Вы находитесь на странице: 1из 3

Artikel ini tidak sengaja admin temukan di salah satu akun facebook seorang dokter.

Admin
tidak akan mengomentari apapun, namun adakah korelasi dengan profesi kita perawat
? Stop pengiriman mahasiswa keperawatan ke pulau Jawa, adakah korelasinya?
Skill, Knowledge, Attitude, adakah korelasinya? Sistem pendidikan, kurikulum, adakah
korelasinya? Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.
EKSPLOITASI MAHASISWA KEDOKTERAN

Tanggal 5 maret 1984 terjadi kasus kematian Libby Zion di New York Hospital. Wanita 18
tahun ini meninggal karena demam yang tinggi. Saat itu pasien ditangani oleh residen dan
dokter muda. Tetapi yang terjadi setelah diberi obat, panas terus meningkat sampai 42 C
dan pasien meninggal dalam keadaan cardiac arrest akibat hipertermia. Keluarga tidak
puas lalu menuntut. Terjadi kontroversi tentang penyebab kematian, tapi banyak ahli
berpendapat itu disebabkan serotonin syndrome, yaitu interaksi obat antara phenilzine dan
pethidine yang diberikan oleh residen. Hakim peradilan memutuskan bahwa kematian ini
akibat kelalaian dokter, terkait akibat beban berat pekerjaan dan kelelahan dokter residen
dan dokter muda yang bekerja 36 jam satu shift , dengan pasien yang membludak. Tetapi
hakim tidak mengenakan sanksi hukuman kepada para dokter, justru sanksi denda harus
dibayar oleh Rumah Sakit dan Departemen Kesehatan . Kasus ini menjadi isu hangat
publik, berita utama beruntun di koran dan TV (diantaranya karena saudaranya Zion adalah
Lawyer terkenal di New York), perdebatan di legistatif, dan akhirnya melahirkan regulasi
oleh New York State Department of Health Code, Section 405, yang dikenal dengan Libby
Zion Law . Peraturan baru ini membatasi jam kerja residen dan dokter muda menjadi 80
jam seminggu, dan lama shift maksimal 24 jam.
Di Indonesia belum pernah terekspose kasus serupa Libby Zion. Tetapi kita faham, pastilah
banyak kejadian Libby Zion di rumah sakit pendidikan di seluruh Indonesia. Mahasiswa
kedokteran selama pendidikan klinik di rumah sakit akan mengalami tugas jaga/shift (duty
hours/call/in house call). Panggilan untuk mahasiswa kedokteran umum yang bekerja di
klinik adalah dokter muda (DM/koas), panggilan untuk mahasiswa yang pendidikan
spesialis atau subspesialis adalah residen (PPDS).Mereka bertugas di rumah sakit untuk
merawat pasien secara mandiri dan tersupervisi (assesment, pengobatan, observasi,
tindakan medik, tindakan operative). Mereka masuk kerja jam 6 pagi, lalu mulai shift jam 14
s/d jam 6 pagi besok hari. Tetapi karena besoknya harus pelayanan dan pendidikan lagi ,
maka pulang jam 15 sore. Sehingga bagi seorang yang sedang bertugas shift hari itu, lama
kerja mereka adalah 33 jam ! frekuensi shift tiap 2 atau 3 hari sekali, 3 kali seminggu. Tidak
ada aturan memperbolehkan tidur (yang terjadi mencuri-curi tidur). Di lapangan, bahkan
ada residen yang shift 2x 24 jam karena harus mengganti jadwal shift yang sebelumnya
absen.

