Вы находитесь на странице: 1из 10

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku

Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI


LATIHAN NAIK TURUN BANGKU PADA SISWA KELAS X SMK
NEGERI-1 MUARA TEWEH
Oleh:
Maxi Sumampaw
Abstract: This study aims to improve learning outcomes through practice the
long jump with jump bench excercise in class X SMK - 1 Muara
Teweh. The results showed that there was an increase in the activity of
teachers teaching, students learning activities, and student learning
outcomes.
Keywords: learning outcomes, the long jump, exercise, jump bench
Pendahuluan
Gerakan-gerakan yang terdapat pada semua cabang olahraga, pada intinya
merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan pada olahraga atletik. Oleh
karena itu, tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa atletik merupakan ibu
dari semua cabang olahraga (Aip Syarifuddin, 1992: 1). Atletik juga merupakan
sarana pendidikan jasmani bagi peserta didik dalam upaya meningkatkan daya
tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan lain sebagainya.
Pembelajaran Penjas, merupakan salah satu muatan pendidikan dalam
segala jenjang tingkatan pendidikan. Selain untuk keseragaman materi
pendidikan, juga merupakan salah satu metode pencapaian sasaran pendidikan
atau berusaha mencapai suatu taraf prestasi tertentu. Hal ini ditandai dengan
sering diadakannya kejuaraan atau pertandingan yang mengikutsertakan pelajar
dan memperlombakan cabang-cabang olahraga yang di antaranya adalah atletik
dan meliputi jalan, lari, lompat dan lempar.
Berdasarkan observasi kemampuan lompat jauh, sebagian siswa masih
rendah oleh karena itu perlu ditingkatkan yaitu melalui l atihan naik turun
bangku merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi
belajar. Pembinaan dapat dilakukan dengan cara berlatih secara bertahap dan
sistematis sesuai dengan aturan yang tepat. Untuk meneliti naik turun bangku
terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok yang merupakan materi wajib
pendidikan jasmani yang diajarkan di SMK Negeri -1 Muara Teweh sesuai
28 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

dengan kurikulum.
Gaya jongkok lebih mudah dilakukan dari pada gaya lompat jauh yang
lain. Terutama pada siswa putra, hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai
kegiatan yang biasa mereka lakukan seperti lari, lompat dan melempar. Anak
putra menunjukkan peningkatan yang terus menerus sedangkan pada anak
wanita peningkatannya tidak berarti, bahkan menurun setelah masa menstruasi
(Aip Syarifuddin, 1992: 93).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi
lompat jauh dipengaruhi berbagai aspek dan faktor-faktor dalam latihan, antara
lain adalah pada jenis latihan untuk meningkatkan Hasil belajar daya ledak
(power) tungkainya.
Atletik memegang peranan penting dalam pendidikan dan pengembangan
kondisi fisik individu pelaku olahraga. Atletik juga menjadi dasar pokok untuk
pengembangan dan peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga
lainnya. Sesuai dengan beberapa tujuan dalam melakukan olahraga tersebut di
atas, maka di sekolah mempunyai seperangkat kurikulum yang menjabarkan
kegiatan olahraga pendidikan jasmani. Di dalam Kurikulum SMK pengertian
pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan
bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya mengutamakan
aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan
pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi
seimbang. Salah satu cabang olahraga nomor atletik yang juga menjadi muatan
materi pendidikan di sekolah adalah nomor lompat jauh, terutama dalam materi
pembelajaran Penjas di SMK Negeri -1 Muara Teweh
Kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan untuk SMK meliputi
kegiatan pokok dan kegiatan pilihan. Kegiatan pokok terdiri atas atletik, senam,
permainan dan pendidikan kesehatan. Sedang kegiatan pilihan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat, seperti renang, pencak silat, bulu tangkis,
tenis meja dan sepak bola. Kegiatan dalam atletik yang termasuk dalam materi
kurikulum adalah nomor lompat jauh.
Olahraga lompat jauh sebagai salah satu nomor lompat dari cabang
29 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

