Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2. Apa keuntungan dan kerugian metode perhitungan tenaga keperawatan di rumah sakit
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan paham metode perhitungan tenaga keperawatan di rumah sakit
2. Untuk mengetahui dan paham keuntungan dan kerugian metode perhitungan tenaga
keperawatan di rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 METODE PERHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
Tenaga perawat merupakan tulang punggung bagi rumah Sakit. Oleh sebab itu perlu disusun
metode perencanaan tenaga perawat yang cocok terhadap kebutuhan rumah sakit dan kebutuhan
pelanggan.
CARA RASIO
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Permenkes 262 /
Menkes / per / VII / 1979. menyebutkan bahwa kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit adalah
perbandingan jumlah tempat tidur dibandingkan dengan jumlah perawat sebagai berikut :
Tipe RS
A& B
C
D
Khusus
TM/TT
1/(4-7)
1/9
1/15
Disesuaikan
TPP/TT
(3-4)/2
1/1
1/2
TPNP/TT
1/3
1/5
1/6
TNM/TT
1/1
3/4
2/3
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
Secara umum penetapan jumlah tenaga keperawatan dijabarkan sebagai berikut :
KLASIFIKASI PASIEN
Jumlah
Minimal
Parsial
Total
Klien
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
0,17
0,14
0,07
0,27
0,15
0,10
0,36
0,30
0,20
0,34
0,28
0,14
0,54
0,30
0,20
0,72
0,60
0,40
0,51
0,42
0,21
0,81
0,45
0,30
0,108
0,90
0,60
Dst
3 x 0,17
= 0,51
14 x 0.27
= 3,78
5 x 0,36
= 1,90
Jumlah
Menurut Johnson ( 1984 ) yang dikutip oleh Gillies,1989 bahwa klasifikasi pasien dibagi
menjadi lima :
a.Tingkat ketergantungan I ( self care ), dengan kondisi pasien sbb :
Makan sendiri atau dengan bantuan minimal, kebersihan diri hampir seluruhnya dilakukan
sendiri, eliminasi dilakukan di kamar mandi tanpa bantuan , tidak mengalami inkontinentia.
b.Tingkat ketergantungan II ( minimal care ), dengan kondisi pasien sbb :
Makan perlu bantuan dalam menyiapkan, mengatur posisi dapat makan sendiri, kebersihan diri
dapat dapat melakukan sendiri atau dengan bantuan minimal, eliminasi perlu bantuan, dapat
mobilisasi sendiri atau engan bantuan minimal, tidak mengalami inkontinentia.
c.Tingkat ketergantungan III ( moderate care ), dengan kondisi pasien sbb :
Pasien tidak dapat mengunyah dan menelan, tidak mampu melaksanakan kebersihan diri sendiri,
eliminasi perlu bantuan bedpan, kurang mampu mobilisasi sendiri. Inkontinentia .2 kali setiap
shift perlu bantuan untuk kenyamanan.
`d. Tingkat ketergantungan IV ( extensif care ), dengan kondisi pasien sbb :
Pasien tidak dapat makan sendiri, kesulitan untuk mengunyah dan menelan, kemungkinan
dipasang slang. Kebersihan diri perlu bantuan secara total, eliminasi mengalami inkontinentia 2
kali tiap shift, tidak mampu mengatur posisi sendiri perlu bantuan 2 orang untuk mengatur posisi.
e. Tingkat ketergantungan V ( intensif care ), dengan kondisi pasien sbb :
Diperlukan satu orang perawat untuk satu pasien dalam melakukan observasi atau monitoring
secara terus meneruis tiap shift.
Menurut Ann Mariner ( 1992 ), sesuai klasifikasi pasien tersebut diatas, rata rata kebutuhan
perawatan untuk self care adalah 1-2 jam /hari, minimal care 3-4 jam/hari, moderate care 5-6
jam/hari, extensif care 7-8 jam/hari, dan intensif care 10-14 jam/hari.
Ditinjau dari keperawatan langsung dan keperawatan tidak langsung. (perhitungan gillies)
Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
a. Waktu untuk keperawatan langsung. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk keperawatan
langsung pada pasien yang didasarkan pada tingkat ketergantungan pasien adalah 4-5 jam per
pasien. ( Gillies 1989 ).
b. Waktu untuk keperawatan tidak langsung, Selain dibutuhkan waktu keperawatan langsung
juga dibutuhkan waktu keperawatan tidak langsung. Keperawatan tidak langsung mencakup
kegiatan perencanaan, menyediakan persiapan peralatan, berbicara debngan anggota tim
kesehatan lain, menulis dan membaca dokumentasi pasien, melaporkan pada atasan maupun
pada tim kesehatan lain. Pada umumnya kebutuhan perawatan tidak langsung relatip sama meski
tingkat ketergaantungan dan penyakitnya berbeda. Dari hasil penelitian di R.S. Detroit
( Gillies,1989 ) rata-rata waktu keperawatan tidak langsung adalah 38 menit / pasien per hari,
sedang menurut Wolf ( 1965 ) adalah 60 menit/pasien per hari.
c. Waktu untuk penyuluhan kesehatan.
Waktu untuk memberikan pendidikan kesehatan merupakan aspek yang juga perlu
diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan tenaga. Penyuluhan bersifat individu sesuai
diagnose, pengobatab dan keadaan pasien masing-masing.Waktu untuk pendidikan kesehatan
adalah 15 menit/pasien/hari termasuk dukungan emosional ( Gillies, 1 989 )
Maka untuk menghitung waktu yang dibutuhkan untuk perawatan pasien adalah = waktu
perawatan langsung + waktu perawatan tidak langsung + waktu untuk penyuluhan kesehatan.
