Penyesuain baik sebagai individu
maupun sebagai keluarga pada tahap lansia Penyesuaian terhadap kehilangan-kehialangan
lazim terjadi pada lansia dan keluarga.
Tugas keluarga pada tahap ini harus menyesuaikan dengan keadaan-keadaan yang
terjadi dengan harapan agar kesejahteraan tercapai baik secara individu maupun di pandang
dari sisi keluarga secara utuh. Keluarga lansia saat ini sangat berbeda dari masa lampau.
Sejalan dengan berubahnya keluarga, berubah pula dinamika yang ada dalam keluarga. Oleh
karena itu, perselisihan, masalah, dan praktik-praktik keluarga lasia saat ini bersifat unik.
Keluarga inti tidak lagi menjadi keluarga tradisional; begitu pula halnya dengan keluarga
besar. Peningkatan perceraian, orang tua tunggal dengan persatuan nontradisonal mengarah
ke citra baru keluarga.
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN
I. Tugas-tugas pada masa akhir kehidupan Lansia
Perkembangan manusia merupakan perkembangan kontinu seseorang kearah
peningkatan kompleksitas dan keragaman. Perkembangan manusia diliahat sebagai proses
dinamis yang membawa seseorang ke tingkat eksistensi yang lebih tinggi,lebih memuaskan.
Perkembangan manusia telah dipelajari dalam kaitannya dengan gabungan sifat-sifat biologis,
pengalaman hidup pribadi, ketergantungan seseorang dengan lingkungan, dan proses interaksi
social yang mengubah orang tersebut. Perkembangan manusia ini paling banyak di pelajari
melalui analisis tugas-tugas perkembangan yang harus di capai seseorang dengan waktu yang
berbeda dalam kehidupannya.
Lansia memiliki potensi untuk melanjutkan pertumbuhan yang telah mereka mulai sejak
awal kehidupan. Reed mendukung dasar pemikiran ini, dengan mengatakan bahwa penuaan
sudah sejak lama berhubungan dengan penurunan dari pada perkembangan tetapi teori dan
inormasi empirik menyatakan bahwa perkembangan merupakan proses seuumur hidup dan
dapat terjadi dalam bentuk perubahan dan prubahan fisik yang nyata yang umumnya
berkaitan dengan proses penuaan Henri Matisse member contoh yang sangat baik tentang
kemampuan mengatasi kemampuan mengatasi perubahan fisik karena penuaan. Pada usia 84
tahun, meskipun terbaring di tempat tidur, ia menghasilkan lukisan yang saangat berani dan
indah.
A. Tugas-tugas Perkembangan
HAVIGHURST
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul dari atau pada periode
tertentu dalam kehidupan individu, pencapaian yang berhasil dilakukan akan membawa
kebahagian dan keberhasilan pada tugas-tugas yang akan datang, tetapi jika pencapaian
tersebut gagal, akan membawa individu tersebut kearah ketidak bahagian, tidak di setujui
oleh masyarakat, dan kesulitan menyelesaikan tugas-tugas. Definisi ini menjelaskan
bahwa tugas-tugas perkembangan merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk
memfasilitasi perkembangan seseorang dan menyatakan lebih jauh secara tidak langsung
bahwa manusia bertanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri.
2

Tugas perkembangan muncul dari banyak sumber. Tugas-tugas tersebut muncul dari
kematangan fisik, tekanan budaya dari masyarakat,dan nilai serta aspirasi pribadi. Usia
lanjut adalah periode yang memuat tugas perkembangan unik yang harus dicapai. Tugas
perkembangan utama pada lansia adalah mengklarifikasi, memperdalam, dan
menemukan fungsi seseorang yang sudah di peroleh dari proses belajar dan beradaptasi
seuumur hidup.
ERICKSON
Teori perkembangan psikososial Erickson memperluas pemahaman faktor-faktor
yang terlibat dalam perkembangan kepribadian untuk memasukkan kekuatan-kekuatan
sosial teori ini menggambarkan tantangan atau kebutuhan untuk menghadapi setiap
tahap dari delapan tahap pengelompokkan usia dan menyatakan bahwa kekuatan ego
dicapai jika setiap tahapan tersebut sudah berhasil diselesaikan. Erickson merupakan
salah satu orang yang membahas perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan.
Menurut erickson, perasaan puas dialami ketika integrasi ego berhasil diselesaikan.
Erickson merupakan salah satu orang pertama yang membahas perkembangan manusia
sepanjang rentang kehidupan. Menurut erickson, perasaan puas dialami ketika integras
ego berhasil dicapai dengan keberhasilan melewati seluruh tahapan tersebut. Kepuasan
dimanifestasikan melalui konsep diri yang positif dan sikap positif terhadap kehidupan.
Meskipun teori terkait memerlukan pengelompokkan usia yang spesifik, terori tersebut
bukan suatu tidak perlu dikuasai untuk hidup. Demikian juga, isu-isu dari satu tahap
yang dapat muncul lebih dini atau lebih lambat dari pada usia kehidupan, menurut
erickson cendrung lebih banyak terjadi. Sebagai contoh, lansia dapat mengalami masalah
yang berkaitan dengan identitas versus kebingungan peran, sedangkan remaja dapat
menghadapi pertanyaan yang berkaitan dengan integritas versus keputusan.
PECK
Tugas tunggal erickson sudah mencakup semuanya; tugas tersebut menggabungkan
tugas-tugas yang dikemukakkan oleh ahli teori lainnya dengan lebih spesifik. Peck
adalah salah satu ahli teori yang memperhalus tugas tunggal lansia menurut erickson.
Peck mengonseptualisasi tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara
perbedaan integritas dan keputusan.

Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan pergeseran
sistem nilai seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulan dan
mendefenisikan kembali pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengarahkan lansia
untuk mengganti peran yang sudah hilang dengan peran dan aktivitas baru. Selanjutnya,
lansia mampu menemukan cara-cara baru memandang diri mereka sendiri sebagai orang

yang berguna selain peran orang tua dan okupasi.


Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia mengalami beberapa
penurunan fisik. Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan berarti
kesejahtraan fisik. Orang-orang tersebutmungkin mengalami kesulitan terbesar dalam
mengababaikan status fisik mereka. Orang lain memiliki kemampuan untuk terlibat
dalam kesenangan psikologis dan aktivitas sosial sekalipun mereka mengalami
perubahan dna ketidak nyamanan fisik. Peck mengemukakan bahwa dalam sistem nilai
mereka, sumber-sumber kesenangan sosial dan mental dan rasa menghormati diri

sendiri dapat mengebaikan kenyamanan fisik semata.


Transendensi ego versus prekupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara paling
konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan dnegan ; hidup
secara dermawan dan tidak egois yang merupakan prosfek dari kematian personal the
night of the ego, yang bisa disebut-paras dan perasaan kurang penting di bandingkan
pengetahuan yang telah di peroleh seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih
panjang dari pada yang dapat di cakup oleh ego seseorang. Manusia menyelesaikan hal
ini melalui warisan mereka , anak-anak mereka, kontribusi mereka pada masyarakat, dan
persahabatan mereka. Mereka ingin membuat hidup lebih aman, lebih bermakna, atau
lebih bahagia bagi orang-orang yang akan meneruskan hidup setelah kematian. Untuk
mengklarifikasi, individu yang panjang umur cendrung lebih khawatir tentang apa yang
mereka lakukan dari pada tentang siapa mereka sebenarnya. Mereka hidup di luar diri
mereka sendiri dari pada kepribadian mereka sendiri secara ego sentris.
Kemudian, untuk mencapai integritas, seseorang harus mengembangkan kemampuan
untuk mendefinisikan diri kembali, untuk melepas identitas ekupasi, untuk bangkit
ketidak nyaman fisik, dan untuk membentuk makna pribadi yang melampaui jangkauan
pemusatan diri. Walaupun tujuan-tujuan tersebut patut di hargai, mungkin di rasa sulit
oleh beberapa lansia. Tidak semua lansia memiliki ketabahan atau energi untuk tertawa
dalam menghadapi kesengsaraan atau akibat dari datnagnya usia tua. Standbeck
menyatakan : khususnya pada usia tua, minat aktif yang d ambil dalam keperawatan
kesehatan preventif dan pertahanan dari penyakit kronis yang adekuat dan di perlukan
4

merupakan preokupasi terhadap tubuh. Ketika stamina tubuh menurun dan


berkembang menjadi sakit terdapat tanda-tanda disabilitas dan kematian, preokupasi
depresif terhadap tubuh di anggapnormal dari pada neurotik.
HAVIGHURST DAN DUVALL
Havighurst percaya bahwa hidup adalah belajar, dan tumbuh juga adalah belajar.
Menurut Havighurst, usia tua menunjukkan hal ini karena lansia masih memiliki
pengalaman baru di depan mereka, dan situasi-situasi baru untuk di hadapi.Pensiun,
berpindah komunitas pensiunan, ,menyesuaikan diri terhadap efek penyakit kronis, dan
kehilangan pasangan dan kelompok merupakan beberapa dari pengalaman dn situasisituasi baru tersebut.
Committee on the dynamic of family interaction memperluas konsep tugas
perkembangan pada keluarga sebagai keseluruhan. Siklus hidup keluarga yang di
kemukakan oleh DUVALL terdiri dari delapan tahap, dengan tahap terakhirnya adalah
keluarga lansia. Tahap akhir dari siklus keluarga di mulai dari pensiunan, dan di
lanjutkan sampai kematian pasangan pertama, dan di akhiri dengan kematian pasangan
kedua.
Tugas-tugas perkembangan yang di nyatakan oleh Havighurst dan kommitte Duvall
hampir dapat di bandingkan,seperti yang tercantum pada tabel

25-1. Keduanya

mengarah kepada perubahan-perubahan hidup yang diperluakan dalam kaitannya dengan


pengaturan hidup, pensiun, pendapatan, hubungan interpersonal, aktivitas dan kewajiban
sosial, dan kematian. Perbedaan utama adalah bahwa Havighurst mengarahkian pada
individu, sedangkan Duvall mengarah pada kerangka kerja keluarga.

