Вы находитесь на странице: 1из 19

MANAJEMEN KEUANGAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Pengantar
Dosen pengajar :
Dra. HJ. Panca Winahyuningsih, MM.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 8
Kelas 1 C
1. Adib Choir

(201411196)

2. Muhammad Amri Wildan

(201411199)

3. Heri Noryanto

(201411201)

4. Aulya fitrianingrum

(201411202)

5. Lutfatul Ummah

(201411226)

FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Analisa keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh
laporan keungan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang
penting disamping informasi lainya seperti informasi industri, kondisi perekonomian,
pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainya dalam hal untuk mengukur
kinerja perusahaan, investor biasanya melihat kinerja keuangan perusahaan yang
tercermin dari berbagai macam rasio dan di perlukan perbandingan dengan
perusahaan lain yang sering kali sulit untuk di dapat. Selama ini pengukuran kinerja
manajerial jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya
yang ditanam.
Analisa kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan
laporan keuangan. Informasi laporan keuangan digunakan dan memiliki fungsi sebagi
dasar pengambilan keputusan, baik oleh investor maupun calon investor. Kemampuan
perusahaan untuk menghasilakan laba dan kegiatan operasinya merupakan fokus
utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan), karena
laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam
menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang
akan datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah Manajemen Keuangan ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana Pengertian Manajemen keuangan ?


Bagaimana Fungsi Keuangan (pembelanjaan) ?
Bagaimana Perbedaan Pembelanjaan Aktif dan Pembelanjaan Pasif ?
Bagaimana Sumber Dana dalam Manajemen Keuangan ?
Bagaimana Penggunaan Dana dalam Manajemen Keuangan ?

6.
7.
8.
9.

Bagaimana Sumber modal dan Penggunaanya ?


Siapa Pihak-Pihak Pengguna Laporan Keuangan ?
Bagaimana Laporan Keuangan (Laporan Akuntansi) ?
Bagaimana Analisa Laporan Keuangan ?

C. Tujuan
Tujuan makalah yang berjudul Manajemen Keuangan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menjelaskan Pengertian Laporan Keuangan


Menjelaskan Fungsi Keuangan (pembelanjaan)
Menjelaskan perbedaan Pembelanjaan Akti dan Pembelanjaan Pasif
Menjelaskan Sumber Dana dalam Manajemen Keuangan
Menjelaskan Penggunaan Dana dalam Manajemen Keuangan
Menjelaskan Sumber Modal dan Penggunaanya
Menjelaskan Pihak-Pihak Pengguna Laporan Keuangan
Menjelaskan Laporan Keuangan ( Laporan Akuntansi)
Menjelaskan Analisis Laporan Keuangan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Keuangan

Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan


dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut disebut pembelanjaan
perusahaan dalam artian yang luas (businees finance) atau manajemen keuangan.
Sedangkan pembelanjaan dalam artian yang sempit adalah aktivitas yang hanya
bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja, yang sering juga dinamakan
pembelanjaan pasif atau pendanaan. Sedangkan pengertian secara umum Manajemen
keuangan

adalah

suatu

kegiatan

perencanaan,

penganggaran,

pemeriksaan,

pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki organisasi


atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah murahnya dan
menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
B. Fungsi Keuangan (pembelanjaan)
Pada dasarnya pembelanjaan berfungsi untuk membantu pencapaian tujuan
perusahaan. Fungsi secara terinci adalah :
1. Memperoleh

dana

yang

diperlukan

dengan

sedikit

mungkin

pengorbanan/biaya
2. Menggunakan dana yang diperlukan manfaat yang maksimal atau sebaik
mungkin
3. Menghasilkan laba
C. Pembelanjaan Aktif dan Pembelanjaan Pasif
Pembelanjaan dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi pembelanjaan aktif
dan pembelanjaan pasif.