olahraga atletik, maka seorang atlet akan dituntut untuk melakukan gerakan
melompat atau maju ke depan melalui tumpuan pada balok tolakan dengan
sekuat-kuatnya untuk mendarat sejauh mungkin dalam bak pasir (Aip
Syarifuddin, 1992: 10). Bentuk gerakan lompat jauh adalah gerakan melompat,
mengangkat kaki ke atas dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan
selama mungkin di udara (Aip Syarifuddin, 1992: 90).
Unsur utama dari olahraga lompat jauh adalah terdiri dari gerakan lari
dengan awalan, gerakan bertolak, gerakan melayang di udara dan berakhir
dengan gerakan mendarat. Masing-masing unsur gerakan tersebut memiliki gaya
tersendiri dan memberikan sumbangan terhadap hasil lompatan yang berupa
jarak. Keempat gerakan tersebut harus dilakukan dalam rangkaian yang tidak
terputus-putus (Aip Syarifuddin, 1992: 97).
Hasil lompat jauh dipengaruhi oleh kecepatan lari awalan, kekuatan kaki
tolak dan koordinasi gerakan serta waktu pendaratan. Melompat dalam lompat
jauh sebenarnya adalah perwujudan dari gabungan gerakan lari dan menolak. Jadi
hasil lompatan akan besar jika larinya cepat dan tolakan yang dibuat pada balok
tumpuan dilakukan dengan kuat. Oleh karena itu untuk dapat mencapai hasil
lompatan yang baik, maka seorang atlet lompat jauh dituntut untuk melakukan
suatu gerakan lari awalan dengan cepat dan langkah yang benar agar dapat
bertolak dengan kuat pada balok tolakan (Aip Syarifuddin, 1992: 96).
Untuk dapat memberikan dan menentukan suatu latihan fisik yang tepat,
khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan yang diperlukan pada lompat jauh,
perlu diketahui komponen- komponen yang dapat memberikan sumbangan
positif pada peningkatan hasil lompatan. Untuk itu perlu diketahui bagian-bagian
otot pendukung dan pertimbangan secara antrometik. Tujuan latihan kondisi fisik
adalah untuk meningkatkan kualitas fungsional peralatan tubuh sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai optimalisasi gerakan dan hasilnya dalam
cabang olahraga tertentu (Sajoto, 1988: 15).
Analisa gerakan dalam lompat jauh gaya jongkok adalah setelah bertumpu
pada kaki, misal kaki kiri, maka kaki kanan segera diayunkan ke depan atas
dengan sikap lutut bengkok sewajarnya. Kemudian kaki kiri segera menyusul dan
30 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

diangkat. Pada saat mencapai titik tertinggi, kedua kaki disejajarkan dalam sikap
jongkok atau duduk. Selanjutnya kedua kaki dan tangan diluruskan ke depan,
badan agak condong ke depan untuk bersiap melakukan pendaratan. Pada saat
tumit menginjak pasir, kedua lutut ditekuk dengan cepat dan kedua tangan
menyentuh pasir di depan badan. Komponen-komponen lompat jauh secara garis
besar adalah: awalan, tolakan, sikap badan di udara dan pendaratan.
Komponen-komponen lompat jauh di atas sangat mempengaruhi hasil lompatan
yang dilakukan atlet. Keseluruhan gerakan lompat jauh mulai dari awalan
sampai pendaratan membutuhkan koordinasi yang baik.
Untuk dapat memperoleh prestasi dalam olahraga lompat jauh maka
seorang atlet lompat jauh harus mempunyai 3 kualitas yaitu sebagai berikut:
1. Harus mampu mengembangkan kecepatan yang besar saat tinggal landas.
2. Harus mampu menggunakan ekstensi lutut dan posisi tungkai sebelum
melakukan kegiatan melompat.
3. Harus mampu mengembangkan dan menjaga ketinggian selama mungkin di
udara dengan sudut kurang dari 45o. Bahwa dalam lompat jauh perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan serta dianalisis faktor awalan lari, daya
ledak (take off) dan mendarat di samping itu perlu juga seorang pelompat
jauh memiliki tungkai yang panjang, keseimbangan tubuh yang baik dan
lama di udara adalah sangat penting.
Dalam melakukan suatu latihan harus diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi atau memberikan peran bagi tercapainya prestasi yang maksimal
dalam cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh. Pada lompat gaya
jongkok faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pencapaian hasil lompat
jauh antara lain adalah komponen kondisi fisik yang berupa kecepatan, kekuatan
daya ledak dan jenis kelamin.
Prinsip-prinsip