B. Menerapkan proses keperawaatan dalam perkembangan pada tahun-tahun


terakhir kehidupan.
PEENGKAJIAN
Untuk menentukan tingkat sampai dimana klien lansia telah mencapai tugas-tugas
perkembangannya, perawat harus melakukan wawancara secara cermat. Selain meminta
kisah hidup klien, berikut ini adalah pertanyaan pertanyaan spesifik yang dapat
ditanyakan :
5

Jika anda melihat hidup anda ke belakang, apakah anda melihat bahwa hal hal tersebut
memang sudah seharusnya terjadi ?
Apakah anda mengalami penyesalan atau duka cita yang tidak terselesaikan ?
Adakah sesuatu dalam hidup anda yang gagal anda raih atau peroleh yang anda rasa
perlu atau pantas mendapatkannya ?
Informasi tentang pekerjaan klien, atau status pensiun, keuangan, pengaturan hidup,
spiritualitas, dan sistem pendukung sosial juga harus dimunculkan. Penting juga bagi
perawat untuk mengigat bahwa lansia dapat mengungkapkan masalah masalah
psikososial mereka melalui gejala gejala fisik.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Analisis data yang dikumpulkan selam fase pengkajian biasanya mengarah ke
diagnosis diagnosis keperawatan berikut ini :
Perubahan tumbuh kembang yang berhubungan dengan impian hidup tidak terpenuhi.
Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi.
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan krisis perkembangan.
Diagnosis diagnosis terkait yang juga dapat ditemukan antara lain :
Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan kehilangan peran kerja.
Duka cita maladaptif yang berhubungan dengan urusan yang tidak terselesaikan
dengan kematian.
Keputusan yang berhubungan dengan reintegrasi peristiwa hidup yang tidak berhasil.
Distres spiritual yang berhubungan dengan kurangnya makna dan tujuan hidup.

INTERVENSI

Clayton mengemukakan beberapa keraguan, bahwa integrasi merupakan tugas akhir


bagi lansia, atau setidaknya hal terakhir yang dapat dicapai. Ia menyimpulkan bahwa
kebanyakan orang mencari penghindar atau memasuki penundaan yang berkepanjangan
setelah masa remaja. Dengan kata lain mereka tidak memilih untuk melanjutkan maturasi
mereka, memilih untuk tidak menghadapi atau menyelesaiikan konflik perkembangan di
masa yang akan datang.
Kebanyakan intervensi untuk membantu lansia mencapai tugas perkembangan
terakhirnya melibat kan mereka dalam merfleksikan hidup mereka. Intervensi yang
dibuat melalui penelitian yang baik adalah tinjauan hidup yang dibuat oleh Butler yang
melihat proses tersebut sebagai cara untuk mencapai reintegrasi ego. Stimulasi memori
hidup membantu lansia mengatasi kehilangan mereka dan mempertahankan harga diri.
Haight membantu daftar pertanyaan komprehensif yang dirancang untuk memunculkan
memori tentang masa kanak kanak, masa remaja, keluarga dan rumah, serta masa
dewasa. Format Haights life review and experiencing juga mencangkup pertanyaan
pertanyaan rngkas yang bertujuan untuk memunculkan persepsi lansia tentang hidupnya.
Whysocki memberikan panduan rinci kepada perawat tentang bagaimana melakukan
tinjauan hidup dengan lansia. Ia memberikan anjuran anjuran spesifik untuk melakukan
proses tersebut, melaksanakan kunjungan, mengatasi kesulitan kesulitan khusus seperti
klien yang apatis dan menarik diri, mengakhir wawancara dan mengakhiri sesi tersebut.
Birren menyatakan bahwa menulis autobiografi merupakan suatu kontradiksi
menempatkan paradoks dan ambivalensi kehidupan kedalam perspektif. Sesuatu terjadi
ketika seseorang juga mengumpulkan kembali dan menuliskan pengalaman
pengalaman mereka untuk berbagi bersama orang lain. Interaksi yang terjadi ketika
seseorang membuka diri secara mendalam dengan orang lain dalam lingkungan sosial
mereka memunnculkan dimensi baru pada hidup mereka. Perawat perlu menganjurkan
lansia untuk menuliskan cerita fenomenalogi dari pengalaman tentang mereka tentang
penuaan
Ebersole dan Hess memberikan sesuatu yang lain, intervensi yang bersifat lebih
langsung guna membantu lansia mencapai maturitas perkembangan yang utuh. Mereka
menganjurkan perawat untuk bertanya pada lansia tentang bagaimana mendefinisikan
tugas tugas penuaan bagi diri mereka sendiri. Pada persentasi paling awal dari teori
perkembangan erickson menyatakan bahwa hanya mereka yang sudah merawat sesuatu
7

dan orang lain yang pada akhirnya mencapai maturitas melalui tahap integritas. Erickson
dan istrinya bersama denga kivnick melanjutkan pekerjaan terawal erickson dan percaya
bahwa kepedulian terutama merawat anak dan cucu, merupakan kualitas yang
memberikan rasa kontuinitas paling besar pada lansia. Dengan merawat, lansia
mengalami kebutuhan dan ketertarikan yang kemudian menantang lansia untuk
menerima dari orang lain memerlukan perawatan, dan untuk melakukan seperti hal nya
merawat itu sendiri.
Kebanyakan

lansia

memiliki

konsep

dikotomi

tentang

kemandirian

dan

ketergantungan. Kecenderungan terbaru adalah memandang konsep konsep tersebut


sebagai kontinuitas yang terus ada sehingga banyak orang yang hidup dalam berbagai
tingkat ketergantungan. Obryant menyatakan bahwa masyarakat yang terlalu berlebihan
dalam menilai kemandirian tanpa disadari dapat memberikan tekanan pada lansia untuk
terlalu mandiri. Dalam masyarakat ideal, lansia dan sistem pendukung mereka akan
bergerak ke arah pertukaran layanan yang aktif, sehingga ketergantungan akan menjadi
gaya hidup yang paling beharga . Peraawat dapat membantu klien lansia mereka untuk
mengakui bahwa mereka memiliki hubugan ketergantungan dan dapat terus melakukan
hubungan tersebut.

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN :


PROSES DAN HASIL
Untuk mengevalasi proses, perawat perawat harus melihat apa yang terjadi di antara
mereka dengan klien. Apakah perawat turut berpartipasi dengan berbagi cerita tentang
hidupnya seperti halnya yang diminta dilakukan klien ? Apakah perawat mengalami
perasaan keterikatan dengan klien ?.
Hasil intervensi perkembangan terbaik pada lansia yang sudah di teliti sampai sejauh ini
adalah kepuasan hidup. Indikator lain dari apakah klien sudah mencapai integritas ego
adalah ungkapan rasa muak terhadap diri sendiri atau orang lain dan pandangan mereka
terhadap :

MASA KANAK KANAK


8

1. Hal apa yang paling pertama bisa anda ingat dalam hidup anda ? lihat ke belakan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

sejauh mungkin.
Hal lain apa yang dapat anda ingat ketika anda masih sangat menular ?
Seperti apakah hidup anda saat masih anak anak ?
Seperti apakah orang tua anda ? apa kelebihan dan kekurangan mereka.
Apakah seseorang yangpenting bagi anda pergi meninggalkan anda ?
Apakah anda ingat pernah mengalami kecelakaan ?
Apakah anda ingah bahwa anda pernah merasakan sangat sakit ?
Adakah sesuatu yang penting dari anda hilang atau rusak ?

REMAJA
1. Ketika anda berfikir tentang diri anda sendiri dan hidup anda sebagai remaja, apa hal
2.
3.
4.
5.
6.

pertama yang dapat anda ingat tentang waktu itu ?