Adalah pemandangan lazim pada saat conference atau morning report, atau di ruang
perawatan, atau di ruang operasi, terlihat mahasiswa yang habis shift terlihat fatique, pucat,
kurang awas, motivasi rendah, kurang produktif, tampak depresi, tampak kantung mata,
ngantuk, bahkan tertidur dalam posisi berdiri.
Mahasiswa tidak punya daya tawar terhadap tugas yang diberikan, artinya hanya bersikap
patuh menerima kondisi pekerjaan apapun, termasuk jam kerja shift yang panjang, kadang
tanpa punya akses cukup untuk mendapat konsultasi atau bantuan supervisor (artinya
masalah pasien terpaksa diputuskan sendiri).
Jam shift yang panjang adalah kontra-produktif, karena kurang tidur mengakibatkan risiko
medical error dan membuat proses belajar tidak efektif.
Christopher dkk, melakukan riset untuk melihat risiko medical error yang dilakukan dokter
muda dan residen pada saat shift panjang (24-36 jam) dibandingkan dengan risiko yang
terjadi pada shift 16 jam. Penelitian dilaksanakan di ICU dan CVCU Brigham and
Womens Hospital, rumah sakit besar di Boston. Mahasiswa shift panjang membuat medical
error serius 35.9% lebih sering dibandingkan yang shift pendek (136.0 vs. 100.1 per 1000
patient-days, P<0.001). yang shift panjang membuat kesalahan diagnosis 5.6 kali lebih
sering dibandingkan yang shift pendek (18.6 vs. 3.3 per 1000 patientdays, P<0.001). Para
peneliti menyimpulkan bahwa mengurangi lama jam shift akan menurunkan kejadian
medical error secara signifikan ( Effect of Reducing Interns Work Hours on Serious Medical
Errors in Intensive Care Units. N Engl J Med 2004;351:1838-48).
Dari aspek kesehatan, kurang tidur (< 6jam, short sleep, sleep deprivation) menyebabkan
banyak dampak buruk. Penelitian metaanalysis memperlihatkan risiko hipertensi lebih tinggi
(OR = 1.21[1.05, 1.40]) P= 0.009 . Hypertension Research 2013; 36, 985995), risiko
obesitas (OR=1.55[1.43, 1.68]. SLEEP 2008; vol 31, No. 5, 2008), risiko diabetes mellitus
sebesar 2.51 kali ([95% CI, 1.57-4.02] Arch Intern Med. 2005 Apr 25;165(8):863-7), serta
menurunkan respon imun (JAMA 2002;288(12):1471-1472).
Th 2015 PPI RSSA melakukan penelitian , bahwa kecelakaan tertusuk jarum di petugas
kesehatan terbanyak terjadi setelah jam 18.00.
Di AS, Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME), Konsil Pendidikan
Kedokteran AS, mengatur jam kerja dan jam shift mahasiswa kedokteran. Aturan mereka :
jam kerja maksimal 80 jam seminggu (termasuk shift), lama shift maksimal 30 jam
(termasuk hak tidur 6 jam selama shift , dan tambahan 6 jam untuk program pendidikan
-bukan pelayanan- besok paginya), hanya boleh melayani pasien lagi setelah 24 jam
berikutnya, serta frekuensi jaga tidak lebih sekali tiap 3 hari (2 x dalam 6 hari).
Di Kanada, Canadas National Steering Committee on Resident Duty Hours, membuat
aturan lama shift maksimal 24 jam, frekuensi tak lebih 7 kali dalam 28 hari. Di banyak
negara Eropah, lama shift residen maksimal 14 jam, dan tak lebih 2 kali seminggu.
Singapore menerapkan aturan jaga residen yang sama dengan ACGME US. Terutama

untuk rumah sakit naungan SingHealth group (Singapore General Hospital ,Changi General
Hospital, KK Womens And Childrens Hospital , National Specialty Centres, National
Cancer Centre Singapore , National Dental Centre, National Heart Centre, National
Neuroscience Institute , Singapore National Eye Centre ).
Di Indonesia belum ada regulasi yang mengatur jam kerja dan jam jaga bagi residen dan
dokter muda. Bahkan belum ada lembaga yang mengaku berwenang mengurus hal-hal
seperti itu . Mestinya ini menjadi kewenangan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Dokter
muda dan Residen adalah manusia, warga negara, pekerja, berhak mendapatkan
perlindungan kesehatan dan perlindungan kerja. Masyarakat juga berhak terhindar dari
medical error akibat kelelahan kerja para residen dan dokter muda. Kasus Libby Zion, kalau
kita mau selidiki, sesungguhnya adalah kejadian yang sering di rumah sakit seluruh
Indonesia.
Di rumah sakit ada home staff (dokter dan paramedis rumah sakit) , dokter muda dan
residen. Terhadap home staff berlaku ketentuan jam kerja 7-8 jam sehari, 5 atau 6 hari kerja
perminggu, maksimal lembur 3 jam sehari atau 14 jam seminggu. Paramedis shift dengan
lama 8 jam. Sedangkan dokter muda dan residen bekerja dengan lama shift 33 jam ! Satu
setengah tahun pendidikan klinik hanya dapat cuti 7 hari , sedangkan Home staff dapat cuti
12 hari kerja setahun. Maka di tempat kerja yang sama, berlaku jam kerja yang berbeda
antara home staff dan mahasiwa kedokteran.
Kini saatnya kita memperlakukan teman sejawat muda kita, para mahasiswa kedokteran
secara manusiawi, dengan mengatur aturan shift yg manusiawi bagi residen dan dokter
muda. Mereka adalah saudara kita, sejawat kita, adik-adik kita. Jangan biarkan mereka
mengalami dampak buruk kesehatan, sekaligus tuntutan hukum dari pasien yang dirugikan
akibat medical error
Dr Atma Gunawan SpPD.KGH
Dr Saifur Rohman SpJP (K), PhD
Dr Wiwi Jaya SpAn-KIC
Dr Syaifullah Asmiragani SpOT (K)
Url asli
postingan : https://web.facebook.com/ErtaPriadiWirawijaya/photos/a.5504814484
34572.1073741827.550378048444912/593165847499465/?type=3

Вам также может понравиться