Вы находитесь на странице: 1из 12

PCOS penting

http://www.uptodate.com/contents/epidemiology-and-pathogenesis-of-thepolycystic-ovary-syndrome-in-adults
http://emedicine.medscape.com/article/256806-overview#a5
http://www.webmd.com/women/tc/polycystic-ovary-syndrome-pcos-topicoverview
http://www.womenshealth.gov/publications/our-publications/factsheet/polycystic-ovary-syndrome.html (side effect dr pengobatan yg udah ada)
Here are some natural methods to help manage your PCOS symptoms:
Before trying any treatment option, its important to discuss your diagnosis with
your health care provider and collaborate on a plan that works for you.
1. Be strategic with calories.
One study indicates that caloric intake timing can have a big impact on glucose,
insulin, and testosterone levels. Lowering insulin could potentially help with
infertility issues. Women with PCOS who ate the majority of their daily calories at
breakfast for 12 weeks significantly improved their insulin and glucose levels as
well as decreased their testosterone levels by 50 percent, compared to women
who consumed their largest meals at dinnertime. The effective diet consisted of
a 980-calorie breakfast, a 640-calorie lunch, and a 190-calorie dinner.
2. Decrease AGEs.
Women with PCOS have been shown to have higher levels of advanced glycation
end products (AGEs) in their blood. AGEs are compounds formed when glucose
binds with proteins, and are believed to contribute to certain degenerative
diseases and aging. One small study found that cutting down on dietary AGEs
significantly reduced insulin levels in women with PCOS. Foods high in AGEs
include animal-derived foods and processed foods. Applying high heat (grilling,
searing, roasting) increases levels.
3. Bone up on vitamin D and calcium.
A case control study examining 100 infertile women with PCOS found that those
who supplemented a daily 1500 mg dose of metformin, a medication commonly
used to treat PCOS symptoms, with calcium and vitamin D saw improvements in
BMI, menstrual abnormalities, and other symptoms. The women in the study
added 1,000 mg of calcium a day and 100,000 IU of vitamin D a month to their
daily metformin dose for six months.
4. Get enough magnesium.
Many women with PCOS exhibit symptoms of insulin resistance and metabolic
syndrome, risk factors that raise the risk for heart disease and other problems
like diabetes and stroke. Low magnesium levels are often associated with
diabetes, and some research indicates that a dietary supplement of the mineral
may improve insulin sensitivity, a factor in the development of type 2 diabetes

and PCOS. One study found that overweight, insulin-resistant subjects who
received 300 mg of magnesium at bedtime showed a significant improvement in
fasting blood glucose and insulin levels, compared to subjects who received a
placebo.
5. Increase your chromium.
Chromium is an essential mineral that helps the body regulate insulin and blood
sugar levels. Some research suggests that chromium supplements can help
people with diabetes lower their blood glucose levels. One study examined the
role of the mineral in women with PCOS. The results indicated that 200 mcg daily
of chromium picolinate significantly reduced fasting blood sugar and insulin
levels in subjectsenough that the effects were comparable to the
pharmaceutical, metformin. While metformin was also associated with lower
levels of testosterone, taking a daily dose of 200 mcg of chromium picolinate
could help regulate blood sugar levels.
6. Load up on omega-3s.
Fish oil has been associated with a long list of health benefits, and some research
indicates that omega-3 supplements can decrease androgen levels in women
with PCOS. One study found that women with PCOS who were given three grams
of omega-3s a day for eight weeks had lower testosterone concentrations and
were more likely to resume regular menses than subjects who received a
placebo.
Risks and Side Effects of Metformin / Glucophage
In about 25% of women Glucophage causes side effects which may include
abdominal discomfort, cramping, diarrhea and nausea. The side effects may be
severe enough to make the woman stop the Glucophage medication. We are not
aware of any serious complications resulting from Glucophage treatment.
Another oral medication used for diabetes called Troglitazone has been
associated with liver failure and death in rare cases. This has been publicized on
television shows, in newspapers, etc. These problems have not been associated
with the use of metformin for polycystic ovarian syndrome.

