Вы находитесь на странице: 1из 4

25

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Dasar Penegakan Diagnosis


4.1.1 Anamnesis
An. A datang ke UGD RSI UNISMA dengan keluhan nyeri tungkai
sebelah kiri. Nyeri pasien dirasakan sejak setelah kecelakaan lalu lintas
menabrak pohon yang dialaminya beberapa saat sebelum dibawa ke UGD RSI
UNISMA. Nyeri dirasakan terutama jika tungkai kiri digerakkan. Tungkai kanan
dan anggota gerak atas tidak ada keluhan. Pada tungkai kiri tampak kemerahan
dan bengkak. Pasien datang dengan dibopong oleh bebepa orang yang
mengantarnya dikarenakan kesakitan apabila berjalan.
4.1.2 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesan
: Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis
GCS
: 456
2. Vital Sign
Tensi
: 130/70 mm/Hg
Nadi
: 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu
: 36 C
BB
: 60 kg
TB
:171 cm
BMI
: 20,5
3. Kepala
Sakit kepala (-), pusing (-), rambut mudah rontok (-), luka pada kepala
(-), benjolan pada kepala (-)
4. Pernafasan
Batuk (-), batuk darah (-), sesak nafas (-), mengi (-)
5. Kardiovaskuler
Nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
6. Muskuloskeletal
Kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (+)
4.2 Diagnosis Banding

26

Contusio musculorum

4.3 Pemeriksaan Penunjang


4.4 Diagnosis Kerja
CF os femur sinistra 1/3 tengah
Dasar penegakan diagnose:
1. Nyeri tungkai kiri setelah KLL
2. Tungkai kiri tampak kemerahan dan bengkak
3. Status Lokalis pada Regio Femoralis Sinistra
Look: Kulit tampak utuh (tidak terdapat luka robek), kemerahan,
bengkak dan deformitas.
Feel : Didapatkan adanya nyeri tekan, krepitasi (+), deformitas (+),
teraba hangat, sensibilitas normal, capillary refill time (CTR) < 2 detik,
a. dorsalis pedis teraba.
Movement: Gerakan aktif dan pasif berkurang karena nyeri, stabilitas
sendi dalam batas normal, range of motion (ROM) sulit dinilai.
4. Pemeriksaan radiologi foto regio femur dan cruris sinistra AP/Lateral
didapatkan kesimpulan:
Femur sinistra
-

Tulang-tulang dengan comminutive fracture femur sinistra 1/3


tengah

Stand dan aposisi kurang baik

Joint space dan facies articularis normal

Cruris sinistra
-

Tulang-tulang normal dengan osteoma di tibia sinistra 1/3


proximal

Joint space dan facies articularis normal

4.5 Penatalaksanaan
1. MRS
2. Penanganan pra bedah:

27

Pemberian cairan infus RL 20 tpm

Pemasangan kateter

Analgetik : Ketorolac 1 amp (30 mg/ml) iv

Ondansentron 4 mg iv

Ranitidine 50 mg iv

Antibiotik profilaksis sebelum operasi: cefotaksim 2x1gr iv

1 jam sebelum operasi

3. Non medikamentosa

Istirahat

Edukasi kepada pasien beserta keluarganya tentang penyakit yang


diderita pasien

4. Berkonsultasi kepada spesialis orthopedi dan anastesi untuk persiapan


operasi.
5. Terapi operatif yang disarankan pada pasien ini adalah Open reduction
internal fixation (ORIF) dan dilakukan oleh ahli ortopedi.
6. Penanganan pasca bedah:
-

Infus RL 1000cc/24 jam

Ketorolac 3 x 10 mg iv

Cefotaksim 2x1gr iv

Ranitidine 2 x 50mg iv

Foto fermur (s) AP/Lateral

Bila kesakitan/mual/muntah diberikan Tramadol HCL 50 mg iv pelan


drip 50mg

Keterangan:
1. Infus Ringer Laktat 30 tetes/menit
a. Indikasi: untuk terapi resusitasi dan maintenance carian.
b. Cara kerja: Cairan ini terutama diindikasikan sebagai pengganti
kehilangan cairan akut (resusitasi), misalnya pada diare, DBD, luka
bakar/syok hemoragik: pengganti cairan selama prosedur operasi,
loading cairan saat induksi anastesi regional; priming solution pada
tindakan pintas kardiopulmonal; dan juga diindikasikan pada stroke
akut dengan komplikasi dehidrasi.
c. Dosis: sesuai kondisi penderita

28

2. Analgetik Ketorolac 30 mg/ml


a. Indikasi: untuk penatalaksanaan terhadap nyeri akut derajat sedangberat segera setelah operasi.
b. Cara kerja: menghambat enzim siklooksogenase (prostaglandin
c.

sintetase)
Dosis : awal 10 mg, dilanjutkan dengan 10-30 mg tiap 4-6 jam.

Dosis harian total maks 89 mg/hari.


3. Ondansentron 4 mg
a. Indikasi: penatalaksanaan mual dan muntah karena kemoterapi,
radioterapi, atau pasca operasi.
b. Cara kerja: menghambat reseptor 5HT3
c. Dosis: 4 mg 1 jam sebelum operasi
4. Ranitidine 50 mg
a. Indikasi: mengurangi gejala refluks esofagus
b. Cara kerja: menghambat reseptor 5HT3
c. Dosis: 50 mg 1 jam sebelum operasi
5. Cefotaksim 1 gr
a. Indikasi: sebagai antibiotik yang bersifat spektrum luas
b. Cara kerja: bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis
mukopeptida pada dinding sel bakteri. Memiliki aktivitas spectrum
yang lebih luas terhadap organisme gram positif dan gram negatif.

c. Dosis: 1-2 gr
4.6 Prognosis
Prognosis umumnya bonam, namun quo ad fungsionamnya adalah dubia ad
bonam. Hal ini bergantung kepada kecepatan dan ketepatan tindakan yang
dilakukan.

Вам также может понравиться