1. Pembelanjaan Aktif
Adalah penggunaan dana yang diperoleh, yaitu berupa semua usaha untuk
menanamkan dana yang ada dalam perusahaan dengan cara seefisien
mungkin.
2. Pembelanjaan Pasif

Adalah usaha mencari, memperoleh atau menarik dana kedalam perusahaan


atau cara perusahaan memperoleh modal yang dibutuhkan dengan syaratsyarat yang paling menguntungkan.
Pembelanjaan Pasif dapat dibedakan menjadi dua :
a. Pembelanjaan Kuantitatif, meliputi penentuan besarnya atau kuantitas
modal yang dibutuhkan atau yang akan ditarik oleh perusahaan.
b. Pembelanjaan Kualitatif, meliputi masalah penentuan jenis (kualitas)
modal yang akan ditarik. Apakah berasal dari kalangan sendiri ataukah
dari modal asing.
D. Sumber Dana
Sebelum membicarakan sumber dana, perlu diketahui terlebih dahulu
mengenai struktur modal, struktur finansial, dan struktur kekayaan.
1. Struktur Modal
Adalah pembelanjaan konstan yang mencerminkan perimbangan antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri.
2. Struktur Finansial
Struktur finansial mencerminkan cara aktiva perusahaan dibelanjakan.
Dengan demikinan, struktur finasial tercermin pada keseluruhan pasiva dalam
neraca dan juga mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut
maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun
panjang) dengan jumlah modal sendiri.
3. Struktur Kekayaan
Adalah perimbangan perbandingan baik dalam artian absolut dalam artian
relatif aktiva lancar dengan aktiva tetap.
Ada beberapa jenis sumber dana untuk memenuhi kebutuhan dalam
perusahaan, yaitu :
1. Sumber Intern

Yaitu dana terjadi atau terkumpul dai hasil operasi perusahaan. Dalam
melakuakan kegiatan usahannya, perusahaan bertujuan mencari laba. Laba
merupakan suatu penghasilamn bersih dan merupakan tambahan kekayaan
perusahaan. Hasil yang diperoleh dari laba dapat digunakan untuk
membelanjai kegiatan perusahaan. Pembelanjaan ini disebut pembelanjaan
intern.
2. Sumber Ekstern
Dana diperoleh sebagai tambahan investasi atau pemasukan modal
baru yang bersal dari pemilik perusahaan.
Sumber ekstern dapat di bedakan menjadi dua golongan berdasarkan jangka
waktunya, yaitu pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang.
a. Pinjaman jangka pendek, disebut juga kredit jangka pendenk yaitu
pinjaman dari pihak luar dengan jangka waktu pengambilamn paling lama
1 tahun. Beberapa jenis kredit jangka pendek adalah :
1) Kredit Rekening Koran
Kredit ini biasanya diberikan oleh bank umum kepada langganan.
Langganan diberi kesempatan untuk menggunakan kredit yang
diberikan sampai pada plafon maksimum
2) Kredit Leveransir
Kredit ini diberikan oleh penjual barang kepada pelanggan
3) Kredit Afnemer
Kredit ini diberikan oleh pihak pembeli. Pembeli memberikan terlebih
dahulu uangnya, baru kemudian menerima barang.
4) Promers
Kredit ini diberikan kepada penjual (kreditur). Karena pembeli belum
dapat membayar, ia harus menandatangani surat perjanjian bahwa
pada suatu saat tertentu di kemudian hari akan membayarnya.
5) Wesel
Wesel merupakan kredit yang diberikan penjual atau kreditur.
6) Belening
Kredit ini diberikan oleh bank atas dasar bukti hak milik barang di
gudang
7) Kredit Candak Kulak