Rekomendasi cara diet bagi penderita PCOS


Untuk penderita PCOS, cara diet yang sehat dan cepat adalah dengan diet
glikemik rendah. Diet glikemik rendah adalah penerapan pola makan yang
mengutamakan makanan kaya serat dan tidak membuat kita cepat lapar;
misalnya adalah makanan dengan karbohidrat kompleks dan kaya akan serat.
Makanan yang rendah lemak dan tinggi karbohidrat seperti nasi putih, jagung,
dan pasta putih, dipercaya tidak cocok bagi penderita PCOS. Berikut adalah
beberapa rekomendasi yang bisa anda terapkan:
o

o
o

Makanan dengan glikemik rendah antara lain semua jenis kacangkacangan, buah dan sayuran kecualikentang dan semangka, pasta, yoghurt,
dan roti kasar.
Berhenti mengonsumsi karbohidrat buruk seperti makanan berbahan
tepung, termasuk buah-buahan yang mengandung zat tepung seperti jagung
dan pisang
Penderita PCOS juga bisa mengonsumsi gandum murni dalam jumlah yang
sedikit namun harus bebas gluten.
Penderita PCOS juga sebaiknya menghindari segala jenis pemanis buatan
apalagi minuman soda. Konsumsi rempah-rempah seperti kunyit dan kayu
manis pada menu makanan untuk meningkatkan rasa.
Seperti program diet pada umumnya, diet PCOS juga merekomendasikan
untuk mengonsumsi makanan berserat untuk memperlambat laju
penyerapan gula darah.

Kunci utama pengobatan PCOS


Sindroma ovarium polikistik adalah sekelompok masalah gangguan kesehatan
akibat gangguan keseimbangan hormonal. Seringkali PCOS menyebabkan
gangguan pada pola haid dan menimbulkan kesulitan untuk mendapatkan
kehamilan. Olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, serta
menghentikan kebiasaan merokok dan mengendalikan berat badan merupakan
kunci utama pengobatan PCOS. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan
menggunakan obat untuk menyeimbangkan hormon. Tidak terdapat pengobatan
definitif untuk PCOS, namun pengendalian penyakit dapat menurunkan resiko
infertilitas, abortus, diabetes, penyakit jantung dan karsinoma uterus. Terapi
awal Langkah pertama dalam penatalaksanaan PCOS adalah melakukan
olahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat dan menghentikan
kebiasaan merokok. Ini merupakan pilihan utama terapi dan bukan sekedar
menghasilkan perubahan gaya hidup. Terapi tambahan tergantung pada keluhan
penderita dan apakah dokter merencanakan agar penderita dapat memperoleh
kehamilan. Menurunkan berat badan sudah sangat membantu dalam menjaga
keseimbangan hormonal sehingga siklus haid menjadi teratur dan terjadi ovulasi.
Olah raga teratur dan melakukan diet untuk menurunkan berat badan
merupakan langkah utama dan sangat penting bagi penderita bila menghendaki
kehamilan. Menghentikan kebiasaan merokok. Perlu diketahui bahwa merokok
dapat meningkatkan kadar androgen. Selain itu kebiasaan merokok akan
meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Bila penderita menghendaki
kehamilan dan penurunan berat badan saja tidak dapat memperbaiki fertilitas,
maka diperlukan pemberian obat untuk menurunkan insulin. Dengan
menurunkan berat badan, kesempatan untuk ovulasi dan kehamilan meningkat.
Terapi dengan pemicu ovulasi dapat pula menyebabkan terjadi ovulasi. Bila
penderita menghendaki kehamilan, dokter dapat pula menggunakan terapi
hormonal untuk membantu pengendalian hormon ovarium. Untuk memperbaiki
masalah siklus haid, terapi dengan pil kontrasepsi oral dapat mencegah agar
lapisan endometrium tidak terlalu lama menebal. Hal ini dapat mencegah
terjadinya karsinoma endometrium. Terapi hormonal juga dapat mengatasi
pertumbuhan rambut berlebihan dan jerawat. Terapi hormon dapat berupa pil
kontrasepsi oral, patches atau cincin vagina. Kadang-kadang digunakan pula
obat penurun androgen (spironolakton = aldactone) yang biasa diberikan
bersama dengan pil kontrasepsi oral kombinasi estrogen-progestin. Terapi
kombinasi ini diperlukan untuk mengatasi kerontokan, jerawat dan pertumbuhan
rambut berlebihan. Terapi hormon tidak dapat menurunkan resiko terhadap
jantung, tekanan darah, kolesterol dan resiko diabetes. Inilah sebabnya,
mengapa olah raga dan diet yang sehat tetap merupakan kunci utama dalam
pengobatan PCOS. Terapi tambahan untuk mengatasi masalah rambut dan kulit :
Terapi lain untuk PCOS antara lain : Menghilangkan rambut dengan sinar laser,
elektrolisis, waxing, tweezing atau kimiawi. Mengatasi masalah pada kulit. Obat
jerawat topikal atau per oral dapat diperoleh secara bebas. Pengangkatan skin
tag tidak perlu dilakukan kecuali bila menyebabkan iritasi. Terapi Mandiri :
Terapi mandiri dapat membantu penderita dalam mengatasi gejala dan keluhan

