Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Definisi Suspensi
FI III : 32
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
DOM : 537
Suspensi adalah proses penyiapan bahan homogen yang terdiri dari fase
terdispersi atau fase internal yaitu padatan dan fase kontinyu yaitu cairan.
Farfis : 477
Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana
partikel zat padat yang tidak aktif larut terdisperi dalam suatu medium cair.
RPS 18th : 1538
Fisika kimia mendefinisikan kata suspensi sebagai sistem dua fase yang
terdiri dari serbuk terbagi halus yang didispersikan dalam padatan, cairan
atau gas.
Lachman : 479
Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase kontinyu atau eksternal
biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase terdispersi atau internal
terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase
kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau
fungsi penyalutan internal atau eksternal.

Parrot : 341
Suspensi farmasetik adalah suatu dispersi dari serbuk terbagi halus dalam
medium cair
Scoville : 298
Suspensi adalah sediaan farmasi dimana cairan mengandung zat/bahan
yang tidak larut
Prescription : 201
Suspensi farmsetik mungkin didefenisikan sebagai dispersi kasar yang
mana partikel padat (obat) terbagi halus tidak larut, biasanya lebih besar
daripada 0,1 mikron diameternya, didispersikan dalam medium cair ( air
atau cairan minyak).
Kesimpulan :
Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu
atau eksternal biasanya cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal
terdiri dari partikulat atau serbuk padat terbagi halus yang diameternya lebih besar
dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam padatan, cair atau gas yang
ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan internal atau
eksternal.

II.1.2 Suspensi sebagai termodinamika tidak stabil


o Bentuk suspensi dikatakan termodinamika tidak stabil (Farfis:478)
Kerja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi partikel kecil dan
mendispersikannya dalam suatu pembawa. Besarnya luas permukaan

partikel yang diakibatkan oleh mengecilnya zat padat berhubungan dengan


energi bebas permukaan yang membuat sistem tersebut tidak stabil secara
termodinamik., dimana dimaksudkan di sini bahwa partikel-partikel
tersebut berenergi tinggi dan cenderung untuk mengelompok kembali
untuk mengurangi luas permukaan total dan memperkecil energi bebas
permukaan. Oleh karena itu partikel-partikel dalam suspensi cair
cenderung untuk berflokulasi yakni membentuk suatu gumpalan yang
lunak dan ringan yang bersatu karena gaya van der Walls yang lemah.
Pada keadaan tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel
tersebut dapat melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu
gumpalan

(aggregates).

Pembentukan

setiap

jenis

gumpalan

(agglomerates), apakah itu flokulat atau aggregat dianggap sebagai suatu


ukuran dari suatu sistem utnuk mencapai keadaan yang lebih stabil secara
termodinamik. Kenaikan dalam kerja W atau energi bebas permukaan total
F diperoleh dengan membagi zat padat menjadi partikel yang lebih kecil
dan mengakibatkan meningkatnya luas permukaan total A yang
digambarkan dengan :
F = SL . A
dimana SL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel
padat. Agar mencapai suatu keadaan stabil, sistem tersebut cenderung
untuk mengurangi energi bebas permukaan: keseimbangan dicapai bila F
= 0 keadaan ini dapat dicapai dengan pengurangan tegangan permukaan
atau mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar muka.

Kemungkinan terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi yang


diinginkan atau tak diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti yang
dipertimbangkan dalam bagian terakhir. Tegangan antar muka dapat
dikurangi dengan penambahan suatu surfaktan , tapi biasanya mempunyai
suatu tegangan antar muka positif tertentu dan partikel-partikel tersebut
cenderung untuk berflokulasi.
o Kestabilan fisika suspensi (Farfis: 545)
Untuk tujuan farmasetik stabilitas secara fisika dari suspensi dapat
didefenisikan sebagai kondisi dimana partikel tidak membentuk aggregate
dan dimana partikel tetap terdistribusi secara seragam di seluruh dispersi,
karena situasi ideal ini jarang terjadi, semestinya untuk menambah
pernyataan ini bahwa jika partikel mengendap partikel tersebut harus
dengan mudah disuspensikan kembali dengan sejumlah pengocokan
sedang.
Kesimpulan :
suatu suspensi dikatakan sebagai termodinamika tidak stabil jika suatu zat
padat yang dipecah menjadi partikel-partikel kecil dan didispersikan di dalam
pembawanya sehingga menyebabkan besarnya luas permukaan partikel yang
berhubungan dengan energi bebas permukaan. Dimana besarnya energi bebas total
(AG) diperoleh melalui perkalian antara tegangan antarmuka dengan medium cair
dan padat. (SL) dengan luas permkaan antara partikel (A). Besarnya energi
bebas diakibatkan oleh besarnya tegangan antarmuka dengan luas permukaan
suatu partikel sehingga menyebabkan ketidak stabilan termodinamika suspensi.

