Вы находитесь на странице: 1из 11

Hubungan antara gizi remaja dengan kejadian dysmenore

Hubungan tingkat pengetahuan dan pendidikan remaja dengan kespro


Umur status gizi dgn dysmenore
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN
KEJADIAN DISMENORE
GAMBARAN hub antara Pendidikan dan gaya hidup pada kejadian PENDERITA
TERHADAP FAKTOR-FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK ) DM
Hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia keposyandu di
pkm keb
hubungan antara gaya hidup dan sikap remaja terhadap dismenore

Salah satu area penting dalam kesehatan remaja adalah kesehatan reproduksi
remaja. Kesehatan reproduksi remaja adalah upaya kesehatan reproduksi yang
dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam mewujudkan
kesehatan reproduksi pada remaja adalah status gizi. Asupan zat-zat gizi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan
antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi baik
itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Sulistyoningsih, 2012). Pada
remaja wanita pelu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid,
terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi
peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan
terjadi keluhan keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama
siklus haid (Proverawati, 2009).
Wanita normal setiap bulan secara periodik akan mengalami peristiwa reproduksi yang disebut
menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi
oleh sperma. Peristiwa itu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang
normal pasti akan mengalami proses ini, akan tetapi pada kenyataannya banyak wanita mengalami
masalah menstruasi diantaranya nyeri haid atau biasa disebut Dismenore (Laila, 2011).
Pada remaja wanita pelu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid,
terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi
peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan
terjadi keluhan keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama
siklus haid (Proverawati, 2009).

Bagi sebagian wanita, menstruasi dapat membuat rasa cemas karena disertai
rasa nyeri ketika menstruasi tiba. Kondisi ini di kenal dengan nyeri
menstruasi atau dismenorea, yaitu nyeri menstruasi yang memaksa wanita
untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya

aktifitas sehari-hari (bahkan, kadang bisa membuat lemas tidak berdaya)


(Proverawati dan Misaroh, 2009; h.82-83).
Menurut survei yang dilakukan Anastasia venny yustiana (2009) di SLTPN 21 dan SLTP PL
Bintang Laut Surakarta, di dapat bahwa siswi kelas 1 dengan perincian 16 siswi gizi kurang, 20
siswi gizi normal, dan 4 siswi gizi lebih.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 april 2011 terhadap 20
remaja putri di SMA Islam Al-Hikmah Jepara, didapatkan 15 remaja putri yang mengalami nyeri
haid saat menstruasi dan 2 remaja putri diantaranya dengan status gizinya normal, dan 13 remaja
putri status gizi kurang, sedangkan 5 remaja putri yang tidak mengalami nyeri haid dengan status
gizi kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa antara teori dan kenyataan yang ada dilahan berbeda, karena sesuai
teori status gizi yang kurang akan mempengaruhi pada gangguan haid, sedangkan dari studi
pendahuluan di dapatkan remaja putri yang tidak mengalami nyeri haid, status gizinya kurang.
Fenomena yang terjadi diatas, membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Dismenorea Remaja Putri Kelas X Di Sma Islam AlHikmah Jepara ..
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan,
apakah ada Hubungan antara Status Gizi Dengan Kejadian Dismenorea Remaja Putri Kelas X Di
Sma Islam Al-Hikmah Jepara ?.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri kelas X di
SMA Islam Al-Hikmah Jepara.
D. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada remaja putri kelas X di SMA Islam Al-Hikmah
Jepara tentang hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Konsep Dasar Remaja
a. Pengertian
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa
yang akan datang ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas
menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja
yang sehat merupakan remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk
menilai keadaan remaja.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak- anak ke masa dewasa. Masa ini sering
disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga
istilah adolesens. Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan
perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak
ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekan
pada perubahan psikologi atau kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004)
(Poltekes Depkes, 2011; h.1).
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja lebih konseptual. Dalam definisi
tersebut dikemukakan 3 kriteria yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi. Remaja adalah
suatu masa dimana:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai ia mencapai kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa.
3) Terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada yang relatif mandiri
(Sarwono, 2010; h. 11-12).
Ditinjau dari kesehatan WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja.
Selanjutnya WHO menyatakan walaupun definisi di atas didasarkan pada usia kesuburan wanita,
batasan tersebut berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia tersebut dalam 2
bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun (Sarwono, 2010; h.12).
Sementara itu definisi remaja untuk masyarakat Indonesia adalah menggunakan batasan usia 1124 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak
(kriteria fisik).
6 Sementara itu definisi remaja untuk masyarakat Indonesia adalah menggunakan batasan usia
11-24 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak
(kriteria fisik).
6

