Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar belakang penulisan makalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam
perkembangan pendidikan. Banyak contoh-contoh penerapan teknologi informasi dalam
kehidupan modern ini, salah satunya yaitu mempermudah tenaga pendidik dalam
menjalankan profesinya sebagai pengajar. Komputer atau laptop merupakan produk dari
teknologi informasi yang menjadi alat multifungsi untuk membantu kita menyelesaikan
pekerjaan dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi pengajar tentunya,
komputer atau laptop akan sangat membantu mereka dalam melaksanakan tugas mulia
yaitu mengajar, mereka dapat terbantu untuk mengembangkan media-media
pembelajaran yang berbasis multimedia. Menurut Novyarti (2014: 77) Suatu
pembelajaran dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang berpengaruh saling
mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nurseto dalam Novyarti (2014: 78) bahwa penggunaan media
pembelajaran juga dapat memperlancar proses pembelajar dan meningkatkan mutu dari
pembelajar itu sendiri. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pendapat Hartanto dalam
Novyarti (2014: 78) yang menyatakan bahwa multimedia
dan dapat mempermudah memahami materi yang disammpaikan oleh guru. Materi
pembelajaran merupakan informasi yang harus disampaikan oleh guru kepada siswa.
Materi pembelajaran tersebut ada yang dapat dijelaskan secara langsung dengan
menggunakan media sederhana seperti papan tulis sedangkan yang lainnya harus
menggunakan media yang modern seperti menggunakan bantuan simulasi atau animasi
komputer.
Meskipun teknlogi semakin canggih, seperti berkembangnya multimedia.
Sebagian besar guru-guru sekarang enggan memanfaatkan media-media yang ada
mungkin dengan berbagai alasan tidak tahu cara menggunakannya, malas membuat
media nya dan lain-lain. Hal ini membuat suasana belajar terkesan biasa-biasa saja dan
membosankan.
Pada mata pelajaran matematika, rata-rata siswa menyatakan bahwa matematika
merupakan sesuatu yang sulit, rumit, dan susah. Apalagi untuk materi dilatasi yang
merupakan sub materi dari materi transformasi di kelas VII dimana siswa dituntut untuk
mampu menggambarkan hasil bayangan dari dilatasi serta siswa dituntut untuk mampu
memahaminya. Media pembelajaran berbasis multimedia merupakan salah satu solusi
bagi siswa agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Menurut Setiawan (2012: 5) Sebagian besar objek yang dipelajari dalam
matematika adalah materi yang bersifat abstrak. Peserta didik harus mulai
mengembangkan imajinasi agar dapat memahami konsep yang mendasar dalam ilmu
matematika. Penggambaran sesuatu yang abstrak menjadi hal penting pada proses
pembelajaran matematika. Penggambaran fenomena yang ada dalam ilmu matematika
bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif yaitu menggunakan adobe flash.
Dalam pembelajaran dilatasi, selama ini guru kurang menggunakan media
pembelajaran yang mampu memberikan visualisasi atau penggambaran yang jelas
tentang kejadian-kejadian yang terkait dengan pembelajaran, sehingga konsep dilatasi
kurang dipahami siswa. Materi pada pokok bahasan dilatasi bisa divisualisasikan
dengan menggunakan perangkat lunak komputer. Sebenarnya materi dilatasi ini bisa
dijelaskan dengan hanya menggunakan media papan tulis, guru menggambar pada
papan tulis, namun hal tersebut tentunya tidak efektif. Selain guru repot menggambar di
papan tulis, siswa juga agak sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Jika
menggunakan media komputer, dan dibuatkan animasi mengenai pelajaran materi
dilatasi tersebut, maka guru akan dipermudah dan siswa pun akan lebih mudah untuk
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendekatan Scientific
Menurut Fathurrohman (2015:107) pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
3
saintifik,
mengasosiasi
diartikan
sebagai
menerapkan
menentukan hasil
bayangan dilatasi
dengan nilai k
Dilatasi
menentukan hasil
bayangan dilatasi
dengan nilai k
menentukan hasil
bayangan dilatasi
dengan nilai k
flash.
