Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Kelompok 1
Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Hj. Asni Johari, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PGMIPA-U
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya. Karena izin Tuhanlah penulis dapat menuangkan tinta dan
mengukir suatu ilmu pengetahuan dalam bentuk makalah yang berjudul Teknik
Evaluasi Hasil Belajar. Adapun ribuan kata syukur itu juga terucap karena
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Hj.
Asni Johari, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Analysis Curriculum and
Teaching Mat. II. Dan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk mengisi
nilai tugas mata kuliah Analysis Curriculum & Teaching Mat. II, tetapi juga untuk
berbagi ilmu pengetahuan tentang teknik evaluasi hasil belajar. Informasi yang
disajikan oleh penulis dalam makalah ini diperoleh dari berbagai sumber seperti
buku dan internet.
Penulis sangat menghargai kritik dan saran dari pembaca sehingga
kedepannya penulis mampu menulis makalah lebih baik lagi. Semoga makalah
atau ilmu ini bisa bermanfaat bagi penulis, terlebih lagi bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I
: PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................6
2.1 Teknik Evaluasi Hasil Belajar......................................................10
2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar...............................12
2.3 Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Sebagai Objek
Evaluasi Hasil Belajar .......................................................................14
2.4 Langkah-Langkah Pokok Evaluasi Hasil Belajar.........................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana teknik evaluasi hasil belajar?
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil belajar?
3. Bagaimana ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai
objek evaluasi hasil belajar?
4. Bagaimana langkah-langkah pokok evaluasi hasil belajar?
a. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui Teknik Evaluasi Hasil Belajar.
2. Mengetahui Prinsip-Prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar?
3. Mengetahui Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Sebagai
Objek Evaluasi Hasil Belajar?
4. Mengetahui Langkah-Langkah Pokok Evaluasi Hasil Belajar?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Teknik adalah suatu cara yang dapat ditempuh oleh seseorang dalam
melakukan sesuatu. Berarti teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh oleh
seseorang dalam mengadakan evaluasi.
Menurut Arikunto (2002: 31) terdapat dua alat evaluasi, yakni teknik tes
dan nontes. Dengan teknik tes, maka evaluasi hasil belajar itu dilakukan dengan
jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan teknik nontes maka evaluasi hasil
belajar dilakukan tanpa menguji peserta didik.
A. Teknik Tes
1. Pengertian Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok
anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain
atau dengan nilai standar yang ditetapkan.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Rasyid dan Mansur (2008) bahwa
"tes merupakan salah satu cara menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia
secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus
atau pertanyaan." Oleh karena itu, agar diperoleh informasi yang akurat
dibutuhkan tes yang handal.
Teknik tes menurut Indrakusuma dalam (Arikunto, 2002: 32) adalah
suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data
atau keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara yang boleh
dikatakan cepat dan tepat.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah
suatu cara, prosedur, atau alat yang sistematis dan objektif untuk mengevaluasi
tingkah laku (kognitif, afektif, dan psikomotor) siswa atau sekelompok siswa
berdasarkan nilai standar yang telah ditetapkan.
Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil belajar,
tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:
(1) untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat
pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu; dan
(2) untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang
penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Fungsi (1) lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan program
pembelajaran, sedang fungsi (2) lebih dititikberatkan untuk mengukur
keberhasilan belajar masing-masing individu peserta tes.
2. Bentuk Tes
Menurut Sudjana (2008: 35), tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu sebagai berikut.
1) Tes Lisan (Oral Test)
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut jawaban dari peserta didik
dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.
Tes lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf peserta didik untuk masalah
yang berkaitan dvengan kognitif, yaitu pengetahuan dan pemahaman. Tes lisan
dapat berupa individual dan kelompok. Tes individual, yaitu suatu tes yang
diberikan kepada seorang siswa, sedangkan tes kelompok, yaitu suatu tes yang
diberikan kepada kepada sekolompok siswa secara bersamaan.
2) Tes Tertulis (Written Test)
Tes tertulis adalah suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban
secara tertulis. Tes tertulis dapat dibedakan menjadi tes esai atau uraian dan tes
objektif.
a. Tes Uraian
Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini siswa
dituntut untuk mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Tes uraian
layaknya tes yang lain, memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri.