Kebutuhan tenaga dihitung berdasarkan beban kerja perawat.
Hal hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan beban kerja perawat :
a. Jumlah pasien yang di rawat per hari, bulan, tahun.
b. Tingkat ketergantungan pasien.
c. Rata-rata hari perawatan pasien.
d. Pengukuran perawatan Iangsung, tidak langsung. dan penyuluhan kesehatan.
e. Frekuensi tindakan keperawatan yang dibituhkan pasien.
f. Rata-rata waktu untuk setiap tindakan.
No
Jenis/kategori
Rata-rata
pasien/hari
Rata-rata
jam Jml
pwt/pasien/hari
perawat/hari
1.
Pasien peny.dalam
10
3,5
35
2.
Pasien bedah
32
3.
Pasien gawat
10
10
4.
Pasien anak
4,5
13,5
5.
Pasien kebid.
2,5
2,5
Jumlah
23
Ket. :
Jadi jlm tenaga kep. Yg diperlukan adalah
Jlm jam perawatan
-
= 93/7 13 perawat
93,0
jam
= 52 + 12 + 14 = 78 hari x 13 = 3.5
286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non kep. (non-nursing jobs) seperti
contoh : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan
Jlm tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 16.5 + 4.1 = 20.6 (dibulatkan 21 perawat)
Jadi tenaga kep. yg dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21 orang.
Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yg didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan
keperawatan, meliputi :
Askep sedang
Askep maksimal
No
Kategori
Rata-rata
jml
Jml jam prwt/hari
pasien/hari (risetLN)
1.
Askep minimal
14
2.
Askep sedang
3.08
21.56
3.
11
4.15
45.65
4.
Askep minimal
Jumlah
6.16
26
6.16
87.37
Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (faktor koreksi) dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
= 52 + 12 + 14 = 78 hari x 12.5 = 3.4 orang
286
Tenaga kep. yg mengerjakan pekerjaan non kep. (non-nursing jobs) seperti contohnya : membuat
perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2 makan pasien, dll diperkirakan
25% dari jam pelayanan keperawatan
= 12.5 + 3.4 x 25 = 3.9
100
Jlm tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 15.9 + 3.9 = 19.8 (dibulatkan 20 perawat)
Jadi tenaga kep. Yg dibutuhkan dalam contoh kasus di atas adalah sebanyak 20 orang.
2. Kamar Operasi
2.1 Di kamar Operasi
Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi
1. Jumlah dan jenis operasi
2. Jumlah kamar operasi
3. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja
4. Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang /tim)
5. Ketergantungan pasien :
- Operasi besar : 5 jam/1 operasi
- Operasi sedang : 2 jam/1 operasi
: 6 orang
: 9 orang
78
286
78
286
15
100
40
METODE
PERHITUNGAN
TENAGA
Kekurangan :
Memerlukan data pasien yang perlu diperbarui setiap harinya, sehingga agak
menyulitkan.
Memerlukan observasi atau pengukuran untuk dapat mengetahui secara pasti kategori
pasien
Tingkat ketergantungan pasien dibedakan atas 5 tingkatan, yang dapat membantu perawat
agar lebih fokus pada pasien sesuai teingkat ketergantungannya.
Kekurangan:
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
Tujuan dari metode perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di Rumah Sakit adalah untuk
menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat yang efektif dan efisien.
Secara umum penetapan jumlah tenaga keperawatan dijabarkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Derajat Ketergantungan Klien dengan menggunakan Rumus Douglas (1984)
Kelebihan :
Kekurangan :
Memerlukan data pasien yang perlu diperbarui setiap harinya, sehingga agak
menyulitkan.
Kelebihan :
Tingkat ketergantungan pasien dibedakan atas 5 tingkatan, yang dapat membantu perawat
agar lebih fokus pada pasien sesuai teingkat ketergantungannya.
Kekurangan:
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam memilih tenaga perawat harus dilakukan secara selektif mungkin, dalam
memilah tenaga perawat mesti yang professional dan berkompetensi sehingga mampu
mengemban tugas yang diberikan dan mampu meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L. H. et al. (2000). Hospital nurse staffing and patient mortality, nurse burnout, and job
dissatisfaction. JAMA, 288(16); 1987-1993.
American Nurses Association (ANA).(2007). Nursing Care Hours per Patient Day: Technical
Guide Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Jakarta: Depdiknas.
Hari,Ujinangtyas Sri.2010. Perencanaan Tenaga Perawat Di Ruang Perawatan. Akper Panti
Rapih
Harris, M.G & Associates. (2006). Managing health services: Concepts and practice (2nd ed),
Australia: Elsevier.
Muninjaya,A.A Gde.1999. Manajemen kesehatan.Jakarta:EGC
Petroz, U. et al. (2007). A Structured Approach to Determining Nursing Staff Mix. Canada.
PPNI.
(2008).
Pengembangan
sistem
jenjang
karir
perawat.
http://vivipohan.wordpress.com/2008/12/23/pengembangan-sistem-jenjang-karir-perawat/
Setyowati,
A.
Analisa
kebutuhan
tenaga
perawatan
di
rumah
sakit.
http://www.scribd.com/doc/8537398/Analisis-Kebutuhan-Tenaga-Perawatan-Rumah-Sakit.
Sitorus, R. (2006). Model praktek keperawatan profesional di rumah sakit: Penataan struktur &
proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. Jakarta: EGC.
Sukardi,Heri.2005.Analisis kebutuhan tenaga perawat berdasarkan Kategori pasien di irna
penyakit dalam Rsu tugurejo semarang. Undip Semarang