II.1.3 Stabilitas
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara
ukuran

partikel

merupakan

perbandingan

terbalik

dengan

luas

penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan


keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel
maka semakin kecil luas penampangnya.
2. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun
(kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum stokes
3. Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering
terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut,
oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / Muatan Partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam


campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan
bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut
sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal
dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut
kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai
suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah
berkembang dalam air (hidrokoloid).
II.1.4 Kriteria Suspensi yang ideal
RPS 18th : 296
Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam formulasi suspensi yang
baik :
1.

Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana


partikel ini tidak mengendap dengan cepat dalam wadah.

2.

Bagaimanapun juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi,


sedimen harus tidak membentuk endapan yang keras. Endapan
tersebut harus dapat terdispersi kembali dengan usaha yang
minimum dari pasien

3.

Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang


menyenangkan dan tahan terhadap serangan mikroba.

Farmasi fisika : 477


Suatu suspensi yang dapat diterima mempunyai kualitas tertentu yang
diinginkan:
1.

Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap

2.

Partikel-partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadah


tidak boleh membentuk suatu gumpalan padat tetapi harus dengan
cepat terdispersi kembali menjadi suatu campuran homogen bila
wadahnya dikocok dari botolnya atau untuk mengalir melewati
jarum injeksi.

3.

Untuk cairan obat luar, produk tersebut harus cukup cair sehingga
dapat tersebar dengan mudah ke seluruh daerah yang sedang
diobati tetapi juga tidak boleh sedemikian mudah bergerak
sehingga gampang hilang dari permukaan dimana obat tersebut
digunakan.
Cairan tersebut dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu
lapisan pelindung yang elastis sehingga tidak akan mudah terhapus,
juga harus mempunyai warna dan bau yang nyaman

II.1.5 Hukum Stokes


Farmasi fisika : 547
Kecepatan pengendapan dijelaskan dengan hukum Stokes :
V = d2 (s o)g
18 o
dimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, d adalah diameter
partikel dalam cm, s dan o adalah berat jenis dari fase terdispersi dan
medium pendispersi berturut-turut, g adalah percepatan gravitasi medium
pendispersi dalam poise.
RPS 18 th : 295
Jumlah partikel yang mengendap dalam suspensi berhubungan dengan
ukuran partikelnya dan berat jenis dan kecepatan dari medium suspensi.
Gerak Brown atau acak mungkin memberikan efek yang signifikan, akan
ada atau tidaknya flokulasi dalam sistem.
Hukum Stokes kecepatan sedimentasi yang seragam dari partikel spheris
diatur oleh hukum stokes dijelaskan sebagai berikut :
V = 2r2 (1- 2) g
9
dimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, r adalah jari-jari
dari partikel dalam cm, 1 dan 2 berturut-turut adalah berat jenis (g/cm 3)
dari fase terdispersi dan medium pendispersi, g adalah percepatan gravitasi
(980,7 cm/sec2) dan adalah viskositas Newtonian dari medium
pendispersi dalam poise (g/cm sec).

Kesimpulan :
Keceparan pengendapan tergantung dari ukuran partikel dan viskositas dimana
ukuran partikel yang kecil maka partikel lambat untuk mengendap dan
cenderung untuk membentuk agregat dan flokulasi dan jika mengendap dapat
menyebabkan caking dan bila viskositas besar sulit keluar mengalir dari dalam
mulut botol
II.1.6 Tipe-tipe aliran (Farmasi Fisika : 175)
1. Sistem Newtonian
Aliran hukum Newton. Pertimbangan block dari cairan yang terdiri
dari molekul dengan lempeng sejajar sama dengan kartu deck, yang
ditunjukkan oleh gambar :

