Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
1
dari batu, namun telah memagari kotanya dengan kayu, yang berjarak beberapa
kilometer dari pelabuhannya. Pada kawasan inti kerajaan ini terdapat masjid, dan
pasar serta dilalui oleh sungai tawar yang bermuara ke laut.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik azZahir, Kerajaan
Perlak telah menjadi bagian dari kedaulatan Pasai, kemudian ia juga
menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan Mansur di Samudera. Namun
pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera sudah menjadi satu
kesatuan dengan nama Samudera Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada masa
pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik azZahir, Lide (Kerajaan Pedir)
disebutkan menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga
disebutkan memiliki hubungan yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan
ini menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh.
Agama dan budaya Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat
Pasai, walau pengaruh Hindu dan Buddha juga turut mewarnai masyarakat ini.
Dari catatan Ma Huan dan Tom Pires, telah membandingkan dan menyebutkan
bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa,
maupun tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Kemungkinan
kesamaan ini memudahkan penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang
akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara putri Pasai dengan raja Malaka
sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus Salatin.
Sejarah kerajaan samudra pasai
Di masa pemerintahan Sultan Malik al Saleh, Samudra Pasai telah memiliki
hubungan diplomatik kepada Cina. Hal tersebut telah diberitakan dalam sejarah
Dinasti Yuan yang berasal dari Cina. Informasi itu telah menyatakan bahwa di
tahun 1282 seorang utusan Cina akan bertemu dengan salah seorang menteri
yang berasal dari kerajaan Sumatra. Mereka telah menyepakati agar raja
Samudra mengirimkan dutanya ke Cina. Hubungan luar negeri lainnya ialah
kepada negara yang ada di Timur Tengah. Informasi dari Ibnu Batutah yang
sudah berkunjung ke Samudra Pasai di masa Sultan Malik al Thahir II pada tahun
1346 sampai 1383, telah menyatakan bahwa ada beberapa ahli agama datang
ke wilayah Samudra Pasai, yang diantaranya Taj al Din dari Istahan dan Qadi
Sharif Amir Sayyid yang berasal dari PErsi (Iran). ADapun hubungan
perdagangan yang telah dilakukan dengan beberapa negara diantara lain
Gujarat, Iran, Melayu, Jawa, Siam, Turki dan Arab.
Kehidupan Ekonomi dan Sosial Kerajaan Samudra Pasai
Kehidupan ekonomi dari Kerajaan Samudra Pasai sangat banyak telah
dipengaruhi oleh adanya kegiatan perdagangan karena letak kerajaan samudra
pasai sangat strategis. Posisi geogradi Samudra pasai sangat begitu strategis
sebab berbatasan dengan Selat Malaka dan terletak pada jalur perdagangan
internasional dengan melalui Samudra Hndia yang berada antara India, Cina dan
Jazirah Arab. Komoditas yang dari kerajaan Samudra Pasai yang banyak
diperdagangkan yaitu emas, lada dan kapur barus. Kemudian untuk kepentingan
perdagangan telah dikenal adanya uang yang menjadi alat tukar dalam bentuk
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
2
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
3
Kerajaan Perlak
Fakta menyebutkan Perlak lebih dulu ada daripada Samudera Pasai.
Kerajaan Perlak muncul mulai tahun 840 M sampai tahun 1292 M. Bandingkan
dengan kerajaan Samudera Pasai yang sama-sama mengambil lokasi di Aceh.
Berdiri tahun 1267, Kerajaan ini akhirnya lenyap tahun 1521. Entah mengapa
dalam buku-buku pelajaran, tertulis secara jelas kerajaan Samudera Pasai-lah
kerajaan Islam yang pertama di Indonesia. Sebuah kesengajaan atau sebuah
kebetulan ? Berbeda dengan kesepakatan yang pasti tentang daerah yang
pertama kali dimasuki Islam ataupun kerajaan Islam pertama di Jawa, kerajaan
Islam pertama di Indonesia masih simpang siur kepastiannya.
Kerajaan Perlak berdiri tahun 840
M dengan rajanya yang pertama, Sultan
Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah.
Sebelumnya, memang sudah ada Negeri
Perlak yang pemimpinnya merupakan
keturunan dari Meurah Perlak Syahir
Nuwi atau Maharaja Pho He La. Pada
tahun 840 ini, datanglah rombongan
berjumlah 100 orang yang dipimpin oleh
Nakhoda Khalifah. Tujuan mereka adalah
berdagang
sekaligus
berdakwah
menyebarkan agama Islam di Perlak. Pemimpin dan para penduduk Negeri Perlak
pun akhirnya meninggalkan agama lama mereka untuk berpindah ke agama
Islam. Selanjutnya, salah satu anak buah Nakhoda Khalifah, Ali bin Muhammad
bin Ja`far Shadiq dinikahkan dengan Makhdum Tansyuri, adik dari Syahir Nuwi.
Dari perkawinan mereka inilah lahir kemudian Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz
Syah, Sultan pertama Kerjaan Perlak. Sultan kemudian mengubah ibukota
Kerajaan, yang semula bernama Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah, sebagai
penghargaan atas Nakhoda Khalifah. Sultan dan istrinya, Putri Meurah Mahdum
Khudawi, dimakamkan di Paya Meuligo, Perlak, Aceh Timur.
Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah merupakan sultan yang
beralirah paham Syiah. Aliran Syiah datang ke Indonesia melalui para pedagang
dari Gujarat, Arab, dan Persia. Mereka masuk pertama kali melalui Kesultanan
Perlak dengan dukungan penuh dari dinasti Fatimiah di Mesir. Ketika dinasti ini
runtuh pada tahun 1268, hubungan antara kelompok Syiah di pantai Sumatera
dengan kelompok Syiah di Mesir mulai terputus. Kondisi ini menyebabkan
konstelasi politik Mesir berubah haluan. Dinasti Mamaluk memerintahkan
pasukan yang dipimpin oleh Syaikh Ismail untuk pergi ke pantai timur Sumatra
dengan tujuan utamanya adalah melenyapkan pengikut Syiah di Kesultanan
Perlak dan Kerajaan Samudera Pasai.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
4
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
5
itu, Sultan Muhammad Malik Al Zahir yang juga merupakan putera dari al-Malik
al-Saleh.
Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu
Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau para
pedagang dari Gujarat, Arab dan India tertarik untuk datang ke sini. Pada awal
abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang sebagai bandar niaga yang amat maju.
Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para saudagar
muslim dengan penduduk setempat. Efeknya adalah perkembangan Islam yang
pesat dan pada akhirnya munculnya Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan
Islam pertama di Indonesia.
Kerajaan Malaka
Sejarah Kerajaan Malaka
Pendiri Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 13801403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam Agi.
Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka karena
kerajaannya di Sumatera runtuh diserang Majapahit. Pada saaat Malaka
didirikan, disitu terdapat penduduk asli laut yang hidup sebagai nelayan. Mereka
berjumlah lebih kurang 30 keluarga. Raja dan pengikutnya adalah rombongan
pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi. Karena itu,
mereka berhasil mempengaruhi masyarakat asli. Kemudian, bersama penduduk
asli tersebut, rombongan pendatang merubah Malaka menjadi sebuah kota yang
ramai.
Letak Kerajaan
Letak kerajaannya sangat strategis, yaitu berada di Semenanjung Malaya
dengan ibukota di Malaka. Karena letaknya yang sangat strategis maka kerajaan
ini dijadikan sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Dalam masa kejayaannya, Malaka mempunyai kontrol atas Semenanjung Tanah
Melayu (Patani, Ligor, Kelantan, Trenggano, dan sebagainya), daerah Kepulauan
Riau, Pesisir Timur Sumatra bagian tengah, Brunai dan Serawak, dan
Tanjungpura (Kalimantan Barat). Sedangkan daerah yang diperoleh dari
Majapahit secara diplomasi adalah Indragiri, Palembang, Pulau Jemaja, Tambelan,
Siantan, dan Bunguran.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
6
Kehidupan Politik
Raja-raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain:
1. Iskandar Syah (1396-1414 M) Iskandar Syah adalah Raja pertama Kerajaan
Malaka. Iskandar Syah awalnya adalah seorang penguasa dari Kerajaan
Majapahit yang aslinya bernama Paramisora melarikan diri setelah Majapahit
kalah dalam Perang Paregreg. Setelah ia masuk islam, ia berganti nama
menjadi Iskandar Syah Ia melarikan diri bersama pengikutnya ke Semanjung
Malaya dan membangun kerajaan baru yang kemudian diberi nama Malaka.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
7
2.
3.
4.
5.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
8
Kehidupan Ekonomi
Sejak Kerajaan Malaka berkuasa, jalur perdagangan internasional yang
melalui Selat Malaka semakin ramai. Bersamaan dengan melemahnya kekuatan
Majapahit dan Samudera Pasai, kerajaan Malaka tidak memiliki persaingan dalam
perdagangan. Tidak adanya saingan di wilayah tersebut, mendorong kerajaan
Malaka membuat aturan-aturan bagi kapal yang sedang melintasi dan berlabuh
di Semenanjung Malaka. Aturan tersebut adalah diberlakukan pajak bea cukai
untuk setiap barang yang datang dari wilayah barat (luar negeri) sebesar 6% dan
upeti untuk pedagang yang berasal dari wilayah Timur (dalam negeri). Tingkat
keorganisasian pelabuhan ditingkatkan dengan membuat peraturan tentang
syarat-syarat kapal yang berlabuh, kewajiban melaporkan nama jabatan dan
tanggung jawab bagi kapal-kapal yang sedang berlabuh, dan sebagainya.
Raja dan pejabat kerajaan turut serta dalam perdagangan dengan
memiliki kapal dan awak-awaknya. Kapal tersebut disewakan kepada pedagang
yang hendak menjual barangnya ke luar negeri. Selain peraturan-peraturan
tentang perdagangan, kerajaan Malaka memberlakukan bahasa Melayu sebagai
bahasa resmi dalam perdagangan dan diplomatik.
Kehidupan Sosial Budaya
Pada kehidupan budaya,
perkembangan
seni
sastra
Melayu
mengalami
perkembangan
yang
pesat
seperti munculnya karya-karya
sastra yang menggambarkan
tokoh-tokoh kepahlawanan dari
Kerajaan Malaka seperti Hikayat
Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir
dan
Hikayat
Hang
Jebat.
Sedangkan kehidupan sosial
Kerajaan Malaka dipengaruhi
oleh faktor letak, keadaan alam
dan
lingkungan
wilayahnya.
Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim, hubungan sosial
masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke
sifat-sifat individualisme. Kelompok masyarakat pun bermunculan, seperti
adanya golongan buruh dan majikan.
Faktor-faktor maju dan berkembang
a) Letak Kerajaan Malaka yang strategis berada di sekitar selat Malaka yang
pada saat itu merupakan pusat perdagangan dan pelayaran dunia.
b) Sultan Mansyur Syah yang merupakan raja yang cerdik sehingga dapat
menjadikan Kerajaan Malaka sebagai pusat perdagangan dan penyebaran
agama Islam di Asia Tenggara.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
9
c) Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat itu
adalah beras.
d) Banyak ditemukan biji-biji timah di daratan Malaka.
