Вы находитесь на странице: 1из 10

1.

1 Definisi Kombinasi Bisnis (Business combination)


Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08
tahun 1999 Penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
(uniting with) dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan
opersai perusahaan lain. Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224) Penggabungan
badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih
perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penggabungan usaha
merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan
perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
1.2 Jenis dan Bentuk Penggabungan Badan Usaha
Dilihat dari segi organisasi usaha mengembangkan perusahaan, dapat dilakukan
melalui salah satu dari dua jalan sebagai berikut :
o Mengadakan ekspansi (perluasan usaha) dari usaha yang telah ada atau Internal Business
Expansions.
Dalam hal ini dapat dilakukan dengan hanya memperluas usaha yang telah ada, tanpa
melibatkan unit-unit usaha diluar (organisasi) perusahaan. Usaha demikian itu dapat
dilakukan dengan membuka daerah-daerah pemasaran yang baru, menambah
(memperkenalkan) produk-produk baru, menambah saluran-saluran distribusi yang baru
atau dengan menggunakan metode penjualan yang baru dalam rangka meningkatkan
omzet penjualannya. Pada umumnya usaha-usaha demikian itu dibelanjai dengan
sumber-sumber dana yang normal, seperti umpamanya dari laba yang tidak dibagi, hasil
penjulan surat-surat hutang, obligasi (jangka panjang lainnya) atau dengan mengeluarkan
modal saham baru.
o Mengadakan penggabungan badan usaha atau External Business Expansions.
Dalam hal ini untuk mengembangkan usahanya, suatu perusahaan mengadakan
penggabungan sumber-sumber ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan lainnya. Dengan
demikian untuk mencapai perkembangan usaha tersebut, dilakukan dengan melibatkan
unit-unit usaha yang telah ada sebelumnya. Penggabungan badan usaha pada umumya
merupakan cara yang dianggap lebih menguntungkan, dibandingkan dengan cara yang
pertama. Karena melalui penggabungan badan usaha itu dapat diperoleh adanya
kepastian mengenai: daerah pemasaran, sumber bahan baku, atau penghematan biaya
melalui penggunaan fasilitas dan sarana yang lebih ekonomis dan efisien.
Dilihat dari segi cara terbentuknya pengembangan badan usaha melalui external
business expansions ini dapat dibedakan kedalam dua cara sebagai berikut :

Corporate Reporting

Page 1

o Penggabungan badan usaha


Menggabungkan beberapa perusahaan yang telah ada sebelumnya menjadi
satu perusahaan yang baru, atau berfungsinya beberapa perusahaan kedalam
satu perusahaan yang baru. Dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang
digabung kehilangan dan melepaskan statusnya sebagai suatu kesatuan usaha
yang memiliki badan hukum.
o Pemilikan sebagian besar saham-saham perusahaan lain
Dengan dimilikinya sebagian besar saham-saham perusahaan lain, berarti
berhak sepenuhnya mengendalikan operasi dan manajemen perusahaan lain
tersebut. Apabila hal ini menjadi maka terciptalah adanya hubungan antara
perusahaan induk dengan perusahaan anaknya. Baik perusahaan induk
maupun perusahaan anak masing-masing masih mepertahankan status badan
hukum nya secara individual. Namun demikian oleh karena perusahaan induk
berhak mengendalikan operasi dan manjemen dari perusahaan anak, maka dari
segi ekonomis antara perusahaan induk dan anaknya merupakan suatu
kesatuan usaha.
Apabila suatu perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk
memiliki sebagian besar dari saham-saham perusahaan lain disebut Holding
Company.
1.2.1 Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
Ada dua bentuk mode pengambungan usaha yang sering terjadi di dalam proses
pengembangan dan eekspansi pasar yaitu berdasarakan jenis usaha yang bergabung
dan menurut kejadian hukum.
o Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung
o Penggabungan Horizontal
Pengabungan horizontal terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang
bergabung menjalankan fungsi produksi dan pejualan barang-barang
yang sejenis, juga dengan adanya skala operasi yang lebih besar akan
dapat dihemat berbagai macam biaya.
o Penggabungan Vertikal
Apabila perusahaan yang semula merupakan langganan terhadap
produk (jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan lain, atau sebaliknya
perusahaan lain itu adalah suplies bahan baku baginya dan kemudian
mengadakan penggabungan perusahaan, maka penggabungan demikian
disebut penggabungan vertikal.
o Penggabungan Konglomerat (conglomerate combinations)
Penggabungan ini merupakan kombinasi dari penggabungan horizontal
dan vertikal. Penggabungan ini terbentuk apabila perusahaanperusahaan yang bergabung bukan perusahaan-perusahaan sejenis dan
tidak pula mempunyai hubungan langganan supplier.
o Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat dibedakan kedalam:
Corporate Reporting