Lapisan di bawah dijelaskan untuk pencampuran dalam tempat. Jika cairan


pada bagian atas dipindahkan pada kecepatan konstan, setiap lapisan lebih
rendah dipindahkan dengan kecepatan yang proporsional secara langsung
sampai jarak pembentukan lapisan stationer paling dasar. Perbedaan

kecepatan (dv) antara dua bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang
kecil sekali (dr) adalah perbedaan kecepatan atau rate of shear dv/dr. Gaya
per satuan luas F/A diperlukan untuk menyebabkan aliran, ini disebut
shearing stress. Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat
aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar
viskositas suatu cairan akan makin besar pula gaya per satuan luas
(shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear
tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan
shearing stress atau :
F

dv
dr

Dimana adalah koefisien viskositas, biasanya dinyatakan hanya sebagai


viskositas saja.
2. Sistem Non- Newtonian
Farmasis mungkin lebih sering menyertai bahan non-Newtonian
daripada larutan sederhana dan farmasis seharusnya mempunyai metode
yang cocok untuk memepelajari substansi yang kompleks ini. Non
Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran
Newton, dispersi heterogen cairan dan padatan seperti larutan, koloid,
emulsi suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk dalam kelas
ini. Jika bahan-bahan non-Newtonian dianalisis dalam suatu viskometer
putar dan hasilnya diplot, diperoleh berbagai kurva konsistensi yang

menggambarkan adanya 3 kelas aliran yaitu plastis, pseudoplastis, dan


dilatan.

a. Aliran Plastis
Seperti material diketahui sebagai Bingham bodies dalam
mengambil

reologi modern yang utama dan pemasukan pertama

untuk mempelajari bahan plastik dalam suatu cara yang sistematik.


Kurva aliran plastis tidak melalui titik asal tetapi memotong sumbu
shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva
tersebut diekstrapolarisasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu
yang dikenal sebagai nilai yield . Bingham bodies tidak akan
mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar nilai yield tersebut.
Pada harga stress dibawah nilai yield zat bertindak seperti bahan
elastis. Ahli reologi menggolongkan Bingham Bodies sebagai suatu
bahan yang memperlihatkan nilai yield, sepeti halnya zat padat.
Sedang zat-zat yang mulai mengalir pada shearing stress terkecil
didefinisikan sebagai cairan nilai yield adalah suatu sifat yang
terpenting dari dispersi-dispersi tertentu.
Slop dari reogram diistilahkan dengan mobility, yang sama dengan
aliran dalam sistem newtonian dan aliran ini kebalikan dari
viskositas plastik. Persamaan aliran plastik dijelaskan :

(Ff)
U=
G
Dimana f adalah nilai yield atau intersep pada sumbu shear stress
dalam dynes cm-2 dan F dan G telah didefinisikan sebelumnya.
b. Aliran pseudoplastis
Produk farmasetik dalam jumlah besar, termasuk bahan alam dan
gum
sintetik seperti dispersi cairan dari tragacan, natrium alginat,
metilselulosa, dan natirum karboksimetilselulosa, menunjukkan
aliran pseudoplastis.
Sebagai aturan umum, aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh
polimer-polimer dalam larutan yang merupakan kebalikan dari
sistem plastis yang tersusun dari partikel-partikel yang terflokulasi
dalam suspensi kurva konsistensi. Untuk bahan pseudoplastis mulai
pada titik asal atau paling tidak mendekatinya pada rate of shear
rendah. Akibatnya berlawanan dengan Bingham Bodies tidak ada
nilai yield. Tetapi karena tidak ada bagian kurva yang linier maka
kita tidak dapat menyatakan viskositas dari suatu bahan
pseudoplastis dengan suatu harga tunggal.
Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate
of shear viskositas nyata bisa diperoleh pada setiap kurva rate of

shear dan kemiringan tangga (garis singgung) pada kurva pada titik
yang tertentu (khas).
Viskositas pseudoplastis dari bahan menurun dan meningkatnya
rate of shear, viskositas yang nyata diperoleh dari rate of shear
yang membentuk tangen-slope dari kurva pada titik spesifik. Tipe
yang paling baik diwakili oleh pseudoplastis pada waktu yang
sama, bagaimanapun mungkin kurva konsistensi keseluruhan
diplot.
c. Aliran dilatan
Suspensi-suspensi tertentu dengan persentse zat padat terdispersi
yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk
mengalir dengan meningkatnya rate of shear, system seperti itu
sebenarnya volumenya meningkat jika terjadi shear dan oleh karena
itu diberi istilah dilatan. Seharusnya tangen segera terlihat bahwa
tipe aliran ini adalah kebalikan dari tipe yang dipunyai oleh sistem
pseudoplastis. Sementara bahan pseudoplastis seringkali diberi
shear thickening system. Jika stress dihilangkan, suatu sistem
dilatan kembali ke keadaaan fluiditas aslinya.
Zat-zat yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspensisuspensi yang berkonsentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari
partikel-partikel kecil yang mengalami deflokulasi.