Hasil Budaya dan Peninggalan
1. Hikayat Hang Tuah
2. Masjid Kubro, Kampar Timur
Faktor penyebebab keruntuhan
1. Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap tidak seperti Sultan
Mansyur Syah
2. Datangnya bangsa Portugis ke Indonesia yang dipimpin oleh Alfonso
DAlbuquerque menyebabkan Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis
3. Orang-orang Portugis mempunyai semangat perjuangan yang sangat tinggi,
memiliki perlengkapan senjata yang lebih sempurna, dan terlatih dalam
peperangan. Kemenangan-kemenangan yang mereka peroleh dalam
peperangan di pantai barat India melawan orang-orang Gujarat, Kalikut,
Persia dan Mesir mempertebal semangat perjuangan dan keyakinan mereka,
bahwa orang-orang Portugis mempunyai kemampuan untuk menghadapi
lawan manapun juga.
Kesultanan Aceh
Letak Kerajaan Aceh yang strategis
bagian utara dan dekat jalur
pelayaran
perdagangan
Internasional
menyebabkan
Kerajaan Aceh sebagai kerajaan
islam mengalami masa kejayaan.
Kehidupan Politik
Berdasarkan
Bustanussalatin
karangan Naruddin Ar- Raniri yang berisi
sultan- sultan Aceh, dan berita berita Eropa,
Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri
dari Kerajaan Pedir. Raja -raja yang pernah
memerintah di Kerajaan Aceh :
( 1637 M )
silsilah
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
10
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
11
Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai
berikut :
1. Letak ibu kota Aceh sangat strategis, yaitu di pintu gerbang pelayaran dari
India dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, Cina, atau ke Jawa.
2. Pelabuhan Aceh (Olele) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan
dagang. Pelabuhan itu terlindung oleh Pulau We, Pulau Nasi, dan Pulau
Breuen dari ombak besar.
3. Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor
yang
penting.
Aceh
sejak
dahulu
mengadakan
hubungan
dagang
internasional.
4. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak
yang singgah ke Aceh, apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui
sepanjang pantai barat Sumatra.
Kehidupan Sosial
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
12
Struktur
sosial
masyarakat Aceh terdiri
atas empat golongan,
yaitu
golongan
teuku
(kaum bangsawan yang
memegang
kekuasaan
pemerintahan
sipil),
golongan tengku (kaum
ulama yang memegang
peranan penting dalam
keagamaan), hulubalang
atau
ulebalang
(para
prajurit),
dan
rakyat
biasa. Antara golongan
Tengku dan Teuku sering
terjadi persaingan yang
kemudian melemahkan Aceh.
Sejak kerajaan Perlak berkuasa (abad ke-12 M sampai dengan abad ke-13
M) telah terjadi permusuhan antara aliran Syiah dan Ahlusunnah wal jamaaah.
Namun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, aliran Syiah mendapat
perlindungan dan berkembang ke daerah kekuasaan Aceh. Aliran itu diajarkan
Hamzah Fansuri dan dilanjutkan oleh muridnya yang bernama Syamsuddin Pasai.
Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, aliran Ahlusunnah wal jamaah berkembang
dengan pesat di Aceh.
Kehidupan Budaya
Kehidupan budaya di kerajaan Aceh tidak banyak diketahui karena
kerajaan Aceh tidak banyak meninggal banda hasil budaya. Perkembangan
kebudayaan di Aceh tidak terpusat perkembangan perekonomian. Perkembangan
kebudayaan yang terlihat nyata adalah bangunan masjid Baiturrahman dan buku
Bustanus Salatin yang ditulis oleh Nurrudin Ar-raniri yang berisi tentang sejarah
raja-raja Aceh.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
13
Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1030, tidak ada raja raja besar
yang mampu mengendalikan daerah Aceh yg demikian luas.
Timbulnya pertikaian yang terus menerus di Aceh antara golongan
bangsawan ( teuku ) dgn golongan utama ( teungku ) yang berakibat pada
melemahnya Kerajaan Aceh
Daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri, seperti Johor, Pahang,
Perlak, Minangkabau, Siak.
Kerajaan Aceh yang berkuasa selama 4 abad, akhirnya runtuh karena dikuasai
oleh Belanda pada awal abad ke-20
Kerajaan Palembang
Berdasarkan sumber-sumber Arab dan Cina, pada abad ke-9 di
Palembang, yang diyakini sebagai ibukota Kerajaan Buddha Sriwijaya,
telah terdapat sejumlah pemeluk Islam di kalangan penduduk pribumi
Palembang. Hal ini merupakan konsekwensi dari interaksi antara
penduduk Sriwijaya dengan kaum Muslimin Timur Tengah yang sudah
berlangsung sejak masa awal kelahiran Islam. Meskipun Sriwijaya
merupakan pusat keilmuan Buddha terkemuka di Nusantara, ia
merupakan kerajaan yang kosmopolitan. Penduduk Muslim tetap dihargai
hak-haknya sebagai warga kerajaan sehingga sebagian dari mereka tidak
hanya berperan dalam bidang perdagangan tetapi juga dalam hubungan
diplomatik dan politik kerajaan. Sejumlah warga Muslim telah dikirim oleh
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
14
Pada
awal
masuknya Islam di
Nusantara,
Palembang merupakan salah satu tempat yang pertama kali mendapat
pengaruh Islam. Tome Pires, seorang ahli obat-obatan dari Lisabon (yang
lama menetap di Malaka, yaitu pada tahun 1512 hingga 1515), pada
tahun 1511, mengunjungi Jawa dan giat mengumpulkan informasi
mengenai seluruh daerah Malaya-Indonesia.dia mengatakan bahwa pada
waktu itu sebagian besar raja-raja Sumatera beragama Islam, tetapi
masih ada negeri-negeri yang masih belum menganut Islam.
