Вы находитесь на странице: 1из 4

Di antara tanda-tanda Kiamat kubro adalah datangnya al-Mahdi yang memegang kendali

umat, memperbaharui agama, memimpin dengan landasan Islam, menebarkan keadilan di


antara manusia, tidak ada satu sunnah Islam kecuali dia menegakkannya, tidak ada bidah
kecuali dia memberantasnya. Umat mengecap nikmat di bawah kepemimpinannya yang
belum pernah didengar sebelumnya. Datangnya Mahdi menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah
adalah kebenaran yang telah ditetapkan oleh dalil-dalil yang shahih.
Telah tertulis dalam sunnah yang shahih bahwa nama al-Mahdi dan bapaknya sesuai dengan
nama Nabi saw dan bapaknya.
Dari Abdullah bin Masud bahwa Rasulullah saw berkata, Seandainya tidak tersisa dari
dunia ini kecuali satu hari niscaya Allah akan memanjangkan hari itu sehingga Dia
mengutus di hari itu seseorang dariku atau dari ahli baitku namanya sama dengan namaku,
nama bapaknya sama dengan nama bapakku, dia memenuhi bumi.
Dalam riwayat lain, Dunia tidak akan berakhir sehingga orang-orang Arab dipimpin oleh
seorang laki-laki dari ahli baitku namanya sesuai dengan namaku. (HR. Abu Dawud no.
4282 dan at-Tirmidzi no. 2231 dan dia berkata, Hasan shahih. Dishahihkan oleh al-Albani
dalam as-Silsilah ash-Shahihah no.1529). Jadi Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah.
Nasabnya tidak diragukan dari ahli bait Rasulullah saw. Riwayat-riwayat yang berjumlah
banyak menyatakan bahwa dia adalah keturunan Fatimah yang suci putri Nabi saw.
Dari Ummu Salamah berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, Al-Mahdi dari
keluargaku dari putra Fatimah. (HR. Abu Dawud no. 4284 dan Ibnu Majah no.4135)
Dari Ali bin Abu Thalib berkata, Rasulullah saw telah bersabda, Al-Mahdi dari kalangan
kami ahli bait, Allah menjadikannya baik dalam satu malam. (HR. Ahmad 1/84 dan Ibnu
Majah no. 4136)
Dari sabda Nabi saw dalam riwayat-riwayat di atas tentang nasab al-Mahdi, Kemudian
muncul seorang laki-laki dari keluargaku atau dari ahli baitku.
Semua hadis-hadis ini menegaskan bahwa al-Mahdi berasal dari Nabi saw dari putra Fatimah
Az-Zahra. Ini adalah keyakinan mayoritas umat, maka tidak boleh membuang hadits-hadits
ini dengan mengambil hadits-hadits yang lemah dan palsu karena tujuan dan hawa nafsu
tertentu.
Di antara sifat-sifat al-Mahdi yang tertulis di dalam sunnah adalah tipisnya rambut yang
tumbuh di kedua sisi kepalanya karena setengah kepalanya botak. Di antara sifat-sifatnya
adalah berhidung mancung, ujung hidungnya tipis, bagian tengahnya menonjol, seperti yang
tertulis dalam hadis Abu Said al-Khudri berkata, saya telah mendengar Rasulullah saw
bersabda, Al-Mahdi dari keluargaku, ubun-ubunnya tidak berambut, berhidung mancung,
dia akan menyebarkan keadilan dan kebijaksanaan di seluruh penjuru bumi setelah
sebelumnya diliputi oleh kedzaliman dan kerusakan, dan dia berkuasa selama 7 tahun. (HR.
Ahmad 3/17 dan Abu Dawud no. 4285, dishahihkan oleh al-Albani dalam takhrij al-Misykah
no. 5454).

