Вы находитесь на странице: 1из 11

BATUAN DAN MINERAL

Posted on 23 Desember 2012 by emhyl26

A. Batuan dan Mineral


Batuan adalah suatu massa mineral yang dapat terdiri atas satu jenis
mineral atau lebih.
Mineral adalah adalah suatu bahan atau unsur kimia, atau gabungan
beberapa unsur kimia sebagai hasil proses alam, bersifat homogen dan
mempunyai susunan atau rumus kimia tertentu.

B. Penggolongan batuan:
1. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma.
Magma adalah massa batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi
(1000o-2000oC).
Magma berada di dalam bumi yang disebut dapur magma. Letak kedalaman,
volume dan sifat-sifat dapur magma bermacam-macam. Magma umumnya
mengandung bermacam-macam gas. Gas-gas yang ada di dalam magma
mempunyai energi yang besar sehingga mendorong magma ke atas hingga
kadang-kadang sampai ke permukaan bumi, seperti yang terjadi gunungapi
yang aktif, seperti di G. Merapi. Di Puncak G. Merapi terdapat kubah lava
yang merupakan hasil pembekuan magma berkomposisi andesit.
Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya
karena ada kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui atau
diterobos.
Berdasar tempat terjadinya proses pembekuan, batuan beku dipilahkan
menjadi 2 kelompok, yaitu batuan beku dalam dan batuan beku luar.

Gambar 1. Berbagai macam tubuh batuan beku berdasar atas letaknya

Gambar 2. Siklus terbentuknya berbagai jenis batuan


a. Batuan beku dalam (intrusive rocks)
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang
membeku di dalam bumi. Batuan beku dalam ada berberapa macam bentuk,
yaitu batolit, lakolit, diatrema, gang, dan urat.
Batolit dan lakolit dapat berukuran sangat besar, seperti gunung atau bukit.
Batolit, diatrema dan gang menerobos lapisan-lapisan batuan yang sudah
ada, sedang lakolit mengangkat lapisan-lapisan batuan yang sudah ada.
Batuan beku dalam umumnya mempunyai struktur granitis, yaitu suatu
struktur batuan yang terdiri atas mineral-mineral berukuran besar karena
karena proses pembekuannya relatif lambat sehingga kristal-kristalnya dapat
berkembang baik. Batuan beku dalam yang sangat terkenal adalah granit.
b. Batuan beku luar (extrusive rocks)

Batuan beku luar/ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi dari magma
yang membeku di permukaan/luar bumi. Magma yang mengalir ke
permukaan bumi melalui lubang kawah gunungapi disebut lava. Magma
yang keluar permukaan bumi masih mempunyai suhu yang tinggi yaitu
800ohingga 1200o C. Selain lava yang terbentuk secara efusif (mengalir) ada
batuan beku luar yang terbentuk secara eksplosif (letusan) yang
menghasilkan batuan piroklastik yang berukuran sangat halus berupa abu
volkanik sampai dengan ukuran yang kasar, yaitu lapili (ukuran kedelai)
hingga bomb yang mencapai diameter sampai beberapa puluh cm.
Batuapung merupakan salah satu batuan piroklastik yang sangat terkenal,
berkomposisi gelas volkanik yang berkomposisi SiO2 amorf. Batuan beku luar
mempunyai ukuran kristal yang kecil hingga amorf karena proses
pembekuan magma berlangsung sangat cepat. Obsidian merupakan salah
satu contoh batuan ekstrusif yang proses pembekuannya sangat cepat
sehingga tidak terbentuk kristal (amorf).
2. Batuan sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan,
erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik
batuan beku, sediment maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang
terbentuk melalui proses-proses ini dinamakan batuan sdimen klastik. Selain
batuan sediment klastik ada batuan sediment non klatik yaitu batuan
sediment yang terbentuk dari unsur-unsur organisme ataupun kimiawi,
misalnya garam dapur terjadi karena proses penguapan, batugamping koral
terbentuk karena organisme moluska.
Batuan sediment klastik yang sangat terkenal antara lain batupasir,
batulempung. Batuan sediment non klastk yang sangat terkenal antara lain
batugamping, garam dapur dan batu gips.
3. Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari
batuan yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat
tinggi dalam waktu yang cukup lama. Batuan metamorf dapat berasal dari
batuan beku, batuan sediment maupun batuan metamorf sendiri.