Hurgronje (1973), berpendapat bahwa agama Islam secara
perlahan-lahan masuk ke daerah-daerah pantai Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil lainnya di seluruh Kepulauan
Nusantara sejak kira-kira setengah abad sebelum Baghdad (pusat Khilafah
Abbassiyah) jatuh ke tangan Hulagu (raja Mongol) pada tahun 1258.
Hurgronje mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari
Hindustan yang dibawa oleh pedagang-pedagang Gujarat. Usaha
penyebaran Islam ke pedalaman seterusnya dilakukan juga oleh orang
Muslim pribumi sendiri, dengan daya tariknya pula, tanpa campur tangan
penguasa negara.
Proses Islamisasi di Palembang
Walaupun pada masa Kerajaan Sriwijaya, sudah ada penduduk
Muslim, agama Islam belum menjadi agama negara. Setelah melalui
proses yang panjang yang berhubungan erat dengan kerajaan-kerajaan
besar di Pulau Jawa, seperti Kerajaan Majapahit, Demak, Pajang, dan
Mataram. Raden Patah alias Raden Panembahan Palembang yang lahir di
Palembang, sebagai Pendiri dan Raja Demak yang pertama (1478-1518),
sangat besar pengaruhnya terhadap Palembang atau sebaliknya.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
15
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
16
Kerajaan Demak
Awal Kerajaan Demak Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah
Demak, dan berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya
kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
17
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
18
dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putra
mahkota. Adipati Unus berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia
menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu
sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Adipati Unus (Patih Yunus) wafat pada tahun 938 H/1521 M. Setelah Adipati
Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranyayang
bergelar Sultan Trenggana.
3. Raja Sultan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan
Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah
Jawa Barat. Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan
Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan
Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan
kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit. Dalam
usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana
memimpin sendiri pasukannya, ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M
Sultan Trenggana gugur. Sepeninggalan Sultan Trenggana, timbul kekacauan
politik yang hebat di Demak. Banyak negara bagian yang melepaskan diri.
Para ahli waris saling berebut tahta, sehingga timbul perang saudara yang
hebat. Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri.
4. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus untuk membalas
kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat
perebutan kekuasaan. Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang
bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja Demak yang berdaulat penuh.
Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak,
anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak.
Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan
pasukannya untuk menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang
kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan
mudahnya Arya Penangsang membumi hanguskan Demak.
Masa Runtuhnya Kerajaan Demak
Adipati Jipang yang beranama Arya Penangsang, anak laki-laki Pangeran
Sekar Seda Ing Lepen, tidak tinggal diam karena ia merasa lebih berhak mewarisi
tahta Demak. Sunan Prawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh
dan Arya Penangsang berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Penangsang tidak
berkuasa lama karena ia kemudian di kalahkan oleh Jaka Tingkir yang di bantu
oleh Kiyai Gede Pamanahan dan putranya Sutawijaya, serta KI Penjawi. Jaka
tingkir naik tahta dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri. Setelah menjadi
raja, ia bergelar Sultan Handiwijaya serta memindahkan pusat pemerintahannya
dari Demak ke Pajang
Hasil kebudayaan
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
19
Hasil
kebudayaan
yang
cukup
terkenal dan sampai sekarang tetap berdiri
adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu
merupakan lambang kebesaran Kerajaan
Demak sebagai Kerajaan Islam. Masjid
Agung Demak didirikan oleh Sunan Ampel
(Raden Rahmat) di Ampel Surabaya. Masjid
Agung Demak selain kaya dengan ukirukiran bercirikan Islam juga memiliki
keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya
dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas
Kerajaan Banten
Kerajaan Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa, yaitu di daerah
Banten, Jawa Barat. Letaknya yang strategis inilah, menjadikan Kerajaan Banten
sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan dan berkembang menjadi
sebuah kerajaan besar di Jawa Barat dan bahkan menjadi saingan berat VOC
yang berkedudukan di Batavia.
Kehidupan politik
Setelah Banten diislamkan oleh Fatahillah, daerah Banten diserah kepada
putranya yaitu Sultan Hasanuddin (1522-1570). Ia mengangkat dirinya sebagai
raja pertama. Pada pemerintahannya Banten berkembang pesat. Ia melakukan
perluasan hingga ke Lampung. Dengan menguasai Lampung, Banten menjadi
penguasa tunggal Jalur Perdagangan selat Sunda. Pada 1570 Sultan Hasanuddin
meninggal dan digantikan putranya, Maulana Yusuf (1570-1580). Ia juga
berupaya untuk memajukan pertanian dan pengairan. Ia berusaha memperluas
wilayah kekuasaan. Dan berhasil menundukkan Kerajaan Pajajaran (Kerajaan
Hindu terakhir). Setelah 10tahun memerintah, Maulana Yusuf wafat akibat sakit
keras yang dideritanya.
Digantikan oleh Maulana Muhammad yang pada saat itu masih berumur 9
tahun dengan gelar Kanjeng Ratu Banten(1580-1596). Pada 1596, Ia melakukan
penyerangan terhadap Palembang, daerah penghasil lada. Dengan tujuan
menduduki Bandar-bandar dagang yang terletak di tepi Selat Malaka agar bisa
dijadikan tempat untuk mengumpulkan lada dan hasil bumi lainnya. Namun ia
gagal, dan tewas.
Selanjutnya digantikan AbuMufakir dibantu oleh wali kerajaan yang
bernama Jayanegara (1596-1651). Akan tetapi ia dipengaruhi oleh pengasuh
pangeran yang bernama Nyai Emban Rangkung. Ia dikenal karena ia melakukan
diplomasi dengan Negara-negara lain. Pada pemerintahannya, kapal dagang
berbendera Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman untuk pertama kalinya
di banten (1596).
