Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK 4
Dosen pembimbing :
Ns. Farida Juanita S.kep, M.Kes
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Aris Ardiansyah
Firsta Tanti H
Fitri Listyawati
Fitrotut Tazkiyah
(13.02.01.13)
(13.02.01.13)
(13.02.01.13)
(13.02.01.13)
SEMESTER 3D
KATA PENGANTAR
yang
telah
membimbing
dan
mengarahkan
kami
demi
Lamongan,
November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................
Kata Pengantar ...................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ........................................................................................
2.2 Etiologi.............................................................................................
2.3 Patofisiologi.
2.4 Pathway ..
2.5 Manifestasi Klinis............................................................................
2.6 Tahap-tahap .....................................................................................
2.7 Pemeriksaan penunjang....................................................................
2.8 Penatalaksanaan...............................................................................
2.9 Komplikasi.......................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian...
3.2 Diagnosa Keperawatan...
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
3.4 Implementasi Asuhan Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi
atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap
infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada
dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa
sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik
paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus
bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8
juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000)
merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan
HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta
orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun
1981.
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31
Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29 Februari
2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang
sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430
kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli
epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara
80.000 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan
India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Teori Penyakit AIDS?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada AIDS?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori penyakit AIDS
2. Untuk mengetahui bagaiman Asuhan Keperawatan pada pasien dengan AIDS.
Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana konsep teori dari penyakit AIDS.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara pembuatan asuhan keperawatan pada
pasien dengan AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi HIV adalah infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah
putih infeksi oleh HIV biasnya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh secara
progresif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik dan kanker tertentu ( terutama pada
orang dewasa ). Bk askepku
2. Definisi AIDS
AIDS adalah penyakit yang berat yang ditandai oleh kerusakan imunitas seluler yang
disebabkan oleh retroirus ( HIV ) atau penyakit fatal secara keseluruhan di mana kebanyakan pasien
memerlukan perawatan medis dan keperawatan canggih selama perjalanan penyakit. ( Carolyn, M.H.
1996:601 ).
AIDS ( Acquired immunodeficiency syndrome ) adalah kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodefisiensy virus (HIV) ( Mansjoer, 2000:162 ).
2.2 Etiologi
Penyebab penyakit AIDS adalah HIVyaitu virus yang masuk dalam kelompok
retovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh
manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi
patogen di dalam darah, dan penularan masa perinatal.( bku askepku )
Retrovirus HIV-1 merupakan agens etiologis yang primer. Penularan terjadi
melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dan berkaitan dengan perilaku resikotinggi yang bisa dikenali. Keadaan ini secara kurang proporsional tergambar pada:
Laki-laki homoseksual dan biseksual
Para pemakai obat IV
Neontus ibu yang terinfeksi
Resipien darah atau produk darah yang terkontaminasi
Pasangan heteroseksual pada individu yang masuk dalam kelompok sebelumnya
yang
berhubungan
dengan
perubahan
fungsi
sel-sel
CD4+,
2.4 Patofisiologi
AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran
baru yang harus diserang.
Setelah virus HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan sebelum
titer antibodi terhadap HIVpositif. Fase ini disebut periode jendela (window period).
Setelah itu penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan, namun
apabila diperiksa titer antibodinya terhadap HIV tetap positif (fase ini disebut fase laten)
Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik AIDS yang lengkap (merupakan
sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit infeksi HIVsampai menjadi AIDS
membutuhkan waktu sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah
diketahui HIV positif. (Heri : 2012)
2.5 Pathway
Virus HIV
Merusak
seluler
Menyerang T
Limfosit, sel saraf,
makrofag, monosit,
limfosit B
Immunocompr
Flora normal
patogen
HIV- positif
?
