Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Definisi Suspensi
FI III : 32
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
DOM : 537
Suspensi adalah proses penyiapan bahan homogen yang terdiri dari fase
terdispersi atau fase internal yaitu padatan dan fase kontinyu yaitu cairan.
Farfis : 477
Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana
partikel zat padat yang tidak aktif larut terdisperi dalam suatu medium cair.
RPS 18th : 1538
Fisika kimia mendefinisikan kata suspensi sebagai sistem dua fase yang
terdiri dari serbuk terbagi halus yang didispersikan dalam padatan, cairan
atau gas.
Lachman : 479
Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase kontinyu atau eksternal
biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase terdispersi atau internal
terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase
kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau
fungsi penyalutan internal atau eksternal.
Parrot : 341
Suspensi farmasetik adalah suatu dispersi dari serbuk terbagi halus dalam
medium cair
Scoville : 298
Suspensi adalah sediaan farmasi dimana cairan mengandung zat/bahan
yang tidak larut
Prescription : 201
Suspensi farmsetik mungkin didefenisikan sebagai dispersi kasar yang
mana partikel padat (obat) terbagi halus tidak larut, biasanya lebih besar
daripada 0,1 mikron diameternya, didispersikan dalam medium cair ( air
atau cairan minyak).
Kesimpulan :
Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu
atau eksternal biasanya cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal
terdiri dari partikulat atau serbuk padat terbagi halus yang diameternya lebih besar
dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam padatan, cair atau gas yang
ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan internal atau
eksternal.
(aggregates).
Pembentukan
setiap
jenis
gumpalan
II.1.3 Stabilitas
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara
ukuran
partikel
merupakan
perbandingan
terbalik
dengan
luas
2.
3.
2.
3.
Untuk cairan obat luar, produk tersebut harus cukup cair sehingga
dapat tersebar dengan mudah ke seluruh daerah yang sedang
diobati tetapi juga tidak boleh sedemikian mudah bergerak
sehingga gampang hilang dari permukaan dimana obat tersebut
digunakan.
Cairan tersebut dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu
lapisan pelindung yang elastis sehingga tidak akan mudah terhapus,
juga harus mempunyai warna dan bau yang nyaman
Kesimpulan :
Keceparan pengendapan tergantung dari ukuran partikel dan viskositas dimana
ukuran partikel yang kecil maka partikel lambat untuk mengendap dan
cenderung untuk membentuk agregat dan flokulasi dan jika mengendap dapat
menyebabkan caking dan bila viskositas besar sulit keluar mengalir dari dalam
mulut botol
II.1.6 Tipe-tipe aliran (Farmasi Fisika : 175)
1. Sistem Newtonian
Aliran hukum Newton. Pertimbangan block dari cairan yang terdiri
dari molekul dengan lempeng sejajar sama dengan kartu deck, yang
ditunjukkan oleh gambar :
kecepatan (dv) antara dua bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang
kecil sekali (dr) adalah perbedaan kecepatan atau rate of shear dv/dr. Gaya
per satuan luas F/A diperlukan untuk menyebabkan aliran, ini disebut
shearing stress. Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat
aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar
viskositas suatu cairan akan makin besar pula gaya per satuan luas
(shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear
tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan
shearing stress atau :
F
dv
dr
a. Aliran Plastis
Seperti material diketahui sebagai Bingham bodies dalam
mengambil
(Ff)
U=
G
Dimana f adalah nilai yield atau intersep pada sumbu shear stress
dalam dynes cm-2 dan F dan G telah didefinisikan sebelumnya.
b. Aliran pseudoplastis
Produk farmasetik dalam jumlah besar, termasuk bahan alam dan
gum
sintetik seperti dispersi cairan dari tragacan, natrium alginat,
metilselulosa, dan natirum karboksimetilselulosa, menunjukkan
aliran pseudoplastis.
Sebagai aturan umum, aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh
polimer-polimer dalam larutan yang merupakan kebalikan dari
sistem plastis yang tersusun dari partikel-partikel yang terflokulasi
dalam suspensi kurva konsistensi. Untuk bahan pseudoplastis mulai
pada titik asal atau paling tidak mendekatinya pada rate of shear
rendah. Akibatnya berlawanan dengan Bingham Bodies tidak ada
nilai yield. Tetapi karena tidak ada bagian kurva yang linier maka
kita tidak dapat menyatakan viskositas dari suatu bahan
pseudoplastis dengan suatu harga tunggal.
Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate
of shear viskositas nyata bisa diperoleh pada setiap kurva rate of
shear dan kemiringan tangga (garis singgung) pada kurva pada titik
yang tertentu (khas).
Viskositas pseudoplastis dari bahan menurun dan meningkatnya
rate of shear, viskositas yang nyata diperoleh dari rate of shear
yang membentuk tangen-slope dari kurva pada titik spesifik. Tipe
yang paling baik diwakili oleh pseudoplastis pada waktu yang
sama, bagaimanapun mungkin kurva konsistensi keseluruhan
diplot.
c. Aliran dilatan
Suspensi-suspensi tertentu dengan persentse zat padat terdispersi
yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk
mengalir dengan meningkatnya rate of shear, system seperti itu
sebenarnya volumenya meningkat jika terjadi shear dan oleh karena
itu diberi istilah dilatan. Seharusnya tangen segera terlihat bahwa
tipe aliran ini adalah kebalikan dari tipe yang dipunyai oleh sistem
pseudoplastis. Sementara bahan pseudoplastis seringkali diberi
shear thickening system. Jika stress dihilangkan, suatu sistem
dilatan kembali ke keadaaan fluiditas aslinya.