Kredit ini merupakan kredit jangka pendek yang diberikan oleh


pemerintah kepada pedagang kecil melalui bank pembantu dan
diangsur sebanyak 12 kali.
b. Pinjaman Jangka Panjang
Merupakan kredit yang dikembalikan dalam jangka waktu yang lebih
lama dari lima tahun.
Kredit jangka panjang antara lain :
1. Kredit Hipotek yaitu pemberian pinjaman dalam jumlah tertentu
kepada penganmbil kredit dengan jaminan barang-barang tidak
bergerak.
2. Kredit Obligasi yaitu pinjaman dari suatu perusahaan atau pemerintah
kepada pihak luar dalam jangka panjang, dengan bunga tetap dibayar
pada tanggal yang telah ditetentukan. Kredit ini ada 7 yaitu :
a) Income bonds, yaitu pinjaman obligasi yang bunganya dibayar
apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Apabila perusahaan
tidak memperoleh keuntungan, bunga dibayar secara kumulatif.
b) Participating bonds, yaitu pinjaman obligasi di samping
mendapatkan bunga tetap, pemegang obligasi berhak juga
memperoleh bagian laba dari perusahaan.
c) Convertible bonds, yaitu surat obligasi yang dapat ditukarkan
denagan saham biasa atau saham preferen.
d) Registered bonds, yaitu surat pinjaman

obligasi

yang

mencantumkan nama pemilik pada surat obligasi, dan terdaftar


dalam buku pinjaman.
e) Singking fund bonds, yaitu surat pinjaman obligasi yang menurut
persyaratan bahwa pinjaman obligasi menyediakan dana tertentu
dari pendapatanya guna mengembalikan pinjaman obligasinya.
f) Guaranted bonds, yaitu pinjaman obligasi yang mendapat jaminan
selain dari peminjam sendiri juga dari perusahaan lain.
g) Joint bonds, yaitu pinjaman obligasi secara bersama oleh dua
perusahaan atau lebih.
3. Kredit Modal Kerja Permanen

Adalah kredit ynag diberikan pemerintah melalui bank, khusus untuk


para pengusaha yang dikategorikan sebagai pengusaha kecil.
4. Kredit Investasi Kecil
Merupakan kesempatan pemberian kredit dari pemerintah melalui
bank kepada pengusaha kecil yang membutuhkan dana untuk investasi
kecil.
5. Leasing
Merupakan alat atau cara untuk mendapatkan service dari suatu aktiva
akan tetapi tidak disertai hak milik aktiva tersebut.
Ada tiga bentuk utama leasing yaitu :
a) Sale and lease back, yaitu pemilik aktiva menjual aktivanya
kepada leasing corporation.
b) Service leases atau operting leases memberikan pelayanan baik
mengenai bidang finansialnya maupun pemeliharaannya.
c) Finansial leases, yaitu bentuk leasing yang tidak memberikan
maintenance service, tidak dapat dibatalkan dan harus diangsur
penuh.
c. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang ikut serta dalam perusahaan
bukan berupa pinjaman tetapi dapat berupa saham atau penanaman modal
dari peserta. Perusahaan yang dapat membelanjai kegiatan perusahaan
dengan modal sediri atau dana yang berasal dari pemilik mempunyai
kebaikan yaitu :
1) Tidak dibebani bunga
2) Meningkatkan kemampuan untuk bertahan apabila terjadi depresi atau
kerugian, sebab tidak ada beben tetap seperti bunga.
3) Tidak perlu dipikirkan masalah pinjaman
4) Pendapatan perusahaan tidak perlu dibagikan kepada kreditur yang
memperoleh hak lebih dulu untuk memperoleh hak sebelum pemilikpemiliknya
5) Dalam hal perusahaan dilikuidasi milik perusahaan dibagi lagi antara
para pemilik, tidak ada kreditur yang ikut campur

