Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
macam media untuk bisa memahami pelajaran tertentu. Jadi semakin banyak media
yang digunakan akan semakin meningkatkan minat belajar anak pada pelajaran
tersebut. Namun yang terjadi sebaliknya, dengan media yang banyak tersebut dapat
mengacaukan konsentrasi anak pada hal yang menjadi pokok persoalan. Perhatian
yang ditujukan anak pada media itu dianggap sebagai bahan permainan saja. Dalam
keadaan demikian guru gagal mengusahakan dan mengarahkan tujuan berpikir anak
untuk membentuk konsep tertentu. Dengan kata lain, guru tidak dapat mencapai
tujuan pengajaran.
Bermacam-macam media visual itu yang dapat dan dipergunakan untuk
mengajarkan materi lingkungan hidup adalah papan flanel. Papan flanel dapat
diandalkan sebagai media pengajaran di manapun dan dalam situasi belajar yang
beragam. Misalnya dalam proses belajar mengajar dalam kelas atau diluar kelas.
Papan flanel merupakan tempat yang sangat efektif untuk memvisualisasikan
sesuatu. Dengan papan flanel guru dapat menciptakan simbol-simbol atau
gambaran-gambaran yang mewakili kata-kata atau kalimat-kalimat sehingga anak
bisa melihat dan mencerna apa yang disajikan guru.
Bahan pelajaran verbal dalam papan flanel dapat ditampilkan menjadi
berbagai macam bentuk dan gambar yang sederhana dapat dilihat dan dikenali anak.
Gambar-gambar yang ditempelkan membuat sajian menjadi hidup hal ini
menciptakan daya tarik tersendiri. Dengan menampil simbol-simbol atau gambargambar tersebut, satu persatu akan membawa pikiran dan. Perhatian anak
memahami penjelasan guru, secara perlahan-lahan, setahap demi setahap. Jadi anak
dibimbing dan diarahkan proses berpikirnya setahap demi setahap sebelum sampai
taraf keseluruhan atau kesimpulan mengenai suatu konsep.
Pengintegrasikan media papan flanel dalam kegiatan belajar anak berarti guru
menginteraksikan anak dengan media pada setiap pelajaran. Sebagai motivasi
belajar, mempermudah anak melalui pelajaran yang mendorong anak meningkatkan
minat agar lebih terlibat dalam belajarnya. Demikian juga pada pihak guru, dengan
mengetahui manfaat papan flanel akan mendorong guru menyediakan lingkungan
belajar yang merangsang kreativitas berfikir anak lebih lanjut.
126 |
bahwa keadaan anak usia Taman Kanak-kanak masih polos, bersih, belum bisa
membedakan kenyataan dan motif pribadi, namun mereka aktif dan dinamis, maka
guru menjadi tempat bergantung anak dalam proses pembelajaran. Guru harus
membimbing kegiatan belajar anak dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan
masyarakat menuntut anggota-anggotanya mematuhi aturan dan warna-warna
tertentu sebagai pengikat kebersamaan dan kelangsungan hidup mereka.
Kedudukan pelajaran Lingkungan Hidup dalam Kurikulum Taman Kanakkanak tahun 1987 adalah salah satu pokok bahasan dari Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP). Bidang pengembangan perasaan Kemasyarakatan dan
kesadaran lingkungan. Alokasi waktu bagi pengajaran bidang pengembangan
menurut struktur program kurikulum Taman Kanak-kanak yaitu sebagai bahan
pengembangan dari bidang pengembangan perasaan kemasyarakatan dan
kesadaran, lingkungan maka tujuan dan ruang lingkup pelajaran lingkungan hidup
disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup bidang pengembangan tersebut.
ET. Ruselfendi dan kawan-kawan berpendapat bahwa : Flannel Board, felt
board, visual board adalah suatu papan yang dilapisi dengan kain flanel yang
berbulu, disana padanya dapat dilekatkan potongan gambar-gambar atau simbolsimbol lain. Gambar atau simbol-simbol itu bisa disebut item (1986 :7). Dari
pendapat ini diketahui bahwa nama papan flanel adalah nama kain yang dilapiskan
diatas papan, jadi terdapat nama lain sesuai jenis kain yang digunakan. Sedangkan
bahan yang memuat pesan disebut item atau butir-butir. Papan flanel memuat
unsur-unsur hardware dan software. Hardware (perangkat keras) adalah papan
flanel itu sendiri sebagai tempat menampilkan pesan-pesan yang akan ditempelkan
atau dilekatkan, sedang software (perangkat lunak) disebut item atau butir-butir
berupa gambar atau potongan-potongan bentuk dari kain flanel. Jadi dapat
disimpulkan pengertian papan flanel sebagai berikut : Papan flanel adalah sebuah
papan yang dilapisi kain flanel sehingga tegang dan rata sebagai bahan
visualisasinya disebut item (butir-butir) berupa guntingan-guntingan bentuk dari
flanel atau gambar-gambar yang bagian.