Di antara petunjuk tentang al-Mahdi adalah munculnya dia di zaman di mana kezhaliman dan
penindasan merajalela, lalu dengan perintah Allah dia menegakkan keadilan dan kebenaran,
melarang kedzaliman dan penindasan, dengannya Allah menegakkan panji kebaikan pada
umat, di mana Allah menurunkan hujan dengan lebat tidak setetes pun yang disimpan, bumi
menumbuhkan segala macam buah-buahan tanpa menyimpan satu pun, binatang ternak
berkembang biak dengan cepat karena banyaknya makanan, dan harta kekayaan mengalir lalu
dibagi-bagi secara sama rata di antara manusia.
Dari Abu Said Al-Khudri bahwasanya Rasulullah bersabda, Al-Mahdi akan muncul di akhir
umatku, Allah menurunkan hujan untuknya, bumi menumbuhkan pohon-pohonnya, harta
kekayaan dibagi secara merata, binatang ternak berkembang pesat, umat menjadi besar. Dia
hidup tujuh atau delapan. (HR. al-Hakim 4/557-558, dia berkata, Sanadnya shahih tetapi
tidak diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Disetujui oleh adz-Dzahabi, hadits ini
dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 711).
Tidak ada riwayat yang shahih dan jelas yang menunjukkan tempat kemunculannya atau
zamannya. Akan tetapi para ulama menarik kesimpulan dari pengertian sebagian riwayat
meskipun tidak seratus persen pasti.
Hafizh Ibnu Katsir dalam Al-Fitan Wal Malahim berkata, Kemunculan al-Mahdi terjadi di
akhir zaman, di negara-negara belahan timur, bukan dari Sirdab Samura seperti yang
diklaim oleh orang-orang Syiah yang bodoh di mana al-Mahdi telah berada di sana saat
ini, sementara mereka menunggu kemunculannya di akhir zaman. Keyakinan ini adalah
kebodohan, bisikan dan tipu daya setan.
Dalam buku yang sama Ibnu Katsir berkata, Menurut saya kemunculan al-Mahdi
mendahului turunnya Isa bin Maryam AS sebagaimana hadits-hadits menunjukkan hal itu.
Di sini saya menyuguhkan kepada pembaca yang mulia sebagian riwayat yang yang
menunjukkan secara tersirat tentang al-Mahdi.
Dari Jabir bin Abdullah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, Akan selalu ada segolongan
manusia dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka memperoleh kemenangan
sampai hari Kiamat. Lalu Isa turun, Amir kaum muslimin berkata, Kemarilah, jadilah kamu
sebagai imam shalat bagi kami. Dia menjawab, Tidak. Sesungguhnya sebagian di antara
kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain dan hal itu adalah kehormatan dari Allah
kepada umat ini. (HR. Muslim no. 156). Syaikh al-Albani dalam tahqiq shahih Muslim
menyatakan bahwa imam atau amir ini adalah al-Mahdi.
Yang bisa dicermati dari riwayat ini tidak ditentukannya nama imam atau amir yang shalat
sebagai imam sampai dengan datangnya Nabi Isa.
Akan tetapi terdapat riwayat yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Manar al-Munif
dengan lafazh, Lalu amir mereka al-Mahdi berkata, Kemarilah, shalatlah sebagai imam.
Kemudian Ibnul Qayyim berkata sesudahnya, Riwayat ini sanadnya jayid (bagus).
Dari Ummu Salamah berkata, Rasulullah saw berkata, Seseorang berlindung kepada
baitullah, lalu sebuah tentara dikirim kepadanya. Ketika mereka sampai di tanah yang
lapang, mereka dibenamkan. Ummu Salamah berkata, Ya Rasulullah, bagaimana dengan
orang yang terpaksa? Nabi saw menjawab, Dia dibenamkan bersama mereka tetapi dia