Dalam perusahaan perorangan, modal sendiri berasal dari pemilik


perusahaan. Untuk perusahaan berbentuk firma, dana dapat ditahmbah
sebagai investasi baru atau menambah anggota baru sebagai pemilik yang
memberikan modalnya. Demikian pula dalam perseroan komanditer
(CV), pemilik perusahaan dapat menambah dana perusahaan sebagi
investasi tambahan, atau menmbah anggota baru sebagi investasi
tambahan. Dalam perseroan terbatas, modal perusahaan diperoleh melalui
penjualan saham yang dapat berbentuk :
a. Saham biasa, yaitu jenis saham yang tidak memperoleh hak lebih.
Pemegang saham hanya akan mendapatkan pembagian deviden
apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.
b. Saham preferen, yaitu jenis saham yang memberi hak kepada
pemegang saham untuk mendapatkan deviden secara periodik, dan
dalam likuidasi perusahaan, saham preferen mempunyai hak
didahulukan dari pada saham biasa.
Sumber modal kerja ada dua macam :
1. Modal eksternal berasal dari kreditur yang jangka waktunya ada tiga, yaitu :
a. Jangka pendek
b. Jangka menengah
c. Jangka panjang
2. Modal intern berasal dari pemilik yang dilihat jangka waktunya ada dua yaitu:
a. Jangka panjang
b. Jangka pendek
Dalam hal ini surplus/laba dapat dikreteriakan dalam jangka panjang dan
jangka pendek karena laba pada dasarnya ada dua macam :
a. Laba yang akan dibagikan
b. Laba ditahan
Laba yang akan dibagikan dapat digunakan terlebih dahulu atau dianggap
sebagai sumber jangka pendek karena penggunaan. Sifatnya hanya sementara.
Sedangkan laba ditahan masuk kriteria sumber jangka panjang.
E. Penggunaan Dana

Dana yang ditanam dalam perusahaan tidak diam akan tetapi bekerja. Modal
berputar maupun modal tetap mempunyai arus sirkuler. Arus serkuler dimulai dari
permulaan investasi, penggunaan sampai berakhir, yaitu apabila aktiva tetap diganti
dengan dana yang telah dikumpulkan setiap tahun dengan mengadakan penyusutan.
Hasil penjualan merupakan penerimaan yang mengalir kembali sebagiai
modal berputar setelah dikurangi (ada arus keluar kebocoran-kebocoran) utang tak
tertagih, pajak dan lain-lain. Kebocoran ini mengurangi arus masuknya penghasilan
karena itu penerimaan dari penjualan harus melebihi jumlah modal berputar yang
diinvestasikan ditambah depresiasi pada aktiva tetap.
F. Sumber Modal dan Penggunaannya
Dengan adanya berbagai sumber dana dengan berbagi jangka waktu yang
dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, maka penggunaan dana harus disesuaikan
dengan kesempatan yang diberikan oleh pemberi pinjaman atau pemilik modal.
Kredit jangka pendek sebaiknya dipergunakan untuk keperluaan jangka pendek.
Kredit jangka panjang sebaiknya dipergunakan untuk membelanjai kegiatan-kegiatan
jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan modal sendiri yang berasal dari
pemegang saham dipergunakan untuk membelanjai kegiatan jangka pendek atau
jangka panjang.
Modal konstan adalah modal yang dilihat dari kebutuhannya relative
permanen di dalam aktiva. Contohnya : persediaan besi kas, aktiva tetap gedung.
Modal variable adalah modal yang dilihat dari kebutuhannya selalu berubahubah, yang hanya sekali dibutuhkan perusahaan.
G. Pihak-Pihak Pengguna Laporan Keuangan
Pihak-pihak ynag membutuhkan laporan kuangan adalah sebagai berikut :
a. Manajemen

Setiap level manajemen menggunakan data akuntansi untuk memonitor


seberapa jauh kesuksesan manajemen dalam merealisasikan perencanaan
perusahaan dibandingkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
b. Pemilik
Pemilik menggunakan data akuntansi untuk mengevaluasi keputusan yang
telah dibuat, yaitu apakah keputusan tersebut meningkatkan atau bahkan
memperburuk kinerja perusahaan.
c. Calaon investor
Bagi calon investor, laporan akuntansi yang berisi data keuangan perusahaan
yang sehat merupakan daya tarik keuntungan dimasa depan. Adanya daya
tarik keuntungan akan mendorong calon investor untuk melakukan investasi
di perusahaan tersebut.
d. Kreditur
Untuk kreditur, laporan keuangan merupakan salah satu tolak ukur untuk
memberikan atau menolak pengajuan kredit dari perusahaan.
e. Serikat buruh
Untuk buruh, laporan keungan merupakan indikasi kondisi perusahaan saat ini
dan prospek perusahaan dimasa depan, sehingga perjanjian perusahaan
dengan buruh dapat dibuat secara rasional.
f. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan laporan keuangan untuk menentukan
besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
H. Laporan Keuangan (lapoaran akuntansi)
Laporan tahunan adalah dokumen yang berisi ringkasan perkembangan usaha
serta kondisi keungan perusahaan selama setahun yang diterbitkan oleh perusahaan
setiap tahun. Lapran keuangan ada tiga, yaitu :
1. Laporan Laba Rugi
Adalah laporan akuntansi yang terdiri dari pendapatan, harga pokok
penjualan, biaya operasi serta pendapatan dan biaya non operasi lainnya
selama setahun untuk mengetahui hasil akhir laba bersih setelah pajak atau
rugi.
2. Neraca

