Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SIFAT-SIFAT TERMAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendahuluan Fisika Zat Padat
DISUSUN OLEH :
Abdul Rohim
(3215096545)
(3215096550)
(3215096535)
Indah Novitasari
(3215096526)
(3215097723)
KAJIANPUSTAKA
A. Kapasitansi Panas Fonon
Kapasitas panas yang biasa kita kenal kapasitas panas pada volume konstan ,
yang lebih mendasar dari kapasitas panas pada tekanan konstan
, yang
Kontribusi dari fonon terhadap kapasitas panas pada kristal disebut kapasitas
panas kisi dan dilambangkan
Clat
KB
ditulis sebagai penjumlahan dari semua mode energi fonon , disini di kumpulkan
dengan vektor gelombang K dan indeks polarisasi p.
U= U K , p = n K , p K , P (1)
K
Dimana
nKp
n =
nKp
1
(2)
exp
1
Dimana
( )
n
n dijelaskan oleh.
gambar 1. Plot dari fungsi distribusi plank . pada temperatur tinggi keadaannya
mendekati
linear
pada
temperatur .
n + ,
fungsi
dimana
tidak di plot
menerima
tanda
garis
sebagai
asimtot
pada
temperatur
tinggi
tanda garis
adalah
batas dalam
tinjauan
klasik.
1. Distribusi Plack
Mengacu pada osilator harmonik identik pada titik keseimbangan termal.
Perbandingan dari bilangan osilasi pada urutan keadaan kuantum eksitasi ke (n +
1) ke bilangan osilasi pada urutan keadaan kuantum ke n adalah
N n+1 / N n =exp ( / ) , =K b T (3)
s 0
s=0
Kita tahu bahwa rata-rata bilangan kuantum eksitasi dari sebuah osilator adalah
s
)
s
n =
(5)
s
exp( )
s
s exp(
Dengan
planck :
/
()
kita bisa menuliskan kembali persamaan (5) sebagai distribusi
x=exp
n =
x
=
x1
1
(7)
s
exp(
)1
pada kesetimbangan
K , p
K
exp
1
( )
(8)
Biasanya untuk menulis penjumlahan dari K bisa digunakan integral .jika kristal
dalam bentuk
(9)
exp
1
( )
k BT
: dengan
U
T
dinyatakan :
x1
exp
x 2 exp x
Clat = K B d D p ( )
p
Masalah utamanya adalah menemukan D() , bilangan mode tiap jangkauan
frekuensi. Funsi ini disebut kerapatan dari r kurang lebih jarang
us
sin
sKa. Bentuk ini secara otomatis memberikan nilai nol pada saat s = 0dan kita
dapat memilih K untuk tiap pergeseran di akhir s = 10.
us
adalah
Dimana
k , p
( N1 )
2 3
K= ,
,
,,
(12)
L L L
L
Solusi dari
K= / L
memiliki
us sin ( s a /L ) (13)
Solusi untuk
memiliki
us sin ( s a /L ) . Ini
sehingga ada N-1 nilai bebas memungkinkan K pada persamaan 12. Jumlah ini
sama dengan jumlah partikel diperbolehkan untuk bergerak. Setiap nilai
memungkinkan K berhubungan dengan gelombang berdiri. Untuk satu baris
dimensi ada satu modus untuk masing-masing interval, sehingga beberapa mode
per rentang unit K adalah
L/
untuk
K /a
dan 0 untuk
K > /a
Ada tiga polarisasi p untuk setiap nilai K: pada satu dimensi, dua diantaranya
melintang dan satu yang lainnya membujur. Dalam tiga dimensi, polarisasi yang
sederhana ini hanya untuk vector gelombang arah Kristal tertentu.
Perangkat lain untuk mode operasi perhitungan yang sering digunakan yaitu
sama-sama valid. Kita menganggap medium yang tak terbatas, tetapi memerlukan
solusi periodik yang akan l;ebih besar dari nilai L, sehingga
K=0,
2 4 6
N
,
,
,,
(14)
L
L
L
L
Metode perhitungan diberikan dalam jumlah mode yang sama yaitu (per satu atom
di berikan dari persamaan (12), tetapi yang kita miliki sekarang nilai keduanya
plus dan minus K, dengan
k =2 /L
k. Untuk kondisi batas periodic nomor mode per kisaran unit k adalah
untuk
/ a K /a
L/2
D ( )
D ( ) d pada
diberikan pada
L dK
L d
d=
(15)
d
d /dK
d / dK
( k )
2
4
N
;
;.;
(17)
L
L
L
( 2 / L )3
di
L
V
= 3 (18)
2
8
( )
Gambar 4
Mempertimbangkan N buah partikel
dibatasi untuk meluncur pada cincin
melingkar. Partikel dapat berosilasi jika
dihubungkan dengan pegas elastic.