Sebelumnya, aplikasi ini memiliki nama Macromedia Flash. Namun, setelah diakuisisi
oleh perusahaan Adobe, maka namanya pun berubah menjadi Adobe Flash. Adobe
Flash CS3 (Macromedia Flash series 9) dirilis pada tahun 2007. Sedangkan Adobe
Flash versi terbaru adalah Adobe Flash CC yang dirilis pada tahun 2014.
2.4 Penggabungan Media pembelajaran Adobe Flash dan Pendekatan Scientific
Adobe Flash merupakan media pembelajaran yang berbasis multimedia. Menurut
Kosasih (2014: 48) Kurikulum 2013 menghendaki agar pola pembelajaran yang
semula berbasis alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. Adapun
yang dimaksud dengan multimedia adalah media yang bisa melibatkan pengalaman
siswa secara langsung dengan melibatkan semua indra.
Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan metode
pengajaran akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Media
7
pendidikan
yang
berkualitas.
Pada
proses
pembelajaran
diharapkan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan Pembelajaran
Penerapan kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan media
pembelajaran Adobe Flash dalam penerapan pendekatan scientific pada materi dilatasi
di kelas VII SMP adalah sebagai berikut:
3.1.1 Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan awal atau pembuka dari kegiatan
pembelajaran, Inti dari pendahuluan ini adalah untuk membangkitkan motivasi
belajar dan memfokuskan fokus siswa untuk belajar. Adapun kegiatan pendahuluan
meliputi:
a. Deskripsi singkat
Deskripsi singkat adalah penjelasan singkat (secara global) tentang isi
pelajaran yang berhubungan dengan kompetensi yang diharapkan. Hal ini
dimaksudkan agar pada permulaan kegiatan belajarnya, siswa telah mendapat
jawaban secara global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Relevansi
Relevansi adalah kaitan isi pelajaran yang sedang dipelajari dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa atau dengan pekerjaan yang
dilakukannya sehari-hari. Dalam hal ini dapat juga dengan mengingatkan
kembali materi prasyarat (apersepsi).
c. Tujuan/kompetensi
Tujuan adalah kemampuan atau kompetensi yang akan dicapai siswa
pada akhir proses belajarnya.
d. Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.
Keempat aspek pendahuluan diatas berlangsung selama 15 menit dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan salam pembuka (salam memasuki ruangan dan salam
mukadimah
prakata
berupa
salam
perjumpaan)
misalkan
10
biasanya dibuka atau dipimpin ketua kelas dan siswa mempersiapkan diri
untuk siap belajar.
2) Guru menjelaskan topik, tujuan pembelajaran (terlampir dalam RPP),
dan langkah atau kegiatan yang akan dilalui siswa berkaitan dengan
materi luas dan volume bangun ruang sisi datar, ini merupakan poin
ketiga aspek pendahuluan menurut Supinah hal ini bertujuan untuk
memfokuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memantapkan
prosesi belajar, dan memberikan pemahaman rangkaian kegiatan, serta
penggunaan media.
3) Guru membagi kelompok, pembagian kelompok terdiri atas 4-6 siswa
per kelompok hal ini dikarenakan jumlah tersebut adalah jumlah yang
ideal dalam pembagian kelompok namun bergantung kepada jumlah
siswa dikelas yang dibagi sama rata sesuai banyaknya sub bahasan yang
akan dipelajari
3.1.2
Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan bagian utama dalam prosesi pembelajaran,
kegiatan ini juga merupakan penentu berjalannya pembelajaran, dengan kata lain
baru dikatakan proses belajar bila telah berada dikegiatan ini.
Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (serta
mengkreasikan).
1) Mengamati
Langkah pertama dalam proses
pembelajaran saintifik
adalah
12
3.1.3
Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan refleksi pembelajaran, kegiatan
akhir dan penyempurnaan dari kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti. Penutup
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut, yaitu seperti berikut.
1) Penarikan kesimpulan dari apa-apa yang telah dipelajari dalam
pembelajaran sesuai tujuan yang akan dicapai;
2) Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap
hasil pembelajaran;
3) Pemberian tugas atau latihan.