Kemudian digantikan oleh anaknya yang tak banyak bukti mengatakan
raja ini pernah memerintah yaitu Sultan AbuMali Ahmad Rahmatullah.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
20
penyebaran
agama
Islam.
Adapun
faktor-
para
pedagang
namun
langsung
Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan membina
hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin membina hubungan baik
dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten menerapkan sistem
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
21
Kehidupan budaya
Hasil
peninggalan
kebudayaan yang bersifat materi
dari Kerajaan Banten berupa
bangunan-bangunan
yang
bentuk
dan
ukirannya
mendapatkan
pengaruh
dari
kebudayaan Islam. Contoh dari
peninggalan tersebut bisa kita
lihat pada adanya pembangunan
masjid
yang
pada
masa
Kesultanan
Banten,
masjid
dijadikan sebagai tempat untuk
melaksanakan ibadah. Contoh
dari masjid tersebut antara lain
Masjid Kasunyata, Masjid Agung,
Masjid Banten, Masjid Caringin,
Masjid Palinan, serta Masjid-masjid lainnya. Selain masjid hasil peninggalan
kebudayaan berupa materi berupa hasil karya sastra berupa nyanyian-nyanyian
bernada islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai cerita-cerita
bertema islam. Selain peninggalan satra juga terdapat bangunan peninggalan
istana pada masa Kesultanan Banten, contoh dari bangunan tersebut adalah
Gedung Timayah, Keraton Kalibon, dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunan
tersebut adalah peninggalan materi yang bercorak islam karena dibangun pada
masa kekusaan Kerajaan Banten yang bercorak islam.
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2. Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
22
ada
yang
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
23
e) Ki
Pamanahan
bekerja
sama
dengan
Ratu
Kalinyamat
membujukHadiwijaya supaya bersedia menghadapi Arya Penangsang.
Sebagai hadiah, Ratu Kalinyamat memberikan cincin pusakanya
kepada Ki Pamanahan.
f) Meninggal tahun 1584
2. Sutawijaya ( Danang sutawijaya )
a) pendiri Kesultanan Mataram yang memerintah sebagai raja pertama
pada tahun 1587-1601
b) bergelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama
Khalifatullah Tanah Jawadianggap sebagai peletak dasar-dasar
Kesultanan Mataram.
c) putra sulung pasangan Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Sabinah
d) Menurut naskah-naskah babad, ayahnya adalah keturunan Brawijaya
raja terakhir Majapahit, sedangkan ibunya adalah keturunan Sunan Giri
anggota WalisangaNyai Sabinah memiliki kakak laki-laki bernama Ki
Juru Martani, yang kemudian diangkat sebagai patih pertama
Kesultanan Mataram. Ia ikut berjasa besar dalam mengatur strategi
menumpas Arya Penangsang pada tahun 1549.
e) Sutawijaya juga diambil sebagai anak angkat oleh Hadiwijaya bupati
Pajang sebagai pancingan, karena pernikahan Hadiwijaya dan istrinya
sampai saat itu belum dikaruniai anak.
f)
Sutawijaya kemudian diberi tempat tinggal di sebelah utara pasar
sehingga ia pun terkenal dengan sebutan Raden Ngabehi Loring Pasar.
g) Sayembara menumpas Arya Penangsang tahun 1549 merupakan
pengalaman perang pertama bagi Sutawijaya. Ia diajak ayahnya ikut
serta dalam rombongan pasukan supaya Hadiwijaya merasa tidak tega
dan menyertakan pasukan Pajang sebagai bala bantuan. Saat itu
Sutawijaya masih berusia belasan tahun.
h) meninggal dunia pada tahun 1601 saat berada di desa Kajenar. Ia
kemudian dimakamkan di Kotagede.
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu
Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram ). Raja kedua Kesultanan
Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613. Putra Panembahan
Senapati raja pertama Kesultanan Mataram. Ibunya bernama Ratu Mas
Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati. Ketika menjabat sebagai
Adipati Anom (putra mahkota), Mas Jolang menikah dengan Ratu Tulungayu
putri dari Ponorogo. Namun perkawinan tersebut tidak juga dikaruniai putra,
kemudian menikah lagi dengan Dyah Banowati putri Pangeran Benawa raja
Pajang. Dyah Banowati yang kemudian bergelar Ratu Mas Hadi melahirkan
Raden Mas Rangsang dan Ratu Pandansari (kelak menjadi istri Pangeran
Pekik). Empat tahun setelah Mas Jolang naik takhta, ternyata Ratu Tulungayu
melahirkan seorang putra bernama Raden Mas Wuryah alias Adipati
Martapura. Padahal saat itu jabatan adipati anom telah dipegang oleh Mas
Rangsang. Pada tahun 1610 melanjutkan usaha ayahnya, yaitu menaklukkan
Surabaya, musuh terkuat Mataram. Serangan-serangan yang dilakukannya
sampai akhir pemerintahannya tahun 1613 hanya mampu memperlemah
perekonomian Surabaya namun tidak mampu menjatuhkan kota tersebut.
Serangan pada tahun 1613 sempat menyebabkan pos-pos VOC di Gresik dan
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
24
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
25
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
26
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
27
Buddha dengan Islam. Upacara Grebeg yang bersumber pada pemujaan roh
nenek moyang berupa kenduri gunungan yang merupakan tradisi sejak zaman
Majapahit dijatuhkan pada waktu perayaan hari besar Islam, sehingga muncul
Grebeg Syawal pada hari raya idul Fitri.; Grebeg Maulud pada bulan Rabiulawal.