yang ada serta mengelola hidup secara sehat. Pengendalian dan penurunan
berat badan dapat menurunkan resiko terjadinya diabetes, hipertensi dan
hiperkolesterolemia. Penurunan berat badan yang tidak terlalu drastis dapat
mengatasi kadar androgen dan kadar insulin serta infertiliti. Penurunan berat
badan sebesar 5 7% dalam waktu 6 bulan sudah dapat menurunkan kadar
androgen sedemikian rupa sehingga ovulasi dan fertilitas menjadi pulih pada
75% kasus PCOS. Penurunan berat badan. Memperoleh berat badan yang ideal
akan memperbaiki kesehatan penderita dan dapat mengatasi masalah
kesehatan jangka panjang. Meningkatkan aktivitas dan makan makanan sehat
merupakan kunci pengendalian berat badan. Olah raga. Penderita diharap
untuk menjadikan olah raga teratur sebagai bagian penting dalam
kehidupannya. Berjalan kaki merupakan aktivitas yang paling baik dan
sederhana yang dapat dengan mudah dikerjakan. Makanan sehat dan gizi
seimbang yang terdiri dari kombinasi buah dan sayuran, produk makanan kecil
berkalori rendah yang dapat memuaskan nafsu makan dan menngatasi
kebiasaan makan kecil. Pertahankan berat badan yang sehat. Hentikan
kebiasaan merokok. TERAPI MEDIKAMENTOSA Pil kontrasepsi kombinasi
estrogen dan progestin digunakan pada penderita dengan haid tidak teratur atau
amenorea. Terapi ini membantu mengatasi jerawat, pertumbuhan rambut
berlebihan dan kerontokan rambut. Progestin diperlukan agar terjadi
pertumbuhan dan pengelupasan endometrium secara teratur seperti yang
terjadi pada haid. Pengelupasan endometrium yang terjadi setiap bulan dapat
mencegah karsinoma uterus. Pil kontrasepsi YASMIN merupakan pil yang ideal
untuk kasus PCOS17 oleh karena mengandung progestin yang disebut
drospirenon yang memiliki sifat anti androgen. Progestin sintetis. Bila penderita
tidak dapat menggunakan hormon estrogen maka penggunaan progestin yang
dapat digunakan adalah yang tidak meningkatkan kadar androgen dan baik
untuk penderita PCOS yaitu : norgestimate, desogestrel dan drospirenon Efek
samping yang mungkin terjadi : nyeri kepala, retensi air dan perubahan emosi.
Catatan : Sejumlah progestin menyebabkan peningkatan kadar androgen.
Terdapat 3 jenis progestin yang tidak meningkatkan kadar adrogen dan sangat
baik bila digunakan pada kasus PCOS. Diuretik. Spironolaktone yang dapat
menurunkan androgen (Aladactone) diberikan bersama dengan pil kontrasepsi
kombinasi. Terapi ini dapat mengatasi kerontokan rambut, pdertumbuhan
jerawat dan rambut abnormal (hirsuitisme) Metformin (Glucophage). Obat
diabetes ini digunakan untuk mengendalikan insulin, gula darah dan androgen.
Obat ini menurunkan resiko diabetes dan penyakit jantung serta memulihkan
siklus haid dan fertilitas. Catatan : Metformin nampaknya sangat bermanfaat
untuk mengatasi gejala yang terjadi pada PCOS. Metformin dapat memperbaiki
derajat fertilitas, menurunkan kejadian abortus, dan diabetes gestasional serta
mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang. Penggunaan
metformin pada masa kehamilan masih merupakan kontroversi meskipun resiko
nampaknya sangat kecil. Metformin oleh FDA dimaksudkan untuk mengatasi
diabetes sehingga penggunaannya pada kasus PCOS harus dibahas secara rinci.
Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin (LH dan FSH). Klomifen sitrat dapat
diberikan bersama dengan metformin bila metformin dapat memicu terjadinya
ovulasi. Kombinasi kedua jenis obat ini akan memperbaiki kerja dari klomifen