2) Banyak masyarakat indonesia usia dianggap akil-balik, baik menurut adat maupun agama,
sehingga masyarakat tidak, lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).
3) Usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan, jiwa seperti tercapainya
identitas diri (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan
tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria psikologis).
4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi peluang bagi mereka
yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua.
5) Definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan masih sangat
penting di masyarakat kita secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapa
pun dianggap dan diperlakukan sebagai. orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun
kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu definisi Remaja disini dibatasi khusus untuk
yang belum menikah.

2) Banyak masyarakat indonesia usia dianggap akil-balik, baik menurut adat maupun agama,
sehingga masyarakat tidak, lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).
3) Usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan, jiwa seperti tercapainya
identitas diri (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan
tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria psikologis).
4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi peluang bagi mereka
yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua.
5) Definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan masih sangat
penting di masyarakat kita secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapa
pun dianggap dan diperlakukan sebagai. orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun
kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu definisi Remaja disini dibatasi khusus untuk
yang belum menikah.
(Sarwono, 2006; h. 18-19)
Para ahli klasik berpendapat bahwa perkembangan individu melalui fase- fase tertentu yang
mempunyai spesifikasi tertentu. Masa remaja merupakan masa perkembangan kematangan fisik
(early adolescence), kemudian diikuti masa kematangan emosi (second adolesceace) dan diakhiri
oleh perkembangan intelek. Klasifikasi ini adalah klasifikasi aristoteles. Klasifikasi ini sangat
mempengaruhi ahli-ahli pada masa modern, antara lain:
1) Vives
Proses belajar melalui taraf-taraf perkembangan pendirian, perkembangan ingatan dan khayalan
dan diakhiri oleh perkembangan pikiran. Oleh karena itu masa remaja adalah masa
perkembangan pikiran secara pesat.
2) Comenius
Berpendapat bahwa belajar itu melalui proses perkembangan pendirian, ingatan dan khayal,
pikiran dan pertimbangan, diakhiri oleh perkembangan kemauan. Masa remaja ini adalah masa
perkembangan pikiran dan pertimbangan dan kemauan yang sangat pesat.
3) Rousseau
Menghubungkan perkembangan individu dengan perkembangan peradapan manusia dan ia
menegaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu dan keadaan hidup mempunyai
suatu proses penyempurnaan dan pematangan diri secara sendiri- sendiri.
(panuju & umami, 2005; h. 17-18).
b. Ciri-ciri masa remaja
7

Menurut Harlock (1994) mengemukakan berbagai ciri dari remaja sebagai berikut:
1) Masa remaja adalah masa peralihan.
Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya atau secara
berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang
dewasa. Masa ini merupakan masa strategis karena memberi waktu kepada remaja untuk
membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang sesuai
dengan yang diinginkan.
2) Masa remaja adalah masa terjadi perubahan.
Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, peran, minat, pola
perilaku (perubahan sikap menjadi ambivalen).
3) Masa remaja adalah masa yang penuh masalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Hal ini terjadi karena remaja belum
terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
4) Masa remaja adalah masa mencari identitas.
Identitas diri dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran dirinya di
masyarakat.
5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak dipercaya,
cenderung berperilaku rusak sehingga, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan
mengawasi kehidupan remaja. Hal ini membuat masa peralihan dari remaja ke dewasa menjadi
sulit, karena orangtua yang memiliki pandangan seperti ini akan selalu mencurigai remaja.
Sehingga, menimbulkan pertentangan dan membuat jarak antara kedua orang tua dengan remaja.
6) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis.
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca matanya sendiri, baik dalam melihat
dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan
sebagaimana apa yang ia harapkan.
7) Masa remaja adalah ambang masa dewasa.
Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang berkembang dan berusaha
memberi kesan sebagai seorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku
yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.
(Poltekkes Depkes, 2010; h.66-67).
Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10 18 tahun. Tetapi
berdasarkan penggolongan umur, masa remaja 8