Page 2

o Merger
Merger adalah penggabungan perusahaan dengan jalan kepemilikan
langsung oleh suatu perusahaan terhadap harta milik dari satu atau
lebih perusahaan lain. Pada cara ini perusahaan yang mengabil alih
harta milik perusahaan lain merupakan satu-satunya diantara
perusahaan yang bergabung tersebut untuk tetap mempertahankan
identitas serta melanjutkan usahanya. Sedangkan perusahaan lain yang
menyerahkan harta miliknya dibubarkan dan dengan demikian
kehilangan statusnya sebagai unit usaha yang terpisah.
Contoh perusahaan yang melakukan merger salah satunya adalah Bank
Lippo dengan Bank Niaga pada tahun 2008 dan kedua bank ini
menyetujui untuk mengubah nama mereka setelah merger menjadi
Bank CIMN Niaga.
o Konsolidasi
Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi, jika dalam
proses penggabungan itu dibentuk sebuah perusahaan baru dengan
tujuan khusus untuk membeli (mengambil alih) harta milik dan
mengakui hutang-hutang dari dua atau lebih dari perusahaan yang telah
ada. Contoh perusahaan yang melakukan konsolidasi salah satunya
yaitu antara Bank Bumi Daya (BBD), Bapindo, Bank Dagang Negara,
dan Bank Exim. Keempat bank tersebut berkonsolidasi dan berubah
menjadi Bank Mandiri.
o Akuisisi
Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah
satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali
atas aktiva netto dan operasi perusahan yang diakuisisi (acquiree),
dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau
mengeluarkan saham. Contoh perusahaan yang melakukan akuisisi
salah satunya adalah Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik
serta PT HM Sampoerna yang diakuisisi oleh Philip Morris.
o Afiliasi
Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian
besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh
hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai
tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi
sebagaimana perusahaan lainnya. Contoh perusahaan yang melakukan
afiliasi salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia merupakan
perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan.