Kegiatan penutup dalam pembelajaran menentukan hasil bayangan dilatasi
dijenjang SMP dilakukan selama 50 menit yaitu sebagai berikut:
1) 40 menit pertama guru melakukan tes formatif kepada siswa, guru
memberikan soal-soal latihan mengenai dilatasi kepada siswa untuk
melatih dan mengukur kemampuan siswa.
2) 10 menit dilakukan penarikan kesimpulan terhadap apa yang di pelajari
pada pertemuan tersebut. Guru juga mengajak siswa untuk melakukan
refleksi
tentang
hal-hal
yang
telah
dilakukan
selama
proses
pembelajaran.
13
3.2 Penilaian
Menurut Kosasih (2014: 131) penilaian autentik (autentic assesment) merupakan
karakteristik lainnya yang menandai pemberlakuan kurikulum 2013. Penilaian autentik
sering pula disebut sebagai penilaian yang senyata-nyatanya, yakni penilaian yang
berusaha menggambarkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuan mereka
yang sesungguhnya; dalam arti tidak parsial maupun manipulatif.
evaluasi juga diartikan sebagai proses menyediakan informasi untuk membuat
keputusan. Evaluasi diartikan juga sebagai proses menetapkan pertimbangan nilai
berdasarkan pada peristiwa tentang suatu program atau produk (Fathurrohman, 2015:
433).
Fathurrohman (2015: 435-436) mengatakan bahwa dalam melakukan penilaian
pembelajaran guru harus memahami prinsip-prinsip penilaian. Prinsip penilaian yang
dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
1. Penilaian pembelajaran hendaknya menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran. Artinya setiap guru melaksanakan proses pembelajaran ia harus
melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian
formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian
maka kemauan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu
memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya.
2. Penilaian pembelajaran hendaknya dirancang dengan jelas kemampuan apa
yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang
akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau ramburambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang
14
berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi atau
bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya.
3. Penilaian haru dilaksanakan secara kompherensif, artinya kemampuan yang
diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotoris. Dalam aspek
kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi secara proporsional.
4. Alat penilaian harus valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang
harusnya diukur (ketepatan). Reliabel artinya hasil yang diperoleh dari
penilaian adalah konsisten atau ajeg (ketetapan).
5. Penilaian pembelajaran hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan
program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran,
dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.
6. Penilaian pembelajaran harus obyektif dan adil sehingga bisa menggambarkan
kemampuan siswa yang sebenarnya.
Selain itu Fathurrohman (2015: 438-439) menjelaskan bahwa Dalam penilaian ini
dilihat sejauh mana keefektifan proses pembelajaran dalam mengupayakan perubahan
tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan
satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari proses
pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya). Sejalan dengan pengertian
diatas maka penilaian berfungsi sebagai berikut.
1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya,baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan
(sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan
belajar
dan
kemungkinan
prestasi
yang
bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru
menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta
didik.
15
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran Adobe Flash dalam penerapan pendekatan scientific
pada materi dilatasi di kelas VII SMP merupakan suatu inovasi baru dalam
pembelajaran. Terdapat variasi dalam pembelajaran, yang biasanya hanya dengan
metode ceramah, kini menggunakan media visual animasi Adobe Flash yang menarik
bagi siswa.
4.2 Saran
1. Kepada guru, melalui makalah ini kiranya dapat menjadi referensi untuk
memilih metode yang tepat dalam pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
dan dikombinasikan dengan media yang cocok, sehingga harapannya dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah agar proses pembelajaran
dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
17
sehingga
pemilihan
metode,media
dan
pengembangan
18
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Kalimedia.
Kosasih. 2014. Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum 2013.
Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Novyarti, Elsa, Jefri Marzal dan Rohati. 2014. Pengembangan media pembelajaran
menggunakan adobe flash dan autoplay media studio dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry pada materi garis dan sudut kelas VII smp. Jambi: Universitas
Jambi. Vol. 4, No. 2: 77-84.
Setiawan, Agus. 2012. Pengembangan media pembelajaran matematika berbantuan
multimedia interaktif menggunakan adobe flash cs4 pada materi fungsi kuadrat
kelas x. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga (Diakses tanggal 19 september 2016)
19