128 |
Metode
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan
penelitian
tindakan
kelas
100
Dimana:
( ) =
Kriteria:
81-100 = Sangat Baik
61-80 = Baik
41-60 = Cukup Baik
21-40 = Kurang Baik
0-20
= Tidak Baik
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Data Awal
Berdasarkan pada data observasi awal maka peneliti melakukan tes awal
dengan pemberian tugas anak disuruh untuk menempel gambar pada papan flanel
hasil pengamatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Hasil Kegiatan Observasi Awal
No
Koden Nama
Anak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
130 |
Sangat
Baik
Baik
Keterangan
Cukup
Baik
50
Kurang
Baik
Tidak
Baik
40
50
40
40
40
50
50
50
40
22
23
V
W
Jumlah
Rata-rata
Sumber : Pengolahan Data 2011
1070
50,95
Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat dari jumlah 13 anak yang diteliti, ada
15 anak (65,21%)yang masuk dalam kategori cukup baik dan ada 8 anak (34,78%)
yang masuk dalam kategori kurang baik. Menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (BNSP), ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%, dengan kriteria ketuntasan belajar
minimal mata pelajaran Iingkungan hidup sebesar 65%.
Peneliti juga melakukan kegiatan pengamatan terhadap aktivitas minat anak
untuk nilai rata-rata hasil pengamatan awal adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2. Tabel Pengamatan Data Awal Terhadap Aktivitas Anak
No
1
2
Sangat
Baik
Baik
Kualitas
Cukup
Baik
50
Kurang
Baik
Tidak
Baik
45
50
40
40
225
45
Supaya semua anak dapat menyusun urutan gambar dengan baik dan benar
peneliti memberikan penjelasan dengan bantuan memperkenalkan gambar proses
asal usul berkembangbiaknya kupu kupu Dengan demikian kegiatan pembelajaran
siklus I dapat dilaksanakan.
Siklus I
Data hasil kegiatan Siklus I:
Tabel 4.3. Hasil Kegiatan Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nama Anak
Sangat
Baik
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
Jumlah
Rata-rata
Sumber : pengolahan data 2014
Baik
Keterangan
Cukup
Baik
60
60
60
60
60
60
60
60
Kurang
Baik
Tidak
Baik
40
40
60
60
60
40
60
60
60
60
60
60
60
40
40
1280
60,95
Dari tabel kegiatan di atas dapat dilihat dari 23 anak yang di evaluasi 18 anak
(78,26%) mendapat nilai 60, dan 5 anak (2l,73%) mendapat nilai 40.
Hasil pengamatan aktivitas anak pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
132 |
Sangat
Baik
Baik
1
2
Kualitas
Cukup
Baik
60
Kurang
Baik
Tidak
Baik
60
60
50
55
285
57
133 |
Sangat
baik
baik
Kualitas
Cukup Kurang
Baik
baik
60
Tidak Baik
50
60
55
60
Jumlah
285
Rata Rata
57 (C)
Siklus II
Data hasil kegiatan tersebut di atas sebagai berikut :
134 |
Nama Anak
Sangat
Baik
Keterangan
Cukup
Baik
Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Pengolahan Data 2011
Kurang
Baik
Tidak
Baik
80
80
70
80
80
80
80
80
80
70
70
75
80
80
80
80
80
70
80
75
80
80
80
1790
77,82
Dari tabel kegiatan di atas dapat dilihat dari 23 anak yang di evaluasi, tidak
ada anak (0%) mendapat nilai < 65, dan 13 anak (1 00%) mendapat nilai > 65.
Hasil pengamatan aktivitas anak pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.7. Tabel Pengamatan Terhadap Aktivitas Anak Siklus II
No
1
2
3
4
5
135 |
Sangat
Baik
Baik
Kualitas
Cukup
Baik
Kurang
Baik
Tidak
Baik
80
80
80
80
80
Jumlah
Rata rata
Sumber : Pengolahan Data 2014
400
80
Sangat
baik
baik
80
80
Jumlah
Rata Rata
Sumber : Pengolahan Data 2011
Kualitas
Cukup Kurang
Baik
baik
Tidak
Baik
80
80
80
400
80
Dari data di atas di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut baik dan
sesuai dengan tuntutan dalam SKH.
Pembelajaran siklus II bermjuan agar pelajaran lingkungan hidup dapat
meningkatkan minat belajar anak menggunakan media papan flanel. Dari hasil
kegiatan siklus II ini di dapat nilai sebesar 80 untuk seluruh anak (100%) baik dan
aktivitas guru nilai rata-rata 80 (baik).