Dalam modus normal
us
untuk
u N+ s=u s
untuk
2/8 a ,
4 /8 a ,
6/8 a
dan
8/8 a . Nilai K= 0
8/8 a
memiliki arti
diperbolehkan untuk bentuk keduanya yaitu sin dan cos, memberikan total
delapan mode yang memungkinkan untuk 8 partikel sehingga kondisi batas
periodic mengarah ke salah satu modus yang diperbolehkan per partikel, persis
seperti kondisi batas tetap akhir pada gambar 3. Jika kita mengambil bentuk
kompleks dari
yaitu
K=0, 2 / Na , 4 /Na , 6 / Na ,
persamaan 14.
N 6 4 2 2 4 6 N
0
L
L
L
L
L L L L
Gambar 5 Nilai yang memungkinkan untuk gelombang vektor K pada kondisi
batas periodic di terapkan pada kisi linear periodisasi N= 8 atom dengan panjang
L. K= 0 adalah solusi untuk bentuk mode yang seragam. Point special
hanya mewakili satu persamaan karena
exp ( is )
identik dengan
N / L
exp (is )
Gambar 6 Nilai yang diperbolehkan dalam ruang Forier dari gelombang fonon
vektor K untuk kisi-kisi persegi adalah konstan, dengan kondisi batas periodic
diterapkan selama persegi memiliki sisi L= 10a. Modus seragam di tandai dengan
2
2
cross. Ada satu nilai yang di perbolehkan untuk K per luas ( 2 /10 a ) =( 2 / L )
K ( L/2 )
Memungkinkan nilai K per satuan volume ruang K. untuk polarisasi masingmasing dan untuk setiap cabang. Volume specimen adalah
dengan vector gelombang kurang dari K ditemukan dari persamaan (18) menjadi
L
2
( )
3
N=( L/2 ) ( 4 K 3 /3 ) (19)
untuk setiap jenis polarisasi. Rapat keadaan untuk setiap polarisasi adalah
V 2
(22)
2 2 3
Jika terdapat N sel primitif dalam contoh, total nomor ragam phonon akustiknya
adalah N. Sebuah frekuensi pancung
3D =
6 2 3 N
(23)
V
Untuk frekuensi ini terdapat koresponden sebuah arus listrik gelombang vektor
dalam K ruang:
6
N /V
2
Dalam ragaml Debye kita tidak diperbolehkan ragam vektor gelombangnya lebih
besar dari KD. Nomor ragam dengan
kebebasan dari kisi monoatomik.
K KD
V2
2 2 3
0
U=
d D ( ) ( n ( ) ) = d
)(
(25)
e 1
/ r
3 Vk 4B T 4
3
x3
d /r
= 2 3 3 dx x
(26)
e 1
2 0
e 1
D
3V
U= 2 3
2 0
x= /r= /k B T
Dimana
and
xD=
dalam kondisi
6 N
= .
kB
V
1
3
) (28)
D
= (27)
K bT T
D
Germanium
Silikon
3 xD
()
dx
0
x
(29)
x
e 1
x D =/T
3 V2
4 e / r
T
C v= 2 3
d /r
=9 Nk B
2
2
2 kB T 0
( e 1 )
3 xD
( ) dx ( e 1) (30)
0
x4 ex
3 Nk B
kapasitas
6. Hukum T3 Debye
Pada suhu sangat rendah kita dapat mendekati (29) dengan membiarkan limit
teratas sampai tidak terbatas. Kita mempunyai
(31)
dx e xx1 = dx x 3 exp (sx )=6 814 = 15
0
0
0
0
s4
C v=
12
T
T
Nk B
=234 Nk B
( 32)
5
( )
( )
Yang mana adalah pendekatan Debye T3. Hasil penelitian untuk Argon
digambarkan pada gambar 9.
Pada suhu yang cukup rendah pendekatan T3 cukup baik: bahwa ketika hanya
panjang gelombang ragam akustik dimunculkan secara termal. Hanya ada ragam
yang mungkin dihilangkan seperti kontinum elastik dengan konstanta elastik
makroskopik. Energi ragam panjang gelombang pendek (untuk yang pendekatan
pasti ini) adalah terlalu tinggi bagi mereka untuk dipopulasikan secara penting
pada suhu rendah.