Adapaun keunggulan pemakaian tes uraian, yaitu:
(1) dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;
(2) dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah-kaidah bahasa;
(3) dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,
analitis, dan sistematis;
(4) mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving); dan
(5) mudah membuat soalnya sehingga guru dapat secara langsung melihat proses
berpikir siswa.
Bentuk tes uraian yang ketiga adalah tes uraian berstruktur. Soal
berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai.
Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat
terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur (a)
pengantar soal, (b) seperangkat data, dan (c) serangkaian subsoal.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban
yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat. Tes ini digunakan
untuk mengukur penguasaan siswa pada tingkatan batas tertentu. Ruang
lingkupnya cenderung luas. Tes ini terdiri atas beberapa bentuk soal, antara
lain meliputi (a) jawaban singkat, (b) benar-salah, (c) menjodohkan, dan (d)
pilihan ganda.
a) Bentuk Soal Jawaban Singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban
dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat
dinilai benar atau salah. Tes bentuk soal jawaban singkat cocok untuk mengukur
pengetahuan yang berhubungan dengan istilah terminologi, fakta, prinsip, metode,
prosedur, dan penafsiran data yang sederhana. Ada dua bentuk soal jawaban
singkat, yaitu (1) bentuk pertanyaan langsung dan (2) bentuk pertanyaan tidak
lengkap.
Melihat
karakteristik
soal
jawaban
singkat
tersebut,
maka
adalah
pilihan
ganda
terdiri
atas
stem
dan
option,
kemudian testee tinggal memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan
bentuk
menjodohkan
terdiri
atas
kumpulan
soal
dan
kumpulan
jawaban yang keduanya disusun pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah
kiri menunjukkan kumpulan soal dan kolom sebelah kanan menunjukkan
kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban harus dibuat lebih banyak
dari jumlah soal untuk mengurangi kemungkinan siswa menjawab betul dengan
menebak.
Adapun keunggulan bentuk soal menjodohkan, yaitu:
(1) penilaian dapat dilakukan dengan cepat dan efektif;
(2) tepat digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi; dan
(3) dapat mengukur pokok bahasan yang luas.
Terlepas dari hal itu, bentuk soal menjodohkan juga memiliki kelemahn, yaitu:
(1) hanya dapat mengukur hal-hal yang berdasarkan fakta dan hafalan; dan
10
(2) sukar untuk menentukan pokok bahasan yang mengukur hal-hal berhubungan.
d. Bentuk Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar
dan paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
- stem
: pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang
akan ditanyakan;
- option
: sejumlah pilihan atau alternatif jawaban;
- kunci
: jawaban yang benar dan paling tepat; dan
- distractor : jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.
(pengecoh) (Sudjana, 2008: 48).
Adapaun keunggulan soal pilihan ganda, yaitu:
(1) materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran
yang telah diberikan;
(2) jawaban dapat dikoreksi (dievaluasi) dengan mudah dan cepat dengan kunci
jawaban; dan
(3) jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga
penilaiannya bersifat objektif.
Terlepas dari itum kelemehan tes ini, yaitu:
(1)
(2)
(3)
(4)
mengevaluasi berbagai aspek dari individu atau kelompok siswa sehingga tidak
hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, tetapi juga pada aspek yang lain
seperti afektif dan psikomotor. Adapun jenis teknik nontes yang dimaksud, yaitu
wawancara, kuesioner, skala, observasi, studi kasus, dan sosiometri.
1. Wawancara
Wawancara suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali.
Wawancara dibagi dibedakan atas dua kategori, yaitu pertama, wawancara
berstruktur, yaitu wewancara yang dilakukan dengan mempersiapkan pertanyaanpertanyaan lebih awal sebelum menanyakannya kepada siswa. Kedua, wawancara
bebas (tak berstruktur), yaitu wawancara yang dilakukan tanpa mempersiapkan
pertanyaan lebih awal, namun pewawancara bebas dan secara langsung bertanya
kepada siswa terkait materi tertentu.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori.
Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner
langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner
yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan
kuesioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang
dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai
jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga
atau anggota keluarganya.
Ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi
kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar
pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya
memberikan tanda silang (X) atau cek () pada awaban yang ia anggap sesuai.
Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab
diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai
dengan apa yang ia ketahui.
3. Skala
12
Skala adalah alat untuk mengukur nilai sikap, minat, perhatian, dan
sebagainya, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden
dan hasilnya dalam bentung rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Skala dapat dibedakan menjadi dua, yaitu skala pendidikan (rating
scale) dan skala sikap.
a. Skala pendidikan
Mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui
pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum atau suatu kategori yang
bermakna nilai. Titik atau kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi
sampai terendah. Rentangan dapat dalam bentuk huru (A, B, C, D, E), angka (4, 3,
2, 1, 0), atau 10, 9, 8, 7, 6, 5. Sedangkan rentangan kategori bisa tinggi, sedang,
rendah, atau baik, sedang, kurang.
b. Skala sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek
terlalu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif), dan netral. Ada tiga komponen sikap yaitu kognisi, afeksi, dan konasi.
Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus
yang dihadapinya, afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek
tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap
objek tersebut.
Skala sikap yang sering digunakan yaitu skala Likert. Dalam skala ini,
pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik penyataanpositif maupun negatif,
dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak
setuju, atau sangat tidak setuju.
4. Observasi
Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengukur tingkah laku siswa
atau sekelompok siswa. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan
perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu
kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang
diperoleh dari kegiatannya.
13
Ada tiga jenis observasi, yaitu (a) observasi langsung, (b) observasi
dengan alat (tidak langsung), dan (c) observasi partisipasi. Observasi langsung
adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam
situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Observasi tidak
langsung adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat
pengamatan. Observasi partisipasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan
melibatkan diri dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok
yang diamati.
5. Studi Kasus
Studi kasus digunakan untuk memperoleh data mengenai pribadi siswa
secara mendalam dalam kurun waktu tertentu. data yang dikumpulkan merupakan
kasus yang dialami oleh siswa. Pada umumnya kasus-kasus yang menjadi
permasalahan, yaitu kegagalan belajar, tidak dapat menyesuaikan diri, gangguan
emosional, frustasi, dan sering membolos serta kelainan-kelainan perilaku siswa.
Data hasil penilaian melalui alat-alat penilaian tersebut sangat bermanfaat, baik
bagi guru maupun bagi siswa, dalam upaya memperbaiki proses dan hasil belajarmengajar di sekolah.
6. Sosiometri
Sosiometri digunakan untuk memperoleh data mengenai hubungan sosial
siswa di kelasnya atau dalam kelompoknya.
Selain teknik tes tesebut di atas, dilihat dari tujuannya, tes dapat dibedakan
menjadi beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut.
14
adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya
dengan baik dan benar, cepat dan tepat penyelesaiannya. Tes yang termasuk
kategori tes kecepatan misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar
pasang suatu alat.
15
7. Tes Penempatan
Tes penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Pada umunya tes penempatan dibuat sebagai prates (pretest). Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program
belajar dan sampai di mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran (kompetensi dasar) sebagaimana yang tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mereka. Dalam hubungan dengan tujuan
yang pertama masalahnya berkaitan dengan kesiapan siswa menghadapi
program yang baru, sedangkan untuk yang kedua berkaitan dengan
kesesuaian program pembelajaran dengan siswa.
8. Tes Formatif
Tes formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.
Tes formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama
proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi
penyempurnaan
program
belajar-mengajar,
serta
untuk
mengetahui
16
kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajarmengajar menjadi lebih baik. Soal-soal tes formatif ada yang mudah dan ada pula
yang sukar, bergantung kepada tugas-tugas belajar (learningtasks) dalam program
pengajaran yang akan dinilai. Tujuan utama tesformatif adalah untuk memperbaiki
proses belajar, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan anak. Tes formatif
sesungguhnya merupakan criterion-referenced test. Tes formatif yang diberikan
pada akhir satuan pelajaran sesungguhnya bukan sebagai tes formatif lagi, sebab
data-data yang diperoleh akhirnya digunakan untuk menentukan tingkat hasil
belajar siswa. Tes tersebut lebih tepat disebut sebagai subtes sumatif. Jika
dimaksudkan untuk perbaikan proses belajar, maka maksud itu baru terlaksana
pada jangka panjang, yaitu pada saat penyusunan program tahun berikutnya
9. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa. Tes sumatif diberikan saat satuan pengalaman belajar
dianggap telah selesai.