shearing stress/Tekenan geser


( aliran newtonian)

shearing stress (aliran plastis


sederhana)

shearing stress
shaering stress (aliran dilatan)

shaering stress
(aliran dilatan)

Gambar Aliran Dilatan (Farfis :177)


II.1.7 Aliran yang diinginkan
(Farfis : 530)
Thiksotropi adalah suatu sifat yang diinginkan dalam suatu sistem
farmasetis cair yang idealnya harus mempunyai konsistensi tinggi dalam
wadah namun dapat dituang dan disebar dengan mudah.
(Parrot : 344)
Kombinasi dan aliran pseudoplastis dan bahan pesuspensi thiksotropik
seperti natrium, karboksimetilselulosa, dan bentonit, memberikan
karakteristik yang diinginkan dalam suspensi. Selama penyimpanan,

partikel membentuk struktur gel jika dikocok suspensi akan mengalir


dengan mudah.

II.1.8 Komposisi suspensi


Lachman PDF (180)
1. Komponen dari sistem suspensi
a.

Bahan pembasah

b.

Bahan pendispersi atau deflokulasi

c.

Bahan pengflokulasi

d.

Bahan pengental

2. Komponen dari pembawa suspensi


e. pengontrol pH/buffer
f. bahan osmotik
g. bahan pewarna, pengaroma dan pengharum
h. pengawet untuk mengontrol pertumbuhan mikroba
i. Cairan pembawa
Scoville:
- Bahan pensuspensi
- Bahan pembasah
- Tambahan suspensi
- Pengawet

II.1.9 Keuntungan Suspensi


RPS18th : 1539
a. Beberapa obat yang tidak larut dalam semua media penerima, oleh
karena itu harus dibuat sebagai padatan, bentuk sediaan bukan
larutan (tablet, kapsul dll) atau sebagai suspensi.
b. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penggunaan suspensi
dari obat atau derivatif dari obat sebagai contoh yang terikat
kloramfenikol palmitat.
c. Suspensi dibuat dari pertukaran ion damar yang mengandung obat
bentuk ion dapat digunakan tidak hanya untuk meminimalkan rasa
dari obat tetapi juga untuk menghasilkan produksi beraksi lama,
sebab obat-obatan mengalami pertukaran yang lambat untuk ionion lain dalam saluran pencernaan.
d. Suspensi juga secara kimia lebih stabil dibanding larutan
e. Suspensi merupakan bentuk sediaan yang ideal untuk pasien untuk
pasien yang sulit menelan tablet atau kapsul yang mana penting
dalam pembuatan obat untuk anak-anak.
Scoville: 298
a. Cairan

yang

mengandung

bahan

tidak

larut

memberikan

keuntungan baik untuk pemakaian dalam maupun untuk pemakaian


luar untuk aksi perlindungan dan juga aksi diperpanjang. Kedua
efek ini dapat dicapai secara relatif dari obat yang tidak larut.

Dalam kasus suspensi untuk injeksi intramuskular bahan


pensuspensi diinginkan sebagai cadangan untuk menyakinkan aksi
diperpenjang dari obat.
b. Suspensi juga mempunyai keuntungan dalam kestabilannya
dibanding dengan bentuk larutan
c. Rasa bergantung pada pH larutan. Suspensi dari quinin pahit tetapi
tidak dalam bentuk larutan obat terlarut dan memperluas luas
permukaan dari obat yang dapat bersentuhan dengan lidah
sehingga lebih pahit daripada bentuk suspensi (obat tidak larut).
Parrot : 344
Suspensi oral merupakan bentuk sediaan yang menguntungkan untuk
penggunaan pada anak-anak atau orang dewasa yang mengalami
kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul
Kesimpulan :
1. Sediaan ini lebih stabil dibandingkan larutan
2. Baik untuk pemakaian dalam dan maupun untuk pemakaian luar
3. Rasa bergantung pada PH larutan.
4. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi
5. Bentuk ion meminimalkan rasa dari obat dan menghasilkan produksi
bereaksi lama.
6. Bentuk sediaan yang ideal untuk pasien yang tidak dapat menelan
tablet/kapsul