Invasi kuman
patogen
Reaksi
psikologis
Organ target
Gangguan
sensori
Infe
ksi
Disfungsi
biliari
Dermatolog
i
Gatal, sepsis,
nyeri
Gangguan body
imageapas
Gangguan
penglihatan
dan
pendengara
n
Sensori
Gangguan
Gatal,
penglihat
sepsis,
an dan
pendenga
TidakTidak
efektif
polTidak
efektif
pol
efektif
pol
Gangguan
Gangguan
Tidak
sensori
efektif
body
pol
Cairan berkurang
Diare
Dermatolo
Sensori
gi
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
hipertermi
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Aktivitas intolerans
Gangguan
mobilisasi
Kompleks
demensia
Respirator
i
Hepatiti
s
Ensepalopati
akut
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
Lesi mulut
Gastrointestinal
Tidak efektf
bersihan jalan
napas
Manifestasi
saraf
Nutrisi inadekuat
Manifestasi oral
Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk
antibody terhadap HIV
Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan
tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
4. Tahap 4: AIDS
2.7 Komplikasi
Adapun komplikasi kien dengan HIV/AIDS (Arif Mansjoer, 2000 ) antara lain :
1. Pneumonia pneumocystis (PCP)
2. Tuberculosis (TBC)
3. Esofagitis
4. Diare
5. Toksoplasmositis
6. Leukoensefalopati multifocal prigesif
7. Sarcoma Kaposi
terhadap antigen .
Rasio CD4/CD8 limfosit ( menurun )
Serum mikroglobulinB2 ( meningkat bersamaan dengan berlanjutnya penyakit
).
Kadar immunoglobulin ( meningkat ). Bku kemenkes
2.9 Penatalaksanaan
Terapi yang dapat menyembuhkan AIDS sampai saat ini masih belum
ditemukan. Terapi yang primer meliputi penggunaan berbagai kombinasi 3 tipe obat
anti virus yang berbeda untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dalam
menghambat replikasi virus HIV denagn reaksi merugikan paling sedikit.
Rekomendasi terakhir meliputi penggunaan 2 preparat nukleosida plus 1inhibitor
protease dan 1 preparat nonnukleosida untuk membantu menghambat produksi strain
mutan yang resisten. Obat-obat ini adalah
Inhibitor protease untuk menyekat replikasi partikel virus yang terbentuk
melalui kerja enzim protease virus ( sehiga mengurangi julah partikel virus
baru yang dihasilkan
Inhibitor reverse-transriptase nukleosida untukmengganggu pengcopyan RNA
virus menjadi DNA virus oleh enzim reverse transriptase
Inhibitor reverse-transriptase nonnukleosida untuk mengganggu kerja enzim
reverse transriptase
Terapi tambahan dapat meliputi :
Preparat imunomodulator untuk meningkatkan system imun yag menjadi
lemah karena AIDS dan terapi retrovirus
Preparat actor pertumbuhan (growth factor) yang menstimulasi pertumbuhan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Identifikasi pasien
Nama : tidak mempengaruhi
Jenis Kelamin : semua jenis kelamin beresiko
Usia : dapat menyerang semua usia
Suku/bangsa :
Agama : tidak mempengaruhi
Status perkawinan : mempengaruhi
Pendidikan/pekerjaan : mempengaruhi
Bahasa yang digunakan : tidak mempengaruhi
Alamat : mempengaruhi
2. Alasan masuk rumah sakit
a. Alasan dirawat : mencret sejak 5 bulan yang lalu, malam keringat dingin dan kadang
demam.
b. Keluhan utama : nyeri perut. Penyebab tidak diketahui, dengan faktor yang
memperberat adalah bila bergerak dan usaha yang dilakukan adalah diam. Nyeri
dirasakan tertusuk-tusuk, pasien meringis, memegang pada kuadran kanan dan kiri
tetapi tidak menyebar. Skala nyeri adalah 5 dari skala nyeri 5. Kapan timbulnya tidak
tentu dan sering dimana tiba-tiba terjadi nyeri.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini : pasien pernah menderita lever. Penyebab tidak
diketahui, riwayat alergi seperti obat dan makanan tidak ada.
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mencret/diare sejak 5 bulan atau 2 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Selain itu keringat dingin malam hari, tidak ada napsu
makan dan mencret berbusa.
c. Riwayat kesehatan keluarga : orang tua, saudara kandung ayah/ibu, saudara kandung
pasien tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
pasien nampak sakit berat, lemah kurus dan pucat.