Siklus dihentikan pada siklus II karena kriteria keberhasilan yang ditetapkan
sudah terpenuhi Kriteria keberhasilan yang diharapkan dalam penetilian ini adalah
apabila proses pembelajaran sudah sesuai dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH)
yang telah disusun dalam hal aktivitas guru dan anak sudah sesuai dengan
pembelajaran yang ditetapkan serta hasil nilai kegiatan yang diberikan pada setiap
akhir tindakan dibandingkan dengan standar minimal yaitu sekurang kurangnya
85% dan Jumlah anak mencapai daya serap (nilai) di atas 65% dari seluruh indikator
(Usman, 2001: 77).
Pada siklus II aktivitas 23 anak (100%) dalam kegiatan belajar lingkungan
hidup mereka memperoleh hasil baik yaitu 17 anak memperoleh nilai 80 (73,91%)
2 orang memperoleh nilai 75% (8,69%) dan 5 orang anak memperoleh nilai 70
(21,73%) dan Hal itu terjadi karena media dan penyampaian yang diterapkan guru
menarik dan memotivasi anak untuk kreatif dalam membuat urutan gambar dan
anak sudah mampu tanpa haruss dipandu dan dibimbing lagi.
Dilihat pada hasil kegiatan di akhir pembelajaran tidak ada anak yang belum
mencapai nilai yang diinginkan. Hal ini terjadi karena semua anak terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran dan termotivasi untuk menciptakan hasil karya anak
sendiri, sehingga dapat memahami materi. Dan pada saat pemberian evaluasi, minat
anak meningkat.
Pembelajaran dengan menggunakan media papan flannel, ternyata dapat
meningkatkan minat belajar anak dan pada akhirnya terjadi peningkatan pada hasil
belajar, ini terlihat dari peningkatan nilai yang diperoleh anak setelah kegiatan
pembelajaran berakhir. Anak tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi
terlibat aktif langsung dalam proses belajar. Karena jika terlibat aktif maka mereka
137 |
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV dan
pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : Dari
kegiatan pembelajaran lingkungan hidup dengan menggunakan media papan
flannel di TK. Kristen IV Betania Palangka Raya, maka terlihat suatu peningkatan
minat belajar anak serta aktivitas dan nilai rata-rata anak dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas menggunakan papan flanel sudah baik, dari pemaparan di
atas diharapkan dalam pelajaran lingkungan hidup hendaknya guru melakukan halhal yang sudah dipaparkan melalui pembelajaran lingkungan hidup khususnya
menggunakan media papan flannel sehingga terbentuknya minat belajar anak sejak
usia dini dapat meningkat dan kreativitas Serta daya fikir anak pun lebih
berkembang.
Saran
Kepada pihak sekolah khususnya guru-guru yang mengajar di TK. disarankan
untuk melaksanakan pembelajaran lingkungan hidup dengan menggunakan media
papan flanel agar minat belajar anak dapat meningkat.
Kepada pihak yayasan TK Kristen IV Betania Palangka Raya agar dapat
memberikan fasilitas yang memadai yaitu peralatan mengajar (alat peraga) serta
alat bermain bagi anak sehingga dapat merangsang minat dan kemampuan anak
pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kepada pihak Dinas Pendidikan, disarankan membantu pihak sekolah atau
guru, guna peningkatan kualitas dan mutu pendidikan dengan memberikan
penataran dan pelatihan yang berhubungan dengan anak usia TK, karena guru-guru
yang ada di daerah pengetahuan untuk ilmu PAUD sangat minim.
Bagi orang tua hendaknya tidak hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan
anak terhadap guru semata, tetapi diharapkan membantu guru membimbing anak
138 |
dengan memberikan perhatian dan motivasi agar dapat memperoleh hasil yang kita
inginkan bersama.
Daftar Pustaka
Amir Hamzah Nasution. 1967. Ilmu Jiwa Kanak-kanak II. Bandung: Gerhana.
Amir Hamzah Sulaiman. 1988. Media Audio Visual. Jakarta : PT . Gramedia.
Arief S. Sadiman dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1987. Kurikulum Taman Kanak-kanak
GBPP Bidang Pengembangan Perasaan, Kemasyarakatan dan Kesadaran
Lingkungan. Jakarta : Depdikbud.
ET. Ruseffendi, dkk. 1982. Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : Depdikbud.
IL Pasaribu dkk. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Ki Hajar Dewantoro. 1962. Pendidikan. Yogyakarta : Peroetakan Taman Siswa.
Mahfudh Shalahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya : PT. Bina
Ilmu.
Nasution S. 1984. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bina Aksara.
Sardiman AM. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina
Soegarda Perbakawaja, dkk. 1981. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung
Agung.
Soepartinah Pakasi, 1985. Anak dan Perkembangannya. Jakarta: PT Gramedia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2. 1989. Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Dharma Bhakti.
Yusuf Hadimiarso, dkk. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV
Rajawali.
139 |