Hitungan tahun yang sebelumnya merupakan tarikh Hindu yang didasarkan pada
peredaran matahari (tarikh Samsiah) dan sejak tahun 1633 diubah menjadi
tarikh Islam yang berdasarkan pada peredaran bulan (tarikh Kamariah). Tahun
Hindu 1555 diteruskan dengan perhitungan baru dan dikenal dengan Tahun Jawa.
Adanya suasana yang aman, damai dan tenteram, maka berkembang juga
Kesusastraan Jawa. Sultan Agung sendiri mengarang Kitab Sastra Gending yang
berupa kitab filsafat. Demikian juga muncul kitab Nitisruti, Nitisastra, dan
Astabrata yang berisi ajaran tabiat baik yang bersumber pada kitab Ramayana.
Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung.
Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau mengarang
Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan penanggalan tahun
Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan
dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.
Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung
merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan
itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan
untuk berperang.
Kerajaan Pajang
Pada abad ke-14 Pajang sudah disebut dalam kitab Negarakertagama
karena dikunjungi oleh Hayam Wuruk dalam perjalanannya memeriksa bagian
Barat. Antara abad ke-11 dan 14 di Jawa Tengah Selatan tidak ada Kerajaan
tetapi Majapahit masih berkuasa sampai kesana. Sementara itu, di Demak mulai
muncul Kerajaan kecil yang didirikan oleh tokoh-tokoh beragama Islam. Namun,
sampai awal abad ke-16 kewibawaan raja Majapahit masih diakui. Baru pada
akhir abad ke 17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di Kartasura menulis
seluk beluk asal usul raja-raja Mataram dmana Pajang dilhat sebagai
pendahulunya. Pajang sendiri sebagai kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618
yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah ladangnya oleh pasukan-pasukan
dari Mataram karena memberontak. Di bekas kompleks keraton Raja Pajang yang
dikubur di Butuh banyak ditemukan sisa-sisa keramik asal negeri Cina. Ceritera
mengenai sejarah Pajang malah termuat dalam kitab Babad Banten yang
menyebutkan Ki Andayaningrat berputera 2 orang yaitu, Kebo Kenanga dan Kebo
Kanigara. Meskipun Majapahit ambruk pada tahun 1625, Pengging dibawah Kebo
Kenanga berdaulat terus hingga pertengahan abad ke-16. untuk menundukkan
pengging Raja Demak memanfaatkan jasa Ki Wanapala dan Sunan Kudus,
dengan cara pendahuluan berupa adu kekuatan ngelmu. Dua tahun kemudian,
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
28
Jaka
Letak geografis
Terletak
di
daerah
Kartasura,
dekat
Surakarta/Solo, Jawa Tengah.
Kehidupan politik
Setelah
Sultan
Trenggono meninggal, Demak dilanda
perang
saudara antara Pangeran Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar
Sedo Lepen (adik Trenggono) dan dimenangkan Prawoto. Aryo Penangsang, anak
Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima kematian ayahnya. Kemudian Aryo
Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan keluarganya. Pangeran Prawoto
mempunyai putra benama Arya Pangiri. Dengan bantuan Joko Tingkir (adik ipar
Trenggono), Arya Pangiri membalas kematian ayahnya. Kemudian Joko Tingkir
naik takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang pada 1552. Joko
Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya.
Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang disahkan oleh Sunan Giri dan
mendapat pengakuan pea adipati di Jawa. Saat itu Demak hanya sebagai daerah
kecil yang dipimpin Arya Pangiri. Di antara pengikut Adiwijaya yang dianggap
berjasa adalah Kyai Gede Pemanahan. Kyai ini diberi hadiah tanah pemukiman di
Mataram (Kota-Gede, Yogyakarta). Kyai Gede Pemanahan dianggap sebagai
perintis berdirinya kerajaan Mataram Islam. Kyai Gede Pemanahan meninggal
pada 1575 dan diganti putranya yang benama Sutawijaya. Joko Tingkir wafat
pada 1582 dan digantikan putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama
kemudian Pangeran Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari
Demak). Kerajaan Pajang kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak
disukai rakyat sehingga timbul perlawanan yang dipimpin Pangeran Benowo
yang dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Sutawijaya menjadi
raja pertama di Kerajaan Mataram.
Kehidupan ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di
Kartasura, ada kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana
bupati Surabaya. Pada masa itu seluruh Jawa Timur kompak dalam mendukung
kerjasama antara PakuBuwono 1 dan Jayengrana.
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian sehingga menjadi
lumbung beras dalam abad ke-16 dan 17. Lokasi pusat kerajaaan Pajang ada di
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
29
dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke dua-duanya
bermata air di lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi berjalan
lancar karena air tanah di sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga
pertanian di Pajang maju.
Di zaman Kerajaan Demak baru muncul, Pajang telah mengekspor beras
dengan mengangkutnya melalui perniagaan yang berupa Bengawan Sala. Sejak
itu Demak sebagai negara maritim menginginkan dikuasainya lumbung-lumbung
beras di pedalaman yaitu Pajang dan kemudian juga mataram, supaya dengan
cara demikian dapat berbentuk negara ideal agraris maritime.
Kehidupan sosial budaya
Pada zaman Pakubuwono I dan Jayanegara bekerja sama untuk
menjadikan Pajang semakin maju dibidang pertanian sehingga Pajang menjadi
lumbung beras pada abad ke-16 sampai abad 17, kerja sama tersebut saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kehidupan rakyat Pajang mendapat
pengaruh Islamisasi yang cukup kental sehingga masyarakat Pajang sangat
mengamalkan syariat Islam dengan sungguh-sungguh.