Adalah laporan akuntansi yang menunjukkan kondisi kekayaan, kewajiban


dan modal sendiri perusahaan pada akhir periode akuntansi.

3. Laporan Arus Kas


Adalah dokumen yang menenjukkan dari mana perusahaan memperoleh uang
kas selama periode akuntansi dan bagaimana perusahaan menggunakan uang
kas tersebut untuk membiayai operasi.
I. Analisa Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan tidak bermanfaat, apabila
kita tidak dapat membaca atau menginterpretasikannya dengan menggunakan alat
bantu rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan terutama berfungsi untuk
mendeteksi kesehatan perusahaan dilihat dari sisi keuangannya. Analisis laporan
keuangan adalah proses untuk menginterpretasikan kondisi perusahaan masa lalu,
saat ini dan masa depan.
Manfaat
manfaat anlisis laporan keuangan dapat dilihat pada pihak-pihak di bawah ini :
a. Supplier memanfaatkan analisis laporan keuangan untuk menganalisis
kemampuan pelanggan untuk membayar kewajiban jangka pendek
(likuiditas perusahaan).
b. Kreditur/ investor obligasi untuk memanfatkan analisis untuk kemampuan
membayar kewajiban jangka pendek (likuiditas perusahaan, menengah
dan panjang)
c. Manajemen memanfaatkan analisis laporan keuangan untuk menganalisis
internal control dengan menganalisa ROI. Dengan kata lain sebagai salah
satu tolak ukur untuk kinerja (pencapaian keberhasilan).
Alat bantu untuk menganalisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan
rasio keuangan. Secara mendasar, rasio keungan dapat dikategorikan d lam
lima kelompok utama :
1.
2.
3.
4.

Rasio likuiditas
Rasio solvabilitas/leverage
Rasio coverage
Rasio aktivitas

5. Rasio profitabilitas

Konsep dari masing-masing kelompok utama rasio keuangan dijelaskan


sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek (utang lancar)
a. Current Ratio
b. Acid Test/Quick Ratio lebih konservatif dibandingkan CR tidak
memperhitungkan persediaan karena dianggap tidak likuid untuk
dijual atau nilai jualnya lebih rendah dibandingkan harga belinya
c. Cash Ratio, perhitungan ini sangat konservatif, karena hanya
merperhitungkan aktiva yang sangat likuid berupa kas, uang di
rekening Koran, tabungan.
2. Leverage / Debt Ratio
Adalah sekelompok rasio yang didesain untuk menyeimbangkan antara
sumber pembiayaan hutang dan modal sendiri bagi suatu organisasi.
Laverage ratio meliputi :
a. Rasio utang (jangka pendek/ jangka panjang/total utang) terhadap
modal sendiri.
b. Rasio total utang terhadap total aktiva
c. Utang jangka panjang terhadap total kapitalis (terdiri dari hutang
jangka panjang dan modal sendiri).
3. Coverage Ratio
Adalah rasio yang mengukur seberapa besar laba bersih operasi/usaha
dapat mengcover seluruh kewajiban dari sumber pembelanjaan, seperti
bunga pinjaman, pengembalian pokok pinjaman, kewajiban sewa usaha.
Coverage ratio terdiri dari beberapa formula :
a. Interest coverage
Menunjukkan seberapa besar laba bersih operasi perusahaan dapat
menutup seluruh kewajiban berupa bunga utang jangka pendek dan
jangka panjang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak
kreeditur.
b. Debt service coverage
Menunjukkan seberapa besar laba bersih opersi perusahaan dapat
menutup seluruh kewajiban berupa bunga pinjaman jangka pendek dan

