Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan dalam bibir-bibir kemaluan
wanita, dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di kepala, alis,
bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel
rambut besar yang ada di lapisan subkutis. Secara umum diameter rambut > 0,03 mm. 2.
Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16drene di seluruh tubuh.
Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut yang sangat kecil yang ada di lapisan
dermis, diameternya < 0,03 mm (Soepardiman, Lily. 2010).
Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi: 1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit. 2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut.
Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel
yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar umbi
rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf yang
berguna untuk 16drene makanan kepada matriks rambut. (Kusumadewi, dkk; Brown, Robin
Graham dan Tony Burns).
Selain itu, folikel rambut juga menyelubungi akar rambut, mulai dari permukaan kulit
sampai di bagian terbawah umbi rambut. Pada selubung ini dapat dibedakan 16drene yang
berasal dari dermis dan 16drene yang berasal dari epidermis. (Kusumadewi, dkk) Unsur dari
epidermis terdiri dari kandung akar luar dan kandung akar dalam. Kandung akar luar terdiri
atas sel bening, dan baru mulai berdiferensiasi pada daerah ismus tanpa membentuk stratum
granulosum. Kandung akar dalam terdiri atas 3 bagian yaitu: lapisan Henle, lapisan Huxley,
dan kutikula kandung akar dalam. (Kusumadewi, dkk; Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)
b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang
rambut keluar dari kulit secara miring. Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula
(selaput rambut), yang terdiri dari 6-10 lapis sel tanduk dan tersusun seperti genteng atap;
korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling
berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), yang terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi
keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk;
Pusponegoro, Erdina H.D. 2002) c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan
otot polos yang berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung
rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan
rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional. (Kusumadewi, dkk;
Brown, Robin Graham dan Tony Burns).
Fisiologi Rambut
1. Pengaturan Suhu Badan Pada manusia fungsi ini hampir tidak ada lagi, sejalan dengan
perkembangan cara-cara lain untuk memelihara suhu tubuh yang konstan melalui
kelenjar-kelenjar keringat, peredaran darah kulit dan pengaruh susunan saraf terhadap
struktur-strukur tadi. Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam
kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya. (Kusumadewi, dkk; Ridwan,
2.
Muhammad)
Fungsi Sebagai Alat Perasa
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan terhadap bulu
mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan kulit terhadap sentuhan
berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut. Maka kulit kepala dengan
kelebatan
pertumbuhan
rambut
312/cm2
sangat
peka
terhadap
sentuhan.
dan akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa
papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami regresi terlebih dahulu dan kemudian
mengalami aktivasi kembali (Pusponegoro, Erdina H.D. 2002).
Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk
folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase pertumbuhan dan fase
istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga
dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis. Siklus pertumbuhan yang normal adalah
masa anagen, masa katagen, dan masa telogen. (Soepardiman, Lily. 2010)
1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong
selsel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun. (Soepardiman, Lily.
2010)
2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di
sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin. Papil rambut
lalu mengelisut dan tidak lagi berlangsung mitosis dalam matriks rambut. Bagian tengah akar
rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga
terbentuk gada (club). Antara bekas papil dan bagian bawah gada terbentang satu tiang sel
epitel. Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu. (Kusumadewi, dkk; Soepardiman, Lily.
2010)
3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel mulai
dari bawah ke atas sampai hanya tersisa suatu puting epitel kecil, yaitu benih sekunder, dan
berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan terdorong
keluar dan rontok. (Kusumadewi, dkk; Soepardiman, Lily. 2010) Lama masa anagen adalah
berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut
anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar
100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut
yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang
menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50
tahunan ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk
mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio rambut anagen terhadap
telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut dan diperiksa untuk
menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita + 85% dan lakilaki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita 11% dan laki-laki 15%. (Soepardiman, Lily.
2010)
menyebabkan rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut
moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan
kerontokan maupun kerusakan batang rambut. Infeksi akut lainnya seperti demam tinggi juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut. Mekanisme terjadinya kerontokan setelah demam
karena percepatan fase anagen ke telogen.(Soepardiman, Lily. 2010; Suling, Pieter L)
2. Obat Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan
kerontokan, umumnya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin, dan obat
antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin dapat mempercepat
terjadinya perubahan folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah besar, sehingga
menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam
keratin antara lain talium, merkuri dan arsen juga bisa mempengaruhi pertumbuhan rambut.
(Soepardiman, Lily. 2010; Suling, Pieter L)
3. Mekanis Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat
terjadinya masa anagen dengan mempersingkat masa telogen. (Kusumadewi)
4. Kelainan endokrin Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut,
menambah atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan
mengecilnya diameter rambut dan meningkatkan kerontokan rambut. (Pusponegoro, Erdina
H.D. 2002; Suling, Pieter L)
5. Penyakit kronis Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis,
kecuali terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar. (Suling, Pieter L)
2.1.6 Efluvium (Kerontokan Rambut)
2.1.6.1 Definisi Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut terminal dalam bentuk
apapun dan dimanapun asal mula terjadinya yang berkisar lebih dari 100 helai per hari. Dapat
terjadi difus atau lokal. Kelainan setempat dapat berupa unifokal atau multifokal. Bila
kerontokan ini berlanjut dapat terjadi alopesia (kebotakan). (Brown, Robin Graham dan Tony
Burns; Pusponegoro, Erdina H.D.2002)
2.1.6.2 Etiologi dan Patogenesis Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat
membantu menentukan jenis kerontokan rambut:
1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh karena displasia
ektodermal akibat gangguan genetik.
2. Abnormalitas batang rambut meliputi: a). instrinsic hair breakage dan b). unruly
hair, dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat
kerusakan mekanik atau kimia.