Hal apa saja yang ada di memori tentang menjadi remaja ?
Apakah anda pergi sekolah ? apa arti sekolah bagi anda.
Apakah anda bekerja pada tahun tahun tersebut ?
Ceritakan kepada saya tentang kesulitan yang anda alami pada masa remaja ini ?
Apakah anda ingat perasaan kekurangan makanan atau kebutuhan hidup sebagai

seorang anak atau remaja ?


7. Apa hal yang menyenangkan pada masa remaja anda ?
8. Apa hal yang paling tidak menyenangkan pada masa remaja anda ?
KELUARGA DAN RUMAH
1.
2.
3.
4.

Bagaimana hubungan orang tua anda ?


Bagaimana hubungan orang orang yang ada dirumah ?
Bagaimana suasana dirumah anda ?
Apakah anda dihukum sebagai anak kecil ? siapa yang memberi hukuman ? siapa

yamg menjadi boss ?


5. Ketika anda menginginkan sesuatu dari orang tua anda, bagaimana cara anda
mendapatkannya ?
6. Orang yang bagaimana paling disukai dan paling tidak disukai orang tua anda ?
7. Siapakah didalam keluarga yang paling dekat dengan anda ?
8. Siapakah didalam keluarga yang paling anda sukai ? dalam hal apa anda menyukainya
?
MASA DEWASA
1. Sekarang saya ingin berbicara dengan anda sebagai orang dewasa, dari mulai anda
berusia 20 tahunan sampai sekarang, ceritakan kejadian paling penting pada masa
dewasa anda ?
2. Bagaimana peran agama dalam hidup anda ?
3. Seperti apakah hidup anda saat anda berusia 20 an dan 30 an ?
4. Orang seperti apakah anda ? hal apa yang anda sukai ?
9

5. Apakah anda membentuk hubungan yang signifikan dengan orang lain ?


6. Apakah anda menikah ?
7. Apakah anda pikir perkawinan itu semakin lama semakin baik atau semakin buruk ?
apakah anda menikah lebih dari sekali ?
8. Secara keseluruhan. Apakah anda mengalami perkawinan yang membahagiakan ?
RINGKASAN
1. Secara keseluruhan, kehidupan seperti apakah yang anda miliki ?
2. Jika semuanya sama, apakah anda ingin menjalani hidup anda kembali ?
3. Jika anda mmenjalani hidup anda kembali, apa yang ingin anda ubah ? yang tida ingin
anda ubah ?
4. Setiap orang pasti mengalami kekecewaan, apa yang menjadi kekecewaan pertama
dalam hidup anda ?
5. Hal tersulit apakah yang harus anda hadapi dalam hidup anda ? jelaskan
6. Kapan saat yang paling membahagiakan dalam hidup anda ? mmengapa hidup anda
menjadi lebih bahagia saat ini. ?
7. Hal terburuk apakah yang terjadi di usia anda sekarang ?
8. Apakah anda suka berpartisipasi dalam aktivitas tinjauan hidup ini. ?

Apakah mereka mengungkapkan rasa takut terhadap kematian yang meluas melebihi
ketakutan normal terhadap proses meninggal yang mmenyakitkan ? Bagaimana mereka
menghabiska hari hari mereka ? Meskipun aktivitas sosial tidak dapat dijadikan
indikator integritas, lansia harus memiliki sesuatu untuk dilakukan yang membuat
mereka senang. Mungkin tindakan yang paling signifikan bagi keefektifan peran perawat
dalam mendukung peerkembangan yang kontinu dengan lansia akan signifikan dalam
menurunkan angka bunuh diri.
C. POKOK POKOK PENELITIAN
Bangkitnya minat terhadap perkembangan lansia sudah mulai. Minat tersebut telah
dilakukannya lebih banyak upaya penelitian pada perkembangan lansia baik lansia sehat
maupun sakit. Dengan ditemukannya teori teori perkembangan manusia, yang sebagian
besar hanya terbatasnya dampak pada orang sehat dan tidak cukup membahas tentang
10

dampak penyakit atau disabilitas pada proses perkembangan,Wright et al mencari


penjelasan melalui eksplorasi dan analisis literattur terbaru. Mereka menyimpulkan
bahwa, diantara di antara lansia sakit dan anggota keluarganya, interaksi dengan dan
keterikatan dengan orang lain, baik anggota keluarga atau pemberi asuhan profesional,
semakin meningkat tingkat kepentingannya.
Leidy dan Darling fisher mempelajari manfaat (MEPSI) sebagai alat untuk
mengoperasionalisasikan dan menguji teori perkembangan erickson pada orang dewasa.
MEPSI adalah alat survei sederhana yang dirancang untuk mengkaji kekuatan sifat
psikososial yang muncul dari perkembangan melewati delapan tahap perkembangan
erickson. Peneliti mempelajari delapan sampel yang berbeda : dewasa muda sehat, pria
pria hemofilia, lansia sehat dan lansia dengan penyakit paru obstruksi menahun. Seperti
yang dinyatakan sebelimnya, angka bunuh diri lansia cukup tinggi. Hal ini menunjukan
bahwa mendeteksi lansia yang beresiko menderita gangguan mental serius merupakan
hal yang vital. Depresi merupakan gangguan mental yang banyak terjadi pada lansia.
Mereka dapat mengalami depresi pada saat mereka mengonfrontasikan tugas
perkembangan. Zausz-niewski berpendapat bahwa langkah pertama dalam membantu
lansia agar menghargai keadaan mereka secara lebih positif dan melakukan koping yang
lebih efektif terhadap kehilangan mereka adalah dengan pengkajian proses kognitif yang
dapat mencetuskan atau turut berperan terhadap perkembangan penyakit depresif.
Zauszniewski membuat alat untuk menyelesaikan tugas ini, Depressive cognitif scale
(DCS) untuk lansia. Skala ini diambil dari teori psikososial erickson

setiap hal

mencerminkan kognisi depresif yang dapat muncul dari resolusi yang kurang berhasil
pada salah satu fase perkembangan erickson.

D. IMPLIKASI UNTUK PENELITIAN


Dengan cepatnya pertumbuhan jumlah orang yang berusia lebih dari 85 tahun, negara
juga melihat peningkatan yang semakin cepat dalam jumlah orang yang menjadi
centenarian (orang yang berusia 100 tahun lebih). Terdapat 35 tahun potensi
pertumbuhan antara usia 65 tahun dan 100 tahun. Sebelumnya tugas perkembangan
untuk kelompok usia lansia muda, lansia pertengahan, dan lansia akhir. Adakah
intervensi intervensi yang akan membantu lansia menyelesaikan tugas tugas
perkembangan lansia ? Bagaimana autobiografi terbimbing dibandingkan dengan
11

tinjauan hidup sebagai teknik intervensi yang digunakan pada lansia. Perawat hanya
perlu meneliti sedikit saja dari banyak bidang untuk memperluas badan keilmuan tentang
perkembangan dan tugas perkembanagan selama tahun tahun akhir kehidupan. Wright
et al menganjurkan dilakukan penelitian di masa akan datang pada bidang bidang studi
berikut ini : bagaimana kita dapat menstrukturkan lingkungan , lingkungan ruma h
maupun lingkungan institusi, guna menfasilitasi perilaku mencari bantuan pada lansia
yang ketergantungan. Mengangap bahwa ketakutan terhadap pengabaian menyebabkan
agitasi, sikap yang manja dan menuntut, depresi, dan secara keseluruhan kurangnya kerja
sama dari orang yang sedang sakit, bagaimana kita dapat memberi wewenang pada
pemberi asuhan untuk meminimalkan dampak ketakutan ini pada anggota keluarga,
menganggap bahwa ketersediaan orang dekat lain atau pemberi asuhan profesional yang
berganti ganti tapi konsisten dapat menurunkan sikap acuh, adakah cara untuk
mengganti figur keterikatan jika pemberi asuhan primer meninggal atau secara emosional
atau fisik tidak dapat memberikan interaksi sosial yang efektif.
Leidy dan Darling-fisher serta Zauszniewski menganjurkan agar perawat terus
melanjutkan pembuatan alat untuk mengekplorasikan pertanyaan yang berkenan dengan
perkembangan manusia pada lansia.

II. Dinamika keluarga


Keluarga lansia saat ini sangant berbeda dari masa lampau. Sejalan dengan
berubahnya keluarga, berubah pula dinamika yang ada dalam keluarga. Oleh karena itu,
perselisihan, masalah, dan praktik-praktik keluarga lasia saat ini bersifat unik.
Keluarga inti tidak lagi menjadi keluarga tradisional; begitu pula halnya dengan
keluarga besar. Peningkatan perceraian, orang tua tunggal dengan persatuan nontradisonal
mengarah ke citra baru keluarga. Orang tua tunggal mengatur lebi dari sepertiga keluarga
yang asa saat ini. Orang tua tunggal juga yang bertanggung jawab untuk merawat anggota
keluarga lansia karena memankangnya rentang hidup . penatalaksanaan keperawatan tidak
terjadi secara terpisah, tetapi harus di lakukan dalam sistem kelurga agar berhasil di
laksanakan.