II.1.10 Kerugian suspensi


Modern Pharmaceutical : 339
a. Keseragaman dan keakuratan dari dosis saat sediaan digunakan untuk
pengobatan tidak mungkin dibandingkan rasanya yang diperoleh
dengan menggunakan tablet atau kapsul.
b. Sedimentasi atau endapan yang kompak menyebabkan masalah dimana
tak berarti selalu mudah untuk dilarutkan.
c. Produknya cair dan secara relatif massanya berat. Sifat ini tidak
menguntungkan bagi farmasis dan pasien
d. Keefektifan dari formulasi dan suspensi secara farmasetik bagus
biasanya sulit untuk dicapai dari sediaan tablet/kapsul pada obat yang
sama.
Prescription : 201
a. Masalah yang ditimbulkan dalam pencampuran atau industri farmasi
dalam formulasi keduanya baik suspensi maupun emulsi sangat
berhubungan erat dengan kestabilan termodinamik dari bentuk sediaan
ini.
b. Pengaruh gravitasi menyebabkan sedimentasi fase padat terdispersi
dari suspensi.
c. Pemisahan fase dalam emulsi harus dicegah jika pasien diberikan
dengan dosis yang seragam dari obat yang terkandung di dalamnya.

Kesimpulan :
a. masalah pencampuran dalam formulasi
b. pengaruh gravitasi menyebabkan terjadinya sendimentasi
c. ketidak seragaman bobot dan dosis dari obat.

II.1.11 Perbedaan suspensi flokulasi dengan deflokulasi (RPS 18 th : 295)


Deflokulasi
1) Partikel berada dalam suspensi

Flokulasi
1) Partikel membentuk agregat bebas

dalam wujud yang memisah

2). Laju pengendapan tinggi karena

2) Laju pengendapan lambat karena

partikel mengendap sebagai

partikel mengendap terpisah dan

flokulasi yang merupakan

ukuran partikel minimal.

komposisi partikel.

3) Enadapan yang terbentuk lambat

3). Endapan yang terbentuk cepat

4) Endapan biasanya menjadi samgat

4). Partikel tidak mengikat kuat dan

padat karena berat dari lapisan atas

keras satu sama lain tidak terbentuk

dari bahan endapan yang

lempeng. Endapan mudah untuk

mengalami gaya tolak-menolak

didispersikan kembali dalam bentuk

antara partikel dan cake yang keras

suspensi aslinya.

terbentuk dimana merupakan

5). Suspensi menjadi keruh karena

kesulitan jika mungkin didispersi

pengendapan yang optimal dan

kembali.

supernatannya jernih. Hal ini dapat

5) Suspensi penampilan menarik

dikurangi jika volume endapan

karena tersuspensi untuk waktu

dibuat besar, idealnya volume

yang lama supernatannya juga

endapan harus meliputi volume

keruh bahkan ketika pengendapan

suspensi.

terjadi.
II.1.12 Flokulasi Terkontrol (RPS 18th: 297)
Flokulasi terkontrol, jika menggunakan pendekatan formulasi suspensi,
formulator mengambil bahan terdispersi yang terdeflokulasi dan terbasahi
berusaha membawa ke sekitar flokulasi dengan penambahan bahan
pengflokulasi yang sangat umum, bahan pengflokulasi ialah elektrolit,
polimer atau surfaktan. Tujuan umum untuk mengontrol proses flokulasi
dengan penambahan sejumlah bahan pengflokulasi yang menghasilkan
jumlah sedimen maksimum.

II.1.13 Jenis-jenis agregat (Lachman 482-483)


Pertama perlu dicatat agregat jaringan terbuka atau flokula, agregat ini
dikarakteristikkan dengan suatu jaringan terbuka, lunak, dan berserat dari
partikel-partikel yang teragregasi, strukturnya kaku sekali maka agregat
agregat ini mengendap dengan cepat membentuk sedimen yang tinggi dengan
mudah dapat didispersikan kembali, karena partikel-partikel yang membentuk
agregat masing-masing cukup jauh terpisah dengan lainnya untuk
menghindarkan caking.
Catatan kedua, agregat tertutup atau koagula, agregat ini dikarakteristikkan
oleh suatu kemasan kuat yang dihasilkan oleh pengikatan lapisan permukaan.
Agregat ini mengendap perlahan-lahan ke ketinggian sedimen rendah yang
mendekati kerapatan sedimen dari suatu sistem partikel kecil yang terdispersi