Faktor kemajuan
1. Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
2. Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
3. Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara
lambat lau dikenal di pedalaman Jawa.
Faktor kemunduran
Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan
Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus
berhasil naik takhta tahun 1583.
Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam
terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuat
Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin. Pada tahun
1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang.
Meskipun pada tahun 1582 Sutawijaya memerangi Sultan Hadiwijaya, namun
Pangeran Benawa tetap menganggapnya sebagai saudara tua.
Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan
kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak.
Pangeran Benawa kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga. Pemerintahan
Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang
menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan
Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Baning, adik
Sutawijaya. Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan Mataram di mana ia
sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
30
Kerajaan Cirebon
Letak geografis
Terletak di Pantai Utara Jawa Barat dan menjadi kerajaan Islam pertama di
Jawa Barat.
Kehidupan politik
Sumber-sumber
setempat
menganggap
pendiri
Cirebon
adalah
Walangsungsang, namun orang yang berhasil meningkatkan statusnya menjadi
sebuah kesultanan adalah Syarif Hidayatullah yang oleh Babad Cirebon
dikatakan identik dengan Sunan Gunung Jati (Wali Songo). Sumber ini juga
mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah keponakan dan pengganti
Pangeran Cakrabuana. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga
Banten. Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah kerajaan Islam, Sunan
Gunung Jati berusaha mempengaruhi kerajaan Pajajaran yang belum menganut
agama Islam. Ia mengembangkan agama ke daerah-daerah lain di Jawa Barat.
Setelah Sunan Gunung Jati wafat (menurut Negarakertabhumi dan Purwaka
Caruban Nagari tahun 1568), dia digantikan oleh cucunya yang terkenal dengan
gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Pada masa pemerintahannya,
Cirebon berada di bawah pengaruh Mataram. Kendati demikian, hubungan kedua
kesultanan itu selalu berada dalam suasana perdamaian. Kesultanan Cirebon
tidak pernah mengadakan perlawanan terhadap Mataram. Pada tahun 1590, raja
Mataram , Panembahan Senapati, membantu para pemimpin agama dan raja
Cirebon untuk memperkuat tembok yang mengelilingi kota Cirebon. Mataram
menganggap raja-raja Cirebon sebagai keturunan orang suci karena Cirebon
lebih dahulu menerima Islam. Pada tahun 1636 Panembahan Ratu berkunjung ke
Mataram sebagai penghormatan kepada Sultan Agung yang telah menguasai
sebagian pulau Jawa. Panembahan Ratu wafat pada tahun 1650 dan digantikan
oleh putranya yang bergelar Panembahan Girilaya. Keutuhan Cirebon sebagai
satu kerajaan hanya sampai pada masa Panembahan Girilaya (1650-1662).
Sepeninggalnya, sesuai dengan kehendaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh
dua putranya, Martawijaya (Panembahan Sepuh) dan Kartawijaya (Panembahan
Anom). Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan dengan gelar
Syamsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin Kesultanan Kanoman
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
31
Faktor kemajuan
1. Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
2. Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang kegiatankegiatan sastra yang sangat memikat perhatian.
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
32
Faktor kemunduran
1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon
menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi
VOC.
2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan
kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan
kedudukan VOC semakin kokoh.
3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa
Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC.
Kerajaan Makassar/Gowa-Tallo
Letak geografis
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar.
Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Secara geografis Sulawesi
Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran
perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan
para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur maupun para
pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti
ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan
berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.
Kehidupan politik
Makassar tumbuh menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur.
Hal ini disebabkan letak Makassar yang strategis dan menjadi bandar
penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku. Lemahnya pengaruh HinduBuddha di kawasan ini menyebabkan nilai-nilai kebudayaan Islam yang dianut
oleh masyarakat di Sulawesi Selatan menjadi ciri yang cukup menonjol dalam
aspek kebudayaannya. Kerajaan Makassar mengembangkan kebudayaan yang
didasarkan atas nilai-nilai Islam dan tradisi dagang. Berbeda dengan kebudayaan
Mataram yang bersifat agraris, masyarakat Sulawesi Selatan memiliki tradisi
merantau. Keterampilan membuat perahu phinisi merupakan salah satu aspek
dari kebudayaan berlayar yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
Islam masuk ke daerah Makassar melalui pengaruh Kesultanan Ternate
yang giat memperkenalkan Islam di sana. Raja Gowa yang bernama Karaeng
Tunigallo selanjutnya masuk Islam setelah menerima dakwah dari Dato Ri
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
33
Bandang. Selanjutnya Karaeng Tunigallo memakai gelar Sultan Alaudin AwwalulIslam (1605-1638).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1654-1660), Kerajaan
Makassar mencapai puncak kejayaannya. Ia berhasil membangun Makassar
menjadi kerajaan yang menguasai jalur perdagangan di wilayah Indonesia
Bagian Timur. Pada masa Hasanuddin terjadi peristiwa yang sangat penting.
Persaingan antara Goa-Tallo (Makassar) dengan Bone yang berlangsung cukup
lama diakhiri dengan keterlibatan Belanda dalam Perang Makassar (1660-1669).
Bone merupakan wilayah kekuasaan Makassar yang dipimpin oleh Aru Palakka
(Arung Palakka) menawarkan kerjasama untuk membantu Belanda. Perang ini
juga disulut oleh perilaku orang-orang Belanda yang menghalang-halangi pelaut
Makassar membeli rempah-rempah dari Maluku dan mencoba ingin memonopoli
perdagangan.