1.3 Pengendalian Tertinggi

Corporate Reporting

Page 3

Pengendalian ini dapat diperoleh dengan kepemilikan hak suara atas entitas lain. Hak
suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu
demikian. Jika hak suara yang dimiliki sedemikian besar, diperoleh hak pengendalian, dan
pada saat itu telah terjadi kombinasi bisnis. Kepemilikan equitas suatu entitas dalam jumlah
tertentu dapat menimbulkan pengendalian atas entitas tersebut, dan hal itu menunjukkan
bahwa telah terjadi kombinasi bisnis. Entitas yang tidak berbadan hukum merupakan usaha
yang didirikan namun belum memiliki bentuk hukum tetap. Contoh bentuk hukum dalam hal
ini meliputi perusahaan perseorangan, CV Firma, Perseroan Terbatas, dan bentuk lainnya.
Sepanjang entitas bersangkutan merupakan bisnis yang riil, kombinasi bisnis dapat dilakukan
atas entitas tidak berbadan hukum tersebut.
Akan tetapi, makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entitas lain.
Pengendalian tidak harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya, kepemilikan
hak suara mayoritas tidak selalu memberikan hak pengendalian. Pengendalian yang diperoleh
tanpa adanya kepemilikan dapat terjadi melalui kontrak. Sebagai contoh, suatu entitas telah
terikat kontrak hanya menjual atau memberikan jasa atau memberikan hak pemakaian aset
pada entitas lain yang mengindikasikan adanya pengendalian oleh entitas lain tersebut. Ini
berarti entitas yang mengendalikan. Sebaliknya, jika ada pengendalian tanpa kepemilikan, itu
merupakan indikasi bahwa telah terjadi kombinasi bisnis. Dalam kasus lain, suatu entitas
mungkin memiliki sebagian saham biasa entitas lain dan entitas pengakuisisi tersebut dalam
posisi mengendalikan.Kombinasi bisnis mengenal istilah entitas pengendali dimana
pengendalian diperoleh secara langsung maupun secara tidak langsung.
Sebagai contoh perusahaan sampoerna merupakan perusahaan rokok besar di
Indonesia, dengan melakukan diversifikasi dengan berbagai merk dan produk, hal ini
merupakan suatu langkah yang dijalankan oleh PT. Sampoerna agar perusahaan mencapai
income stabil. Tahun 2005 perusahaan ini diakuisisi oleh Philip Morris, sejumlah 40 % dari
saham sampoerna dibeli oleh Philip Morris. Philip Morris adalah produsen rokok asal
Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti Marlboro, Virginia Slims,
dan Benson & Hedges. Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengendali
tertinggi adalah PT. Sampoerna karena PT tersebut mempunyai saham lebih besar yaitu 60%.
1.4 Persoalan yang timbul dalam penggabungan perusahaan
Masalah yang timbul didalam proses penggabungan perusahaan dapat bersifat
komplek, tetapi dapat bersifat sederhana. Sebagai contoh penentuan jumlah yang harus
dibayar dan syarat-syarat pembayaran dalam pengabungan perusahaan dalam pembayarannya
berbentuk uang tunai relatif lebih sederhana jika dibanding dengan penggabungan perusahaan
dimana pembayarannya berbentuk surat-surat berharga, yang harga pasarannya pun tidak
mudah dapat ditentukan. Untuk itu bantuan dari manajemen yang bersangkutan dan para ahli
lain seperti akuntan, ahli hikum, dan para analis sangat dibutuhkan.
o Masalah konstribusi relatif perusahaan yang bergabung
Jika perusahaan baru dibentuk dalam konsolidasi akan mengeluarkan modal saham
sebagai alat pembayaran kepada perusahaan-perusahaan yang digabung, dapat dipakai

Corporate Reporting

Page 4

dua cara (pendekatan) didalam menentukan banyaknya saham yang harus diserahkan
kepada masing-masing perusahaan yang digabung.
o Kontribusi relatif dari kekayaan bersih
Penentuan besarnya jumlah kekayaan bersih relatif seringkali
diperlukan bantuan dari ankuntan dn orang ahli dibidang menaksir harga-harga
pasar. Laporan keuangan dari masing-masing pihak harus disusun atas dasar
harga pasarnya (Harga yang disetujui semua pihak). Tiap-tiap pos dari laporan
keuangan harus diperiksa dan dianalisa secar khusus oleh akuntan yang
independen, dn jika dirasa perlu akuntan dapat menyusun kembali laporann
keuangan tersebut agar lebih informatif dan dapat diperbandingkan, serta
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan yang lazim. Beberapa hal yang sering
memerlukan perhatian khusus dalam rangka penyususnan laporan keuangan
tersebut ialah metode penilaian yang dipakai terhadap investasi ( surat-surat
berharga), cadangan kerugian piutang, penentuan harga pokok dan prosedur
penilaian terhadap persediaan, kebijaksanaan terhadap kapitalisasi yang
berhubungan dengan aktiva tetap, metode, dan kebijaksnaan depresiasi aktiva
tetap, metode dan kebijaksanaan amortisasi aktiva tetap tak berwujud, pos pos
kontinyensi serta kemungkinan adanya pos-pos transitoris dan antisipasi yang
belum dicatat.
Berdasar laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang lazim kemudian diadakan penilaian kembali semua
harta kekayaan perusahaan sesuai dengan harga yang berlaku pada saat itu,
untuk menentukan besarnya kekayaan bersih relatif yang akan diserahkan
kepada perusahaan yang baru dibentuk buku-buku yang baru diselenggarakan,
dan kekayaan bersih ( yang diserahkan oleh masing-masing perusahaan yang
digabung) kemudian dicatat sesuai harga pasar yang berlaku. Adaya perubahan
nilai yang terjadi pada aktiva tetap berhubung perubahan nilai uang dan
perubahan teknologi harus diakui agar diperoleh penilaian yang wajar.
o Kontribusi relatif dari laba yang diproyeksikan
Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan kepada
perusahaan yang baru dibentuk memerlukan juga bantuan dari orang yang ahli
dibidang ini. Laporan perhitungan rugi laba dari perusahaan yang digabung
juga harus dususun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansiyang lazim, seperti
halnya pada neraca. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus
dalam hubungannya dengan penentuan besarnya kontribusi relatif dari ratarata keuntungan ialah penentuan besrnya harga pokok barang yang dijual
maupun harha pokok produksinya, termasuk inventory pricing dan metode
penilaian yang dipakai, biaya-biaya yang berhubungan dengan aktiva tetap
termasuk depresiasi dan amortisasi aktiva tetap tak berwujud.

