Вы находитесь на странице: 1из 5

REKONSTRUKSI PERKULIAHAN

ENDAPAN MINERAL
(Genesis Mineral Zona Ubahan, Ciri Mineral Ubahan Akibat Proses Penematolik)

TEDI EKA SAPUTRA


(H22114019)

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

Endapan mineral ( mineral deposits ) adalah ketersediaan mineral atau bahan


galian yang dapat mendatangkan keuntungan jika diekstraksi dan diolah lebih
lanjut.
A. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL
Dapat diklasifikasikan menjadi dua:
1. proses internal atau endogen
Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
1.

Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses

2.

utama dari pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.


Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu
fluida pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa

3.

fase dan tipe endapan.


Lateral secretion: Merupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan

4.

urat kuarsa pada batuan metamorf.


Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan

5.

regional metamorphism.
Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative); Exhalations dari larutan
hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah
permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang
berbentuk stratiform.

2. proses eksternal atau eksogen.


Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
1. Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas
menjadi endapan placer (placer deposit).
2. Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada
lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.
3. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada
batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam
material sisa.
4. Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching) elemen-elemen
tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi

pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih


tinggi.
B. GENESA MINERAL
Ada 3 macam genesa mineral :
1.

Lingkungan magmatik : tekanan & temperatur tinggi, berhubungan

dengan aktivitas magma


2. Lingkungan Sedimen : perpaduan dari interaksi atmosfer dan hidrosfer
terhadap lapisan kerak bumi
3. Lingkungan metamorfik : berada jauh di bawah permukaan bumi dg suhu
& tekanan ekstrem sehingga menyebabkan rekristalisasi pd material
batuan
C. MINERAL ALTERASI
Alterasi merupakan perubahan komposisi mineral batuan (dalam keadaan
padat) karena pengaruh suhu dan tekanan tinggi.
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang
melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan
oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah
kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk
metasomatisme, yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan

dengan batuan dinding ( Pirajno, 1992 ).


Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan mineral ubahan (Browne,
1991) sebagai berikut :
Temperatur. Kenaikan temperatur akan berdampak pada dehidrasi mineral
dan tingkat kristalinitas
Kimia Fluida. Komposisi kimia (kandungan ion-ion) dalam larutan.
Konsentrasi. Berdampak pada tingkat saturasi fluida dalam kaitannya
dengan mineral tertentu.
Komposisi batuan samping (host Rock).
Durasi aktifitas
Reaksi antara batuan dengan fluida hidrotermal-jenis klorida yang berasal
dari reservoar panas bumi yang jauh dari permukaan dapat menyebabkan
terjadinya pengendapan (misal kwarsa), menghasilkan mineral seperti :
chlorite, adularia, epidote

Reaksi antara fluida-asam, yang terdapat pada kedalaman relative dangkal


dan elevasi relative tinggi mengubah batuan asal menjadi mineral clay dan
mineral lainnya terlepas dari batuan
Mineral hidrothermal yang dihasilkan di zona permukaan biasanya adalah
kaolin, alutlite, sulphur, residu silika dan gypsum.
Intensitas Alterasi
Tidak terubah (unaltered) : tidak ada mineral sekunder
Lemah (weak) : mineral sekunder <25% volume batuan
Sedang (moderate) : mineral sekunder 25-75% volume batuan
Kuat (strong) : mineral sekunder >75% volume batuan
Intens (intense) : seluruh mineral primer terubah (kecuali kuarsa, zirkon,
dan apatit), tetapi tekstur primernya masih terlihat
Total (total) : seluruh mineral primer terubah (kecuali kuarsa, zirkon, dan
apatit), serta tekstur primer sudah tidak tampak lagi
Contoh:
Laumontite Ca(AlSi2O6)24H2O
Mineral ini menunjukkan warna putih abu-abu pink, sistem kristal
monoklin, belahan 3 arah, pecahan rata, kilap mutiara, cerat putih dan
menunjukkan bentuk elongated prismatik. Terbentuk pada suhu 600 7000
C, akibat proses hidrotermal yang mengisi rongga-rongga pada batuan
beku, batuan sedimen dan metamorf.

Gambar 1: Laumontite

D. PEMBAGIAN ZONA ALTERASI


Zona alterasi adalah sekumpulan mineral yang terbentuk pada suatu zona
alterasi yang sama (Creasey 1966).

Zona ini terbagi atas Lima, yaitu :


Zona Potassic
Zona Skarn
Zona Prophyritic
Zona Sericitic
Zona Argillic

IGambar 2: Pembagian zona alterasi


E. MINERAL PENCIRI ZONA ALTERASI
1. Zona Potassic : Actinolit dan Biotit
2. Zona Skarn : Tremolit, Vesuvianit, Wllastonit
3. Zona Prophyritic : Epidot
4. Zona Zericitic : Zericit
5. Zona Argillic : Kuarsa, Siderit
6. Zona Advance Argillic : Alunit, Opalin Silika, Tridimit

Вам также может понравиться