latihan: 1) Prinsip

penambahan

beban

bertambah

(Overload); 2) Prinsip peningkatan beban terus menerus; 3) Prinsip pengaturan


suatu latihan; dan 4) Prinsip kekhususan program latihan.
Selain keempat prinsip tersebut yang cukup mendasar untuk program
latihan, program
31 |

latihan

dapat

diatur

dan

dikendalikan

dengan

cara

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

memvariasikan beban latihan seperti volume, intensitas, recovery dan frekuensi


dalam suatu unit program latihan harian (Tohar, 2004: 54).
Loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki adalah bentuk latihan
plyometrics dengan menggunakan dua tungkai secara bersamaan. Untuk
melakukan gerakan tersebut diawali dengan posisi berdiri menghadap ke
bangku, sedikit menekuk sendi lutut kurang lebih 135o, kedua lengan berada di
samping badan dengan kedua sendi siku ditekuk 90o dari awalan. Kemudian
dilanjutkan dengan menolak dan kedua kaki secara bersamaan melompat ke
atas bangku dan kembali mendarat ke tempat semula (lantai) yang dilakukan
secepat mungkin sesuai posisi awal dan dilanjutkan dengan gerakan selanjutnya
secara berulang-ulang. Gerakan loncat naik turun bangku menggunakan irama
metronom. Pada waktu hitungan ke satu, loncat di atas bangku, hitungan turun
bangku dilanjutkan, hitungan ganjil loncat di atas bangku dan ketika hitungan
genap turun dari bangku (Donald A Chu, 1992: 45.

Metode
Didalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini atau dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau melakukan perubahan terhadap proses kegiatan
pembelajaran itu sendiri di kelas maupun dilapangan. Dalam hal ini peneliti
sebagai tenaga pengajar, dan bekerja sama dengan guru kelas yang mengamati
kegiatan peneliti didalam melaksanakan pembelajarani guru, dalam melakukan
upaya perbaikan meningkatkan perubahan peneliti menyusun aktivitas siswa yang
diobeservasi oleh tim pengamat dengan mengisi lembar observasi yang sudah
dibuat, membuat format pengamatan terhadap aktivitas guru pada saat kegiatan
belajar mengajar lompat jauh yang di amati dan di isi oleh tim pengamat yaitu
guru Penjaskes, membuat respon siswa yang diamati dan di isi oleh tim pengamat
guru kelas III, membuat item evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa,
tentang materi yang dilakukan pada tahap awal pre tes dan pos tes. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas model penelitian tindakan model Kurt
Lewin, dalam (Aqib 2007:21)
Pelaksanaan penelitian ini mencangkup 3 putaran. (1) Putaran I (untuk
32 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

memperoleh data awal), (2) Putaran II (siklus I) dan (3) Putaran III (Siklus II)
Pada putaran I langkah yang dilakukan adalah Observasi dan refleksi, dan putaran
II mencakup (1) Rencana tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan
(4)
Refleksi, sedangkan pada putaran III, langkah yang diambil adalah (1)
Rencana Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.
Untuk memperoleh data yang sesuai, penulis menggunakan instrumen tes.
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa melakukan lompat
jauh. Tes yang dilakukan adalah tes awal yang dilaksanakan sebelum siswa
mendapatkan perlakuan berupa latihan naik turun bangku dan latihan berjingkat,
dan tes akhir yaitu setelah siswa mendapatkan latihan.
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lompat jauh
dengan tujuan mengukur kemampuan siswa dalam lompat jauh. Pelaksanaan tes
dengan mengambil awalan lari, kemudian siswa melakukan gerakan lari
secepat-cepatnya sampai ke papan tolakan dan melompat ke bak pasir untuk
mencapai jarak sejauh mungkin. Ketentuan pelaksanaan tes adalah sebagai
berikut:
1) Tiap peserta diberi kesempatan melompat sebanyak 3 kali.
2) Urutan lompatan sesuai dengan nomor urut pada buku absen
3) Hasil dari ketiga lompatan diukur dan dicatat secara lengkap.
4) Kemampuan yang diambil adalah hasil lompatan terjauh.
5) Latihan lompat jauh gaya jongkok dilakukan di rumput atau track. Sikap
pertama adalah berdiri, kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang, kedua
lengan di samping badan. Gerakan yang dilakukan adalah mengayunkan
tungkai kanan ke depan atas. Tungkai kiri mengikuti atau dirapatkan pada
tungkai kanan. Kedua lengan diayunkan ke depan. Pada waktu akan
mendarat kedua lutut ditekuk. Mendarat dengan kedua kaki rapat atau ujung
kaki serta kedua lengan harus ke depan dalam sikap jongkok (Aip
Syarifuddin, 1992:25).
Program latihan Loncat Naik Turun Bangku dilakukan dalam 3 kali
pertemuan (1 minggu) dengan 3 kali pertemuan Pada minggu pertama 1 set
33 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

