Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB III

LANDASAN TEORI BRONKIEKTASIS

A. Pengertian
Menurut Soeparman & Sarwono (1990) bronkiektasis merupakan kelainan
morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap
disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus.
http://www.4shared.com/office/YxDt2mth/askep_bronkiektasis.html
Menurut Passiyan Rahmatullah (2006) bronkiektasis adalah penyakit yang
ditandai dengan dilatasi (ektasis) bronkus lokal patologis dan kronik disebabakan
elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Umumnya pada bronkus kecil.
http://herrynurse.blogspot.com/2010/03/askep-bronkiektasis.html
Menurut Hudak & Gallo (1997) bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak
dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang
dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa (misalnya Neoplasma) yang
menghambat lumen bronchial dengan obstruksi. http://wiwik-asuhankeperawatan.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-bronkiektasis.html
Bronkiektasis (Bronchiectasis) adalah suatu perusakan dan pelebaran
(dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar. http://esmetyulia.googlecode.com/files/Askep%20Bronkiektasis.doc
Bronkiektasis adalah gangguan bawaan atau yang diperoleh dari bronki besar
paru-paru, ditandai dengan permanen, dilatasi abnormal dan kerusakan dinding
bronkus. http:// Asuhan Keperawatan Bronkiektasis_Artikel Keperawatan-Asuhan
Keperawatan.html
B. Etiologi
1. Kelainan Kongenital
Dalam hal ini brokiektasis terjadi sejak individu masih dalam kandungan.
Faktor genetic atau factor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang

peran penting. Brokietasis yang timbul congenital ini mempunyai ciri sebagai
berikut :
a. Bronkiektasis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau
kedua paru.
b. Bronkiektasis kongenital sering menyertai penyakit-penyakit kongenital
lain, misalnya : mucoviscidosis, sindrom kartagener, hipo atau agama
globulinemia.
2. Kelainan Didapat
Bronkiektasis sering merupakan kelainan didapat dan kebanyakan
merupakan akibat proses berikut:
a. Infeksi
Bronkiektasis sering terjadi sesudah seorang anak menderita
pneumonia yang sering kambuh dan berlangsung lama. Pneumonia ini
umumnya merupakan komplikasi pertusis maupun influenza yang diderita
semasa anak, tuberculosis paru, dan sebagainya.
b. Obstruksi bronkus
Obstruksi bronkus yang dimaksud disini dapat disebabkan oleh
berbagai macam sebab: korpus alienum, karsinoma bronkus atau tekanan
dari luar lainnya terhadap bronkus.
C. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala pada penyakit bronkiektasis, yaitu:
1. Batuk yang menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari,
setelah tiduran dan berbaring.
2. Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada
gejala sama sekali(Bronkiektasis ringan).
3. Batuk yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih
300 cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan,

200-

anemia, nyeri pleura, dan lemah badan kadang-kadang sesak nafas dan
sianosis, sputum sering mengandung bercak darah, dan batuk darah.
4. Ditemukan jari-jari tabuh pada 30-50 % kasus.
D. Patofisiologi
Menurut Brunner & Suddarth (2002) patofisiologi dari bronkiektasis dimulai
dari infeksi merusak dinding bronkial, menyebabkan kehilangan struktur
pendukungnya dan menghasilkan sputum kental yang akhirnya dapat menyumbat
bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara permanen akibat batuk hebat,
infeksi melebar sampai ke peribronkial, sehingga dalam kasus bronkiektasis selular,
setiap tuba yang berdilatasi sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya
mengalir bebas melalui bronkus. Brokiektasis biasanya setempat, menyerang lobus
segmen paru. Lobus yang paling bawah sering terkena.
Retensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkan, pada akhirnya menyebabkan
alveoli disebelah distal obstruksi mengalami kolaps (atelektasis). Jaringan parut
atau fibrosis akibat reaksi inflamasi menggantikan jaringan paru yang berfungsi.
Pada waktunya pasien mengalami insufisiensi pernapasan dengan penurunan
kapasitas vital, penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio volume residual
terhadap kapasitas paru total. Terjadi kerusakan campuran gas yang di inspirasi
(ketidakseimbangan ventilasi-perfusi) dan hipoksimia. http://wiwik-asuhankeperawatan.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-bronkiektasis.html
E. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah memperbaiki drainage sekret dan mengobati
infeksi.
Penatalaksanaan meliputi :