sitrat. Eflomithine (Vaniqa) adalah krim yang dapat menghambat pertumbuhan


rambut dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. TERAPI PEMBEDAHAN
Terapi pembedahan kadang-kadang dilakukan pada kasus infertilitas akibat PCOS
yang tidak segera mengalami ovulasi setelah pemberian terapi medikamentosa.
Melalui pembedahan, fungsi ovarium di pulihkan dengan mengangkat sejumlah
kista kecil. Alternatif tindakan : Wedge Resection , mengangkat sebagian
ovarium. Tindakan ini dilakukan untuk membantu agar siklus haid menjadi
teratur dan ovulasi berlangsung secara normal. Tindakan ini sudah jarang
dikerjakan oleh karena memiliki potensi merusak ovarium dan menimbulkan
jaringan parut. Laparoscopic ovarian drilling , merupakan tindakan
pembedahan untuk memicu terjadinya ovulasi pada penderita PCOS yang tidak
segera mengalami ovulasi setelah menurunkan berat badan dan memperoleh
obat-obat pemicu ovulasi. Pada tindakan ini dilakukan eletrokauter atau laser
untuk merusak sebagian ovarium. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan
bahwa dengan tindakan ini dilaporkan angka ovulasi sebesar 80% dan angka
kehamilan sebesar 50%.11 Wanita yang lebih muda dan dengan BMI dalam
batas normal akan lebih memperoleh manfaat melalui tindakan ini.
Diposkan oleh I'm the PCOS Fighter di 02.37 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Label: Fighter, hamil, kunci, makanan, menu, nutrisi, ovarium, Ovary, PCO, PCOs,
pengobatan, Polikistik,Polycyctic, terapi, utama, wanita
Diagnosa PCOs
Untuk menegakkan diagnosa PCOS diperlukan sejumlah pemeriksaan antara lain
anamnesa (wawancara) yang cermat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium serta pemeriksaan ultrasonografi. Anamnesa: Riwayat medis
mengenai keluhan yang dirasakan penderita. Pertanyaan mengenai perubahan
berat badan, perubahan kulit, rambut dan siklus haid. Pertanyaan mengenai
masalah kesuburan. Pertanyaan mengenai riwayat keluarga yang menderita
PCOS atau diabetes. Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan kesehatan secara umum
termasuk tekanan darah, berat dan tinggi badan (menentukan BMI-Body Mass
Index). Pemeriksaan tiroid, kulit, rambut, payudara. Pemeriksaan bimanual
untuk melihat kemungkinan adanya pembesaran ovarium. Pemeriksaan
laboratorium : 1.-hCG untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan.
2.Testosteron dan androgen. Kadar tinggi dari Androgen akan menghambat
terjadinya ovulasi dan menyebabkan jerawat, pertumbuhan rambut secara
berlebihan dan kerontokan rambut kepala. 3.Prolaktin yang mempengaruhi siklus
haid dan fertilitas 4.Kolesterol dan trigliserida 5.Pemeriksaan untuk fungsi ginjal
dan hepar dan pemeriksaan gula darah 6.Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating
Hormon) untuk menentukan aktivitas tiroid 7.Pemeriksaan hormon adrenal,
DHEA-S (Dehiydroepiandrosteron Sulfat) atau 17-hydroxyprogesteron. Gangguan
kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala seperti PCOS. 8.Pemeriksaan OGTToral glucosa tolerance test dan kadar insulin untuk menentukan adanya