Keberaniannya melawan Belanda membuat Sultan Hasanuddin dijuluki
Ayam Jantan dari Timur oleh orang-orang Belanda sendiri. Dalam perang ini
Hasanuddin tidak berhasil mematahkan ambisi Belanda untuk menguasai
Makassar. Dengan terpaksa, Makassar harus menyetujui Perjanjian Bongaya
(1667) yang isinya sesuai dengan keinginan Belanda, yaitu:
a) Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar;
b) Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar;
c) Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya berupa daerah di luar
Makassar;
d) Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.
Walaupun perjanjian sudah ditandatangani, tetapi Sultan Hasanuddin
tetap berjuang melawan Belanda. Setelah Benteng Sombaopu jatuh ke tangan
Belanda, Sultan Hasanuddin turun takhta. Kekuasaannya diserahkan kepada
putranya, Mappasomba. Belanda berharap Mapasomba dapat bekerja sama,
namun sebaliknya, ia meneruskan perjuangan ayahnya.
Rakyat Makassar marah atas keputusan Perjanjian Bongaya. Perlawanan
rakyat Makassar kian berkobar dan berlangsung hampir dua tahun. Banyak
pejuang Makassar pergi ke daerahdaerah lain, seperti Banten, Madura, dan
sebagainya guna membantu daerah-daerah bersangkutan dalam upaya
mengusir VOC. Pejuang tersebut di antaranya Karaeng Galesung, Monte Marano
yang membantu perjuangan rakyat di Jawa Timur.
Sementara itu Aru Palaka semakin leluasa untuk menguasai daerah
Soppeng dengan pengawasan dan pantauan dari VOC. Setelah perjuangan
rakyat Makassar benar-benar padam, Makassar pun jatuh ke tangan VOC secara
keseluruhan. Sebutan Makasar sebagai pusat perdagangan bebas, lenyap begitu
saja.
Kehidupan ekonomi
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
34
kapal
Makasar
Faktor kemajuan
1. Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang internasional.
2. Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
Faktor kemunduran
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
35
Kerajaan Ternate-Tidore
Secara geografis kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan
Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Letak tersebut sangat strategis dan penting
dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan Maluku
merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga dijuluki sebagai The
Spicy Island. Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia
perdagangan pada saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa
yang datang dan bertujuan ke sana. Melewati rute perdagangan tersebut agama
Islam meluas ke Maluku, seperti Ambon, Ternate, dan Tidore. Keadaan seperti ini
telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pada abad ke 14 Masehi, di Maluku Utara telah berdiri 4 kerajaan yaitu
Jailolo,Ternate, Tidore, dan Bacan. Masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang
kolano. Keempat kerajaan tersebut berasal dari satu keturunan, yaitu JAFAR
SADIK, seorang bangsa Arab keturunan Nabi Muhammad saw. Kemajuan Ternate
membuat iri kerajaan lainnya. Beberapa kali keempat kerajaan tersebut terlibat
perang memperebutkan hegemoni rempah-rempah.
Namun, akhirnya mereka dapat mengakhirinya dalam perundingan di
Pulau Motir. Dalam persetujan Motir ditetapkan Ternate menjadi kerajaan
pertama, Jailolo kedua, Tidore yang ketiga, dan Bacan yang keempat. Kerajaankerajaan di Maluku sangat akrab menjalin hubungan ekonomi dengan pedagang
Jawa sejak zaman Majapahit. Pedagang Maluku sering mengunjungi bandar
seperti Surabaya, Gresik, dan Tuban. Sebaliknya, pedagang Jawa datang ke
Maluku untuk membeli rempah-rempah. Hubungan kedua belah pihak ini sangat
berpengaruh terhadap proses penyebaran agama islam di Indonesia. Sejak abad
ke-13, Maluku sudah ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang Islam dari Jawa
dan Melayu. Seiring dengan ramainya perdagangan, berdatangan pula para
mubaligh dari Jawa Timur untuk mengajarkan agama Islam.Salah seorang
mubaligh yang berjasa menyiarkan agama islam di Maluku ialah Sunan Giri dari
Gresik, Jawa Timur.
Kerajaan Ternate merupakan kerajaan yang mendapatkan pengaruh Islam
dari para pedagang Jawa dan Melayu. Pusat pemerintahan Ternate terdapat di
Sampalu. Raja ternate yang pertama ialah Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Raja
Ternate yang terkenal ialah Sultan Harun. Hasil utama Ternate waktu itu ialah
cengkeh dan pala.Kehidupan politik
Kehidupan Politik
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Ternate
sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang
berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa Portugis masuk,
Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, hal ini dikarenakan Portugis
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
36
mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol memihak Tidore
akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan,
Paus turun tangan dan menciptakan Perjanjian Saragosa. Dalam perjanjian
tersebut bangsa Spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina,
sedangkan Portugis tetap berada di maluku. Raja pertama kerajaan ini adalah
Sultan Hairun. Setelah ia meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama
Sultan Baabullah.
Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah
benteng yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan Portugis
semakin lama di benci oleh rakyat dan
para penjabat
kerajaan Ternate. Oleh karena itu Sultan
Hairun secara
terang-terangan menentang
politik monopoli dari bangsa
Portugis. Sultan Baabullah
(Putra Sultan Hairun) bangkit
menentang
Portugis.
Tahun 1575 M Portugis
dapat dikalahkan dan
meninggalkan benteng.
Kehidupan ekonomi
Tanah di Kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak
menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat,
sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan
perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan.
Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian
masyarakat.
Kehidupan sosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk
menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga
ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah
mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat
kegiatan Fransiskus Xaverius. Sebagian dari daerah maluku terutama Ternate
sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang
perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk memancing
pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah
terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya
orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan
merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua
orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi
Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar
dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat. Keadaan ini
menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni
Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar, namun
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
37
KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
38