jangka panjang serta pokok pinjaman yang harus dibayar kepada pihak
kreditur.
c. Fixed charge coverage ratio
Menunjukkan seberapa besar laba bersih operasi perusahaan dapat
menutup seluruh kewajiban berbeban tetap berupa bunga pinjaman
jangkla pendek dan jangka panjang, kewajiban leasing, dan juga
cicilan pembayaran pokok pinjaman obligasi setiap tahunb kepada
kreditur.
d. Chas flow coverage ratio
Menunjukkan seberapa besar l;aba operasi bersih perusahaan dapat
bmenutup seluruh kewajiban berbeban tetap berupa bunga pinjaman
jangka pendek dan jangka panjang, kewajiban leasing, cicilan
pembayaran pokok pinjaman obligasi setiap tahun pada kreditur serta
pembayaran deviden saham preferen.
4. Rasio aktivitas
Adalah rasio efisiensi atau rasio perputaran/turnover untuk mengukur
seberapa efisien ada efektif perusahaan mengelola aktivanya.
Jenis rasio :
a. Perputaran persediaan
b. Perputaran piutang
c. Perputaran utang dagang
d. Perputaran aktifa tetap
e. Perputaran total aktiva
5. Rasio profitabilitas
Adalah rasio yang menunjukkan efektivitas operasi usaha yang diukur dari
pencapaiaan laba.
Rasio profitabilitas ada 2 :
a. Profitabilitas dalam kaitanya dengan penjualan
b. Profitabilitas dalam kaitanya denag investasi
Berbagai rasio-rasio diatas
pembandingan yang meliputi :

dapat

bermanfaat

apabila

dilakukan

a. Pembandingan internal
1. Membandingkan rasio tahun ini dengan tahun laludan tahun depan
2. Dari hasil perbandingan akan diketahui perubahanya (mabaik atau
memburuk)
3. Dari rasio keuangan historis bebrapa periode dapat dibuat/ dihitung
proyeksi laporan keuangan di masa depan.
b. Perbandingan eksternal

Dengan pembandingan eksternal suatu perusahaan dapat


membandingkan kinerja perusahaan ndengan perusahaan lainyang
sejenis pada tahu yang sama.
c. Kombinasi pembandingan internal dam eksternal
Untuk memperoleh evaluasi kinerja yang lebih valid, perusahaan perlu
menggabungkan dua jenis pembandingan diatas.

BAB III

STUDI KASUS
Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk.
PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di
Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit
oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan
Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur
rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan
Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan
yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan
hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7%
dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku
yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik
Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit
Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan
overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai
yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui
direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices)
pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah
digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit
distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian
berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas
penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling
oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam,
disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah
mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut.

Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan
kecurangan tersebut.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan
bahwa Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik
Pemerintah di PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan
keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002.
Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 Khusus huruf m Perubahan
Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut:
"Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis,
kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan
kecurangan atau kelalaian. Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas
kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan
penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan
melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian sebagai suatu
penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap
tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi penerapan
standar akuntansi keuangan baru."

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki organisasi atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah
murahnya dan menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam
membangun sistem manajemen keuangan yang baik perlulah kita untuk
mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik.
B. Saran
Perusahaan perlu meningkatkan kemampuan untuk mengelola dana yang ada
secara optimal. Selain itu, perusahaan hendaknya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman karyawan, manajemen perusahaan dan staf bagian keuangan mengenai
pentingnya meningkatkan efisiensi modal kerja untuk memperoleh rentabilitas
ekonomi yang meningkat melalui pendidikan dan pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA
A. Edris, Dr. H. Mochamad MM. & Winahyuningsih, Dra. H. Panca, MM. Bisnis

Pengantar .

Вам также может понравиться