resistensi insulin. Pemeriksaan ultrasonografi : Pemeriksaan ulttrasonografi


pelvis dapat menemukan adanya pembesaran satu atau kedua ovarium. Namun
yang perlu diingat bahwa pada PCOS tidak selalu terjadi pembesaran ovarium
sehingga diagnosa PCOS dapat diduga tanpa harus melakukan pemeriksaan
ultrasonografi terlebih dulu. next : terapi PCOS
Diposkan oleh I'm the PCOS Fighter di 02.35 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Label: Fighter, hamil, makanan, menu, nutrisi, ovarium, Ovary, PCO, PCOs, Polikis
tik, Polycyctic, terapi,wanita
Asupan nutrisi untuk PCOs
PCOS memang mengakibatkan siklus haid tidak teratur, gangguan pada produksi
insulin serta gangguan lainnya, terutama keluhan infertilitas (kesuburan). Namun
jangan khawatir sist, dengan perawatan dan terapi tepat, peluang untuk hamil
tetap ada terutama pada wanita berusia di bawah 35 tahun. Di Amerika Serikat,
terapi untuk memperbaiki siklus haid adalah dengan mengonsumsi obat
clomiphene citrate, yang telah disetujui oleh pihak Food and Drug Administration
(FDA). Selain itu, menurut riset yang dilakukan oleh tim dari The Reproductive
Medicine Network, harus ditunjang juga dengan diet yang tepat untuk
menurunkan berat badan dan menjaga kadar gula darah. Asupan nutrisi yang
tepat bisa membuat wanita dengan Polycytic Ovary Syndrome ( PCOS ) atau
gangguan keseimbangan kadar hormon, berpeluang untuk tetap bisa hamil.
Berikut contoh menu nutrisi untuk PCOS Fighter :) Breakfast : jenis makanan
kaya serat serta rendah lemak : Gandum atau oatmeal, putih telur rebus atau
goreng. Wafel dengan saus apel dan susu skim. Oatmeal dengan buah dan
yoghurt. Muffin gandum, yoghurt, potongan buah segar. Roti gandum, telur,
dan secangkir teh tanpa gula. Lunch : jenis makanan rendah karbohidrat, banyak
sayuran hijau dan protein : Sup kacang merah, sandwich dari roti gandum dan
potongan buah segar. Salad sayuran dengan tambahan ayam panggang atau
daging, ikan tuna atau ikan salmon dan jus buah segar tanpa gula. Burger
sayuran dan selada tomat, bawang bombay, mustard dan jus apel. Ayam
panggang, sayuran kukus atau masakan sayuran berkuah ( sayur bayam ). Sup
sayuran seperti wortel, brokoli, yoghurt tanpa tambahan gula, buah - buahan
segar seperti stroberi atau jeruk atau apel. Dinner : jenis makanan dengan
kandungan karbohidrat sedang - memiliki indeks glikemik sedang, protein, serta
lemak : Potongan daging panggang tanpa lemak nasi beras merah dan cah
sayuran Ayam panggang atau goreng, sayuran berkuah, es krim rendah lemak
atau bebas lemak. Ikan seperti salmon dan tuna bakar dengan olesan minyak
zaitun, sayuran rebus dan buah segar. Nasi goreng udang dengan
menggunakan beras merah, sayuran tumis atau capcay, yoghurt dan potongan
buah segar. Jagung rebus manis, daging sapi atau ayam, susu tanpa lemak.
Diposkan oleh I'm the PCOS Fighter di 02.31 Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan


ke Pinterest
MINGGU, 28 JULI 2013
PCOs Fighterpun tetap bisa hamil !
PCOS memang mengakibatkan siklus haid tidak teratur, gangguan pada produksi
insulin serta gangguan lainnya, terutama keluhan infertilitas (kesuburan). Namun
jangan khawatir sist, dengan perawatan dan terapi tepat, peluang untuk hamil
tetap ada terutama pada wanita berusia di bawah 35 tahun. Di Amerika Serikat,
terapi untuk memperbaiki siklus haid adalah dengan mengonsumsi obat
clomiphene citrate, yang telah disetujui oleh pihak Food and Drug Administration
(FDA). Selain itu, menurut riset yang dilakukan oleh tim dari The Reproductive
Medicine Network, harus ditunjang juga dengan diet yang tepat untuk
menurunkan berat badan dan menjaga kadar gula darah. Asupan nutrisi yang
tepat bisa membuat wanita dengan Polycytic Ovary Syndrome ( PCOS ) atau
gangguan keseimbangan kadar hormon, berpeluang untuk tetap bisa hamil.
Berikut contoh menu nutrisi untuk PCOS Fighter :) Breakfast : jenis makanan
kaya serat serta rendah lemak : Gandum atau oatmeal, putih telur rebus atau
goreng. Wafel dengan saus apel dan susu skim. Oatmeal dengan buah dan
yoghurt. Muffin gandum, yoghurt, potongan buah segar. Roti gandum, telur,
dan secangkir teh tanpa gula. Lunch : jenis makanan rendah karbohidrat, banyak
sayuran hijau dan protein : Sup kacang merah, sandwich dari roti gandum dan
potongan buah segar. Salad sayuran dengan tambahan ayam panggang atau
daging, ikan tuna atau ikan salmon dan jus buah segar tanpa gula. Burger
sayuran dan selada tomat, bawang bombay, mustard dan jus apel. Ayam
panggang, sayuran kukus atau masakan sayuran berkuah ( sayur bayam ). Sup
sayuran seperti wortel, brokoli, yoghurt tanpa tambahan gula, buah - buahan
segar seperti stroberi atau jeruk atau apel. Dinner : jenis makanan dengan
kandungan karbohidrat sedang - memiliki indeks glikemik sedang, protein, serta
lemak : Potongan daging panggang tanpa lemak nasi beras merah dan cah
sayuran Ayam panggang atau goreng, sayuran berkuah, es krim rendah lemak
atau bebas lemak. Ikan seperti salmon dan tuna bakar dengan olesan minyak
zaitun, sayuran rebus dan buah segar. Nasi goreng udang dengan
menggunakan beras merah, sayuran tumis atau capcay, yoghurt dan potongan
buah segar. Jagung rebus manis, daging sapi atau ayam, susu tanpa lemak.
Diposkan oleh I'm the PCOS Fighter di 20.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Label: hamil, makanan, menu, nutrisi, PCO, terapi
KAMIS, 25 JULI 2013
10% wanita menderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

PCOS atau bahasa Indonesianya Sindrom Ovarium polikistik adalah


gangguan hormonal yang paling umum pada 10% wanita usia reproduksi,
merupakan gangguan keseimbangan hormonal pada wanita, dan menyebabkan
perubahan pada siklus menstruasi, kesulitan untuk hamil dan masalah-masalah
lainnya.
Sindrom sendiri artinya kumpulan gejala. Gejala yang paling terlihat adalah
perubahan siklus pada menstruasi. Hal ini disebabkan karena terjadinya
ketidakseimbangan hormonal yang berpengaruh pada proses ovulasi. Gejala
lainnya seperti :
- Periode menstruasi jarang atau tidak teratur ( bisa lebih sering atau lebih
jarang dan bervariasi, dari yang sedikit hingga sangat banyak)
- Infertilitas dan Keguguran
- Jerawat
- Rambut tubuh berlebih
- Rambut kepala rontok
- Peningkatan berat badan dan obesitas (Pengukuran berat badan, BMI dan
lingkar perut sangat membantu dalam menentukan faktor risiko)
- Tekanan darah tinggi
- Kadar insulin tinggi dan diabetes
- Ovarium sedikit diperbesar mengandung setidaknya sepuluh kista 28mm dengan diameter

Gejala terakhir itu dapat dilihat jelas dengan USG. Dimana pada gambaran USG
dapat ditemukan 12 folikel atau lebih, pada satu indung telur. Berbeda dengan
kista, PCO hanyalah folikel-folikel kecil berukuran 5 - 7 mm. Sedangkan kista
adalah suatu kondisi terdapatnya ruang berisi cairan atau benda padat yang
dilapisi selaput pada indung telur.
Seorang wanita normal memiliki hormon estrogen dan progesteron. Selain kedua
hormon tersebut, wanita juga memiliki hormon laki-laki yang dikenal sebagai
hormon androgen. Jumlah hormon androgen pada wanita berbeda dengan pada
pria. Kesemua hormon tersebut akan membantu perkembangan sel telur di

dalam indung telur selama fase menstruasi.