Kita mengetahui T3 dihasilkan oleh uraian sederhana (gambar 10). Hanya ragam
kisi memiliki < kBT akan dikeluarkan menjadi beberapa sampai bernilai pada
suhu rendah T. Eksitasi dari ragam ini akan menggunakan pendekatan klasik,
masing-masing dengan sebuah energi sampai kBT, berdasarkan gambar 1.
Dengan diikuti volum dalam ruang K, pecahannya ditempati oleh ragam eksitasi
yaitu dari (T/D)3 atau (KT/KD)3 , dimana KT adalah vektor gelombang termal
seperti KT = kBT dan KD adalah vektor gelombang arus listrik Debye. Jadi
pecahan ditempati (T/ )3 dari total volum dalam ruang K. Terdapat 3N(T/) 3
ragam eksitasi, masing-masing memiliki energi kBT. Energinya ~3N kBT (T/)3
dan kapasitas panasnya adalah ~12N kB (T/)3.
Untuk kristal sesungguhnya suhu pada pendekatan T3 cukup rendah. Itu dapat
diperlukan dibawah T = /50 untuk mendapatkan kemurnian sifat T3.
Pemilihan nilai diberikan pada tabel 1. Catatan, sebagai contohnya dalam alkali
logam bahwa atom yang lebih berat memiliki terendah, karena kecepatan suara
menurun sebagai peningkatan rapat massa.
e 1
(33)
gambar 10. Untuk mendapatkan sebuah penjelasan dari hukum debye3, kita dapat
menganggap bahwa semua model ponon dari gelombang vektor yang kurang dari
Kr memiliki energi termal klasik KbT dan jarak antara Kr dan debye tidak ada.
3
KT
T
=
KD
( )()
karena ini
adalah perbandingan dari volume dalam bola dan volume luar bola. Energinya
adalah
C v=
U k B T .3 N (T /) dan
U
12 N k B (T /)3
T
kapasitas
panas
adalah
gambar11. Bandingkan hasil dari percobaan kapasitas panas dari intan dengan
hasil perhitungan
temperatur
E= /k B=1320 K
( )
C v=
=N k B
2 e /
(34)
( e / 1 )2
( )
yang digambar pada gambar 11. Ini menunjukan hasil dari einsten untuk
konstribusi dari pergerakan N identik menjadi kapasitas panas zat padat.
Jika dalam 3 dimensi, maka kita sebut dengan 3N. Batas ketinggian suhu C v
menjadi 3N Kb, dan disebut juga hasil dulog dan petit.
/
Pada tempertur rendah, kapasitas panas berkurang sebanyak
yang pada
exp
percobaan dari kontribusi ponon disebut juga T3, pada mode Debay diatas. Model
Einsten ini biasanya digunakan untuk menghitung bagian optik ponon dari
spektrum ponon.
( ) d K (35)
D ( ) d=
shell
Dimana integral tersebut sampai dengan volume kulit K yang dibatasi oleh 2
frekuensi ponon yang besarnya konstan, 1 permukaan dan 1 nya + d.
gambar12. Elemen dari daerah dS di ruang frekuensi yang konstan pada kulit K.
Jadi volume antara 2 permukaan dari frekuensi yang tetap pada dan +d sama
dengan
d S d/|k |
ketinggian
maka
d 3 K = d S d K (36)
shell
dan besar
|K |d K =d
Sehingga
d S d K =d S
dimana
v g=|K |
d
d
=d S
vg
|K |
mempunyai
D ( ) d=
L
2
d S
d
vg
d S
V
(37)
3
vg
(2)
gambar13. Besar
dK
gambar14. kerapatan menurut fungsi frekuensi dari (a) Debye padatan dan (b)
Struktur kristal
Tidak ada dari pernyataan di atas yang tepat dalam menjelaskan Kristal.
Penyimpangan yang terjadi disandarkan pada neglect of anharmonic. Demonstrasi
effect anharmonic adalah percobaan interaksi dua phonon untuk memproduksi
phonon ketiga pada frekuensi
experiment antara sebuah beam of longitudinal phonon pada frekuensi 9.20 GHz
yang berinteraksi dengan Kristal MgO dengan sebuah parallel beam of
longitudinal phonons dengan nilai 9.18 GHz. Interaksi kedua beam ini
memproduksi beam of longitudinal phonon ketiga dengan nilai 18.38 GHz.
