Вы находитесь на странице: 1из 13

ANTENNA SERANGGA

Oleh :
Nama

: Lydia Amellia Muly

NIM

: B1J012116

Rombongan

: II

Kelompok

:2

Asisten

: Ganjar Cahyo Aprianto

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok serangga mempunyai tubuh yang tersusun dari tiga bagian,
yaitu kepala, rongga dada, dan abdomen. Hampir semua serangga mempunyai
sayap, sehingga menjadikan serangga satu-satunya hewan tidak bertulang
belakang yang bisa terbang. Bentuk tubuhnya beragam, ada yang panjang, pipih,
dan bulat. Ukurannya pun beragam mulai dari 0,2 mm-35 mm. Bagian depan
kepalanya, serangga mempunyai dua antenna yang berfungsi sebagai alat peraba.
Serangga mempunyai mata campuran yang terdiri dari ribuan mata tunggal.
Beberapa jenis serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan lalat, alat perabanya
terletak di kaki. Contoh serangga adalah lebah, kupu-kupu, lalat, capung, dan
nyamuk. Dari perspektif evolusi, pengaturan dasar untuk pemilihan tanaman
sebagai inang merupakan hal sederhana mengingat bahwa tanaman sebagai
makanan untuk serangga (Gripenberg, 2010).
Kepala pada hewan serangga memiliki fungsi yang sama dengan fungsi
kepala pada hewan-hewan yang bersimetris bilateral lain pada umumnya. Kepala
tersusun atas mulut; organ-organ sensoris, dan otak yang merupakan sistem saraf
pusat dan pusat memori (Evans, 1984).
Antenna merupakan alat yang penting bagi serangga karena berfungsi
sebagai organ peraba dan pembau. Berbagai tipe-tipe rambut kecil yang terletak
pada antenna bertindak sebagai rangsangan fisik, pembau, suhu, kelembapan,
dan penerima suara. Antenna secara umum digunakan sebagai suatu ciri
taksonomi dalam identifikasi serangga karena variasi yang dapat dibedakan
dalam ukurannya maupun bentuknya. Bentuk dan ukuran antenna sangat
bervariasi. Antenna terdiri dari tiga bagian, yaitu skape, pedikel, dan
flagelum.Skape terdiri dari dua ruas, pedikel tiga ruas, dan flagelum merupakan
bagian yang tersusun dari banyak ruas.
B. Tujuan
Menjelaskan tipe-tipe antenna pada serangga dan menjelaskan bagianbagian antenna pada serangga.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Semua serangga dewasa dan nimfa kecuali protura memiliki sepasang antenna
yang terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, namun
demikian pada beberapa serangga misal pada bentuk larva, antenna sangat tereduksi.
Fungsi utama antenna adalah indera (sensori). Berbagai tipe-tipe rambut kecil
(sensilia) yang terletak pada antenna bertindak sebagai rangsangan fisik (tactile),
pembau, suhu, kelembapan dan penerima suara. Antenna sering memainkan suatu
bagian yang penting pada proses kawin dibanyak serangga, sebagai contoh antenna
yang menyerupai sisir pada ngengat jantan, merasakan bau (feromon) yang
dipancarkan oleh ngengat betina pada spesies yang sama. Dimorfisme seksual pada
antenna adalah umum, antenna serangga jantan sering lebih kompleks/rumit
dibandingkan yang betina (Pedigo, 1989).
Meskipun ukuran otak yang kecil dan sistem saraf pusat relatif terbatas dari
banyak vertebrata, serangga telah berevolusi belajar dan memiliki kemampuan memori
Secara khusus, serangga telah memiliki sistem kognisi serangga karena perilaku, cara
pembelajaran yang kompleks dan memori kemampuan kaya dan rumit mereka, dan
aksesibilitas relatif dengan sistem saraf pusat mereka. Salah satu alat bantu sistem saraf
dari serangga adalah antenna (Hammer et al., 2009).
Adapun fungsi antenna pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada
umumnya fungsi utama dari antenna tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium.
Selain dua fungsi utama antenna yang telah disebutkan diatas beberapa fungsi lain dari
antena serangga yang sama pentingnya adalah sebagai alat untuk mengetahui tempattempat makanan (mangsa) (Jumar, 2000).
Serangga mempunyai dua antena, yang dipakai sebagai alat untuk mencium bau
dan untuk meraba. Bentuknya berbedabeda, ada yang pendek dan ada yang panjang,
ada yang sederhana, ada yang majemuk, seringkali yang pejantan mempunyai antena
yang lebih besar daripada yang betina. Namun, fungsinya tetap sama (Borror dan
White, 1998).
Serangga dapat merusak tanaman sebagai hama dan sumber vektor penyakit
pada manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama atau vektor
penyakit. Kebanyakan serangga juga sangat diperlukan dan berguna bagi manusia.
Serangga dari kelompok lebah, belalang, jangkrik, ulat sutera, kumbang, semut
membantu dalam proses penyerbukan tanaman dan menghasilkan produk makanan