12

Riwayat
Cara terbaik untuk memahami fungsi keluarga pada lansia adalah dengan
mendapatkan pengetahuan tentang fungsi keluarga di masa lalu melalui tinjauan keluarga.
Seperti halnya tinjauan hidup yang memberi petunjuk tentang keterampilan koping dan
respons manusia terhadap krisis,tinjauan keluarga memberi informasi tentang sungsi keluarga
. tinjauan atau riwayat keluarga memberikan pemahaman tentang cara keluarga memberikan
arti terhadap kejadian-kejadian tertentu.

Tinjauan tersebut memberikan pespektif histori

tentang interaksi keluaga, pengaruh budaya, informasi kelas sosial, perasaan kewajiban anak,
dan pilihan agama. Riwayat, keluarga juga dapat memberikan informasi yang berkaitan
dengan status kesehatan dan pandangan keluarga tentang kesehatan.

Unit pembelajaran
Fink menganjurkan agar sesorang memperlajari keperawatan keluarga dengan
pendekatan unit dan melihat pengaruh sumber dan tuntutan pada seluruh unit keluarga.
Menetukan pendekatan unti pembelajaran ketika berhadapan dengan keluarga lansia juga
merupakan hal yang sangat penting. Sejalan dengan waktu, unit-unit tersebut mengalami
perubahan, begitu pula afiliasi dan kebutuhan. Sekarang unit keluarga yang paling banyak
adalah keluarga inti; namun, unit keluarga inti akan berubah sejalan dnegan usia. Troll
memberikan wawasan yang sangat baik ke dalam srtuktur keluarga yang mengalami
perubahan. Dengan menggunakan keluarganya sendiri untuk menunjukan konsep deret
bertingkat, Troll menggambarkan keluarga tingkat pertemanya sebagai orang tua dan dirinya
sendiri, dan memasukkan kelurga besar pada tingkat berikutnya. Setelah menikah, tingkat
pertama tersebut berubah menjadi suami dan anak-anak, dengan orang tua dan saudara
kandung masuk ke dalam tingkat kedua keluarga besar.

Struktur
Untuk mendapatkan pemhaman yang llebih baik tentang unit keluarga lansia,
seseorang harus mewaspadai adanya konfigurasi yang berbeda dan dampak dari konfigurasi
itu pada unit keluarga tersebut. Konfigurasi tersebut dapat berubah menikah, bercerai ,
13

menjada, tidak mempunyai anak, dan orang0ornag yang menikah lagi. Setiap konfigurasi
tersebut mempengaruhi status lansia dalam sistem keluraga. Oleh karena itu, pendekatan
terhadap asuhan dalam setiap konfigurasi tersebut berbeda-beda.
Struktur Kekuasaan
Pada keluarga lansia yang berkonfigurasi normal, terdapat berbagai struktur. Salah
satunya adalah struktur kekuasaan yang mengahuruskan perawat mengkaji dalam bekerja
sama dengan keluarga.setiap keluarga memiliki kekuasaan yang merupakan cermin dari
peraturan tidak tertulis dan sistem nilai utama dari nilai keluarga tersebut. Pengetahuan
tentang struktur kekuasaan membantu perawat memahami inamika kekuasaan membuat
keputusan-keputusan yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga.

Struktur peran
Setipa anggota keluarga memainkan peran yang sesuai dengan posisi dan statusnya
dalam sistem keluarga. Peran didasari oleh harapan orang lain dan diri sendiri. Pada keluarga
muda, ibu memainkan peran sebagai pengasuh, ayah sebagai penyedia. Seringkali ibu juga
berperan sebagai perantara, orang yang menerjemahkan tindakan dan pikiran untuk anggota
keluarga yang lain. Namun, gambar 26-1 menunjukkan bahwa meniadakan perantara
memperbaiki komunikasi antara anggota keluarga yang masih ada. Analisis peran perantara
menunjukan bahwa beberapa peran yang diambil malah menciptakan jebakan dalam keluarga
dari pada meningkatkan hubungan keluarga.

14

Komunikasi dengan pelantara

Komunikasi tanpa pelantara

Sejalan dengan bertambahnya usia keluarga, peran berubah. Ayah yan gsemulanya
menjadi penyedia sekarang menjadi pengasuh, hal ini terjadi karena penilaian diri sendiri
yang terjadi karena penuaan. Selama penilaian diri ini, ayah-penyedia menumukan bahwa ia
terlalu sibuk bekerja smapai ia melupakan kesempatan yang ia peroleh untuk menjalin
hubungan yang erat dengan anak-anaknya. Pada usia lansia muda, ia memiliki kesempatan
terakhir untuk melakuka al tersebut. Ayah dapat menjadi komunikator keluarga, seseornag
yang selalu berhubungan dengan anak. Ayah pengasuh yang baru ini sering kali memiliki
kesempatan untuk menikmati keberadaan bersama cucu lebih dari yang ia peroleh bersama
anak-anaknya sendiri.

Proses dan funngsi


Berbagai proses da fungsi keluarga mempengaruhi psikodinamika interaksi keluarga
pada semua uisa. Hal tersebut berupa proses komunikasi, orientasi nilai-nilai keluarga dan
fungsi afektif dan sosialisasi keluarga.

15

Proses komunikasi
Proses dalam keluarga adalah hasil dari fungsi keluarga. Setiap keluarga
berkomuniksi dengan carnya sendiri, beberapa di antaranya lebih efektif dari yang lainnya.
Komuniksi yang tidak jelas merupakan penyebab utma terjadinya fungsi ekluarga yang
buruk. Perilaku nonverbal sama pentingnya dnegan perilaku verbaldalam proses komunikasi.
Semua perilaku adalah bentuk dari komunikasi, satu orang mengirim pesan untuk orang lain.
Perawata observer dapat mengkaji fungsi keluarga dengan mengobservasi komunikasi tanpa
mendengarkan kata-katanya.
Keluarga fungisional mengungkapkan emosi dan perasaannya satu sama lain secara
terbuka. Mereka menunjukkan rasa saling menghormati terhadap persaan orang lain serta
saling mendnegarkan dan berespons satu sama lain. Tingkat rasa percaya tertentu dan harga
diri menembus pola komunikasi keluarga fungsional. Karena rasa percaya ini, anggota
keluarga dnegan bebas menggunakan keterbukaan diri. Orang yang merasa aman satu sama
lain dapat mengatasi konflik dan ketidaksesuaian. Melalui konflik, anggota keluarga dapat
saling mengetahui dan memahami satu sama lain dengan lebih baik. Jika terdapat
keterbukaan, konflik dapat menjadi hal positif yang meningkatkan fungsi keluarga.
Perawat harus mengkaji aspek-aspek tertentu dari komunikasi keluarga. Pertama
perawat harus memeriksa pola komunikasi dalam keluarga. Apakah komunikasi tersebut
bersifat langsung dan apakah jalur komunikasi terbuka di antara subsistem? Apakah metode
komunikasi yang di gunakan bersifat terbuka atau tertutup? Apa isi komunikasi? Adakah
pesan afektif? Bagaimana perasaan diuangkapkan dan diterima ? apakah anggota keluarga
menunjukkan rasa saling menghormati, pada semua usia?
Orientasi Nilai
Nilai-nilai keluarga seringkali memiliki fokus budaya yang dapat mempengaruhi
praktik-praktik perawatan kesehatan keluarga. Sitem nilai perawat dan dari keluarga juga
dapat berbeda. Perawat perlu mengetahui adanya perbedaan antara sistem nilainya sendiri
dnegan sistem nilai keluarga klien. Perbedaan ini harus diketahui, diterima, dan diatasi oelh
peraawat agar dapat berfungsi secara efektif dengan anggot keluarga tertentu.

Fungsi Afektif
16

Fungsi afektif adalah fungsiinternal keluarga, pemenuhan kebutuhan psikologis


anggota keluarga oleh anggota keluarga lainnya. Pada keluarga lansia, orang lain yang dekat
sering kali mengisi fungsi afektif tersebut, terutama jika anggota keluarga lansia tersebut
tinggal seorang diri. Bagian dari dukunan sosial adalah cinta dan kasih sayang. Cinta dan
kasih sayang harus dilihat terpisah sebagai bagian dari asuhan dan perhatian dalam fungsi
afektif keluarga.
Sejalan dengan bertambahnya usia keluarga, mereka cenderung kehilangan beberapa
fungsi afektif yang mengikat mereka. Ketika pasangan meninggal dunia dan anak-anak pergi
saudara kandung memiliki kepentingan yang lebih besar dalam hubungan afektif.

Fungsi Sosialisasi
Sosial adalah sekelompok pengalam belajar yang diberikan di dalam keluarga yang
mengajarkan anggota keluarga tentang bagaimana caranya berfungsi dan melakukan peran di
lingkungan orang dewasa. Jika keluarga menggunakan perawatan diri ketika sedang sakit,
maka anggoata keluarga yang disosialisasikan dnegan proses ini mungkin akan menggunakan
perawatan diri di kemudian hari.

Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari masalah-masalah yang terjadi di dalam keluarga sejalan negan
usioa mempengaruhi struktur, fungsi dan proses. Transisi merupakan jalan normal yang
muncul sendiri sejalan dengan bertambahnya usia keluarga. Ada suatu jalan yang dalam hal
ini satu transisi saling menghasut

satu sama lain, menenangkan satu sama lain, dan

memunculkan masalah-maslah bagi keluarga sebagai satu unit. Karena keluarga merupakan
satu unit yang terdiri dari berbagaia bagian yang berbeda, perubahan pada satu bagian akan
menyebabkan perubahan pada bagian lainnya. Penuaan memiliki hubungan sebab dan akibat
pada keluarga. Sebagai contoh, selama transisi penuaan pertama-pensiun-tidak hanya terjadi
kehilangan peran bagi orang yang mengalami pensiun, tetapi juga pergeseran sistem
kekuasaan dalam keluarga dan perubahan-perubahan pada fungsi komunikatif dan afektif
dalam keluarga.

17

Uang juga dapat menjadi masalah bagi masa pensiun. Usia menurunkan pendapatan
bagi kebanyakan orang, dan penurunan pendapatan berarti bahwa pilihan-pilihan tertentu
yang dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga dan mempengaruhi fungsi keluarga harus
dibuat. Orang kadang harus harus berpindah tempat, menyesuaikan diet mereka dn mengubah
harapan-harpaan mereka. Penurunan pendapatan dapat menyebabkan perubahan gaya hidup
yang besar.
Relokasi adalah transisi lainnya. Banyak keluarga melakukan relokasi di saat mereka
sudah tua. Terkadang relokasi merupakan pilihan; terkadang karena penurunan pendapatan
dan ketidak mampuan untuk mengatur relokasi rumah. Apapun penyebabnya reloksi
membutuhkan periode penyesuaian. Keluarga dapat menghadapi masalah-masalah tak
terduga yang membutuhkan penyesuaian dan perubahan.
Sejalan dengan bertmbahnya usia dan terjadinya transisi, kematian dapat
menyebabkan kelilangan bagi orang terdekat lainnya. Lansia sering mengalami kehilanga.
Dengan bertambhanya usia manusia, pengikut dan anggota keluarga mereka meninggal
dunia. Kehilangan itu sendiri menyebabkan konfusi, malnutrisi, depresi dan penyakit pada
pasangan yang masih hidup, anggoata keluarga lain atau orang dekat lainnya.
Isolasi dan kesepian merupakan permasalahan khusus bagi orang-orang di dalam keluarga
yang berkonfigurasi ulangyang mengalami perceraian atau tidak mempunyai anak. Lansia
dapat kekurangan energi untuk memelihara kontak sosial yang terdahulu. Pengasiangan diri
di rumah dapat menyebabkan isolasi yang menimbulkan kesepian, terutama jika tidak da
anggota keluarga tingkat pertama yang hadir untuk melawan kesepian tersebut. Lansia yang
terisolasi tidak lagi mendapt keuntungan dari proses afektif dan sosialisasi dari keluarga dan
dapat kekurangan energi untuk menggapai ornag lain.
Akhirnya, terjadi peningkatan kelemahan, yang memunculkan isu-isu pemberian
asuhan. Untuk lansia, akibat dari kelemahan tersebut adalah kehilngan kendali dan semakin
besarnya ketergantungan pada orang lain. Kelemahan dapat menyebabkan lansia mengubah
pengaturan hidup dan mencari adanya sistem pendukung. Kelemahan mulai bergulir ke
bawah yang berakhir dengan ketidakberdayaan. Sering kali, dengan penurunan ini, seseorang
harus menjadi pengasuh bagi pasangan yang sehat, menyebabkan lebih banyak kesulitan pada
keluarga lansia.
Penatalaksanaan
18

Pensiun dan kehilangan peran


Untuk beberapa orang, pensiun adalah kejadian yang menggembirakan untuk orang lain,
pensiun merupakan sumber ketidak bahagiaan. Banyak kehilangan yang terjadi dengan
pensiun: kehilangan peran, identitas, hubungan kolegial, orang dekat lain, dan arah hidup.
Pensiun dapat menimbulkan stres terutama bagi orang-orang yang tekun bekerja yang tidak
membentuk minat dan hobi lainnya, jhonston mempelajari dampak dari pensiun terhadap
pernikahan dan menemukan bahwa pada masa pensiun peria lebih bahagia dari pada wanita.
Ia menambahkan bahwa selama masa pensiun, pasangan menjadi waspada terhadap
kesalahan pasangan. Meskipun anak-anak menjadi sumber percakapan yang penting,
pasangan pensiunan tidak meningatkan waktu bersama mereka, maupun bersama
pasangannya. Mereka yang kehilangan kepuasan pada masa pensiun memiliki agenda kerja
yang tidak terselesaikan dan menganggap pensiun sebagai sesuatu yang tidak mungkin.
Orang-orang tersebut menyangkal keberadaan pensiun dan tidak membuat rencana untuk
penyesuaian. Dampak mereka pada fungsi keluarga mungkin krusial karena mereka
menunjukkan tanda-tanda kebosanan, apati dan kurangnya makna hidup.
1. Pencegahan primer
Pensiun merupakan peristiwa hidup signifikan yang membutuhkan perencanaan dan
harapan yang realistis terhadap perubahan hidup. Pencegahan primer dari masalahmasalah yang berhubungan dengan pensiun terutama berkaitan dengan peningkatan
keadaan unit keluarga terhadap perubahan-perubahan tersebut sebelum itu terjadi .
tabel 26-2 meringkas tindakkan antisipasi yang dapat di ambil orang pensiun.
Alat pencegahan primer asertif yang dianjurkan oleh Johnston adalah marital
enbancement program at retirement (MEPR). MEPR ini membahas tuntutan dan
penyesuaian yang di lakukan oleh unit keluarga sebelum dan selama transisi pensiun.
Hal tersebut mencangkup waktu konseling bagi pasangan untuk mengidentifikasi dan
menghargai pasangan mereka di luar peran yang telah mereka mainkan selama porsi
karir dalam pernikahan mereka,membantu mereka mengidentifikasi apa peran baru
yang seharusnya, dan membantu mereka mengatur dan mengidentifikasi aspek-aspek
baru dari gaya hidup mereka.
2. Pencegahan sekunder
Jika kepala keluarga masuk ke masa pensiun tanpa mempertimbangkan factor-faktor
tersebut, atau mempertimbangkan terapi dengan harapan dan tujuan yang tidak
realistis, bahkan tidak mendiskusikannya dengan anggota keluara yang lainnya, maka
19

akan muncul kesulitan-kesulitan yang mungkin perlu di hadapi dan mungkin


ditangani professional layanan kesehatan.diagnosis keperawatan yang diterapkan pada
masalah-masalah yang berhubungan dengan pensiun adalah ansietas,konflik
keputusan, prubahan proses keluarga, takut, deficit pengetahuan, gangguan identitas
pribadi, gangguan harga diri, dan isolasi social.

TABEL TINDAKKAN ANTISIPASI UNTUK ORANG YANG PENSIUN

Merencanakan kedepan untuk memastikan pendapatan yang adekuat.


Mencari teman yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Mengurangi waktu di tempat kerja pada tahun trakhir sebelum pensiun

dengan mengambil cuti besar, bekerja setengah hari.


Membuat rutinitas untuk mengganti struktur hari kerja.
Bersandar pada orang-orang atau kelompok selain pada pasangan untuk

mengisi waktu luang.


