Вы находитесь на странице: 1из 5

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING BERBASIS EXPERIMENT

TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI


POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT
A. Latar Belakang
Belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik. Proses
belajar mengajar dapat dikatakan efektif jika komunikasi antara murid dan peserta didik berjalan
lancar, sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai. Hal ini sesuai dengan Peranturan
Pemerinah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19 Ayat (1) menyatakan bahwa proses pembelajaran
pada

satuan

pendidikan

diselenggarakan

secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang

gerak

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologi siswa. Dari hal ini ada kaitan yang erat antara situasi
belajar dengan hasil belajar.
Untuk menciptakan situasi yang menyenangkan, seorang guru harus mampu membangun
pembelajaran yang efektif bagi siswa. Strategi pembelajaran yang menyenangkan dan variatif
akan memberikan dampak positif bagi siswa, khususnya dalam hal penguasaan materi. Berhasil
tidaknya proses belajar mengajar tergantung ada tidaknya interaksi timbal balik antara siswa dan
guru. Interaksi pun tidak hanya pemberian materi tetapi juga mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk mendapatkan situasi belajar yang lebih menyenangkan maka diperlukan model
pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan siswa. Salah satu
model pembelajaran yang menjadi solusi adalah model pembelajaran Accelerated Learning
berbasis Experiment. Dalam Eccelerated Learning mencakup petunjuk spesifik untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, cepat, menyenangkan dan memuaskan, belajar
dngan memecahkan masalah dan melakukan refleksi.
Diterapkannya kurikulum 2013 yang banyak melibatkan parsitipasi aktif siswa dan
menggunakan model pembelajaran aktif, membuat guru harus selalu kreatif agar kompetensi inti
yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal sehingga peserta didik bukan hanya mampu
untuk mencapai kemampuan kognitifnya saja melainkan juga kemampuan psikomotorik, afektif

dan aspek sosial.


Pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit merupakan materi pokok bahasan mata
pelajaran kimia di SMA kelas X. konsep dasar larutan sangat berhubungan dalam kehidupan
sehari-hari manusia, oleh karenanya diperlukan metode experiment agar membantu siswa untuk
memahami konsep larutan, baik larutan elektrolit maupun larutan non-elektrolit dan
meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar
peserta didik baik dalam hal kognitif, psikomotorik, afektif dan sosial.
Berdasarkan latar belakang diatas menjadikan peneliti untuk melakukan penelitian
eksperimen. Adapun judul dalam penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Accelerated
Learning

Berbasis Experiment Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada

Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit.


B. Landasan Teori
1. Tinjauan tentang Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar
a. Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi

dengan

lingkungannya

dalam

memenuhi

kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh


aspek tingkah laku. Pengertian belajar juga dapat didefinisikan
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.1
Menurut Cronbach dalam bukunya Baharudin dan Esa Nur
Wahyuni belajar adalah Learning is shown by change in behavior
as result of experience belajar adalah menunjukkan perubahan
perilaku dari hasil pengalaman. Belajar yang terbaik adalah melalui
pengalaman.2

1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka cipta,


2010 ,Cet.5 hlm. 2

Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang atau


peserta didik secara pribadi atau sepihak. Sementara pembelajaran
itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta didik yang di
dalamnya mengandung dua unsur sekaligus yaitu mengajar dan
belajar (teaching and learning). Jadi pembelajaran telah mencakup
belajar.3
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses untuk menghasilkan perubahan
tingkah laku setelah berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses belajar dan mengajar yang dilakukan oleh
guru dengan siswa. Sebuah kegiatan pembelajaran harus mempunyai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang dikenal
dengan kurikulum.4
c. Hasil belajar
Hasil belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas dan
digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik penilaian tertentu. BS
Bloom dalam Uno (2009: 35-39) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:
1) Ranah kognitif yangberkaitan dengan hasil berupa pengetahuan
2) Ranah afektif, yang berorientasi pada nilai dan sikap
3) Ranah psikomotor, yang berhubungan dengan kemampuan fisik

2 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran, (Jogjakarta: ArRuzz Media, 2010, Cet.4 hlm. 13
3 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group,
2008), hlm. 8-9
4 Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm 32-39

4) Ranah Sosial, yang berhubungan dengan sikap individu dengan lingkungan


d. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dua
pendekatan yang digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi yaitu motifasi
dipandang sebagai suatu proses dan menentukan karakteristik proses berdasarkan
petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Motifasi merupakan hal yang sangat
penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya
atau manfaatnya. Dalam uraian diatas menunjukkan, bahwa motifasi mendorong
timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi
motifasi adalah:
1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan
timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2) Motifasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Motifasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku
seseorang . besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.5
2. Model Pembelajaran Accelerated Learning berbasis Experiment
Seorang guru yang baik, adalah guru yang dapat mengidentifikasi kebutuhan dari
siswanya. Siswa SMA yang masih berada pada tahap pubertas sebaiknya disajikan
pembelajaran yang mengedepankan objek-objek nyata sebagai media pembelajarannya.
Selain itu untuk mempercepat pemahaman siswa, alangkah baiknya jika siswa diberikan
pengalaman langsung untuk menemukan konsep-konsep dari materi pelajaran yang
dihadapinya. Untuk menyikapi hal tersebut, model pembelajaran yang dipercepat
(Accelerated Learning ) berbasis eksperimen akan dapat menjawab permasalahan yang
dihadapi guru saat ini.
Accelerated Learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat mempercepat siswa dalam memahami materi pelajaran. Menurut Hernawan
(2008:6.17) Accelerated Learning atau yang dikenal dengan pembelajaran akselerasi
5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm
105-108

adalah suatu kemampuan menyerap dan memahami informasi baru secara tepat serta
mempertahankan informasi tersebut.
Kemampuan belajar seperti ini diperlukan untuk menguasai kecepatan dalam
suatu perubahan yang terjadi. Pengimplementasian model Accelerated Learning berbasis
eksperimen didasari oleh enam langkah dasar, atau yang lebih dikenal dengan langkah
MASTER (Rose & Nichol, 2002:94-98).
Penerapan keenam langkah model Accelerated Learning yang dibarengi dengan
eksperimen (percobaan) disinyalir akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran di
kelas yang terkesan menoton. Djamarah (dalam Sitiatava, 2013:132) menyebutkan
bahwa eksperimen adalah cara penyajian pelajaran saat siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dengan dikembangkannya model Accelerated Learning berbasis eksperimen akan
lebih mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, sehingga yang
mereka peroleh dari kegiatan pembelajaran akan melekat lebih lama diingatannya. Hal
ini akan terungkap dari hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Kimia
dengan model Accelerated Learning berbasis eksperimen pada pokok materi bahasan
larutan elektrolit dan non elektrolit.

Вам также может понравиться