Corporate Reporting

Page 5

1.5 Tanggal Kombinasi Bisnis / Penggabungan Badan Usaha


PSAK 22 revisi 2010 menjelaskan bahwa kombinasi bisnis terjadi pada saat satu
entitas mengendalikan entitas lain yang berupa bisnis. Tanggal transaksi kombinasi bisnis
merupakan tanggal diperolehnya kendali atas suatu bisnis.
Tanggal kombinasi bisnis merupakan akuisisi atau tanggal ketika pihak pengakuisisi
secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil alih liabilitas atau
kewajiban pihak yang diakuisisi, atau disebut juga tanggal penutupan. Akan tetapi, pihak
pengakuisisi mungkin saja memperoleh pengendalian pada tanggal sebelum atau setelah
tanggal penutupan. Misalnya, dalam pejanjian ditulis dinyatakan bahwa pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas pihak yang diakusisi pada tanngal sebelum tanggal
penutupan. Dalam hal ini, tanggal kombinasi bisnis adalah tanggal diperolehnya
pengendalian.
Sebagai contoh PT Trans Corporation (sebelumnya bernama PT Para Inti Investindo)
adalah unit usaha para group di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada awalnya, Trans
Corp didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans Tv dengan stasiun televisi
yang baru saja diambil alih 49% kepemilikan sahamnya oleh Para Group dari Kelompok
Kompas Gramedia (KKG), Trans 7 (dulunya Tv 7). Trans Corp dimiliki oleh para group yang
dimotori Chairul Tanjung Unit usaha. Trans7 berdiri dengan nama TV7 berdasarkan izin dari
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000
yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh Kompas Gramedia (KG) dan 12% dimiliki
Bakrie & Brothers (perusahaan konglomerat milik Aburizal Bakrie yang memiliki antv). Pada
tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687
sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT
Trans Corpora resmi membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan
dilakukannya re-launch pada tanggal 15 Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari
lahirnya Trans7. Direktur Utama Trans7 saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni.
Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun televisi swasta
Indonesia mulai secara terrestrial area di Jakarta, yang dimiliki oleh konglomerat Chairul
Tanjung. Dengan motto "Milik Kita Bersama", konsep tayang stasiun ini tidak banyak
berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan PT Trans Corpora.
Kantor Pusat stasiun ini berada di Studio TransTV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta
Selatan. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Wishnutama. Trans TV memperoleh izin
siaran didirikan pada tanggal 1 Agustus 1998 Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10
November 2001 meski baru terhitung siaran percobaan, Trans TV sudah membangun Stasiun
Relai TV-nya di Jakarta dan Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang
menyapa pemirsa pukul 19.00 WIB malam. Trans TV kemudian pertama mengudara mulai
diluncurkan diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri sejak tanggal 15 Desember 2001
sejak sekitar pukul 19.00 WIB Malam, TRANS TV memulai siaran secara resmi.
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tanggal kombinasi bisnis untuk
Trans 7 yaitu pada tanggal 4 agustus 2006 dimana Para Group melalui PT Trans Corpora
resmi membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Sedangkan untuk transTV
tanggal kombinasi terjadi pada tangal 15 Desember saat diresmikan oleh Presiden Megawati
Soekarno Putri.
Corporate Reporting