Wanita dengan PCO mengalami ketidakseimbangan hormonal, dimana hormon
androgen yang dihasilkan terlalu banyak. Sampai saat ini penyebab kondisi
tersebut belum dapat diketahui secara pasti.
Satu indung telur biasanya memiliki jutaan folikel. Folikel adalah calon sel telur.
Dalam satu siklus menstruasi, beberapa folikel akan membesar dan salah
satunya menjadi matang. Folikel yang sudah matang, memiliki ukuran 18 hingga
25 mm. Folikel yang sudah matang ini, nantinya akan pecah dan berubah
menjadi sel telur. Proses ini dikenal dengan istilah ovulasi.

Pada siklus menstruasi (ovulasi), indung telur melepaskan 1 sel telur. Pada kasus
PCO, sel telur dalam folikel tidak matang sehingga tidak dilepaskan oleh indung
telur. Akibat dari kondisi tadi, sel-sel telur yang tidak matang akan membentuk
kista yang sangat kecil di dalam indung telur. Perubahan inilah yang
menyebabkan gangguan pada kesuburan (infertilitas). Mengapa?

Dengan terhambatnya perkembangan folikel-folikel tersebut (telur tidak


matang), produksi hormon esterogen akan meningkat, dan akan mempengaruhi
pertumbuhan selaput lendir pada rongga rahim. Hal ini disebabkan karena
penumpukan hormon esterogen lama kelamaan membuat selaput lendir pada
rongga rahim menebal. Hal ini akan mempengaruhi sirkulasi darah dari dinding
rahim. Ini yang kemudian menyebabkan terjadinya gejala amenorrhea (tidak
menstruasi), gangguan siklus bulanan, dan pendarahan.
Tidak berarti folikel-folikel yang gagal matang akan berpotensi menjadi PCO.
Namun, jika hal ini disertai gangguan menstruasi dan dari hasil pemeriksaan
hormon terdeteksi mengalami kelebihan hormon androgen, baiknya segera
periksakan diri. Karena selain menyebabkan berbagai masalah yang berkaitan

dengan organ kandungan pada wanita, PCO juga membawa beberapa risiko
komplikasi seperti meningkatnya risiko kanker endometrium, infertilitas dan
penyakit yang berhubungan dengan obesitas seperti tekanan darah tinggi,
masalah jantung dan diabetes.

Next : Apakah PCOS Fighter bisa hamil?


Diposkan oleh I'm the PCOS Fighter di 02.59 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Label: Fighter, ovarium, Ovary, PCO, Polikistik, Polycyctic, wanita
You are not alone...

You're diagnosed as PCOS? Don't worry sist, because you are not alone :)
Tepat 1 minggu yang lalu, seorang SpOG.KFer (spesialis kandungan konsultan
fertilitas) menyampaikan kepadaku seusai memeriksa dengan USG transvaginal,
bahwa aku menderita PCOS alias Polycystic ovary syndrome atau sindroma
polikistik ovarium.Spontan aku mengucapkan kata PCO berkali-kali sebelum
benar-benar meyakini bahwa aku nggak salah mengerti.
Gimana nggak terkejut... Bertahun-tahun lalu, saat aku sedang menjalankan
program ko-ass di bagian Obgyn sebagai calon dokter, saya ingat sekali pernah
mempelajari si PCO ini.
Selama 1 minggu aku mencari tahu kian kemari, menelisik seabreg literatur, dan
membaca testimoni dan sharing para PCOS Fighter. setelah aku runut lagi...
beberapa gejalanya memang aku alami. Semakin diperkuat dengan kenyataan
selama 2,5 tahun menikah ini aku belum pernah hamil. Siklus menstruasiku tak

pernah bisa diprediksi. Berat badan yang membludak tiba-tiba. Plus beberapa
lagi yang masuk dalam sindrom PCO ini. Sindrom sendiri artinya kumpulan
gejala. Tentang gejala lengkap dari PCOS akan aku tulis di posting selanjutnya.
Akhirnya aku bertekad dalam hati : Well.. I knew it before, I fight it now!
Saat googling, rasanya kok ya serem-serem amat yah bahasannya. Berbagai
kemungkinan bisa terjadi sebagai efek lanjutan si PCO ini. Aku aja yang dokter
ngerasanya gimanaaa gitu, bagaimana yang awam ya? Tapi sista-sista, jangan
khawatir ya.. kita sama-sama FIGHT untuk melawan si PCO ini. Seperti gambar
dibawah ini.. Si Chick Warrior Interrupted But FIGHTING back!

Вам также может понравиться