yang dibicarakan dalam paragraf berikut. Dilihat dari sifatnya endapan yang
tersusun dari agregat tertutup tidak didispersikan kembali. Afinitas dari
lapisan tipis permukaan satu dengan lainnya bertanggung jawab untuk
keuletan agregat, tak hanya dalam agregat cenderung membentuk suatu
agregat tunggal besar yang terikat lapisan, yang sulit untuk terdispersi
kembali (jika mungkin). Lapisan tipis permukaan yang mengakibatkan
pembentukan koagula seringkali adalah surfaktan, gas, cairan-cairan yang
tidak saling bercampur dengan air (dalam hal suspensi bukan air).
Selain 2 tipe agregasi yang baru dibicarakan, seseorang harus mengetahui
tentang bentuk teragregasi atau bentuk terdispersi sebagai kesatuan diskret.
Seperti digambarkan dalam gambar, sedimen sedimen dari tipe suspensi ini
secara perlahan-lahan (jika dibandingkan dengan tipe agregat terbuka dan
tertutup) mencapai ketinggian sedimen yang rendah dan karena permukaan
partikel berdekatan dengan sedimentasi maka memiliki potensial tinggi untuk
caking, karena mudahnya pembentukan jembatan kristal yang meluas, yang
disebutkan nanti dalam bab ini. Jelaslah bahwa suspensi farmasi harus dapat
terdispersi kembali hanya dengan pengadukan ringan untuk menjaga
keseragaman pemberian dosis.

II.1.14 Mekanisme pembasahan (RPS 18th: 254)

Tahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah pembasahan


adhesional dimana permukaan padat berhubungan dengan permukaan cairan.
Tahap ini ekuivalen dengan perubahan dari tahap a ke tahap b dalam gambar.
Partikel kemudian ditekan di bawah permukaan cairan ketika pembasahan
pencelupan terjadi ( b ke c) selama tahap ini terbentuk antar muka padat-cair
dan antar muka padat-udara hilang. Akhirnya cairan menyebar ke seluruh
permukaan zat padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja
pembasahan penyebaran sama dengan kerja untuk membentuk antar muka
padat-cair dan cair-gas dikurangi hilangnya antar muka padat-gas.

II.1.15 Sudut kontak


(Farfis:384)
Aksi yang paling

penting dari suatu bahan pembasah adalah

menurunkan sudut kontak antara prmukaan dan cairan pembasah. Sudut


kontak adalah sudut antara tetes cairan dan permukaan yang mana partikel itu
akan menyebar. Sepeerti ditunjukkan pada gambar berikut. Sudut kontak
antara padatan dengan cairan dapat 0o, terbasahi secara sempurna atau ini
dapat kira-kira 180o, dimana pembasahan tidak sempurna, sudut kontak dapat
juga mempunyai beberapa nilai antara batasannya, seperti digambarkan dalam
sketsa, Pada persamaan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dapat
dinyatakan dalam:
s = SL + L cos
Yang dikenal sebagai persamaan Young

Saat persamaan (14.59) disubstitusikan ke dalam persamaan akan menjadi:


S = L ( cos 1 )
Penggabungan persamaan dihasilkan : a = SL = L( 1+ cos )
Yang adalah suatu bentuk pilihan dari persamaan Young. Persamaan di atas
adalah hal yang sangat berguna sejak tidak mengandung

atau

, yang

dapat lebih mudah diukur dengan tepat. Sudut kontak antara suatu tetesan air
dengan permukaan berlemak, saat cairan yang digunakan, air, membasahi
permukaan berlemak tidak sempurna. Saat satu tetes air ditempatkan dalam
permukaan gelas yang bersih secara cermat ini akan menyebar secara spontan
dan tidak ada sudut kontak.Hasil ini dapat dijelaskan dengan menempatkan
air suatu koefisien penyebaran yang tinggi pada gelas bersih, atau dengan
menetapkan sudut kontak antara air dan gelas adalah nol. Jika bahan
pembasah yang tepat ditambah dalam air, larutan akan menyebar secara
spontan pada pemukaan berlemak. Untuk bahan pembasah agar berfungsi
efisien , dengan kata lain, untuk menunjukkan sudut kontak yang rendah, ini
seharusnya mempunyai HLB sekitar 6-9.

