Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah
metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.
Tetapi pada kondisi tertentu karena adanya gangguan pada ginjal, fungsi tersebut akan
berubah. Batu ginjal biasanya terjadi secara perlahan-lahan sehingga biasanya diketahui
setelah jatuh dalam kondisi parah. Batu ginjal dapat disembuhkan. Batu ginjal dapat terjadi
pada semua umur dan semua tingkat sosial ekonomi. Pada penderita gagal ginjal kronik,
kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %. Melihat kondisi seperti tersebut di atas,
maka perawat harus dapat mendeteksi secara dini tanda dan gejala klien dengan penyakit batu
ginjal. Sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien
penyakit batu ginjal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah makalah ini dijabarkan berikut.
1. Apa pengertian batu ginjal?
2. Bagaimana etiologi dari batu ginjal?
3. Bagaimana proses patofisiologi batu ginjal?
4. Bagaimana gejala klinis dari batu ginjal?
5. Bagaimana terjadinya komplikasi batu ginjal?
1.3 Tujuan

Mengacu rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah


1. untuk mengetahui pengertian batu ginjal,
2. untuk mengetahui etiologi dari batu ginjal,
3. untuk mengetahui proses patofisiologi batu ginjal,
4. untuk mengetahui gejala klinis dari batu ginjal, dan
5. untuk mengetahui terjadinya komplikasi batu ginjal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Batu Ginjal
Corwin (2009) Batu ginjal adalah batu yang terdapat dimana saja di saluran kemih.
Batu yang paling sering ditemui tersusun dari Kristal-kristal kalsium. Komponen yang lebih
jarang membentuk batu adalah sturufit atau magnesium, ammonium, asam urat, atau
kombinasi bahan-bahan ini.
Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urin (misalnya, batu kalsium
bikarbonat) atau penururunan pH urine (misalnya, batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan
pembentuk batu yang tinggi dalam darah dan urune serta kebiasaan makan atau obat tertentu
juga dapat merangsang pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan
menyebabkan statis (tidak ada pergerakan) urine di bagian mana saja di saluran kemih
meningkatkan kemungkinan pembentukan batu.
Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau pospat, sering menyertai
keadaan-keadaan yang menyebabkan resorbsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit
ginjal.
Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan resiko batu ginjal akibat
peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan.
2.2 Etiologi Batu Ginjal
Soenanto dan Kuncoro (2006) Penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Berikut ini beberapa faktornya:
1. Genetik

Beberapa orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak di
lahirkan, meskipun kasusnya sedikit. Anak yang sejak kecil mengalami
gangguan metabolisme khususnya di bagian ginjal, yaitu air seninya memiliki
kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah terbentuknya
batu. Karena fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara normal maka
kelancaran proses pengeluaran air kemih juga mudah mengalami gangguan
misalnya, banyak zat kapur dalam air kemih sehingga mudah mengendapkan
batu.
2. Makanan
Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh faktor makan dan
minuman, makanan tertentu mengandung bahan kimia yang berefek pada
pengendapan air kemih misalnya makanan yang mengandung kalsium tinggi,
seperti oksalat dan fosfat bahan tersebut mudah mengkristal di ginjal. Selain itu
pada makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air
(khusunya air putih) dalam jumlah sedikit sangat beresiko terkena batu ginjal
karena terjadi kekurangan cairan di ginjal sehingga air seni menjadi pekat, lalu
mudah membentuk batu.

3
3. Aktivitas

Faktor pekerjaan dan olah raga dapat mepengaruhi penyakit batu ginjal resiko
penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk dan kurang berdiri
atau bergerak, karena tubuh kurang gerak menyebabkan peredaran darah
maupun aliran air seni menjadi kurang lancar.

2.3 Proses Patofisiologi Batu Ginjal


Batu ginjal yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium.
Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium, amonium,
asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini.
Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urine (misalnya, batu kalsium
bikarbonat) atau penurunan pH urine (misalnya, batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan
pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau obat
tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran
urine dan menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan) urine di bagian mana saja di saluran
kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu.
Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai
keadaan-keadaan yang menyebabkan reasorbsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit
ginjal. Batu asam urat sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau
penurunan ekskresi asam urat.
Corwin (2009) Batu ginjal terbentuk disebabkan oleh adanya peningkatan pada bakteri
dan saluran kandung kemih yang terinfeksi bakteri pemecah urea dan urine yang kemudian
membentuk batu pada kandung kemih. Jika tubuh kekurangan cairan atau kurang minum air
putih, akan terjadi kepekatan urine yang semakin meningkat yang mempermudah
pembentukan batu ginjal.
Batu ginjal memiliki komponen penyusun batu ginjal melalui proses pembentukan
batu ginjal yang terdiri dari 80% batu kalsium, kalsium okalat dan kalsium fosfat.
Berikut paparan secara jelas proses pembentukan batu ginjal dalam tubuh
manusia:
1. Batu Oksalat atau Kalsium Oksalat

Asam oksalat yang terbentuk di dalam tubuh manusia berasal dari metabolisme asam
amino dan asam askorbat yakni vitamin C. Asam askorbat merupakan penyumbang terbesar
dari prekursor okalat hingga 30 %.
Kalsium oksalat terbentuk hingga 50% yang dikeluarkan oksalat urine. Manusia tidak
mampu melakukan metabolisme oksalat, sehingga harus dikeluarkan melalui ginjal. Jika

fungsi kerja organ ginjal mengandung asupan oksalat berlebih akan mengakibatkan
peningkatan oksalat yang mendorong terbentuknya batu oksalat di ginjal/ kandung kemih.