1. Pemberian antibiotik dengan spekrum luas (Ampisillin, Kotrimoksasol, atau


amoksisilin) selama 5- 7 hari pemberian.
2. Drainage postural dan latihan fisioterapi untuk pernafasan, serta batuk yang
efektif untuk mengeluarkan sekret secara maksimal.
Pada saat dilakukan drainage perlu diberikan bronkodilator untuk mencegah
bronkospasme dan memperbaiki drainage sekret. Serta dilakukan hidrasi yang
adekuat untuk mencegah sekret menjadi kental dan dilengkapi dengan alat
pelembab serta nebulizer untuk melembabkan secret.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa ditegakan:
1. Keluhan dan gejala.
2. Pemeriksaan sputum biakan kuman dan jamur.
3. Toraks foto AP normal pada bronchiectase ringan. Pada yg berat tampak tram
track(2 garis sejajar menyerupai rem). Pada bronchiectase kistik tampak rongga
kistik diameter 3 cm kadang taampak air-fluid level atau nodul(bila isinya
penuh).
4. Bronchografi dengan bahan kontras tampak silindris, varikosa, atau
kistik(sakuler).
5. Tes faal paru VC.
6. Tes kepekaan antibiotik .

10

G. Pengobatan
Adapun pengobatan pada penyakit bronkiektasis, yaitu:
1. Antibiotik: Obat ini diberikan untuk membantu mencegah atau mengobati
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Seperti Ampisillin, Kotrimoksasol, atau
amoksisilin selama 5- 7 hari pemberian.
2. Obat Anti-inflamasi: Ini juga dikenal sebagai non-steroid anti-inflammatory
drugs atau NSAIDs. Mereka mungkin membantu mengurangi rasa sakit dan
peradangan (pembengkakan). Obat ini dapat menyebabkan perdarahan
lambung atau masalah ginjal pada orang-orang tertentu.
3. Ekspektoran: Obat-obatan ini akan membantu agar dahak (lendir dari paruparu) menjadi lebih tipis. Ketika dahak meniipis, mungkin lebih mudah untuk
batuk dan meludah keluar. Hal ini dapat membantu agar dapat bernapas lebih
mudah.
4. Imunoglobulin: obat ini dapat diberikan untuk membantu sistem kekebalan
tubuh untuk melawan infeksi.
5. Steroid: Obat steroid dapat membantu untuk membuka saluran udara sehingga
dapat bernapas lebih mudah.
6. Bedah: Hal ini dilakukan untuk menghilangkan bagian yang rusak dari paruparu. Pembedahan biasanya hanya dilakukan jika pengobatan dengan obatobatan telah gagal.
H. Komplikasi

11

Ada beberapa komplikasi bronkiektasis yang dapat dijumpai pada pasien,


antara lain:
1. Bronchitis kronik.
2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektasis.
3.

Pleuritis, timbul bersamaan dengan timbulnya pneumonia.

4. Efusi pleura atau empiema.


5. Abses metastasis di otak.
6. Hemoptisis
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri
pulmonalis), cabang aeteri (arteri bronkialis) atau anastomosis pembuluh darah.
Komplikasi hemoptisis hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan bedah
gawat darurat (indikasi pembedahan). Sering juga hemoptisis masih yang sulit
diatasi ini merupakan penyebab kematian utama pasien bronkiektasis.
7. Sinusitis
Keadaan ini sering di temukan dan merupakan bagian dari komplikasi
bronkiektasis pada saluran nafas.
8. Kor Pulmonal Kronik (KPK)
Komplikasi ini sering terjadi pada pasien bronkiektasis yang berat dan
lanjut atau mengenai beberapa bagian paru. Pada kasus ini bila terjadi
anastomosis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus
(bronkiektasis), akan terjadi arerio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi

12

darah, timbul seanosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan


lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor-polmonal kronik. Selanjutnya dapat
terjadi gagal jantung kanan.
9. Kegagalan pernafasan
Merupakan komplikasi paling akhir yang timbul pada pasien
bronkiektasis yang berat dan luas.
10. Amiloidosis
Pada pasien yang mengalami komplikasi amiloidosis ini sering
ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinoria.
I. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Tak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret atau sekresi kental.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan
kerusakan alveoli.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah, produksi sputum, dispneu.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis,
malnutrisi.
5. Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase
eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas.
J. Intervensi Keperawatan
1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret, sekret kental.
Rencana Tindakan :
a) Kaji /pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
b) Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas.
c) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, tinggi kepala tempat tidur dan
duduk pada sandaran tempat tidur.
d) Bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
e) Observasi karakteriktik batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya
batuk.