Menyusun aktivitas waktu yang realistis dalam hal energy dan biaya

sebelum pensiun
Mempersiapkan kegembiraan yang diikuti dengan ambivalensi sebelum

terbentuk kepuasan terhadap gaya hidup seseorang


Menkaji pengaturan hidup, dan jika relokasi diperlukan , menghabiskan

waktu dalam membentuk jaringan social yang baru


Memoerkirakan terjadinya kehilangan peran yang memiliki dampak
jangka pendek pada harga diri dan hubungan pernikahan seseorang

Dari semua itu, masalah yang paling banyak terjadi berkaitan dengan orang yang
pensiun adalah gangguan harga diri. Harga diri adalah pengkajian manfaat diri seseorang,
interpesif

positif atau negatif dari seseorang yang memandang dirinya sendiri

mampu,berharga sering kali berhubungan dengan karir seseorang oleh karena itu,
pensiun dapat menurunkan harga diri. Tabel 26-3 merencanakan asuhan untuk penurunan
harga diri
A. Hasil hasil penelitian
Dalam literatur, ditemukan kesamaan tertentu di antara individu pensiunan yang
mengantisipasi dan merencanakan peristiwa hidup tersebut. Individu pensiunan
tersebut menikmati fase pensiun dari hidup mereka, terutama kebebasan dan waktu
20

untuk melakukan perjalanan, dan sangat berfokus pada keluarga. Penelitian lain
menemukan bahwa individu pensiunan yang telah menikmati pekerjaannya menjadi
lebih sehat setelah pensiun, dan flacher dan hansson melaporkan kecemasan pensiun
terjadi pada individu yang biasa memiliki kesulitan yang biasa memiliki kesulitan
dalam transisi hidup yang besar
Moneyham dan scott mengemukakan adanya pandangan terhadap lansia sebagai
seseorang yang mampu membentuk gaya hidup yang bermakna, penelitian terbaru
menganjurkan agar seseorang melihat pada keluarga sebagai satu keseluruhan unit
untuk menentukan waktu pensiun, smith melaporkan bahwa pandangan dan gaya
komunikasi keluarga secara signifikan memengaruhi adaptasi keluarga dan individu
terhadap masa pensiun. Kesehatan fisik sangat memengaruhi masa pensiun. Pria
mengalami penyakit paru dan serangan jantung karena penurunan kualitas hidup pada
masa pensiun, sedang wanita lebih banyak terserang artritis.
B. Penurunan pendapatan
Pensiun berarti penurunan pendapatan bagi banyak lansia. Setelah berjuang
Secara finansial selama hidup untuk membeli rumah dan menghidupi keluarga,
banyak orang yang gagal membuat perencanaan finansial untuk masa pensiun.
Masalah masalah yang berkaitan dengan penurunan pendapatan bervariasi,
tergantung pada tingkat penurunan pendapatan dan pada penyesuaian yang aktual dan
yang dirasakan keluarga yang harus sesuai dengan realitas baru keuangan. Jika
perubahan gaya hidup mengakibatkan kehilangan aktivitas dan teman, klien dapat
mengalami ketakutan, ansietas, gangguan harga diri, isolasi sosial, dan bahkan
mungkin gangguan intensitas pribadi.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer terhadap masalah yang berkaitan dengan penurunan pendapatan
mencakup pendidikan dan kesadaran tentang arti penuruanan tersebut pada keluarga.
Perencanaan keuangan yang tepat dan investasi yang dilakukan ketika klien masih
bekerja dapat cukup mengimbangi perkiraan penurunan pendapatan standar hidup
yang sama selama masa pensiun. Oleh karena itu, pencegahan primer harus dimulai
sejak dini dalam rentang hidup keluarga. Jika hal itu tidak memungkinkan, identifikasi
masalah pada tahap awal usia lanjut akan memungkinkan klien merencanakan
perubahan gaya hidup dimasa yang akan datang. Perencanaan akan memungkinkan
lebih banyak kendali dalam pembuatan keputusan dan menambah rasa otonomi.
C. Hasil - hasil penelitian

21

Pada saat terjadinya dampak finansial pada masa pensiun, pensiunan harus
menyesuaikan diri terhadap penurunan sumber sumber. Krause, liang, dan jay
mempelajari ketegangan finansial dan populasi amerika dan jepang, menemukan
bahwa tekanan finansial mengikis perasaan berharga dan kendali pada kedua budaya.
Dalam studi terhadap gaya hidup janda tua, OBriyant melaporkan bahwa janda
janda dengan pendapatan yang adekuat lebih mandiri karena mereka dapat menyewa
seseorang untuk membantu tugas tugas yang biasa dilakukan pria seperti perbaikan
kecil dirumah dan perawatan mobil, karena adanya dampak pendapatan terhadap
kemandirian dan kesejahteraan psikologis, maka perencanaan finansial yang
bertanggung jawab harus dianjurkan untuk dibuat selama tahun tahun pertengahan.
D. Relokasi
Relokasi dapat terjadi baik karena diperlukan maupun karena merupakan
pilihan. Beberapa lansia tidak merencanakan ataupun memikirkan tentang relokasi.
Pasangan snowbird merupakan contoh terbanyak dari mereka yang melakukan
relokasi tanpa perencanaan, menetap ditempat baru yang tanpa ikatan, tanpa tempat
ibadah, tanpa keluaraga, tanpa teman, tanpa riwayat. Selanjutnya, pasangan ini harus
memulai kembali. Sering kali, satu pasangan menyesuaikan diri dengan baik terhadap
relokasi tersebut dan yang lainnya tidak. Kurangnya penyesuaian ini harus memulai
kembali. Seing kali satu pasangan menyesuaikan diri dengan baik terhadap relokasi
tersebut dan yang lainnya tidak. Kurangnya penyesuaian ini memengaruhi proses
sosialisasi keluarga dan dapat berarti hilangnya orang dekat, keluarga, jaringan kerja,
dan sistem pendukung.
Connidis dan davies meneliti tempat keluarga dan teman sebagai teman dan
orang kepercayaan dikemudian hari. Mereka menggambarkan teman sebagai orang
yang berbagi aktivitas dan bisa menjadi orang kepercayaan bisa juga tidak. Kedekatan
geografis memengaruhi status pertemanan. Oleh karena itu relokasi, memengaruhi
jaringan pertemanan dan orang kepercayaan lansia.
Perawat sering kali melihat lansia sebelum, selama, dan setelah berpindah dari
satu lingkungan ke lingkungan lain, seperti relokasi kepanti jompo yang jauh dari
lingkungan yang dikenalnya. Relokasi mungkin tidak terlalu menimbulkan stress dan
membuat hidup lebih memuaskan jika tingkat perubahan baik lingkungan fisik
maupun psikososial tidak besar. Perubahan tersebut harus perlahan terhadap. Lansia
yang terlibat harus berada ditengah proses pembuatan keputusan.

22

Perawat yang bekerja bersama lansia diinstitusi dan komunitas harus


mewaspadai adanya stres translokasi. Perawat harus membuat perubahan perubahan
lingkungan dan prosedural yang diperlukan untuk membantu meminimalkan efek
yang membahayakan dari relokasi, perawat yang memiliki pemahaman dasar tentang
efek lingkungan pada kesejahteraan mental dan fisik individu memiliki banyak hal
untuk dilakukan guna menurunkan stres translokasi individu.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer terhadap masalah masalah yang berkaitan dengan
relokasi berfokus terutama pada relokasi lansia dari satu fasilitas layanan kesehatan
kefasilitas lain, tetapi intervensi intervensi tersebut dapat disesuaikan untuk lansia
yang mengalami berbagai jenis relokasi. Program persiapan untuk relokasi akan
sangat bermanfaat. Dalam program ini, lansia mengunjungi tempat yang baru dan
diberitahukan tentang berbagai aspek lokasi baru tersebut. Sistem pendukung dan
konseling harus disediakan sebelum, selama dan setelah relokasi untuk memfasilitasi
penyesuaian, terutama didalam insitusi
2. Pencegehan sekunder
Manifestasi klinis bervariasi sesuai dengan jenis relokasinya. Lansia yang
dipindahkan dari satu rumah perawatan tanpa pernyataan atau tanpa pernyataan atau
tanpa sepengetahuan dirinya dapat mengalami peningkatan konfusi, defisit memori,
perilaku yang aneh, penurunan rasa percaya, dan peningkatan ketergantungan. Lansia
yang menemukan dirinya tanpa aktivitas dan mekanisme dukungan yang biasa akan
mengalami rasa tidak aman terhadap pengaturan hidup yang baru, peningkatan stres
dan ansietas, penurunan kepuasan hidup dan penurunan tingkat aktivitas sosial
E. Hasil hasil penelitian
Kebanyakan literatur relokasi membahas tentang lokasi institusional istri
istri dari pria pria yang berada diinstitusi melewati transisi tahap pertama menjadi
janda. Wanita wanita tersebut, meskipun mengalami penurunan semangat juang
yang, kesehatan yang buruk, dan peningkatan depresi, matzo dan bernesse
menggambarkan jenis relokasi yang berbeda, yaitu relokasi pada lansia yang
menderita penyakit mental kronis dari institusi kekomunitas, mereka menggambarkan
sebuah proyek model yang disebut heritage house sebagai cara untuk memenuhi
kebutuhan lansia tersebut. Perawat harus ingat bahwa relokasi, sekalipun dari tempat
tidur dirumah sakit, dapat menciptakan masalah masalah baru yang harus dihadapi.
Akhir akhir ini, banyak orang yang meyakini bahwa lansia lebih suka menjadi tua di
satu tempat dan tetap berhubungan dengan rumah dan lingkungan. Namun, keyakinan
ini disangkal dengan semakin banyaknya pensiunan yang memilih untuk pindah
23