dibangkitkan pada Hari Kiamat sesuai dengan niatnya. (HR. Muslim no. 2882 dan atTirmidzi no 1272)
Dari Hafshah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, Akan berlindung dengan rumah ini
yakni Kabah suatu kaum, mereka tidak mempunyai perlindungan, tidak pula memiliki
sekutu, dan tidak pula memiliki perlengkapan untuk membela diri, sebuah pasukan diutus
kepada mereka, ketika pasukan ini sampai di tanah lapang mereka dibenamkan. (HR.
Muslim no. 2883 dan an-Nasa`i 5/207).
Kedua riwayat dari Ummul Mukminin ini mengandung isyarat yang jelas adanya seseorang
yang berlindung kepada baitullah, dan bahwa dia dari Quraisy, dia didukung oleh pertolongan
Allah dengan membenamkan musuhnya. Akan tetapi apakah dia adalah al-Mahdi yang
namanya secara nyata disebutkan dalam hadits-hadits shahih di atas? Tidak ada dalil yang
qathi dalam hal ini, akan tetapi secara tersirat adalah dia. Wallahu alam.
Hadits-hadits yang shahih telah menyebutkan adanya seorang khalifah di mana kemakmuran
mencapai puncaknya pada zamannya sehingga dia meraup harta kekayaan dengan kedua
tangannya tanpa menghitungnya, dia membagikan harta itu tanpa perhitungan. Akan tetapi
riwayat-riwayat itu tidak menyebutkan nama khalifah tersebut.
Dari Abu Said Al-Khudri bahwasanya Nabi saw bersabda, Akan muncul di kalangan kalian
seorang khalifah yang meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya tanpa
menghitungnya. Dalam riwayat lain, Memberikan harta kepada manusia tanpa
perhitungan. Dalam riwayat lain, Akan muncul di akhir umatku seorang khalifah yang
meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya. (HR. Muslim no. 2913).
Dari kumpulan riwayat di atas jelaslah bagi kita secara tersurat dan tersirat bahwa al-Mahdi
adalah seorang yang shalih yang muncul dari arah timur, dia lari dari Madinah berlindung ke
baitullah, lalu dia di baiat di Kabah yang mulia di antara rukun dan maqam, lalu satu
pasukan diutus untuk membunuhnya, tetapi mereka dibenamkan, Allah memberikan
pertolongan dan dukungan kepadanya dan dia berhukum kepada Islam. Dia menyebarluaskan
keadilan di antara manusia, kemakmuran dan ketenteraman merata, dia bertemu dengan Nabi
Isa, dia menjadi imam bagi umat dan Nabi Isa shalat di belakangnya, lalu dia membantunya
membunuh Dajjal, dia hidup 7 atau 9 tahun.
Ada beberapa ulama dan imam yang telah menyatakan bahwa hadits-hadits tentang Mahdi
mencapai tingkatan mutawatir secara maknawi. Kepada pembaca yang budiman saya
nukilkan beberapa ucapan mereka agar jiwa kita semakin mantap terhadap pendapat kita.
Allamah Muhammad As-Sifarini dalam bukunya Al-Masihud Dajjal Wa Asrorus Saaah
berkata, Allamah Syaikh Mari di dalam bukunya Fawaidul Fikri menukil dari Abul Hasan
Muhammad bin Al-Husain berkata, Hadits-hadits dari Rasulullah saw tentang al-Mahdi dan
bahwa dia dari ahli bait Nabi saw telah mencapai tingkatan mutawatir dan para perawinya
terkumpul dalam jumlah yang banyak.
Dia juga berkata, Riwayat-riwayat yang berjumlah banyak telah menyatakan
kedatangannya sehingga riwayat-riwayat itu mencapai tingkatan mutawatir maknawi. Hal
ini telah dikenal luas di kalangan Ahlus Sunnah sehingga ia termasuk salah satu keyakinan
mereka.

Dia juga berkata, Terdapat riwayat-riwayat yang beragam dari para sahabat baik yang
disebutkan namanya atau yang tidak disebut namanya begitu pula dari para tabiin sesudah
mereka, di mana secara keseluruhan menunjukkan ilmu yang qathi (pasti) maka iman
kepada kedatangan al-Mahdi hukumnya wajib sebagaimana hal itu telah ditetapkan oleh
para ulama dan tertulis dalam akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Begitu pun di kalangan
syiah, hanya saja al-Mahdi mereka adalah Muhammad bin Hasan Al-Askari.
Syaikh Muhammad Al-Barzanji dalam bukunya Al-Isyaah Li Asyrotis Saaah berkata,
Telah diketahui bahwa hadits-hadits tentang al-Mahdi, kemunculannya di akhir zaman dan
bahwa dia dari keluarga Rasulullah saw dari keturunan Fatimah telah mencapai tingkatan
mutawatir maknawi, maka tidak ada alasan untuk mengingkarinya.
Allamah Muhammad Sidik Khalid bin Hasan Al-Qanuji dalam bukunya Al-Idzaah Lima
Kaana Wa Ma Yakunu Baina Yadayis Saaah berkata, Hadits-hadits tentang al-Mahdi
dengan riwayat-riwayat yang beragam sangatlah banyak mencapai derajat mutawatir
maknawi. Hadits-hadits itu terdapat dalam buku-buku sunan, musnad-musnad, mujammujam dan lain-lainnya.
Dalam buku yang sama, dia menukil ucapan Imam asy-Syaukani, Hadits-hadits mutawatir
yang menerangkan al-Mahdi yang ditunggu-tunggu yang bisa diketahui berjumlah 50 hadis.
Di antaranya ada yang shahih, hasan, dhaif dan dhaif yang terkatrol. Semua hadits-hadits
itu mutawatir tanpa keraguan dan tanpa kesamaran, bahkan untuk angka yang di bawahnya
sudah cukup disebut mutawatir menurut istilah-istilah yang telah disepakati dalam ilmu
ushulul hadits. Adapun atsar-atsar dari sahabat yang secara nyata menerangkan al-Mahdi
maka jumlahnya banyak juga di mana atsar-atsar itu mempunyai hukum hadits marfu
karena tidak ada peluang ijtihad dalam masalah seperti ini.

Вам также может понравиться