terbagi atas : masa remaja awal (10 13 tahun), masa remaja tengah (14 16 tahun ), masa
remaja akhir (17 19 tahun ) (Poltekes Depkes, 2010; h.1).
2. Statuz Gizi
Ilmu gizi merupakan (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan
dengan makanan dan di sisi lain berkaitan dengan tubuh manusia.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Dibedakan antara status gizi kurang, baik dan lebih (Almatsier, 2001).
Status gizi merupakan
Berat Badan (kg)
bagian penting dari
kesehatan seseorang.
Gizi yang kurang akan
mempengaruhi
pertumbuhan, fungsi
organ tubuh juga akan
menyebabkan
terganggunya fungsi
reproduksi. Hal ini
berdampak pada
gangguan haid termasuk
dismenorea, tetapi akan
membaik bila asupan
nutrisinya baik. Rumus
Indeks Massa Tubuh =
Tinggi Badan (m)
Status gizi perlu diperhatikan karena status gizi yang kurang dapat
mengakibatkan menstruasi lebih lambat dari yang seharusnya. Hal ini
dikemukakan oleh Riyadi (2003) yaitu remaja putri yang bergizi baik mempunyai
kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas
(prapubertas) dibandingkan dengan remaja yang kurang gizi.

Konsep Dasar Dismenorea


a. Pengertian
Dismenorea merupakan gangguan fisik yang berupa nyeri (kram perut). Dismenorea merupakan
nyeri sebelum, sewaktu, dan sesudah haid. Gangguan ini biasanya mulai terjadi pada 24 jam
sebelum terjadinya perdarahan menstruasi dan dapat terasa 24 36 jam. Kram tersebut terutama
dirasakan di daerah perut bagian bawah menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha. Pada
kasus dysmenorea berat nyeri kram dapat disertai dengan muntah dan diare (Andira, 2010; h. 3940).
Dismenorea atau dasar dari nyeri haid pada wanita merupakan suatu gejala dan bukan suatu
penyakit yang diakibatkan oleh hiperkontraktilitas uterus yang disebabkan oleh Prostaglandin.
Prostaglandin hanya dapat menimbulkan rasa nyeri, itu terjadi bila mana kadar progesteron dalam
darah rendah (Sarwono, 2006).
b. Klasifikasi Dismenorea

1) Dismenorea primer (spasmodik) : terjadi sejak pertama haid, biasanya tanpa ada kelainan alat
kandungannya. Biasanya dimulai pada saat seorang wanita berumur 2 3 tahun setelah menarche
dan mencapai puncaknya pada usia 15 25 tahun (Andira, 2010; h. 40).
2) Dismenorea sekunder : terjadi kemudian, dan biasanya disertai adanya kelainan. Dismenorea
ini sangat jarang terjadi. Biasanya terjadi pada wanita yang berusia sebelum 25 tahun dan dapat
terjadi pada 25 % wanita yang mengalami dismenorea (Andira, 2010; 40-41).
c. Penyebab dismenorea
1) Penyebab dismenorea primer
Peningkatan kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin (salah satu hormon di dalam
tubuh yang menyebabkan terjadinya kontraksi pembuluh pembuluh darah dan penurunan aliran
darah sehingga menyebabkan terjadinya proses iskhemia dan necrosis 10