TTV :
- Suhu
: meningkat
(> 37,50C)
- Nadi
: meningkat
(> 100x/menit)
- Respirasi
: meningkat
(> 20x/menit)
b. Head to toe :
1. Pemeriksaan kepala dan leher
- Kepala
:-
- Wajah
: terlihat pucat
- mata
gangguan
penglihatan,
penurunan
ketajaman
- Telinga
:-
- mulut & gigi : candidiasis, luka disekitar bibir (keilitis angularis), serabut
putih disamping lidah (OHL), bau mulut, karang gigi/ karies, lesi, Lidah
bercak-bercak putih dan tidak hiperemik
2. Pemeriksaan integumen
- Kulit
: kulit kering, keriput, pucat, gatal, rash atau lesi, turgor jelek,
petekie positif, steven jhonson, akral hangat, PPE terutama dikaki, dermatitis
- Kuku
3. Pemeriksaan dada
- paru-paru
4. Pemeriksaan abdomen
- BB menurun, diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, adakah
asites, pembesaran pada hati dan limpa, nyeri tekan, bising usus meningkat
5. Pemeriksaan genetalia dan anus
- terdapat lesi atau eksudat pada genitalia, herpes simplek
6. Pemeriksaan ekstremitas
- adanya kelemahan otot, tidak mampu melakukan ADL, focal motor deifisit
7. Pemeriksaan neurosensori
kemampuan
mengenali
makanan,
mual/muntah, disfagia, nyeri retrosternal saat menelan, penurunan berat badan yang
cepat/progresif.
c) Pola eliminasi
Diare yang intermiten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai krm
abdominal, nyeri punggung, rasa terbakar saat miks.
d) Pola aktivitas dan latihan
Mudah merasa lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya. Progresi
kelelahan/malaise, perubahan pola tidur.
e) Pola istirahat dan tidur
Cenderung terus mengantuk
f) Pola persepsi sensori dan kognitif
Pusing, sakit kepala, kerusakan sensasiatau indera posisi dan getar, kelemahan otot
g) Pola hubungan dengan orang lain
Kehilangan kerabat/orang terdekat, isolasi, kesepian
h) Pola reproduksi dan seksual
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks, penggunaan
kondom yang tidak konsisten
i) Persepsi diri dan konsep diri
Berpresepsi negatif tentang tubuhnya : alopesia, lesi cacat, dan menurunnya berat
badan
j) Pola mekanisme koping
Meras tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri,
dan depresi.
k) Pola nilai kepercayaan/keyakinan
Adanya penurunan ibadah karena depresi
Analisis Data
Etiologi
Problem
Subyektif :
Pembesaran
Pasien mengatakan
pada daerah GI
Nyeri
Dermatologi
Diare
T: setiap saat
Subyektif :
Pasien mengatakan malu
akan keadaannya
Obyektif :
Tampak adanya lesipada
minum
2-3
gelas/hari.
Obyektif :
Perut
kembung,
menurun,
urin,
turgor
inkontinensia
BAB
encer,
Subyektif :
Aktivitas intoleransi
umum
lemah,
3.4 INTERVENSI
No. Dx
1
Intervensi
Rasional
Hasil
dilakukan 1. Kaji skala nyeri
tindakan
Mengindikasi
untuk kebutuhan
intervensi
selanjutnya
berkurang
tanda-
tanda/resolusi
pemberian
dan
komplikasi
Agar
pasien
merasa
penatalaksanaannya
Wajah
tampak
dengan posisinya
rileks
Skala
berkurang 0-1
TTV dalam batas
normal
nyeri
nyaman
sekarang.