= 0o

= 180o

s
< 90o

= 90o

SL
>90o

Sudut kontak antara 0o 180o

(Lachman: 118)
Persamaan Young menyatakan bahwa sudut kontak akan <90 o , jika interaksi
antara padatan dan cairan lebih besar daripada interaksi antara padatan dan
udara, misalnya S/ L > s/A.. Di bawah kondisi ini, pembasahan terjadi, Garis
pedoman umumnya adalah

padatan yang siap dibasahi jika sudut

kontaknya dengan fase cair adalah kurang dari 90o . Tabel ini menunjukkan
aturan ini, saat padatan diketahui mudah dibasahi, seperti KCl , NaCl dan
laktosa yang mempunyai sudut kontak

paling rendah. Sudut kontak yang

menarik dari kloramfenikol meningkat dari 59o-125o mengindikasikan suatu


prubahan menjadi

permukaan yang tidak terbasahi ketika ester palmitat

dibentuk. Bahan lain yang diketahui susah utnuk dibasahi seperti polietilen
densitas tinggi, dimagnesium stearat memiliki sudut kontak lebih besar dari
90o.

Bahan

Sudut kontak

Bahan

Sudut kontak

(o)

(o)

KCl

21

Sulfadiazin

71

NaCl

28

Aspirin

75

Laktosa

30

Fenasetin

78

Kofein

43

Heksobarbital

88

Acetaminofen

59

Polietilen

100

Kloramfenikol

59

(densitas

Fenobarbital

70

tinggi)

103

Kloramfenikol

125

Asam salisilat

121

palmitat

Mg stearat

II.1.16 Potensial Nerst dan Potensial Zeta (Physphar;467)


Perubahan potan sial terhadap jarak dari permukaan pada berbagai keadaan
ditunjukkan pada gambar 16.23. potensial pada permukaan padatan aa akibat
ion penentu potensial adalah potensial akibat elektrotermodinamika, potensial
nerst, E, dan didefinisikan sebagai perubahan potensial permukaan
sebenarnnya dan daerah netral listrik larutan. Potensial yang terletak pada
bidang bb disebut potensial elektrokinetik. Potensial Zeta didefinisikan
sebagai perbedaan potensial antar permukaan lapisan yang terikat lemah dan
daerah netral listrik dari larutan. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 16.23,

potensial menurun dengan cepat pada mulanya. Diikuti dengan penurunan


yang lebih perlahan, sering dengan peningkatan dari permukaan. Hal ini
disebabkan karena counterion yang dekat dengan permukaan bertindak
sebagai penahan yang mengurangi gaya tarik menarik elektrostatik antara
permukaan yang bermuatan dengan conterion tersebut yang lebih jauh dari
dindind permukaan. Potensian zeta memiliki penerapan praktis dalam
stabilitas sistem yang mengandung partikel terdifusi karena partikel potensial
minilah yang mengatrur derajat tarik menarik antara partikel terdispersi
bermuatan yang saling berdekatan, dan bukanlah potensial nesrt jika jika
potensial zeta dikurangi hingga dibawah nilai tertentu (tergantung pada sistem
yang digunakan). Gaya tarik menarik melebihi gaya tolak menolak dan
partikel-pertikel menjadi bersatu. Fenomena ini dikenal sebagai flokulasi.
II.1.17 Lapisan Listrik Ganda (Physphar; 466)
Anggaplah suatu permukaan padatan berhubungan dengan larutan
polar yang mengandung ion-ion misalnya larutan air dari suatu elektrolit.
Lenih lanjut, anggaplah bahwa sejumlah kation diabsorbsi di permukaan
memberikan muatan positif untuk permukaan tersebut. Yang tertinggal dalam
larutan adalah sisa kation ditambah jumlah anion yang ditambahkan. Anionanion inin ditarik ke permukaan yang bermuatan positif oleh gaya listrik yang
juga bekerja untuk menolak pendekatan kation lebih lanjut, begitu absorbsi
permukaan telah sempurna. Sebagai tambahan pada gaya listrik ini,
pergerakan yang disebabkan oleh panas cenderung menghasilkan distribusi
yang sama dari semua ion dalam larutan. Hasilnya kejelasan seimbang