13

f) Tingkatan masukan cairan sampai 3000ml/hari sesuai toleransi jantung


serta berikan hangat dan masukan cairan antara sebagai penganti makan.
g) Berikan obat sesuai indikasi.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan
kerusakan alveoli.
Rencana Tindakan :
a) Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesori.
b) Tingikan kepala tempat tidur dan bantu untuk memilih posisi yang mudah
c)
d)
e)
f)

untuk bernafas. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa.
Dorong untuk pengeluaran sputum/penghisapan bila ada indikasi.
Awasi tingkat kesadaran/status mental.
Awasi tanda vital dan status jantung.
Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu

intubasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah, produksi sputum, dispneu.
Rencana tindakan :
a) Pantau masukan dan keluaran tiap 8 jam, jumlah makanan yang
dikonsumsi serta timbang berta badan tiap minggu.
b) Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari bau
selama waktu makan.
c) Rujuk pasien ke ahli diet untuk memantau merencanakan makanan yang
akan dikonsumsi.
d) Dorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan perhari, jika tidak
mendapat infus.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis,
malnutrisi.
Rencana intervensi :
a) Pantau suhu pasien tiap 4 jam, hasil kultur sputum dan hasil pemeriksaan
leokusit serta warna dan konsistensi sputum.
b) Lakukan pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan kultur.
c) Berikan nutrisi yang adekuat.
d) Berikan antibiotik sesuai anjuran dan evaluasi keefektifannya.
5. Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase
eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan.
Intervensi Keperawatan :

14

a) Selama periode distress pernafasan akut :


1) Batasi jumlah dan frekuensi pengunjung.
2) Mulai berikan oksigen lewat kanula sebanyak 2 liter/menit.
3) Demontrasikan untuk kontrol pernafasan.
4) Ijinkan seseorang untuk menemani pasien.
5) Pertahankan posisi fowler dengan posisi lengan menopang.
b) Hindari pemberian informasi dan instruksi yang bertele-tele/sederhana
mungkin ketika pasien mengalami distress dan lakukan pendekatan dengan
pasien secara tenang dan menyakinkan.
c) Gunakan obat sedatif sesui dengan yang diresepkan.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas.
Rencana Tindakan:
a) Pantau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan sesudah aktivitas.
b) Berikan bantuan dalam melaksanakan aktivitas sesuai yang diperlukan
dan dilakukan secara bertahap.
c) Anjurkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dengan makanan yang
mudah dikunyah.

15

Вам также может понравиться

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ17 страниц
    Bab Iv
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Format Biodata Ta A Ruf
    Format Biodata Ta A Ruf
    Документ5 страниц
    Format Biodata Ta A Ruf
    Arif Polarizze
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ2 страницы
    Bab Ii
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Asi Ekslusif
    Asi Ekslusif
    Документ4 страницы
    Asi Ekslusif
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • 2243 4084 1 SM
    2243 4084 1 SM
    Документ6 страниц
    2243 4084 1 SM
    Therese Hardy
    Оценок пока нет
  • Format Biodata Ta A Ruf
    Format Biodata Ta A Ruf
    Документ5 страниц
    Format Biodata Ta A Ruf
    Arif Polarizze
    Оценок пока нет
  • Jurnal HD Bawah PDF
    Jurnal HD Bawah PDF
    Документ8 страниц
    Jurnal HD Bawah PDF
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Situs Latar Belakang
    Situs Latar Belakang
    Документ1 страница
    Situs Latar Belakang
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • SAP Anemia
    SAP Anemia
    Документ6 страниц
    SAP Anemia
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Tugas Keperawatan Keluarga
    Tugas Keperawatan Keluarga
    Документ6 страниц
    Tugas Keperawatan Keluarga
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Tugas Keperawatan Keluarga
    Tugas Keperawatan Keluarga
    Документ6 страниц
    Tugas Keperawatan Keluarga
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • 10 Dosa Besar
    10 Dosa Besar
    Документ4 страницы
    10 Dosa Besar
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Документ25 страниц
    Hipertensi
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Sap Penyuluhan Kusta
    Sap Penyuluhan Kusta
    Документ11 страниц
    Sap Penyuluhan Kusta
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan TB Paru
    Asuhan Keperawatan TB Paru
    Документ12 страниц
    Asuhan Keperawatan TB Paru
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan TB Paru
    Asuhan Keperawatan TB Paru
    Документ12 страниц
    Asuhan Keperawatan TB Paru
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • 4059 5746 1 PB
    4059 5746 1 PB
    Документ10 страниц
    4059 5746 1 PB
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ7 страниц
    Bab I
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Hak &amp Etika Keperawatan
    Hak &amp Etika Keperawatan
    Документ6 страниц
    Hak &amp Etika Keperawatan
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Makalah Halusinasi
    Makalah Halusinasi
    Документ8 страниц
    Makalah Halusinasi
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет
  • Makalah Halusinasi
    Makalah Halusinasi
    Документ8 страниц
    Makalah Halusinasi
    Yogi Setiawan
    Оценок пока нет