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk menetapkan apakah seorang
siswa berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan atau
tidak. Tujuan tes sumatif adalah untuk menentukan angka berdasarkan
tingkatan hasil belajar siswa yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor. Ujian
akhir dan ulangan umum pada akhir semester termasuk ke dalam tes sumatif.
Hasil tes sumatif jga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
Tes sumatif termasuk norm-referencedtest. Cakupan materinya lebih luas dan
soal-soalnya meliputi tingkat mudah, sedang, dan sulit
17
2. Prinsip kesinambungan
Evaluasi yang baik dilakukan secara teratur, berkesinambungan dari waktu ke
waktu,
terencana
dan
terjadwal.
Evaluasi
yang
demikian
akan
18
e) Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan
pertanggung jawaban.
Di bawah ini ada beberapa pakar yang mengungkapkan prinsip
dasar Evaluasi hasil belajar berdasarkan penilaiannya yaitu :
- Wiersma dan Jurs berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses
yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi
pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit menyatakan
bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran
dan testing.
- Ralph W. Tyler, yang dikutip oleh Brinkerhoff dkk. Mendefinisikan
evaluasi sedikit berbeda. la menyatakan bahwa evaluation as the process of
determining to what extent the educational objectives are actually being
realized. Sementara Daniel Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Nana
Syaodih S., menyatakan bahwa evaluation is the process of delineating,
obtaining and providing useful information for judging decision alternatif.
Demikian juga dengan Michael Scriven (1969) menyatakan evaluation is
an observed value compared to some standard. Beberapa definisi terakhir
ini menyoroti evaluasi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi yang
diperoleh
-
dari
proses
pengumpulan
dan
pengolahan
data.
proses
untuk
mengambil
keputusan
dengan menggunakan
19
Belajar
a. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakupkegiatan otak. aspek Tujuan
aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai
pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan
tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Evaluasi hasil belajar
kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan tes objektif maupun tes
uraian. Klasifikasi ranah kognitif menurut Bloom :
1 Pengetahuan (C1) : mengingat ;meningat kembali akan hal-hal yang
pernh dipelajari. Misalnya : siswa mampu menyebutkan nama semua
2
20
21
psikomotorik
Merupakan
ranah
yang
berkaitan
dengan
Norma (PAN).
Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri
(kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2. Menghimpun data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun
data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan
tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes),
atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan
instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide
atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik
nontes).
3. Melakukan verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum
diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian
data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat
memisahkan data yang baik (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran
yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang
sedang dievaluasi) dari data yang kurang baik (yaitu data yang akan
mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta
diolah).
4. Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud
untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam
kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun
dan diatur demikian rupa sehingga dapat berbicara. Dalam mengolah dan
menganalisis data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik.
5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
24
Kesimpulan
1. Teknik evaluasi hasil belajar ada dua jenis yaitu terdapat dua alat evaluasi,
yakni teknik tes dan nontes. Dengan teknik tes, maka evaluasi hasil
belajar itu dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya,
dengan teknik nontes maka evaluasi hasil belajar dilakukan tanpa menguji
peserta didik.
2. Prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil belajar ada tiga yaitu prinsip totalitas,
keseluruhan, atau komprehensif, prinsip kesinambungan dan prinsip
oblejtivitas
3. Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Sebagai Objek Evaluasi Hasil
Belajar. Ranah psikomotorik Merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah Afektif Berkaitan dengan
sikap dan nilai, dan sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya
apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Sedangkan
Ranah
psikomotorik
Merupakan
ranah
yang
berkaitan
dengan
25
Saran
Dalam melakukan evaluasi hendaklah harus menggalakan kejujuran
peserta didik agar tidak membuka buku atau mencontek,agar diperoleh hasil
evaluasi hasil belajar peserta didik yang benar-benar sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
26