Zat-zat yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspensisuspensi yang berkonsentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari
partikel-partikel kecil yang mengalami deflokulasi.
shearing stress
shaering stress (aliran dilatan)
shaering stress
(aliran dilatan)
Bahan pembasah
b.
c.
Bahan pengflokulasi
d.
Bahan pengental
yang
mengandung
bahan
tidak
larut
memberikan
Kesimpulan :
a. masalah pencampuran dalam formulasi
b. pengaruh gravitasi menyebabkan terjadinya sendimentasi
c. ketidak seragaman bobot dan dosis dari obat.
Flokulasi
1) Partikel membentuk agregat bebas
komposisi partikel.
suspensi aslinya.
kembali.
suspensi.
terjadi.
II.1.12 Flokulasi Terkontrol (RPS 18th: 297)
Flokulasi terkontrol, jika menggunakan pendekatan formulasi suspensi,
formulator mengambil bahan terdispersi yang terdeflokulasi dan terbasahi
berusaha membawa ke sekitar flokulasi dengan penambahan bahan
pengflokulasi yang sangat umum, bahan pengflokulasi ialah elektrolit,
polimer atau surfaktan. Tujuan umum untuk mengontrol proses flokulasi
dengan penambahan sejumlah bahan pengflokulasi yang menghasilkan
jumlah sedimen maksimum.
yang dibicarakan dalam paragraf berikut. Dilihat dari sifatnya endapan yang
tersusun dari agregat tertutup tidak didispersikan kembali. Afinitas dari
lapisan tipis permukaan satu dengan lainnya bertanggung jawab untuk
keuletan agregat, tak hanya dalam agregat cenderung membentuk suatu
agregat tunggal besar yang terikat lapisan, yang sulit untuk terdispersi
kembali (jika mungkin). Lapisan tipis permukaan yang mengakibatkan
pembentukan koagula seringkali adalah surfaktan, gas, cairan-cairan yang
tidak saling bercampur dengan air (dalam hal suspensi bukan air).
Selain 2 tipe agregasi yang baru dibicarakan, seseorang harus mengetahui
tentang bentuk teragregasi atau bentuk terdispersi sebagai kesatuan diskret.
Seperti digambarkan dalam gambar, sedimen sedimen dari tipe suspensi ini
secara perlahan-lahan (jika dibandingkan dengan tipe agregat terbuka dan
tertutup) mencapai ketinggian sedimen yang rendah dan karena permukaan
partikel berdekatan dengan sedimentasi maka memiliki potensial tinggi untuk
caking, karena mudahnya pembentukan jembatan kristal yang meluas, yang
disebutkan nanti dalam bab ini. Jelaslah bahwa suspensi farmasi harus dapat
terdispersi kembali hanya dengan pengadukan ringan untuk menjaga
keseragaman pemberian dosis.
atau
, yang
dapat lebih mudah diukur dengan tepat. Sudut kontak antara suatu tetesan air
dengan permukaan berlemak, saat cairan yang digunakan, air, membasahi
permukaan berlemak tidak sempurna. Saat satu tetes air ditempatkan dalam
permukaan gelas yang bersih secara cermat ini akan menyebar secara spontan
dan tidak ada sudut kontak.Hasil ini dapat dijelaskan dengan menempatkan
air suatu koefisien penyebaran yang tinggi pada gelas bersih, atau dengan
menetapkan sudut kontak antara air dan gelas adalah nol. Jika bahan
pembasah yang tepat ditambah dalam air, larutan akan menyebar secara
spontan pada pemukaan berlemak. Untuk bahan pembasah agar berfungsi
efisien , dengan kata lain, untuk menunjukkan sudut kontak yang rendah, ini
seharusnya mempunyai HLB sekitar 6-9.
= 0o
= 180o
s
< 90o
= 90o
SL
>90o
(Lachman: 118)
Persamaan Young menyatakan bahwa sudut kontak akan <90 o , jika interaksi
antara padatan dan cairan lebih besar daripada interaksi antara padatan dan
udara, misalnya S/ L > s/A.. Di bawah kondisi ini, pembasahan terjadi, Garis
pedoman umumnya adalah
kontaknya dengan fase cair adalah kurang dari 90o . Tabel ini menunjukkan
aturan ini, saat padatan diketahui mudah dibasahi, seperti KCl , NaCl dan
laktosa yang mempunyai sudut kontak
dibentuk. Bahan lain yang diketahui susah utnuk dibasahi seperti polietilen
densitas tinggi, dimagnesium stearat memiliki sudut kontak lebih besar dari
90o.
Bahan
Sudut kontak
Bahan
Sudut kontak
(o)
(o)
KCl
21
Sulfadiazin
71
NaCl
28
Aspirin
75
Laktosa
30
Fenasetin
78
Kofein
43
Heksobarbital
88
Acetaminofen
59
Polietilen
100
Kloramfenikol
59
(densitas
Fenobarbital
70
tinggi)
103
Kloramfenikol
125
Asam salisilat
121
palmitat
Mg stearat
penambahan struktur
pembawa
penambahan bahan
pengflokulasi
suspensi flokulasi
sebanyak produk
sil akhir.
akhir
penambahan bahan
flokulasi
suspensi flokulasi
penambahan pembawa
berstruktur
F = Vu/Vo