Untuk
memberikan
pengetahuan
kepad
pasien
tentang mengatasi
nyeri
yang
dialami
Memberikan
penurunan
nyeri/tidak
nyaman
dan
mengurangi
2
demam
dilakukan 1. Kaji kulit setiap hari, catat Untuk
Setelah
tindakan
keperawatan warna,
turgor,
sirkulasi
dan
menentukan dasar
perubahan
diharapkan
status
membersihakan
intervensi
Pasien
tepat
mengetahui
penyebab
4. Kolaborasi
feses
dengan
dengan
dan
melakukan
yang
Mencegah
tim
maserasi
yang
disebabkan
oleh
image
pada
tetap kering
posisinya
Pasien
dapat
mengatasi
gangguan body
image
Pasien
dapat
beraktifitas
dengan normal
3
Setelah
tindakan
dilakukan 1.
keperawatan 2.
pemasukan
dan
memasukkan
sedikitnya 2500ml/hari
oral
cairan
Indikator
volume
dari
cairan
sirkulasi.
Mempertahankan
Ajarkan
tentang
berpotensi
kepada
pasien
makanan
yang
menyebabkan
diare
Pasien
paham 4.
kebutuhan cairan.
Pasien
mau
pemberian
mengikuti
selang
dengan
lain
dalam
baik
normal
Wajah
mengurangi rasa
dan
melembabkan
membran
mukosa.
cairan/elektrolitbmelalui
pemberian
makanan/IV
mengetahui
tentang makanan
perawat
cairan,
haus
pentingnya
saran
keseimbangan
yang sesuai
Untuk
mendukung
volume sirkulasi
tidak
jika
lemas
Mukosa
kembali normal
TTV dengan batas
normal
Setelah
pemasukan
bibir
dilakukan 1. Kaji
pola
tidur
dan
catat Untuk
tindakan
mengetahui faktor
selama
3x24
yang
diharapkan
jam 2. Bantu
memenuhi
kebutuhan
intoleransi
dapat
meningkatkan
kelemahan
teratasi
meningkatkan aktifitas
selam beraktifitas
Pasien
mengetahui
Untuk melindungi
Untuk
penyebab
meningkatkan
intoleransi
stamina,
aktifitas
mengizinkan
Pasien
mau
dan
mengikuti saran
aktif
tanpa
perawat
menyebabkan
Pasien mampu
kepenatan
dan
mengatasi
rasa frustasi
intoleransi
aktifitas
Pasien
dapat
beraktifitas
dengan normal
3.5 IMPLEMENTASI
Tgl
No Dx
Implementasi
Respon Pasien
1,2,3,4
DS:
01/01/15
07:30
pasien
mengerti
mengatakan
tentang
sudah
penyakitnya
1,2,3,4
08:30
2,4
Bantu pasien penuhi keperawatan
pribadi
DS:08:45
1,3
09:30
2,4
DS:DO:
Pasien
melakukan
aktifitas
Meredupkan lampu
1,3
11:30
1,2,3,4
1,2,3,4
3.6 EVALUASI
Hari/Tgl
No.Dx Evaluasi
01/01/14
01/01/14
P: Intervensi dilanjutkan
S: Pasien mengatakan gangguan body image teratasi
O: Pasien terlihat dapat membersihkan lesi dikulit
secara sederhana
A: Masalah teratasi sebagian
01/01/14
P: Intervensi dilanjutkan
S: Pasien mengatakan minum air secara teratur, tubuh
Ttd
tidak lemas
O: Turgor kulit kembali baik / normal, Wajah tidak
tampak pucat dan lemas, Mukosa bibir kembali normal.
A: Masalah teratasi sebagian
01/01/14
P: Intervensi dilanjutkan
S: Pasien mengatakan tidak merasa lelah
O: Pasien dapat beraktifitas secara sederhana
A:Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis
dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut
terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia
menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan
dalam mengatasi infeksi yang masuk ketubuh manusia. Pada orang dengan sistem
kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan
sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4
semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala
AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela
Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk
antibody terhadap HIV
Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan
tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
Tahap 4: AIDS
4.2.
SARAN
1. Setelah mempelajari asuhan keperawatan pada klien dengan AIDS mahasiswa
dapat melakukan asuhan keperawatan secara intensif.
2. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan asuhan keperawatan klien dengan AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
Djausi, Samsu Rizal. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ketiga. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.