pada sel sel dan jaringan. Nyeri semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari
lapisan rahim melewati serviks / leher rahim terutama bila salurannya sempit (Andira, 2010;
h.40).
2) Penyebab dismenorea sekunder
a) Endometriosis ( yaitu pertumbuhan jaringan dan dinding rahim pada daerah di luar rahim
seperti tuba fallopi atau ovarium )
b) Penyakit peradangan rongga dalam daerah kemaluan
c) Peradangan tuba fallopi
d) Perlengketan abnormal antara organ dalam perut
e) Pemakaian IUD
(Andira, 2010; h. 41)
d. Gejala dan Tanda Dismenorea
Gejala dan tanda dismenorea ini adalah : nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar ke
punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang dan timbul atau
sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada (Mirza, 2009; h. 126)
Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi serta mencapai puncaknya dalam
waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.sering disertai dengan sakit kepala, mual,
sembelit, diare, dan sering berkemih. Kadang kadang sampai terjadi muntah.
(Andira, 2010; h. 126).
1) Klasifikasi Gejala Dismenorea
a) Dismenorea Primer
Rasa nyeri murni karena proses kontraksi rahim tanpa disertai penyakit dasar. Dismenorea primer
biasanya nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.
Cirinya terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi pertama (menarche). Rasa nyeri
timbul sebelum menstruasi, atau di awal menstruasi, dan berlangsung beberapa jam atau beberapa
kemudian. Dismenorea primer ini kadang dapat disertai mual, muntah, sakit kepala, atau diare.
b) Dismenorea Sekunder
Rasa nyeri tersebut disebabkan proses menstruasi dan produksi prostaglandin secara alami. Ciri
yang khas pada dismenorea sekunder yaitu nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari-hari
menstruasi selanjutnya.
(Proverawati dan Misaroh, 2009 ; h.85-87).
e. Penatalaksanaan dismenorea
Untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi :
1) Obat anti peradangan seperti asam mefenamat. Obat ini sangat efektif jika diminum 2 hari
sebslum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari ke 1 2 menstruasi
2) Terapi bahan alami dan pola hidup sehat :
a) Asupan gizi seimbang
b) Istirahat yang cukup
c) Relaksasi (yoga) dapat menanggulangi sakit
11

d) Olahraga teratur (terutama berjalan)


e) Kompres air hangat di daerah perut jika nyeri terasa
f) Menggosok perut secara perlahan dengan tangan hingga terasa hangat
(Amalia, 2010; h. 49).
5. Faktor Faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea
a. Faktor kejiwaan
Pada remaja yang secara emosional belum stabil jika tidak mendapat penerangan yang baik dan
benar tentang proses menstruasi sehingga mudah untuk timbul terjadinya dismenorea (Sarwono,
2006; h. 230).
b. Faktor konstitusi
Faktor konstitusi ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, seperti kondisi fisik lemah,
anemia, penyakit menahun dan lain sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea
(Sarwono, 2006; h. 230).
c. Faktor endokrin
Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim (uterus) yang berlebihan (Proverawati
dan Misaroh, 2009 ; h. 87).
d. Faktor Aktifitas
Emosional yang tertekan dan suasana hati yang murung akan mempengaruhi aliran darah dapat
mempengaruhi terjadinya nyeri (dismenorea). Nyeri menstruasi ini yang memaksa wanita untuk
istirahat atau yang berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari
(bahkan, kadang bisa membuat nglimpruk tidak berdaya) (Proverawati dan Misaroh, 2009; h.8283).
e. Faktor Status Gizi
Status gizi yang kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ
tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak pada
gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik (Paath, 2004; h. 70).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan
cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
haid. Pada saat haid fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi.
Dan bila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan
yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid (Paath, 2004;
h.70-71).

Sementara itu definisi remaja untuk masyarakat Indonesia adalah menggunakan batasan usia 1124 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan sebagai berikut:
Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai
tampak (kriteria fisik).
Banyak masyarakat indonesia usia dianggap akil-balik, baik menurut adat maupun agama,
sehingga masyarakat tidak, lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria
sosial).
Usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan, jiwa seperti
tercapainya identitas diri (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan

psikoseksual dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria


psikologis).
Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi peluang bagi mereka
yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua.
Definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan masih
sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada
usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai. orang dewasa penuh, baik secara
hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu definisi Remaja disini
dibatasi khusus untuk yang belum menikah.

Вам также может понравиться