2. Batu Struvit

Batu struvit tersusun dari magnesium ammonium fosfat (struvit) dan kalisum
karbonat. Batu struvit terbentuk di pelvis dan kalik ginjal apabila produksi ammonia
meningkat dan pH urine semakin tinggi, sehingga kelarutan fosfat berkurang. Hal tersebut
terjadi akibat adanya infeksi bakteri pemecah urea yang banyak berasal dari spesies proteus
dan providencia, peudomonas eratia, dan semua spesies klebsiella, hemophilus, staphylococus
dan coryne bacterium pada saluran urine.
3. Batu Urat

Batu urat umumnya terjadi pada penderita gout atau sejenis penyakit rematik,
pengguna urikosurik misalnya probenesid atau aspirin dan penderita diare kronis karena
kehilangan cairan dan peningkatan konsentarsi urine serta asidosis yakni pH urine menjadi
asam sehingga terjadi penimbunan yang membentuk asam urat.
4. Batu Sistina

Sistin merupakan bagian dari asam amino yang memiliki tingkat kelarutan paling
kecil. Kelarutan semakin kecl apabila pH urine menurun atau menjadi asam. Bila kadar sistin
ini tidak dapat larut dan kemudian mengendap serta membentuk kristal yang kemudian
tumbuh di dalam sel ginjal atau saluran kandung kemih akan membentuk batu ginjal.
5. Batu Kalium Fosfat

Batu kalium fosfat umumnya terjadi pada penderita hiperkalsiurik yakni kadar kalsium
dalam urine yang tinggi atau berlebihnya asupan kalsium di dalam tubuh yang berasal dari
konsumsi susu dan keju.
2.4 Gejala Klinis Dari Batu Ginjal
Batu ginjal dapat terjadi akibat operasi kelenjar tiroid yang kurang cermat, sehingga
kelenjar paratiroit ikut terangkat batu ginjal buatan seperti ini dengan menimbulkan gejala
klinis:
1. Cepat lelah, mengantuk
2. Tulang tersa sakit
3. Mudah tersinggung
4. Rangsangan otot menimbulkan tetani

5
5. Konsentrasi kalsium yang terlalu rendah dapat menimbulkan gangguan pada gerak

pernapasan dan kontraksi otot jantung


6. Asidosis polmonum
7. Takikardi, tetanisinus yang disertai aritmia. Kontraksi jantung yang diakhiri dengan
kematian
Batu ginjal pada ibu hamil dapat menimbulkan hiperparatiroid pada janin hingga
menimbulkan berbagai bentuk klinis

2.5 Komplikasi Batu Ginjal


1. Obtruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran

kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter
membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di
atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu
pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat
menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
2. Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium dan dapat
menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan
kolapsnya nefrondan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah
terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal terserang.
3. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri
meningkat.
4. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

1. Batu ginjal adalah batu yang terdapat dimana saja di saluran kemih. Batu yang paling
2.
3.
4.

5.

sering ditemui tersusun dari Kristal-kristal kalsium.


Penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu genetik, makanan, dan
aktivitas.
Patofisiologi batu ginjal komponen penyusunnya melalui proses pembentukan, yang
terdiri dari 80% batu kalsium, kalsium okalat dan kalsium fosfat.
Gejala klinis batu ginjal yaitu, cepat lelah, mengantuk, tulang terasa sakit, mudah
tersinggung, rangsangan otot menimbulkan tetani, asidosis polmonum, takikardi,
tetanisinus yang disertai aritmia, dst.
Komplikasi batu ginjal mengakibatkan obtruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari
batu di bagian mana saja di saluran kemih, obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan
hidrostatik interstisium dan dapat menyebabkan penurunan GFR, kemungkinan infeksi bakteri
meningkat, dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

DAFTAR RUJUKAN
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: ECG.
Soenanto, H. & Kuncoro, S. 2006. Hancurkan Batu ginjal Dengan Ramuan Herbal. Jakarta:
Niaga Swadaya.
Manuaba, I.B.G., Manuaba I.A.C., & Manuaba, I.B.G.F. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC
Ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu kebidanan, ilmu gizi, neurologi, dermatologi,
odontologi. Diakses pada tanggal 06 juli 2011. Jam 19.00 WIB.

Вам также может понравиться