keselatan dan tinggal dikomunitas pensiunan. Tampaknya anak anak memilih daerah
relokasi tanpa memikirkan kebutuhan orangtua membutuhan perawatan, jarak menjadi
suatu faktor dan anak yang terdekat sering kali menjadi pengasuh bagi mereka.
F. Isolasi dan kesepian
Kedua hal tersebut tampaknya merupakan jalan alami dalam rentang hidup
karena setiap transisi tersebut menciptakan transisi baru lainnya. Janda perlu kembali
kerumah untuk didukung oleh anak anak ; orang yang tidak mempunyai anak dapat
memilih untuk tinggal di dekat saudara kandung. Manusia memerlukan ikatan yang
erat dengan keluarga menuju akhir kehidupan. Meskipun orang yang mereka percaya
bisa jadi bukan anggota keluarga, ada semacam kebutuhan untuk dekat dengan
keluarga sejalan dengan bertambahnya usia dan kematian yang semakin dekat.
Dengan mempertimbangkan pergeseran fungsi keluarga yang terjadi dari waktu ke
waktu, keluarga mempertahankan peran yang lebih penting pada lansia
Meskipun isolasi diciptakan oleh situasi lingkungan dan kesepian merupakan
perasaan dari dalam diri sendiri, kedua hal tersebut sangat berkaitan erat. Seseorang
dapat merasa kesepian ditengah keramaian, terutama karena kehilangan pasangan,
saat isolasi sering terjadi situsional. Mereka yang paling terisolasi adalah mereka
yang pindah jauh dari keluarga atau yang anak anaknya jauh dari mereka. Tahun
1970-an dan 1980-an menghasilkan banyak keluarga transplantasi sebagai akibat dari
relokasi okupasi, keluarga keluarga ini sejalan dengan waktu dapat menjadi orang
orang yang paling terisolasi. Tren kearah keluarga kecil juga menimbulkan isolasi
diantara lansia. Manusia mempertahankan kebutuhan akan keintiman interpersonal
dan kontak manusia sampai mereka mati.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dari masalah masalah yang berhubungan dengan isolasi dan
kesepian meliputi pendidikan orang orang yang memberikan asuhan kepada lansia.
Mewaspadai potensi isolasi dan mengetahui tanda tanda kesepian dapat membantu
mencegah terjadinya hal hal tersebut pada lansia. Lansia menjadi terisolasi atau
mengalami kesepian karena berbagai alasan. Faktor faktor yang diidentifikasi oleh
elsen dan belgen mencakup penurunan atau kurangnya pengetahuan fisik, hilangnya
peran dan hubungan sosial, kurangnya kemampuan fisik, hilangnya peran dan
berhubungan sosial, kurangnya kesamaan bahasa, atau penurunan minat untuk
berkomunikasi. Faktor faktor tersebut tidak perlu berifat eksklusif. Seseorang dapat
menghindari interaksi karena ansietas yang disebabkan oleh penyakit, isolasi pada
orang lain dapat disebabkan oleh penyakit, isolasi pada orang lain dapat disebabkan
24

oleh berbagai faktor seperti penyakit yang terjadi bersamaan dengan penurunan
hubungan. Lansia dapat menjadi tidak komunikatif karena kesulitan pendengaran
yang lainnya karena keterbatasan bahasa.
Karakteristik isolasi dapat bersifat tidak nyata seperti halnya kecenderungan untuk
menghindari perkumpulan sosial atau terpaku dengan pikiran dan memori orang itu
sendiri, atau nyata seperti halnya menarik diri, dengan kurangnya kontak mata dan
efek datar. Lansia yang terisolasi dapat bersifat tidak komunikatif, menghindari
kontak mata, tampak sedih, atau hanya memiliki sedikit orang dekat yang diajak
berinteraksi mereka dapat mengungkapakan perasaan kesepian, penolakan, dan
merasa tidak mampu untuk berhasil berinteraksi
2. Pencegahan sekunder
Pengkajian yang menyeluruh diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab penyebab
isolasi dan merencanakan tujuan serta intervensi intervensi untuk mengatasinya
metode pengkajian yang sangat efektif adalah dengan observasi langsung terhadap
lingkungan keseharian lansia. Kuesioner lapor diri dapat diberikan kepada lansia
untuk mengetahui persepsi mereka terhadap keterampilan keterampilan sosial yang
mereka mikiki dan alasan alasan menghindari interaksi yang tidak siap didapatkan
melalui observasi.
G. Hasil hasi penelitian
Uhlenberg dan cooney menemukan bahwa wanita yang memiliki lebih banyak
anak lebih banyak berkomunikasi dengan anggota keluarga dan bahwa keluarga besar
cenderung mau membantu orang tua yang sudah lansia. Pola komunikasi yang
dibentuk sejak dini didalam kehidupan dapat mengikuti sebuah keluarga sejalan
dengan seusia dan jika pola tersebut buruk maka pola tersebut dapat memengaruhi
interaksi keluarga dan keputusan keputusan penting sepanjang hidup. Ada juga
hubungan positif antara ibu dan anak anak didalam keluarga besar. Mulins dan
dugan menilai dampak hubungan sosial terhadap tingkat kesepian dan menemukan
bahwa orang orang yang tidak puas dengan hubungan mereka akan merasa lebih
kesepian, tanpa mempedulikan apakah hubungan tersebut adalah hubungan dengan
saudara kandung, tetangga, anak anak atau cucu. Dalam laporan klinis, palmer
melihat gagal tumbuh sebagai akibat dari isolasi sosial dan harus diwaspadai
terjadinya sindrom gagal tumbuh. Dua perawat peneliti menganjurkan agar kita
mewawancarai lansia yang tinggal sendiri tetapi tidak kesepian dan mengajarkan
strategi strategi koping mereka kepada lansia lain yang menderita karena kesepian
.
25

H. Kelemahan dan ketergantungan


Peningkatan kelemahan merupakan kondisi yang terjadi karena bertambahnya
usia menyebabkan peningkatan ketergantungan. Pada saat ini terjadi perubahan peran,
terutama pada ibu dan anak, kemungkinan menyebabkan munculnya ketegangan
peran untuk ibu dan anak, kemungkinan penyebab munculnya ketegangan peran ibu
dan anak yang seebelumnya memiliki hubungan yang tidak memuaskan. Ketegangan
peran terjadi akibat tuntutan peran yang berlebihan dan persepsi peran yang tidak
adekuat, terutama jika anak perempuan tersebut menjadi pemberi perawatan yang
utama.
Dalam penelitian lain mengenai hubungan ibu dan anak, ibu ditemukan tidak
bahagia dengan anak anak mereka sudah dewasa. Banyak ibu yang melaporkan
bahwa mereka memberikan barang barang penting dan layanan- layanan berharaga
kepada anak anak mereka lansia lain. Melaporkan adanya perasaan subordinasi
terhadap anak anak mereka yang sudah dewasa, yang menyebabkan ketergantungan.
Banyak lansia yang merasa lebih ketakutan terhadap ketergantungan daripada
terhadap kematian. Berkuasa atas diri mereka sendiri seumur hidup, mereka merasa
tidak bisa lagi mengatur diri mereka sendiri.
Kelemahan dan ketergantungan kemudian

menyebabkan

perubahan

menyeluruh dalam sistem keluarga. Lansia dengan kelemahan tidak lagi


mempertahankan kekuasaan dan perubahan peran yang dialami oleh lansia yang
mengalami kelemahan adalah ketergantungan. Proses komunikasi mungkin menjadi
salah satu pemberian informasi dan pemberian perintah, bukan saling memberi dan
saling menerima yang secara noramal terjadi pada keluarga. Meskipun kelemahan
menyebabkan ketergantungan, sebenarnya tidak perlu menyebabkan ketergantungan,
sebenarnya tidak perlu menyebabkn kehilangan kendali, terutama jika fungsi efektif
dan proses komunikasi keluarga sudah baik. Berikut ini adalah gambaran fungsi
keluarga yang perlu dicontoh dalam menghadapi kelemahan lansia.
I. Kehilangan kendali
Hasil yang berbeda dapat terjadi pada Ny.D jika anak perempuannya tidak
mampu mengajaknya tinggal. Hasil dari penganturan yang berbeda, seperti
penempatan dipanti jompo, dapat berupa kehilangan kendali. Institusionalisasi dipanti
jompo sering kali merupakan satu satunya pilihan untuk lansia yang terisolasi.
Untuk beberapa alasan, ketika institusional itu terjadi, lansia lemah dapat dipandang
sebagai orang yang tidak dapat berfikir, yang tidak mampu membuat keputusan.
Pertimbangkan hasil untuk Ny.D jika ia diinsitusionalisasi.
26