Page 6

1.6 Pihak-pihak yang Berperan dalam Kombinasi Bisnis atau Penggabungan Badan
Usaha
Kombinasi bisnis melibatkan pihak pengakuisisi dan entitas target. Pihak pengakuisisi
merupakan pihak yang memeproleh kendali atas aktiva neto dna operasi pihak yang
diakuisisi. Pengendalian atas pihak yang diakuisisi mungkin diperoleh dengen beberapa cara,
seperti:
o Dengan mengalihkan kas, setara kas, atau aset lainnya (termasuk aset neto
yang merupakan suatu bisnis);
o Dengan menimbulkan laibilitas/kewajiban;
o Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;
o Dengen memebrikan l;ebih dari satu jenis imbalan; atau
o Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak
Pihak pengakuisisi setelah kombinasi bisnis disebut induk, yang berkewajiban
menyusun laporan konsolidasi yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya. Pada umumnya,
pihak pengakuisisi diidentifikasi sebagai pihak yangmengalihkan kas atau aset lainnya, atau
meiliki liabilitas sebagai pihak yang mengalihkan kas atau aset lainnya, atau memiliki
liabilitas atas kombinasi bisnis. Kas atau aset lainnya akan diberikan atau dialihkan
(liablilitas) kepada pemilik atau pengendali entitas target sebelumnya. Jika terjadi hal
semacam itu, PSAK 22 revisi 2010 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk
mennetukan nama perusahaan pengakuisisi, yakni:
o Ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba, aset atau pendapatan)
lebih besar dari entitas target.
o Jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak, maka pengakuisisi
biasanya merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis, dan
ukurannya lebih besar dari pihak lain dalam kombinasi bisnis.
o Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu
merupakan pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan
kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah satu entitas
yang bergabung merupakan peihak pengakuisisi dengan melihat ukuran dan
faktor lainnya.
o Jika kombinasi bisnis mengakibatkan manajemen suatu perusahaan
mendominasi penentuan anggota manajemen perusahaan yang bergabung,
mak aperusahaan yang dominan tersebut adalh perusahaan pengakuisisi.
Bahwa dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan penerbitan ekuitas, pihak
pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang menerbitkan ekuitas. Pengecualian terjadi
dalam Reverse Acquistion di mana pihak yang secara hukum diidentifikasi sebagai pihak
pengakuisisi, tetapi berdasarkan substansi akuntansi diidentifikasi sebagai pihak yang
diakuisisi.