dengan 3 repetisi, Pertemuan terakhir dilakukan untuk pengambilan data hasil


lompat jauh.
Data dianalis secara kualitatif model intraktif yang menggambarkan
keterkaitan dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data
sudah penuh (Sugiono 2008 ) yang terdiri dari, reduksi data adalah merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, mempokoskan hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu, dengan demikian data yang direduksi
akan membrikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya jika diperlukan. Analisa data dengan
menggunakan Persentase\Sebagai interprestasi data,tentang kemampuan lompat
jauh peneliti menggunakan kriteria pedoman menurut Surachmad (1985:67),
adalah sebagai berikut:
1) 80-100 % = Baik sekali
2) 60-79 % = Baik
3) 40-59 % = Cukup
4) 20-39 % =. Kurang
5) 10- 19 %= Tidak Baik

Pembahasan Hasil penelitian


Pembahasan data awal.
Berdasarkan hasil Hasil belajar siswa pada data awal, dari 29 orang siswa
dalam meningkatkan Hasil belajar lompat jauh pada pembelajaran pada
pembelajaran atletik,tidak ada yang tuntas, ada 1 orang siswa yang mendapatkan
nilai 48, ada 3 orang siswa yang mendapatkan nilai 44, ada 2 orang siswa yang
mendapatkan nilai 40, ada 6 orang siswa yang mendapatkan nilai 36, ada 9 orang
siswa yang mendapatkan nilai 32, ada 6 orang siswa yang mendapatkan nilai 28,
ada 2 orang siswa yang mendapatkan nilai 24, secara keseluruhan Hasil belajar
siswa adalah 49 %. termasuk dalam kategori belum tercapai pada pembelajaran
tuntas. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok yang terdiri dari terdiri dari 5
macam kriteria melakukan gaya jongkok pada data awal secara klasikal adalah
49% ( belum tuntas ), oleh sebab itu masih akan dilanjutkan pada perbaikan
34 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

pembelajaran siklus berikutnya.

Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil Hasil belajar siswa pada siklus 1, pada pembelajaran
lompat jauh dari 29 orang siswa dalam pembelajaran atletik, ada 3 orang siswa
yang mendapatkan nilai 72, ada 2 orang siswa yang mendapatkan nilai 68, ada 8
orang siswa yang mendapatkan nilai 64, ada 2 orang siswa yang mendapatkan
nilai 60, ada 4 orang siswa yang mendapatkan nilai 56, ada 7 orang siswa yang
mendapatkan nilai 52, ada 3 orang siswa yang mendapatkan nilai 45, secara
keseluruhan Hasil belajar siswa pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
adalah 58,5 %. termasuk dalam kategori belum tercapai pada pembelajaran tuntas.
lompat jauh yang terdiri dari 5 macam Hasil belajar melakukan gerakan lompat
jauh pada siklus 1 secara klasikal adalah 58,8 % ( belum tuntas ), oleh sebab itu
masih akan dilanjutkan pada perbaikan pembelajaran siklus berikutnya

Pembahasan siklus II.


Jika dilihat siklus II pada halaman lampiran tentang hasil belajar lompat
jauh gaya jongkok pada siswa terdapat peningkatan dari 29 orang siswa ada 3
orang siswa yang mendapatkan nilai 96, ada 12 orang siswa yang mendapatkan
nilai 88, ada 5 orang siswa mendapatkan nilai 84, ada 3 orang siswa yang
mendapatkan nilai 80, ada 4 orang siswa yang mendapatkan nilai 68, ada 2 orang
mendapatkan nilai 56. Pada siklus 2 ini pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
telah memenuhi standar yang baik dan hanya ada satu orang yang mendapat nilai
kurang dan perlu diberikan bimbingan dan latihan dalam tehnik lompat jauh pada
cabang atletik secara klasikal adalah 82, 23 % termasuk dalam pembelajaran
tuntas.

