Вы находитесь на странице: 1из 7

TUGAS :

ANATOMI HEWAN

Sistem Sirkulasi Pada


Protozoa,Polifera,Atropoda,Vermes dan
Coelenterata

OLEH :

NAMA

: HUSNA

TAMBUK

:F1D115043

KELAS

: A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

A. Flum Protozoa
Frotozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa
memakan tumbuhan dan hewan, frotozoa berkembang biak secara reproduksi

unseksual atau vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara seksuan /
generatif konjugasi. Filum frotozoa terbagi menjadi beberapa kelas yaitu Kelas
hewan berambut getar (ciliata), Kelas hewan berkaki semu (rhizopoda), Kelas
hewan berspora (sporozoa),Kelas hewan berbulu cambuk (flagellata). Sistem
sirkulasi pada protozoa yaitu Hewan protozoa seperti Amoeba atau
Paramaecium bernapas menggunakan permukaan tubuhnya. Oksigen dan
karbondioksida saling berdifusi melalui membran sel. Saat Amoeba bernapas,
konsentrasi oksigen dalam sel semakin berkurang (rendah), sedangkan sisa
metabolisme yang berupa karbondioksida di dalam sel semakin tinggi
konsentrasinya. Di sisi lain, konsentrasi oksigen dalam air lebih tinggi daripada
di dalam sel, sementara konsentrasi oksigennya lebih rendah. Akibatnya,
oksigen dari luar akan berdifusi ke dalam sel, sementara karbondioksida
berdifusi keluar sel menuju air.Pertukaran gas tersebut akan terjadi pada
seluruh luas permukaan tubuh protista. Selain itu, proses seperti ini terjadi juga
pada organisme uniselluler lain dan beberapa hewan seperti spons, Cnidaria,
dan cacing pipih.
B. Flum Polifera
Filum Porifera berasal dari kata porus = lubang-lubang kecil, dan fera =
mengandung. Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori-pori. Dalam
kehidupan, porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada
beberapa negara maju, misalnya Amerika, porifera dimanfaatkan untuk
memproduksi

spons.

Ciri-ciri umum Porifera yaitu :


1. Porifera merupakan hewan metazoa yang paling sederhana.
2. Tubuh terdiri atas banyak sel,Bentuk tubuhnya seperti tabung atau
jambangan yang berpori dan di dalamnya terdapat rongga tubu.
3. Biasanya hidup di laut, mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal
hingga daerah berkedalaman 5,5km
4. Tubuhnya melekat pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat
(sesil),Struktur tubuhnya memiliki dua lapisan sel (dipliblastik), yaitu
lapisan luar dan lapisan dalam.

5. Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk


bersama aliran air melewati pori.
6. Tidak memiliki sistem saluran

pencernaan

makanan,

Sistem

pencernaannya berlangsung secara intraseluler, Forifera merupakan


hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat
pada suatu dasar laut, jadi forifera dapat berpindah tempat dengan bebas,
tubuh forifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil
pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat
berkembang

biak

dengan

cara

generatif

dan

vegetatif.

Forifera terdiri dari tiga kelas yaitu :


1. Kelas corcoreaTerdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut
2.

yang dangkal,contoh; seghpha SP, charsarina SP.


Kelas hexactinelidaTerdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang

dalam. Contohnya pnerorepa SP.


3. Kelas demospangiaTubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka,
contoh spongia SP.
Sistem sirkulasi pada porifera yaitu
Porifera atau hewan berpori bernapas dengan cara mengalirkan air
melalui pori-pori tubuhnya yang disebut dengan ostium. Selanjutnya air
akan mengalir dan masuk ke rongga yang disebut spongocoel. Proses
pernafasan porifera yang selanjutnya akan berlansung di sel koanosit atau
sel leher. Sel koanosit adalah sel yang berbatasan langsung dengan
spongocoel. Tidak hanya membawa oksigen, air yang masuk juga
membawa zat-zat makanan. Proses pertukaran udara antara oksigen dan
karbondioksida terjadi di sel koanosit. Aliran air masuk membawa
oksigen dan makanan sehingga sel koanosit juga bertindak sebagai organ
pencernaan dan peredaran zat makanan. Air yang mengandung Co2
selanjutnya akan dikeluarkan melalui oskulum.
C. Flum Atropoda
Sistem sirkulasi pada atropoda terbagi beberapa yaitu :
1. Insecta ini bernapas dengan menggunakan sistem trakea. Sistem trakea
pada serangga, seperti belalang terdiri atas spirakel, saluran (pembuluh

trakea), dan trakeolus. Spirakel atau stigma merupakan jalan keluar


masuknya udara dari dan ke dalam sistem trakea, terdapat di kerangka
luar (eksoskeleton), berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin,
terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh, dan merupakan tempat
bermuaranya pembuluh trakea. Pada umumnya spirakel terbuka selama
serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.Udara masuk
melalui empat pasang spirakel depan dan keluar melalui enam pasang
spirakel belakang. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel, lalu menuju
pembuluh-pembuluh trakea, selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus. Dengan demikian, oksigen
dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
2. Trakeolus merupakan cabang-cabang terkecil berukuran 0,1 m dari
saluran pembuluh trakea yang berhubungan langsung dengan jaringan
tubuh dan tidak berlapis zat kitin. Trakeolus ini merupakan tempat
terjadinya pertukaran udara pernapasan. Trakeolus memiliki fungsi sama
dengan

kapiler

pada

sistem

pengangkutan

(transportasi)

pada

Vertebrata.Dalam mekanisme pernapasan pada belalang diatur oleh otot


perut (abdomen), ketika otot perut (abdomen) berelaksasi, volume trakea
normal sehingga udara masuk. Sebaliknya, ketika otot abdomen
berkontraksi, volume trakea mengecil sehingga udara keluar.