1. Pencegahan primer
Konsekuensi dari kehilangan kendali, baik yang dirasakan maupun yang aktual adalah
ansietas pada seluruh keluarga, yamg sering menyebabkan koping tidak efektip.
ansietas dicirikan dengan perasaan ketidakberdayaan yang melampaui keterampilan
koping dan melumpuhkan orang tersebut. Ansietas berbeda dengan ketakutan, pada
ketakutan ancamannya berupa sesuatu atau seseorang yang spesifik. Ansietas terjadi
karena berbagai hal, seperti kehilangan objek atau sistem pendukung, kehilangan
kendali sosial, penurunan kemampuan mental atau fisik, dan ketakutan akan
kehilangan karena penuaan. Pencegahan primer yang segera akan meminimalkan
ansietas dan menghentikan koping keluarga yang tidak efektif agar tidak menjadi
masalah yang lebih serius atau agar tidak memperburuk masalah fisik yang sudah ada.
Seseorang dapat melakukan pencegahan primer dengan menjelaskan hal hal rinci
pada lansia dan menghilangkan ketakutan sebelum mereka memulainya. Koping
keluarga dapat diperbaiki dengan kelompok pendukung. Suatu ikatan panti jompo
mensposori sebuah sebuah kelompok untuk keluarga yang mengeksplorasi rasa
bersalah mereka terhadap penempatan lansia dipanti jompo. Keluarga dan orang dekat
lainnya dapat menyesuaikan diri secara efektif pada perubahan perubahan yang
disebabkan oleh penempatan tersebut.
2. Pencegahan sekunder
Bagaimana perawat mengkaji koping keluarga yang tidak efektip koping keluarga
yang tidak efektif dapat terjadi pada berbagai tingkat; pada 6tingkat terganggu atau
tidak mampu, atau pada tingkat yang lebih positif, dapat menunjukan potensi untuk
tubuh. Kaeluarga yang digambarkan pada kasus menunjukan koping yang tidak
mampu. Anak lelaki dan anak perempuan Ny.D mengekspresikan keputusan dengan
minum minum dan depresi, Ny.D dengan menarik diri. Perilaku mereka menunjukan
ketidakpedulian penolakan, dan desersi, selain hubungan pengabaian dalam keluarga.
Anggota keluarga tidak dapat merestrukturisasikan kehidupan mereka dan membuat
perubahan bermakna bagi diri sendiri karena mereka terlalu dipengaruhi oleh masalah
masalah yang diakibatkan oleh penempatan dipanti jompo.
J. Ketidakberdayaan
Ketidak berdayaan merupakan akhir dari suatu jalan. Orang yang tidak
berdaya yang kehilangan semua kendali berada dibawah belas kasihan pemberi
perawatan, keluarga, dan orang lain .
27

Transisi memiliki lingkaran yang utuh. Orang yang tidak berdaya menjadi seperti
anak kecil dan karena menyebabkan ketidakberdayaan, anggota keluarga dan pemberi
perawatan harus berhati hati agar tidak memanfaatkan ketidakberdayaan tersebut.
Contoh konkret kasus ini adalah anggota keluarga yang tidak berdaya dari penghuni
panti jompo dengan penyakit alzheimer tahap pertengahan atau tahap akhir.
1. Pencegahan primer
Konsep ketidakberdayaan adalah persepsi individu bahwa tindakan orang lain tidak
akan mengubah hasil. Menurut Oheart, ketidakerdayaan merupakan masalah
potensial jika sumber kekuatannya terganggu. Sumber sumber ini mencakup
kekuatan fisik,

kekuatan,psikologis,konsep diri,energi,pengetahuan,motivasi, dan

sistem keyakinan. Faktor faktor yang turut berperan terhadap ketidakberdayaan


mencakup lingkungan perawatan kesehatan, pengalaman sebelumnya , kurangnya
pengetahuan ( termasuk kurangnya ketersediaan informasi baik yang dirasakan
maupun yang aktual ), gaya hidup tidak berdaya, dan kehilangan kendali atau
pengaruh baik yang dirasakan maupun yang aktual terhadap suatu situasi, diri sendiri,
lingkungan, atau hasil. Perawat dapat mencegah ketidakberdayaan dengan menyadari
kebutuhan lansia untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan

dan dengan

menganjurkan dan memastikan partisipasi tersebut.


2. Pencegahan sekunder
Pengkajian ketidakberdayaan melibatkan pengambilan dan subjektif dan objektif.
Batasan karakteristik dapat dilihat sebagai perilaku mencari informasi yang kurang,
penolakan atau keengganan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan,
verbalisasi aktual adanya kehilangan kendali, atau respon perilaku seperti marah dan
bermusuhan, apatis, pasrah, agresi, dan menarik diri.
K. Stres pemberi asuhan
Sejalan dengan bertambahnya usia keluarga , keluarga sekali lagi menjadi
hanya tinggal berdua, suami dan istri, jika salah satu dari mereka tidak dapat
berespons terhadap stres penuaan, yang lain sering memegang peran menjadi pemberi
perawatan, karena mereka berdua lebih tua, peran pemberi perawatan menjadi beban,
dan menimbulkan stres pada diri pemberi perawatan.
Kebanyakan pemberi perawatan adalah wanita, baik anak perempuan yang sudah
dewasa atau istri. Suami merupakan 13% dari kelompok pemberi perawatan dan
mengalami peningkatan kesulitan pada peran yang tidak biasa ini.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dari stres pemberi perawatan harus dimulai segera setelah
diagnosis dibuat. Salah satu sumber penting dari pencegahan primer untuk pemberi
28

perawatan pasien pasien penyakit Alzheimer adalah kelompok pendukung


Alzheimer, dengan keluarga yang terlibat mempelajari tentang penyakit tersebut dan
belajar dari pengalaman keluarga lain. Oleh karena itu, mereka mampu mengantisipasi
perkembangan yang ada dikomunitas dan mengambil keuntungan dari pengalaman
orang lain. Meskipun beberapa pemberi perawatan merasakan sesi tersebut
menimbulkan depresi, namun mereka memberi fungsi penting dengan membiarkan
lansia mengatahui apa yang diharabkan sebagai pemberi perawatan. Sesi tersebut
sangat mendidik terutama tentang penyakit itu sendiri, meskipun kelompok
pendukung ini sudah menyeluruh namun mereka belum melaporkan dalam literatur.
2. Pencegahan sekunder
Perawatan temoprer merupakan bantuan utama dalam pencegahan sekunder terhadap
stres pemberi perawatan, sering kali, sulit meyakinkan pemberi perawatan untuk
melakukan perawatan temporer. Pemberi perawatan harus belajar untuk mencari dan
mengalami stres pada diri mereka sendiri sebelum stres tersebut menjadi masalah .
Adler melaporkan tentang program perawatan temporer dirumah sakit Veterans
Administrasion. Meskipun keluarga pemberi perawatan lebih suka berbicara tentang
pengalaman, mereka sering mencatat adanya perburukan fungsional pada diri orang
yang terganggu sebagai akibat temporer perawatan. Berry, zarit, dan rabatin menguji
dua program perawatan temporer yang berbeda dan menemukan tingkat kepuasan
yang sangat tinggi terhadap program tersebut. Pada survei kebutuhan pemberi
perawatan, pemberi perawatan melaporkan adanya kebutuhan materi pendidikan yang
berkualitas tinggi, pelatihan tentang penyakit alzheimer yang semakin baik untuk
profesional kesehatan, dan komunikasi dengan pemberi perawatan lain. Semua
layanan semacam itu akan sangat bermanfaat bagi pencegahan sekunder stres pada
pemberi perawatan.
3. Pencegahan tersier
Sejalan dengan berkembangnya penyakit, setiap pemberi perawatan mulai merasakan
stres, banyak dari stres tersebut yang disebabkan oleh komitmen untuk melihat orang
yang sakit itu sampai akhir hayatnya meskipun pria mungkin terlibat dalam pemberian
perawatan diawal penyakit, mereka sering harus mencari bantuan seajalan dengan
perkembangan penyakit, reed, stone, dan neale menemukan bahwa pemberi perawatan
merasa lebih stres dalam pernikahan mereka sejalan dengan perkembangan penyakit
pasien tetapi pada saat ini mereka tidak mengalami gangguan peristiwa sosial dan
aktivitas rekreasional. Namun jika perawatan yang diberikan untuk Ny.J bersifat
intens sesuai yang diperlukan, sering kali satu satunya pengobatan stres adalah
29

dengan memasukan pasien keinstitusi. Brody, dempsey, dan pruchno mempelajari


kesehatan mental anak laki laki dan anak perempuan yang orangtuanya berada
diinstitusi dan menemukan bahwa mereka dengan kesehatan fisik yang buruk
mengalami depresi lebih dari pada yang lain. Tetapi, anak anak dewasa yang merasa
bahwa mereka masih berguna bagi orang tua merasa kurang depresi. Pasangan
pemberi perawatan memiliki masalah yang lebih besar dengan memasukan orang
yang mereka cintai ke institusi. Mereka mengingat janji pernikahan sampai maut
memisahakan kita dan oleh karena itu, mereka merasa tidak memenuhi tugas mereka
dalam kontrak pernikahan tersebut. Pasangan pemberi perawatan harus dibuat merasa
nyaman dengan keputusan tersebut dan mulai merawat diri mereka sendiri.

30

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

31

DAFTAR PUSTAKA
http://lastriayuniarta.blogspot.com/2011/04/perkembangan-keluarga-denganlanjut.html
http://mahasiswaparay.blogspot.com/2012/03/tugas-tugas-perkembangan.html
buku Psikodinamika individu dan keluuarga

32

Вам также может понравиться