tercapai dengan sejumlah kelebihan anion mendekati permukaan sementara


sisanya terdistribusi dalam jumlah yang menunjukkan makin menjauh dari
permukaan yang bermuatan. Bila jarak tertentu dari permukaan konsentrasi
kation dan anion sama yaitu keadaan dimana penetralan listrik tercapai.
Penting untuk mengingat bahwa keseluruhan sistem adalah bersifat netral,
walaupun ada daerah-daerah dengan distribusi anion dan kation yang tidak
sama.
Keadaan tersebut ditunjukkan pada gambar 16.22 dimana aa adalah
permukaan padatan. Ion-ion teradsorbsi yang membuat permukaan tersebut
bermuatan positif disebut ion-ion penentu potensial.
Gambar 16.22. lapisan listrik ganda pada permukaan pemisah antara 2 fase,
menunjukkan distribusi ion-ion. Keseluruhan sistem bersifat listrik netral.
Tepat setelah lapisan permukaan tersebut adalah daerah molekul-molekul
terlarut, yang terikat erat, bersama dengan ion-ion negatif juga terikat erat
pada permukaan. Batas daerah ini ditunjukkan oleh garis bb. Ion-ion ini yang
memiliki muatan berlawanan dengan ion penentu potensial disebut counter ion
atau gegenion. Derajat penarikan molekul-molekul ini dan counter ion
sedemikian rupa jika permukaan bergerak relatif terhadap cairan, bidang
irisnya adalah bb, bukan aa yang merupakan permukaan sebenarnya. Pada
daerah yang dibatasi oleh garis bb dan cc ada kelebihan ion negatif. Potensial
pada bb ini positif, karena seperti telah dijelaskan sebelumnya terdapat sedikit
anion dalam lapisan yang terikat erat dibandingkan kation yang diadsorbsi

pada permukaan padatan. Diluar cc distribusi ion-ion seragam dan kenetralan


listrik tercapai.
Jadi, distribusi listrik pada antar muka ekuivalen dengan muatan
lapisan ganda. Lapisan pertama (memanjang dari aa ke bb) terikat erat dan
lapisan kedua (dari bb ke cc) lebih memungkinkan. Oleh karena itu lapisan
listrik ini menghambur dari aa ke cc.
Terdapat dua kemungkianan keadaan selain yang yang ditunjukkan
pada gambar 16.22 yaitu : 1) Bila Counterion dalam lapisan terionisasi yang
terikat erat dengan muatan positif pada permukaan padatan, maka kenetralan
listrik terjadi pada bb bukan cc. Bila mauatn total caonterion pada daerah
aa-bb melebihi muatan bersih pada bb akan negatif, dan bukan kurang
positif. Hal ini berarti dalam contoh ini untuk memperoleh kenetralana listrik
pada cc, ion positif berlebih harus ada pada daerah bb ke cc.
II.1.18 Cara Formulasi Suspensi (RPS 18 th : 296)
Formulasi suspensi yang mempunyai stabilitas fisika yang optimal
tergantung pada partikel dalam suspensi apakah menjadi flokulasi atau
deflokulasi. Salah satu yang biasa digunakan adalah pembawa berstruktur
untuk menjaga deflokulasi partikel dalam suspensi, yang kedua tergantung
pada flokulasi terkontrol yang berarti mencegah pembentukan cake, yang
ketiga kombinasi dari dua metode sebelumnya, hasilnya adalah produk
dengan stabilitas yan optimum.
partikel

penambahan pembasah dan medium pendispersi

partikel terdeflokulasi secara seragam

penambahan struktur
pembawa

suspensi terdeflokulasi dalam

penambahan bahan
pengflokulasi

suspensi flokulasi

struktur pembawa sebagai ha

sebanyak produk

sil akhir.

akhir

penambahan bahan
flokulasi

suspensi flokulasi

penambahan pembawa
berstruktur

suspensi flokulasi dalam struktur pembawa sebagai hasil akhir

II.1.19 Volume sedimentasi (RPS 18th : 296)

Volume sedimentasi volume sedimentasi, F, merupakan perbandingan


keseimbangan volume dari sedimen, Vu, dengan volume total dari suspensi ,
Vo, sehingga :

F = Vu/Vo

Volume suspensi dimana tampak didiami atau ditempati oleh peningkatan


endapan, nilai dari F dimana range yang normal peningkatannya mendekati 0
sampai 1. Suatu sistem dimana F = 0,75 sebagai contoh, 75 % dari total
volume dalam wadah rupanya didiami secara bebas, Bentuk pori-pori flok
sedimen. Dapt diilustrasikan pada gmbar 9.23, ketika F= 1, tidak ada
endapan, rupanya melewati sistem yang terflokulasi. Suspensi yang ideal ini
di bawah kondisi, tidak ada endapan yang terjadi, caking juga kadang tidak
ada, Sejauh itu, suspensi merupakan mempunyai estetik yang menyenangkan
tidak nampak, supernatannya keruh.

Вам также может понравиться