kesehatan. Serangga juga berperan dalam menjaga daur hidup rantai dan jaring-jaring
makanan di suatu ekosistem (Devi et al., 2013).

III. MATERI DAN METODE


A. Materi
1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah pinset, cawan petri,
gunting, mikroskop cahaya, mikroskop binokuler, dan botol pembunuh,.
1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah belalang kayu
(Valanga

nigricornis),

kecoa

(Periplaneta

americana),

kumbang

tanduk

(Xylotrupes gideon), lebah madu (Apis mellifera), lalat rumah (Musca domestica),
nyamuk (Anopheles sp.), kloroform, alkohol 70%, dan kapas.

B. Metode
1. Alat dan bahan praktikum dipersiapkan.
2. Serangga yang sudah ditangkap, selanjutnya dilumpuhkan menggunakan
kloroform.
3. Setelah dilumpuhkan, serangga dimasukkan ke dalam larutan alcohol 70% di
dalam botol pembunuh.
4. Bagian antenna dipotong dari caput.
5. Kemudian amati bagian antenna setiap serangga.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Gambar 4.1. Apis mellifera

Gambar 4.2. Musca domestica

4.3. Culex
sp.
GambarGambar
4.4. Xylotrupes
gideon

Gambar 4.3. Periplaneta americana

Gambar 4.3. Musca domestica


Gambar 4.5. Xylotrupes gideon
B. Pembahasan

Antena pada serangga bervariasi bentuknya dengan fungsi sebagai alat


sensor. Borror et al (1992), menyatakan bahwa fungsi antena pada serangga
merupakan alat perasa dan bertindak sebagai organ-organ pengecap, organ
pembau, serta organ untuk mendengar. Antena memiliki segmen scape pada
segmen pertama yang langsung berhubungan dengan kepala, pedisel pada segmen
kedua dan flagella pada segmen berikutnya. Bervariasinya bentuk antena ini juga
merupakan satu karakteristik pembeda yang penting dalam serangga (Arora &
Dhaliwal,1999).
Adapun tipe-tipe antenna pada serangga.

Tipe-tipe antena. A, setaseus (capung). B, filiform (kumbang tanah). C,


moniliform (kumbang keriput kulit kayu). D, gada (kumbang hitam
Tenebrionidae). E, gada (kumbang lady bird, pemakan aphid). F, kapitat
(kumbang penghisap cairan tumbuhan). G, serrata (kumbang loncat balik). H,
pektinata (kumbang warna api). I, plumose (nyamuk jantan). J, arista (lalat
syrphid). K, stilat (lalat penyelinap). L, flabelat (kumbang sedar). M, lamelat
(berbuku-buku, kumbang Juni). N, genikulat (Chalcid). Antena-antena seperti
pada D-F, L dan M juga disebut gada. ar, arista; as, lekuk antena; ask, mangkuk
antena; fl, flagellum; ped, pedisel; scp, batang dasar; sty, stili. (Borror et al.,
1992).
Serangga yang digunakan dalam praktikum ini adalah belalang (Valanga
nigricornis), kumbang

