Вы находитесь на странице: 1из 4

sifat - sifat fisik dari larutan di tentukan oleh perbandingan relatif atau konsentrasi dari

berbagai komponen larutan telah di bicarakan beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi
misalkan molarita dan normalita yg merupakan satuan konsentrasi yg berguna memecahkan soal
stokiometri dari reaksi yg terjadi pada larutan selain itu telah di ketemukan bahwa beberapa
satuan konsentrasi dapat di pakai untuk pengungkapan sifrat fisik dari larutan yg penting untuk
di ingat dari satuan konsentrasi adalah bahwa itu merupakan suatu perbandingan ( brady, 1999 )
mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat di bandingakan dengan menimbang berat
suatu zat dengan metode geometri konsentrasi larutan yg tidak di ketahui ( analit ) kemudian di
hitung syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secaera cepat reaksi berlangsung kuantitatif
dan tidak ada reaksi samping
( khopkhar, 2003 ) .
proses pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat dengan cara menambahkan pelarut
agar di peroleh volume akhir yg lebih besar ( brady, 1999 ).
Menurut Gunadarma (2011), konsentrasi larutan dalam kimia dinyatakan sebagai berikut :
1

Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
Molaritas Zat = w/Mr x 1000/v
2

Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
N= gr ekivalen/liter larutan
3

Molalitas (m)

Molalritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.
m = gr/Mr
4

Persen massa %(b/b)

Adalah berat bahan yang terkandung dalam 100 gram larutan.


%(massa) = gr/100 gr x 100%
5

Persen volume %(v/v)

Adalah volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.


%(volume) = ml/100 ml x 100%
6

Persen berat per volume %(b/v)

Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.


%(b/v) = gr/100 ml x 100%
Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama
dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini
dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan
ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam
sulfat ini merusak kulit (Brady, 2000).
Rumus pengenceran menurut Gunawan (2004) yaitu :
M1V1 = M2V2
Ket:
M1 = molaritas awal larutan

V1 = volume awal larutan

M2 = molaritas akhir larutan

V2 = volume akhir larutan

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak,
asam

asetat,

akan

tetapi

kalau

menggunakan

air

biasanya

tidak

disebutkan

(Gunawan, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut,
efek

ion

sejenis,

efek

ion

berlainan,

pH,

hidrolisis,

pengaruh

kompleks

dan

lain-lain (Khopkar, 2003).


Prosedur untuk menyiapkan suatu larutan yang molaritasnya diketahui adalah sebagai
berikut, zat terlarut ditimbang secara akurat dan kemudian dimasukkan kedalam labu

volumeterik melalui corong, selanjutnya air ditambahkan secara perlahan kedalam labu ukur
kemudian labu ukur digoyang perlahan untuk melarutkan padatan. Setelah semua padatan
melarut, air di tambahkan kembali secara perlahan sampai ketinggian larutan tepat mencapai
tanda volume. Dengan mengetahui volume larutan dan kuantitasnya senyawa yang terlarut, kita
dapat menghitung molaritas larutan dengan persamaan mol zat terlarut dibagi dengan liter
larutan. Pengenceran adalah prosedur untk menyimpan larutan yang kurang pekat dari larutan
yang lebih pekat (Chang, 2004).
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa
kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat
terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam
sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan
ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan
air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya,
percikan

asam

sulfat

ini

merusak

kulit (Brady, 1999).


Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan
pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut
atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).

Pada saat percobaan praktikan harus mengerti bagaimana cara perhitungan larutan pada berbagai
konsentrasi
b)
Pada saat percobaan praktikan juga harus tau beberapa macam jenis konsentrasi larutan dan
satuannya
c)
Pada percobaan praktikan harus tertib dalam mendengarkan Ko-ass menjelaskan berbagai larutan
yang digunakan

Campuran homogen dapat juga dikatakan sebagai larutan yang bercampur secara
sempurna, sedangkan heterogen yaitu campuran yang terdapat bidang batas
antara zat terlarut dan zat pelarutnya.

Suatu larutan dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan konsentrasi yang dapat
dinyatakan dalam berbagai satuan.

2 Saran
Sebelum praktikan melakukan praktek, sebaiknya praktikan mengetahui
bahan atau materi praktek tersebut dan mempelajari praktek tersebut agar ketika
praktek praktikan tidak mengalami kesulitan.

Вам также может понравиться