Corporate Reporting

Page 7

1.7 Pandangan UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai


Penggabungan Badan Usaha
Standar Akuntansi Keuangan merupakan regulasi resmi di Indonesia untuk bidang
akuntansi. Sementara itu, PSAK 22 merupakan bagian dari prinsip akuntansi yang mengatur
kombinasi bisnis. Dalam praktiknya, PSAK tidak berdiri sendiri melainkan bersinergi dengan
aturan-aturan pemerintah lainnya yang mengatur masalah kombinasi bsinis, seperti aturan
Bapepam, aturan yang dikeluarkan Departemen Keuangan, aturan pajak, dan lainnya. Karena
itu, PSAK dan aturan-aturan pemerintah lainnya harus harmonis agar bersinergi dalam
mengefktifkan tujuan yang dimaksud. Perubahan atau revisi PSAK juga harus tidak
bertentangan dengan aturan lainnya yang telah ada. Bila perlu, perubahan regulasi akuntansi
dilakukan seiiring denga perugahan regulasi lainnya kurang bersinergi. UU NO. 40 tahun
2007 Bab I pasal 1 ayat 11 misalnya, yang mengatur masalah penggabungan, peleburan, dan
pengambilalihan, mendefinisikan pengambilalihan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan
ol;eh badna hukum atau orang perorangan untuk mengambil alih, baik seluruh maupun
sebagian besar saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
perseroan tersebut.
Revisi PSAK 22 tahun 2010 menjadi kurang harmonis dengan UU No. 40 Tahun 2007
dan dapat menimbulkan kebingungan interpretasi atas kedua aturan tersebut. Pengertian
Kombinasi Bisnis menurut PSAK 22 revisi 2010 dan Pengambilakihan menurut UU No. 4
tahun 2007 memiliki perbedaan, antara lain karena UU No. 4 tahun 2007 menjelaskan bahwa
pengambilakihan hanya berlaku untuk entitas yang berbentuk perseroan terbatas, sedangkan
kombinasi bisnis yang dimaksud dalam PSAK 22 tidak hanya berlaku bagi entitas yang
berbentuk perseroan terbatas saja.
1.8 Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi mencerminkan penggabungaan seluruh laporan
perusahaan yang dikendalikan oleh Induk Perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila
induk Perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya
memiliki lebih dari 50 % hak suara pada suatu perusahaan. Walaupun kepemilikan hak suara
hanya sebesar 50 % atau kurang , pengendalian tetap dianggap ada apabila dibuktikan adanya
salah satu kondisi sebagai berikut :
Mempunyai hak suara yang lebih besar dari 50 % berdasarkan suatu perjanjian dengan
investor
Mempunyai hak untuk mengatur & menentukan kebijakan Finansial dan Operasional
perusahaan berdasarkan Anggaran dasar atau perjanjian.
Mempunyai kewenangan untuk mengangkat atau memberhentikan mayoritas
pengurus Perusahaan
Mampu menguasai suara mayorits dalam Rapat Pengurus atau Rapat Umum
Pemegang Saham.

Corporate Reporting

Page 8

Laporan Keuangan Konsolidasi yang sesuai dengan PSAK dan Dan Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat pertimbangan dan estimasi yang
mempengaruhi jumlah serta pengungkapan tertentu berdasarkan evaluasi manajemen atas
fakta dan keadaan yang relevan pada tanggal pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan
jumlah yang diestimasi, dan estimasi ini dapat disesuaikan lebih lanjut. Laporan Keuangan
Perusahaan dan entitas anak telah mengadopsi semua standar baru dan telah direvisi dan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Institut Akuntan
Indonesia yang relevan dengan operasi dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada
tanggal 1 Januari 2011.
Penerapan standar-standar baru dan telah direvisi dan interpretasi telah menghasilkan
perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak pada bidang berikut yang
mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan berupa :
PSAK 1 (Revisi 2009), tentang Penyajian Laporan Keuangan.
Penerapan PSAK 4 (revisi 2009) mengubah akuntansi investasi entitas anak di
laporan keuangan terpisah entitas induk yang disajikan sebagai informasi
tambahan dari metode ekuitas ke metode biaya.
PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, Standar ini
memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihakpihak berelasi. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara
entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara
mereka.
PSAK 2 (revisi 2009), tentang Laporan Arus Kas.
PSAK 3 (revisi 2010), mengenai Laporan Keuangan Interim.
PSAK 5 (revisi 2009), tentang Segmen Operasi.
PSAK 8 (revisi 2010), perihal mengenai Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 23 (revisi 2010), tentang Pendapatan.
PSAK 25 (revisi 2009), mengenai Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan.
PSAK 48 (revisi 2009), tentang Penurunan Nilai Aset.
`PSAK 57 (revisi 2009), tentang Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi
ISAK 17, tentang Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.

Daftar Pustaka
Corporate Reporting

Page 9

Dian Saftri & Agus Sedayu. 2015. Materi Diskusi Penggabungan Badan Usaha Tugas
Kelompok : Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Swadaya Gunung Jati
Iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak
Rusdart & Kusmuriyanto. 2008. EKONOMI Fenomena di Sekitar Kita. Solo: Platinum (PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri)
Siti Rohimia Fitria, Penggabungan Badan Usaha, [Online accesed 04 Oktober 2016],
URL : http://sitirohimahfitriah.blogspot.co.id/2015/05/penggabungan-badanusaha.html
Yunus, Hadori dan Harnanto. 1981. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

Corporate Reporting

Page 10

Вам также может понравиться