Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama
Stambuk
Kelompok
Kelas
Asisten
: NURMIATI RAMLI
: 150 2012 0011
: II (DUA)
: 51
: LA HAMIDU S.Farm
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat Kromatografi adalah suatu alat umum yang digunakan
untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas
partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun
cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan.
Penemu
Alat
Kromatografi
pada
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
memerlukan tekanan yang tinggi agar laju alir menjadi besar. Sekarang
ini telah ditemukan alat kromatografi cair yang digunakan dalam
kondisi vakum, sehingga lebih cepat dan evisien, alat ini disebut
kromatografi vakum cair (KVC).
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan
senyawa-senyawa
metabolit
sekunder
melalui
metode
isolasi
menggunakan KVC.
C. Maksud dan Tujuan Praktikum
1. Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini adalah mendapatkan
senyawa-senyawa metabolit sekunder melalui metode isolasi
menggunakan KVC.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan
senyawa-senyawa metabolit sekunder melalui metode isolasi
menggunakan KVC.
D. Prinsip Praktikum
Prinsip kerja dari Kromatografi Cair Vakum (KCV) adalah
adsorpsi atau serapan, sedangkan pemisahannya didasarkanp ada
senyawa-senyawa yang akan dipisahkan terdistribusi di antara fasa
diam dan fasa gerak dalam perbandingan yang berbeda-beda
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi
Suction
Column
atau
vacuum
liquid
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
senyawa
vakum
cair
metabolit
dilakukan
sekunder
untuk
secara
memisahkan
kasar
dengan
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
kolom
dihisap
sampai
kering
pada
setiap
pengumpulan fraksi.
f. Setiap perbandingan eluen ditampung di dalam wadah yang sama.
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PRAKTIKUM
Gambar hasil isolasi dengan Metode Kromatografi Cair Vakum
(KCV).
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
B. PEMBAHASAN
Kromatografi adalah pemisahan berdasarkan distribusi dua fase
yaitu fase diam dan fase gerak. Salah satu contoh kromatografi adalah
kromatografi vakum cair (KVC) dan kromatografi gas (KG). Perbedaan
dari kedua kromatografi ini yaitu pada proses kromatografi gas itu
menggunakan gaya grafitasi untuk menarik sampel artinya sampel akan
keluar dengan sendirinya atau tanpa paksaan. Sedangkan kromatografi
vakum cair sampel itu dipaksa atau dihisap dengan menggunakan silang
dan tanpa tekanan dalam kondisi vakum.
Pada KVC, fase diamnya menggunakan silika gel yang diletakkan
di dalam kolom kromatografi. Pada mulanya silika gel masih belum aktif,
dan untuk mengaktifkannya sebaiknya setelah dicampurkan dengan nheksana lalu dipanaskan pada suhu diatas 45 oC. Namun, pada percobaan
ini tidak dilakukan pemanasan. Ada dua cara melapisi kolom dengan silika
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
gel yaitu proses basah dan proses kering. Proses basah yaitu silika gel
ditambahkan dengan n-heksana hingga berbentuk seperti bubur, lalu
dituangkan kedalam kolom, dan dihisap pelarutnya dengan mesin vakum,
dan dihentikan sampai panjang kolom sesuai dengan yang diinginkan,
maka diperoleh silika gel yang padat pada kolom. Yang kedua proses
kering yaitu memasukkan silika gel yang dalam bentuk padat langsung
kekolom lalu dipadatkan. Pada percobaan ini, pembuatan kolom dengan
silika gel dilakukan dengan cara proses basah. Pada saat silika gel
dicampurkan dengan n-heksana terlihat bahwa kedua senyawa ini tidak
bercampur, hal ini dikarenakan n-heksana dan silika gel berbeda
kepolarannya, yaitu n-heksana merupakan non polar dan silika gel polar.
Adapun KVC ini merupakan pemisahan fraksi berdasarkan
pelarutnya.
Agar
fraksi
tertentu
turun,
maka
harus
ditingkatkan
kepolarannya dari non polar, sedikit polar, semi polar, agak polar sampai
100% polar, hal ini dikarenakan didalam sampel itu terdapat senyawa
yang berbeda kepolarannya. Untuk meningkatkan kepolaran pelarut
dilakukan perbandingan campuran pelarut, pada mulanya pelarut non
polar dicampur dengan pelarut semi polar dengan perbandingan tertentu,
dan sampai nanti pelarut semipolar dicampur dengan pelarut polar dengan
perbandingan tertentu. Sampel atau fraksi yang turun itu sesuai dengan
kepolaran pelarut yang digunakan. Bila pelarut yang digunakan adalah nheksana (non polar) maka fraksi yang akan turun adalah senyawa non
polar, sedangkan senyawa polar tidak turun karena tidak larut dengan
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
pelarut n-heksana. Sebelum fraksi itu diturunkan, kita akan melihat pitapita warna pada kolom kromatografi.
Dari percobaan ini didapatkan bahwa jumlah fraksi yang terbentuk
adalah 11 fraksi, kemudian fraksi tersebut di tampung dalam botol UC dan
ditutup menggunakan aluminium foil.
.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapatlah disimpulkan bahwa jumlah
fraksi yang terbentuk adalah 11 fraksi
B. Saran
Sebaiknya kerja sama antar praktikan lebih ditingkatkan lagi
agar praktikum berjalan lancar dan selesai tepat waktu.
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
DAFTAR PUSTAKA
Harris.1982. An Introduction to Chemical Analysis, Savders College
Publishing Philadelpia, Holt-Savders: Japan.
Heftmann, E. 1983. Steroids dalam Kromatograf. Fundamentals and
Aplication: Amsterdam.
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumentasi. IKIP
Semarang Press: Semarang.
Hostettmenn, K, dkk. 1986. Cara Kromatografi Preparatif. ITB: Bandung.
Kennedy,
John.
1990.
Analytical
Sounders College Publishin: New York.
Chemistry
Principles.
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
LAMPIRAN
Skema kerja
Dirangkai alat KCV
Dimasukkan ekstrak
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm
NURMIATI RAMLI
150 2012 0011
LA HAMIDU S.Farm