Вы находитесь на странице: 1из 3

Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan

distribusi dari komponen campuran tersebut diantarany dua fase, yaitu fase diam (stationary)
dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase
bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas
atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair (Acun, dkk, 2010).
Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah kromatografi gas,
yang merupaka metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan
elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua
komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk
proses pemisahan. Tekanan uap atau keatsirian memungkinkan komponen menguap dan
bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas (Acun, dkk, 2010).
Kromatografi gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang
sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran
yang sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen.
Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti
hidrokarbon dan eter. Analisis minyak mentah dan atsiri dalam buah telah dengan sukses
dilakukan dengan tehnik ini. Efisien pemisahan ditentukan ditentukan dengan besarnya
interaksi antara sampel dan cairan, dengan menggunakan fase cair standar yang diketahui
efektif untuk berbagai senyawa (Acun, dkk, 2010).
Teknik HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair- cair yang dapat digunakan
baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dengan
teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area puncak analit dalam
kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan standar. Pada prakteknya,
perbandingan kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya melibatkan satu standar, oleh
karena itu maka perbandingan dilakukan dengan menggunakan teknik kurva kalibrasi
(Cupritabu, 2010).
Prinsip kerja alat HPLC adalah pertama fasa gerak dialirkan melalui kolom
kedetektor dengan bantuan pompa. Kemudian cuplikan dimasukan ke dalam aliran fasa gerak
dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran
karena perbedan kekuatan interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang
kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom terlebih dahulu.

Sebaliknya solut-solut yang interaksinya kuat dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih
lama. Setiap komponen yang campuran yang keluar kolom dideteksi oleh detektor kemudian
direkam dalam bentuk kromatogram.

Menurut Adnan (1997), komponen utama HPLC adalah :


1. Reservoir pelarut : zat pelarut yang dipakai polaritasnya dapat bervariasi tergantung
dari senyawa yang dianalisis, yang perlu diperhatikan adalah bahwa tempat pelrut
tersebut harus memungkinkan untuk proses menghilangkan gas atau udara yang ada
dalam pelarut
2. Pompa : digunakan untuk mengalirkan pelarut sebagai fase mobile dengan kecepatan
dan tekanan yang tetap
3. Injektor : saat sampel diinjeksikan ke dalam kolom, diharapkan agar pelarut tidak
mengganggu masuknya keseluruhan sampel ke dalam kolom. Injeksi dapat
menggunakan syringe.
4. Kolom krmatografi : kolom yang dipakai memiliki panjang 10 25 cm dan diameter
4,5 5 mm yang diisi dengan fase stasioner beukuran 5-10 mikrometer dan terbuat
dari logam atau stainlessteel.
5. Detektor : digunakan untuk mendeteksi sampel. Detektor dibutuhkan untuk
mempunyai sinsitivitas yang tinggi, linear untuk jangka konsentrasi tertentu dan dapat
mendekati eluen tanpa mempengaruhi resolusi kromatografi.
Alat dan Bahan

No

Alat

Bahan

HPLC

ACN

Seperangkat komputer

Metanol

Selang

Aquadest

Botol

Gelas kimia

Siring

Sampel

Daftar pustaka
2013 by anitamuina https://anitamuina.wordpress.com/2013/02/11/hplc-high-performanceliquid-chromatography/

Вам также может понравиться