Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. DEFINISI
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison
1997)
B. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan
diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci
dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di
hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan
volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke
luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik
cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya
akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron
dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan
penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah. Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor yaitu aliran darah dan resisten darah.
Tekanan darah arteri sama dengan tekanan cardiac output. meningkatnya tkanan darah
akan menyebabkan meningkatnya tahanan vaskulerperifer, meningkatkan cardiac output
vasokontriksi ketika aliran darah ke ginjal menurun. ini karena sekresi renindan bentuk
angiotensin akan menyebabkan meningkatnya sekresi aldosteron menyebabkan retensi
air dan sodium di ginjal. Akibatnya terjadi peningkatan volume cairan ekstra seluler.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler menyebabkan meningkatnya cardiac output
dan meningkatnya tekanan arteri. Sistem saraf simpatik juga mengontrol tekanan darah
oleh non pineptin dalam situasi setress menyebabkan vasokontriksi primer biasanya
mulai dengan meningkatnya secara intermeffen tekanan darah dan hal lain yang
menopang meningkatnya tekanan darah biasanya tanpa gejala.
C. ETIOLOGI
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler
renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
D. PATHWAY
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan dan lainlain.
b. Identitas penanggung jawab
Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama (Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat
ini)
2) Riwayat Kesehatan Sekarang(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien
sekarang sampai klien dibawa ke RS, ditambah dengan keluhan klien saat
ini)
3) Riwayat Kesehatan Dahulu(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang
memiliki hubungan dengan atau memperberat keadaan penyakit yang sedang
diderita klien saat ini. Termasuk faktor predisposisi penyakit dan ada waktu
proses sembuh)
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan
atau riwayat penyakit menular)
d. Pola Fungsional
1) Manajemen Kesehatan
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
3) Pola Eliminasi
4) Pola Aktivitas dan Latihan
5) Pola Istirahat dan Tidur
6) Pola Hubungan dan Peran
7) Pola Seksual dan Reproduksi
8) Pola Sensori dan kognitif
9) Pola mekanisme penanggulangan stress dan koping
10) Persepsi dan Konsep Diri
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
e. Pemeriksaan Fisik
(Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik
pemeriksaan yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi
keadaan umum klien. Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu Inspeksi,
Palpasi, Perkusi, Auskultasi.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
No
Tanggal/
Jam
Diagnosa
Keperawatan
1.
Resiko tinggi terhadap
penurunan curah
jantung berhubungan
dengan peningkatan
afterload,
vasokonstriksi, iskemia
miokard, hipertropi
ventricular.
Tujuan
Intervensi
tepat.
Catat keberadaan, kualitas
denyutan sentral dan
perifer.
Auskultasi tonus jantung
dan bunyi napas.
Amati warna kulit,
kelembaban, suhu dan
aktivitas.
Pertahankan pembatasan
aktivitas seperti istirahat
ditemapt tidur/kursi
Bantu melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan
Lakukan tindakan yang
nyaman spt pijatan
punggung dan leher
Anjurkan tehnik relaksasi,
panduan imajinasi,
aktivitas pengalihan
Pantau respon terhadap
obat untuk mengontrol
tekanan darah
Ttd
sesuai indikasi.
Setelah dilakukan tindakan Kaji toleransi pasien
keperawatan
pasien
aktivitas
terpenuhi
dengan
ketidakseimbangan
Kriteria Hasil :
Klien dapat berpartisipasi
kebutuhan O2
inginkan
melaporkan
dalam
diperlukan,
peningkatan
toleransi
aktivitas
periode aktivitas
Setelah dilakukan tindakan Pertahankan tirah baring,
keperawatan
vaskuler
serebral
tekanan
tidak
meningkat.
Kriteria
Hasil
:Pasien
rangsangan.
Batasi aktivitas.
adanya sakit kepala dan
Hindari merokok atau
tampak nyaman.
menggunkan penggunaan
mengungkapkan
tidak
nikotin.
Beri obat analgesia dan
sedasi sesuai pesanan.
Beri tindakan yang
menyenangkan sesuai
indikasi seperti kompres
es, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan
imajinasi, hindari
4.
Kerusakan pertukaran
gas berhubungan
dengan tidak
adekuatnya ventilasi
ditandai dengan
dispnoe saat
konstipasi.
Setelah dilakukan tindakan Kaji frekuensi, kedalaman
keperawatan pasien
dada.
Tinggikan
posisi kepala
adekuat/ oksigenasi dengan
dan Bantu dalam
GDA
mengubah posisi.
Bantu pasien mengatasi
beraktivitas, takipnoe,
ortopnea, adanya bunyi
oksigen tambahan
5.
Potensial perubahan
perfusi jaringan:
serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
tidak
terganggu
Pasien mendemonstrasikan
perfusi
jaringan
membaik
yang
seperti
ditunjukkan dengan : TD
dalam batas yang dapat
diterima, tidak ada keluhan
sakit kepala, pusing, nilainilai
laboratorium
dalam
batas normal.
6.
Kurangnya
pengetahuan tentang
penyakit dan
pengobatan
sehubungan dengan
kelelahan
Setelah dilakukan tindakan Jelaskan tentang fungsi
perawatan
diharapkan
bertambah
menurunkan
kurangnya informasi,
tidak mengenal sumber
informasi ditandai
dengan pasien banyak
berulang
dan
mencegah
komplikasi,melakukan
perubahan
yang perlu
pola
perilaku
bertanya tentang
informasi penyakitnya,
intruksi/therapy
untuk menanyakan,
mendiskusikan masalah
dan membuat perubahan
pola hidup yang perlu
F. REFERENSI
Nanda. 2013. Diagnose Keperawatan. Yogyakarta : Media Action
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
http://iyansasak.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://askepterkini.blogspot.com/2014/05/laporan-pendahuluan-asuhankeperawatan_9355.html
http://adiet-blogspotcom.blogspot.com/2012/09/laporan-pendahuluan-hipertensi_2.html