Jalur yang dilalui udara pernapasan yaitu:


Udara luar >> stigma/spirakel >> saluran/pembuluh trakea >>
trakeolus >> jaringan tubuh.
Jadi, sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke
seluruh tubh, serta sebaliknya mengangkut CO2 hasil pernapasan untuk
dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian darah pada serangga hanya
berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut udara
pernapasan.Pada serangga air, seperti jentik nyamuk, udara diperoleh

dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan ir untuk


mengambil udara. Serangga ait tertentu memiliki gelembung udara
sehingga dapat menyelam di dalam air dalam waktu lama. Misalnya,
kepik Notonecta sp memiliki gelembung udara di organ yang menyerupai
rambut pada permukaan ventral.Selama menyelam, O2 dalam gelembung
udara dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan. Adapula
serangga yang memiliki insang trakea yang berfungsi menyerap udara
dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa
insang. Selanjutnya O2 diedarkan melalui pembuluh trakea.

Arthropoda Lain
Pada

hewan

laba-laba

(Arachnida)

dan

kalajengking

(Scorpionida) bernapas dengan paru-paru buku. Yang pada paru-paru


buku ini merupakan invaginasi (pelekukan ke dalam) abdomen. Pada
paru-paru buku mempunyai banyak lamela seperti halaman buku yang
dipisahkan oleh batang-batang sehingga udara dapat bergerak bebas.
Udara dari luar, masuk melalui spirakel secara difusi. Selanjutnya,
udara masuk di antara sel-sel lamela dan berdifusi dengan pembuluh
darah di sekitar lamela.Arthropoda yang hidup di air, misalnya dari
golongan Crustacea (udang-udangan), seperti udang dan ketam
bernapas dengan insang buku. Insang buku ini tumbuh dari dasar
anggota tubuh dan dinding tubuh yang berdekatan dan menjulur ke
atas ke dalam ruang brankial. Yang tiap insang terdiri atas sumbu
sentral tempat pertautan lamella atau filamen. Aliran air dihasilkan
oleh gerakan mendayung dari insang timba, yakni suatu penjuluran
berbentuk bulan sabit dari salah satu penjuluran mulut (maksila
kedua).Pada udang air yang masuk ke dalam ruang brankial di
belakang karapaks dan di antara kaki. Yang selanjutnya, saluran di
dalam sumbu insang membawa darah ke dan dari ruang di dalam
lamela, yang pertukaran udara pernapasan berlangsung melalui

dinding tipis lamella. Keluar masuknya udara disebabkan oleh


gerakan otot yang terjadi secara teratur. Baik paru-paru buku maupun
insang buku, keduanya memiliki fungsi yang sama seperti fungsi
paru-paru pada Vertebrata.

D. Fium vermes
Sistem peredaran darah pada vermes
Seperti Annelida yang hidup Yang sebagian besar Vermes
bernapas dengan menggunakan permukaan tubuhnya seperti
anggota filum Platyhelminthes yakni Planaria dan anggota filum
Annelida yakni cacing tanah (Pheretima sp). Namun, pada
beberapa Annelida bernapas dengan insang, di air yang berubah
menjadi insang. Pada Planaria, O2 yang terlarut di dalam air
berdifusi yang melalui permukaan tubuhnya. Demikian juga
dengan pengeluaran CO2. Pada cacing tanah, O2 berdifusi
melalui permukaan tubuhnya yang basah, yakni Polychaeta
(golongan cacing berambut banyak) ini bernapas menggunakan
sepasang porapodia tipis, dan memiliki pembuluh-pembuluh
darah. Selanjutnya, O2 diedarkan keseluruh tubuh oleh sistem
peredaran darah.Pada CO2 sebagai sisa pernapasan dikeluarkan
dari jaringan oleh pembuluh darah, lalu keluar melalui permukaan
tubuh secara di fusi. Permukaan tubuh cacing tanah selalu basah.
Hal ini berfungsi untuk mempermudah proses difusi O2 melalui
permukaan tubuhnya
E. Flum Coelenterata
Coelenterata berasal dari bahasa yunani, yaitu coilos yang berarti
rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi coelenterata dapat diartikan
sebagai hewan invertebrata yang memiliki rongga yang berfungsi sebagai
alat pencernaan (gastrovaskuler) atau mempunyai fungsi sebagai usus.

Coelenterata sering juga disebut Cnidaria (cnido:penyengat) karena


sesuai cirinya yang memiliki sel penyengat.
Sistem sirkulasi pada coelentera yaitu Coelenterata atau hewan
berongga tubuhnya tersusun dari dua lapis sel yakni lapisan luar dan
lapisan dalam. Pernapasan hewan coelenterata hanya mengandalkan
proses difusi oksigen dari lingkungan luar melalui permukaan tubuhnya.
Namun demikian, coelentera juga memiliki alat bantu pernapasan yang
disebut sifonoglia. Sifonoglia adalah perluasan dari celah mulut hewan
coelenterata

Вам также может понравиться