tanduk

(Xylotrupes

Gideon),

kecoa

(Periplaneta

Americana), lalat rumah (Musca domestica), nyamuk (Anopheles sp.), dan lebah
madu (Apis mellifera). Valanga nigricornis adalah sejenis belalang berwarna
kuning kehijauan. Mempunyai kisaran hidup yang hemi metabola (tidak lengkap)
yaitu bermula dari telur, beberapa peringkat belum dewasa (nimpha) dan
seterusnya peringkat serangga dewasa. Belalang kayu memiliki tipe antenna
filiform (Pracaya, 1995). Kumbang tanduk (Xylotrupes gideon) memiliki tipe
antenna clavata. Kumbang tanduk berasal dari family Scarabaeidae dan ordo
Coleoptera. Ukuran kumbang tanduk jantan biasanya lebih besar dari kumbang
tanduk betina. Kumbang tanduk biasanya merupakan hama dari tanaman kelapa,
kelapa sawit, karet, pisang, bamboo, dan kentang. Kumbang tanduk memiliki
persebaran yang luas di dunia (Kumar et al., 2011).
Kecoa memiliki tipe antenna setaseus. Periplaneta americana merupakan
jenis kecoa yang paling banyak tersebar di dunia yang memiliki panjang rata-rata
4cm. Kecoa dewasa berwarna cokelat kemerahan. Kecoa jantan biasanya
berukuran lebih panjang dari kecoa betina karena sayapnya bisa melebar hinga 4-8
mm dari bagian abdomennya (Barbara, 2014). Lalat rumah (Musca domestica)
memiliki tipe antenna aristata. Lalat rumah merupakan hama yang biasa ada di
lading dan di rumah. Lalat rumah ini juga dapat menyebarkan penyakit ke
organisme lain. Lalat dewasa memiliki panjang 6-7 mm, lalat ruma betina
biasanya lebih besar dari lalat jantan (Pracaya, 1995).
Nyamuk (Anopheles sp.) memiliki tipe antenna plumose. Nyamuk
merupakan salah satu ektoparasit pengganggu yang merugikan kesehatan manusia.
Hal tersebut disebabkan kemampuannya sebagai vektor berbagai penyakit. Salah
satunya adalah Anopheles sp. yang merupakan vektor dari penyakit malaria.
Anopheles dapat dinyatakan sebagai vektor penyakit malaria di suatu daerah
apabila terbukti positif mengandung sporozoit dalam kelenjar ludahnya. Di
Indonesia sebanyak 22 spesies nyamuk Anopheles yang telah dikonfirmasi sebagai
vektor penyakit malaria dengan tempat perindukan yang berbeda-beda (Fahmi
dkk., 2014). Lebah madu (Apis mellifera) memiliki tipe antenna genikulata. Lebah
madu memiliki sepasang antenna yang berfungsi sebagai termoreseptor (Hammer
et al., 2009).
Berikut adalah klasifikasi dari serangga yang digunakan dalam praktikum:

Kecoa (Periplaneta americana).

Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Family

: Blattidae

Genus

: Periplaneta

Spesies

: Periplaneta americana (Rao, 1995)

Lalat Rumah (Musca domestica).


Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Diptera

Family

: Muscidae

Genus

: Musca

Spesies

: Musca domestica (Natadisastra dan Ridad, 2009)

Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon).


Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Coleoptera

Family

: Dynastidae

Genus

: Xylotrupes

Spesies

: Xylotrupes gideon (Myers et al., 2015)

Lebah Madu (Apis mellifera).


Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Hymenoptera

Family

: Apidae

Genus

: Apis

Spesies

: Apis mellifera (Drees dan John, 1998)

Nyamuk Anopheles sp.


Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Diptera

Family

: Culcidae

Genus

: Anopheles

Spesies

: Anopheles sp. (Buchsbaum et al., 1987)

Belalang Kayu (Valanga nigricornis).


Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Family

: Acrididae

Genus

: Valanga

Spesies

: Valanga nigricornis (Nair, 2001)

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
1. Tipe-tipe antenna pada praktikum kali ini adalah setaseus pada kecoa
(Periplaneta americana), filiform pada belalang kayu (Valanga nigricornis),
clavata pada kumbang tanduk (Xylotrupes gideon), genikulata pada lebah madu
(Apis mellifera), plumose pada nyamuk (Anopheles sp.), aristata pada lalat
(Musca domectica).
2. Bagian-bagian antenna pada serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu skape,
pedikel, dan flagellum.
B. Saran
Saran untuk acara praktikum ini waktu pada saat menggambar sebaiknya
ditambah agar praktikan dapat menggambar dengan teliti tidak terburu-buru.

DAFTAR REFERENSI
Arroyo-Sanchez, H. and John L. C. 2014. House Fly, Musca domestica Linnaeus
(Insecta: Diptera: Muscidae). Entomology and Nematology Department,
UF/IFAS Extension. 1-8.
Barbara, K.A. 2014. American Cockroach, Periplaneta americana (Linnaeus) (Insecta:
Blattodea: Blattidae). Entomology and Nematology Department, UF/IFAS
Extension. 1-4.
Boror, D.J., Triplehorn, C.A. and Johnson, N.F. 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Borror., D,.J & White R. 1998. Insects. Houghton Mifflin Company: New York.
Buchsbaum, R., M. Buchsbaum, J. Pearse & V. Pearse. 1987. Animal Without Bones
Third Edition. University of Chicago: USA.
Devi, M.B., O. Sandhyarani, D and S. Dineshwar, S. 2013., Preliminary Study of
Aquatic Insect Diversity and Water Quality of Loktak Lake, Manipur.
International Journal of Integrative science, Innovation and Technology, 2(3),
pp. 33-37.
Drees, B.M and John A.J. 1998. A Field Guide to Common Texas Insects. Gulf
Publishing Company: Texas.
Fahmi, M., Fahri, Anis N., dan I Nengah S. 2014. Studi Keanekaragaman Spesies
Nyamuk Anopheles sp. Di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Online Jurnal of Natural Science. 3(2): 95-108.
Gripenberg, S., Peter, J., Mayhew., Mark, P., Tomas, R. 2010. A Meta-analysis of
PreferencePerformance Relationships in Phytophagous Insects. Ecology Letter.
13: 383-393.
Hammer, T., C. Hata, and James C.N. 2009. Thermal Learning in the Honeybee, Apis
mellifera. The Journal of Experimental Biology. 212: 3928-3934.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta.
Kumar, R., Rajkhowa, G., Dhar, N. J. & Rajan, R. K. 2011. A New Record of
Xylotrupes gideon (Linnaeus) (Coleoptera: Scarabaeidae) on Persia bombycina,
Kost. from India. Munis Entomology & Zoology. 6 (1): 173-175.
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G.S Hammond, and T.A. Dewey. 2015.
The Animal Diversity. University of Michigan Museum of Zzoology: US.
Nair, K.S.S. 2001. Pest Outbreaks in Tropical Forest Plantations. Center for
International Foresty Research: Jakarta.

Natadisastra, D & Ridad A. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh
yang Diserang. EGC: Jakarta
Pedigo, L.P. 1989. Entomology and Pest Management. Macmillan Publishing
Company. New York.
Pracaya, 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Edisi Revisi. Penebar Swadaya: Depok.
Rao, D. Bhaskara. 1995. Animal Kingdom. Discovery Publishing House: New Delhi.

Вам также может понравиться