Simpulan
1) Secara umum Hasil belajar awal murid dalam melakukan tehnik lompat jauh
gaya jongkok adalah termasuk pada kategori yang kurang rata-rata klas 49%.
Secara umum Hasil belajar murid siklus I dalam melakukan tehnik lompat
35 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

jauh gaya jongkok adalah termasuk pada kategori yang cukup rata-rata klas
58,5%. Secara umum Hasil belajar murid siklus II dalam melakukan tehnik
lompat jauh gaya jongkok adalah termasuk pada kategori yang baik rata-rata
klas 85,23%
2) Secara umum aktivitas guru yang disesuaikan dengan indikator pengamatan
dalam penguasaan materi proses belajar mengajar lompat jauh gaya jongkok
pada siklus I termasuk pada kategori cukup yaitu 51,9 %
3) Secara umum aktivtas guru yang disesuaikan dengan indikator pengamatan
dalam penguasaan materi proses belajar mengajar lompat jauh gaya jongkok
pada siklus II termasuk pada kategori baik yaitu 91,7 %
4) Secara umum aktivitas siswa yang disesuaikan dengan indikator pengamatan
dalam proses belajar mengajar tentang tehnik lompat jauh gaya jongkok siklus
I termasuk pada kategori kurang yaitu 41,1 %
5) Secara umum aktivitas siswa yang disesuaikan dengan indikator pengamatan
dalam proses belajar mengajar tentang tehnik lompat jauh gaya jongkok siklus
II termasuk pada kategori Cukup yaitu 64,5 %.

Saran-Saran
1) Kepada guru perlunya penambahan strategi dalam proses pembelajaran atau
metode lain untuk meningkatkan hasil belajar tentang tehnik lompat jauh gaya
jongkok
2) Kepada guru agar dapat memilih tugas latihan peningkatan Hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok dalam cabang atletik, melalui latihan naik turun
Bangku pada pembelajaran Pendidikan jasmani

Daftar Pustaka
Cece Wijaya, dkk. 1991. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan
Pengajaran, Bandung PT. Rosda Karya.
Conny Semiawan.1988. Pendidikan Ketrampilan Proses, Jakarta Gramedia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama. 1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Bidang Studi
36 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Latihan Naik Turun Bangku
Pada Siswa Kelas X SMK Negeri-1 Muara Teweh | 2015

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.


Fuchs Erich, dkk. Pembinaan Tehnik dan Kondisi Sepak Bola. Jakarta: PT.
Gramedia, 1984.
Muhamad Ali. 1984. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru.
Rahantoknam. 1985. Pengaruh Metode Penyajian Informasi. Balikan Informatika
dan tingkat Intelegensia Terhadap Prestasi Belajar Ketrampilan Motorik:
Suatu Eksperimen di FPOK IKIP Jakarta. Jakarta: Disertasi Fakultas Pasca
Sarjana IKIP Jakarta.
Roji. 1989. Pendidikan Jasmani I Kelas I SMP. Jakarta: PT Intan Pariwara.
Sardiman. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Sastra Praja. 1978. Kamus istilah Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.
Slameto. 1988. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Bina Aksara.
Sneyers Jozef. 1989. Sepak Bola Remaja. Jakarta PT Rosda Jaya Putra.
Soepartinah Pakasi. 1981. Anak dan Perkembangannya. Pendekatan Psikopedagogis Terhadap Generasi Muda. Jakarta PT Gramedia.
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.
Surayin. 1987. Olahraga Kesehatan. Bandung: Ganesa Exact.
Sutrisno Hadi. 1981. Statistik Jilid - II. Yokyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada.

37 |

Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi VI, ISSN: 2355-1526

Вам также может понравиться

  • Yossita Wisman
    Yossita Wisman
    Документ8 страниц
    Yossita Wisman
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Susan Daniel & Natan Prasetya
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Документ13 страниц
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Surina
    Surina
    Документ7 страниц
    Surina
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Annae Purwaty Kamin
    Annae Purwaty Kamin
    Документ7 страниц
    Annae Purwaty Kamin
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет
  • Holten Sion
    Holten Sion
    Документ15 страниц
    Holten Sion
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Оценок пока нет