Proses tiga phonon ini disebabkan oleh bentuk ketiga energy potensial Lattice.
Bentuk khas nya mungkin saja berupa
U 3= A e xx e yy e zz
, dimana e adalah
1 Ekspansi Termal
Energi potensial atom dengan perpindahan x dari posisi kesetimbangannya dapat
dipresentasikan:
U ( x ) =c x 2g x 3f x 4 (38)
Dengan c,g,dan f bernilai positif. Bentuk x3 dipresentasikan sebagai asimetri
mutual repulsion atom dan bentuk x4 sebagai pelembut getaran dengan amplitude
yang besar.
Dengan merata ratakan perpindahan menggunakan fungsi distribusi Boltzmann,
akan memungkinkan kita untuk menemukan nilai x
thermodinamika:
dx x exp[U ( x ) ]
( x )=
dx exp[U ( x ) ]
menurut probabilitas
Dengan =
1
K bT
dalam energy itu kecil dalam perbandingan dengan KbT . Mungkin kita dapat
memperluasnya dengan integral berikut
x+ ( g x 4 + f x 5 ) =(
3 1/2 g
)( 5 /2 ) 3/ 2
4
c
dx [ eksp ( cx2 ) ]
dx x eksp (U )
dx eksp (U ) 1+ g x 2=(
Maka expansi thermalnya adalah
x =
3g
K b T (40)
4 c2
1 /2
) (39)
c
C. Konduktivitas Termal
Koefisien K konductivitas termal padat didefinisikan dengan hubungan aliran
keadaan mantap dari panas sebuah batang panjang dengan gradient suhu dT/dx;
J v =k
dT
( 41)
,
dx
Dimana jv adalah flux energy thermal. Implikasi dari persamaan ini adalah proses
transfer energy thermal secara acak. Dari teori kinetic gas kita mendapatkan
sebuah pendekatan bentuk dari konduktivitas thermal:
1
k = Cvl( 42)
3
Dimana C adalah kapasitas panas per satuan volume, v adalah rata-rata kecepatan
partikel, dan l adalah mean free path tabrakan diantara partikel.
Jika c adalah kapasitas panas sebuah partikel, kemudian bergerak dari temperature
T + T ke temperature T, sebuah partikel tersebut akan melepaskan energy c T,
dengan
T=
dT
dT
lx =
v t
dx
dx x
dT 1
dT
=
n ( v 2 ) ct
( 43)
dx 3
dx
1
dT
cv l
(44)
3
dx
1
3
Cvl
Ket gambar 16.a : aliran molekul gas dalam dalam keadaan menuju
kesetimbangan di dalam tabung panjang terbuka dengan dinding tanpa gesekan.
Diantara proses tumbukan elastistas molekul gas tidak merubah momentum atau
energy flux gas karena setiap tumbukan kecepatan pusat massa dan energy yang
menumbuk partikel partikel tidak berubah.
Ket gambar 16.b : definisi konduktivtas termal di dalm sebuah gas dapat
disamakan dengan sebuah situasi dimana aliran tak bermassa diizinkan. Dengan
sebuah pasangan pasangan tumbukan gradient suhu dengan above-average
kecepatan pusat massa akan mengarah ke kanan. Sedangkan untuk belowaverage kecepatannya mengarah ke kiri.
Sebuah kesetimbangan distribusi phonon pada temperature T bias menggerakkan
Kristal dengan kecepatan yang tidak terdistribusi oleh persamaan di atas. Untuk
setiap tabrakan phonon
J = nk K (46)
K
Ket gambar 16.c: dalam sebuah Kristal kita mungkin dapat mengatur phonon
phonon memimpin di one end. Di sini akan menjadi sebuah net flux phonon
mengarah right end Kristal. Jika hanya proses N terjadi, momentum tumbukan
flux phonon tidak berubah.
Ket gambar 16.d: dalam proses U, sebuah net besar merubah momentum dalam
setiap tumbukan. Inisial net flux phonon akan cepat sekali rusak. The ends akan
beraksi sebagai sumber dan sinks. Perpindahan net energi di bawah sebuah
gradient temperature terjadi.
Untuk sebuah distribusi dengan J tidak sama dengan 0 , tumbukan seperti (45)
incapable menuju kesetimbangan thermal sempurna karena J tidak berubah. Jika
memulai phonon panas sebuah rod turun dengan J tdaksama dengan 0 distribusi
akan propagate kebawah rod dengan J tidak berubah. Hal ini bukanlah
merupakan resistansi thermal.
9. Proses Umpklapp
Tiga phonon penting diproses menyebabkan resitivitas panas tidak dalam bentuk
K1 + K2 = K3 dengan K yang konsevatif , tetapi dalam bentuk :
K1+K2 = K3 + G
(47)
Dimana G adalah vektor reciprocal lattice . proses ini ditemukan oleh pierls , yang
dikenal dengan umklapp proses. Kita bisa menyebutnya G untuk semua
momentum konservatif dalam kristal.
Kita ambil contoh dari proses interaksi gelombang dalam kristal yang total vektor
gelombangnya berubah sampai mendekati nol .
dengan tambahan G . A tumbukkan dari dua fonon dengan hasil yang negatif dari
Kx dapat dilakukan dengan proses umklapp (G tidak sama dengan 0) membuat
ponon positif Kv . proses umklapp juga disebut U proses.
Proses tumbukkan dengan G = 0 disebut normal proses atau N proses . pada
temperatur tinggi T > semua fonon sedang tereksitasi karena
maks
Kb
T >
bantuan momentum tinggi yang terjadi dalam tumbukan. Dalam keadaan ini kita
dapat memperkirakan resistivitas termal tanpa perbedaan secara tinjauan partikel
antara proses N dan U , dengan anggapan awal tentang efect non linear kita dapat
memperkirakannya untuk mendapatkan hambatan termal kisi sebanding dengan T
pada temperatur tinggi.
Energi dari fonon K1 , K2 cocok untuk terjadinya umklapp jika saat
Kb
karena baik fonon 1 ataupun 2 harus mempunyai gelombang vektor kisaran 1/2G
sehingga tumbukkan (47) bisa mungkin terjadi. Jika kedua fonon mempunyai K
rendah , sehingga energinyapun rendah , tidak mungkin tumbukan antara mereka
gelombang vektornya keluar dari daerah pertama. Proses umklapp yang energinya
konservatif
Kb
memerlukan harga
Gambar 18 : konduktivitas termal pada bahan kristal murni dari sodium flurida .
setelah H. E jackton , C walker , dan T . F McNelly.
10.
Ketidaksempurnaan
Efek geometri sangat penting untuk free path. Kita menganggap bahwa bagian
kecil dari kristal dibatasi oleh massa isotopic terdapat dalam elemen kimia alami,
kima pemurnian, ketidaksempurnaan pola-pola geometris dari molekul-molekul,
dan struktur benda tak berbentuk.
Pada temperatur rendah, rata-rata dari free path l menjadi sebanding dengan lebar
spesimen uji, sehingga nilai dari l tersebut dibatasi oleh lebar spesimen uji, dan
konduktivitas termalnya menjadi fungsi dari dimensi spesimen. Efek ini
ditemukan oleh De Haaz dan Biermasz. Penurunan yang tajam pada konduktivitas
termal dari kristal pada temperatur rendah dikarenakan oleh efek ukuran.
Di temperatur rendah, proses umklapp menjadi tidak efektif dalam membatasi
konduktifitas termal, dan efek ukurannya menjadi dominan seperti yang
ditunjukkan pada gambar18. Dapat kita perkirakan free path ponon akan menjadi
konstan, dengan diameter D spesimen, dapat kita lihat
K C V D( 48)
C merupakan konduktivitas panas dimana T nya harus temperatur rendah. Efek
ukuran akan mempengaruhi jika rata-rata free path dari ponon menjadi sebanding
dengan diameter dari spesimen.
gambar19.
kristal dielektrik memiliki konduktivitas termal yang sama dengan logam. Al 2O3
adalah salah satu kristal dielektrik yang mempunyai konduktivitas termal yang
sama tingginya dengan metal (tergantung pada suhunya) yang nantinya akan
dijelaskan pada chapter 6.
Pada kasus yang lain, misalnya kristal sempurna, distribusi dari isotop pada
elemen kimia sering menjadi mekanisme dalam proses bagian-bagian terkecil
pada ponon. Distribusi acak dari massa isotopik akan mengganggu kerapatan
seperti yang terlihat pada gelombang elastis. Bagian-bagian kecil pada substansisubstansi ponon saling terkait. Hasil Germanium dapat dilihat dari gambar19.
Tingginya konduktivitas termal juga pernah didapatkan untuk Silikon dan Intan.