Batuan metamorf yang sangat terkenal antara lain : marmer (merupakan


ubahan dari batugamping), batusabak (merupakan hasil ubahan dari
batulempung) dan kwarsit (merupakan ubahan dari kwarsa).
C. Mineral
Mineral adalah benda alam yang bersifat homogen dan mempunyai sifat fisik
dan kimia tertentu. Sifat fisik mineral antara lain : warna, cerat, kilap,
kekerasan, belahan, pecahan, berat jenis, struktur dan sifat optik. Sifat kimia
mineral antara lain kandungan unsur atau senyawa kimia.
Mineralpembentuk batuan dikelompokkan menjadi :
1.
Mineral utama
2.
Mineral tambahan
3.
Mineral penyerta
Mineral utama sebagai penyusun utama batuan antara lain : kuarsa (SiO2),
felspar (ortoklas KalSiO2 dan plagioklas (Na,Ca) AlSi3O8) , mika (muskovit
KAl2(OH)2(AlSi3O10) dan biotit K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10) ), amfibol
(Ca2(MgFeAl)3(OH)2(SiAl14O11)2, piroksen (Ca (MgFe)(SiO3)2((AlFe)2O3), olivin
(FeMg)2SiO4), kalsit (CaCO3), grafit (C).
Mineral tambahan merupakan mineral yang berfungsi sebagai tambahan,
berasal dari hasil pelapukan atau metamorfose, antara lain klorit (Mg5(AlFe)
(OH)8(AlSi4O10) yang berasal dari metamorfose mineral biotit, amfibol, dan
piroksen.
Mineral penyerta berfungsi sebagai penyerta di dalam batuan, terdapat
dalam jumlah sangat sedikit di dalam batuan, antara lain magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3).
Daftar Pustaka
Penuntun Praktikum.2012PetrologiUMI;Makassar
Doddy Setya Graha, 1987, Batuan dan Mineral, Nova, Bandung
Penuntun Praktikum.2011Geologi FisikUMI;Makassar

Batubara
Pengertian Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen
yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk
melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untukbituminus dan
C240H90O4NS untuk antrasit.

Gambar 1
Rumus Bangun Batubara (USGS, 2012)
Reaksi pembentukan batubara dapat diperlihatkan sebagai berikut :
5(C6H10O5) menjadi C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO
Cellulosa

lignit gas metana air

2.5. Materi Pembentuk Batubara


Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk
batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
a. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara
dari perioda ini.
b. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara
dari perioda ini.
c. Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di
Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh
di iklim hangat.
d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual,
biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi.
Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris danglossopteris adalah penyusun utama batubara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.

e. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji,
jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibandinggimnospermae sehingga, secara umum,
kurang dapat terawetkan.
2.6. Ganesa Batubara
a. Batubara

adalah

sedimen

(padatan)

yang

dapat

terbakar,

terbentuk

dari

sisa

tumbuhan

yang terhumifikasi, berwarna coklat sampai hitam yang selanjutnya terkena proses fisika dan kimia yang
berlangsung selama jutaan tahun hingga mengakibatkan pengkayaan kandungan C (Wolf, 1984 dalam
Anggayana 2002).
b. Cook (1999) menerangkan bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan yang terakumulasi
menjadi gambut yang kemudian tertimbun oleh sedimen, setelah pengendapan terjadi peningkatan
temperatur dan tekanan yang nantinya mengontrol kualitas batubara.
c. Pembentukan tanaman menjadi gambut dan batubara melalui dua tahap, yaitu tahap diagenesa gambut
(peatilification) dan tahap pembatubaraan (coalification). Tahap diagenesa gambut disebut juga dengan
tahap biokimia dengan melibatkan perubahan kimia dan mikroba, sedangkan tahap pembatubaraan
disebut juga dengan tahap geokimia atau tahap fisika-kimia yang melibatkan perubahan kimia dan fisika
serta batubara dari lignit sampai antrasit (Cook, 1982).
d. Ditinjau dari cara terbentuknya, batubara dapat dibedakan menjadi batubara ditempat (insitu) dan
batubara yang bersifat apungan (drift). Batubara ditempat terbentuk di tempat tumbuhan itu terbentuk,
mengalami proses dekomposisi dan tertimbun dalam waktu yang cepat, batubara ini dicirikan dengan
adanya bekasbekas akar pada seat earth serta memiliki kandungan pengotor yang rendah, sedangkan
batubara apingan terbentuk dari timbunan material tanaman yang telah mengalami perpindahan
selanjutnya terdekomposisi dan tertimbun, pada batubara ini tidak dijumpai bekas-bekas akar pada seat
earth dan memiliki kandungan pengotor yang tinggi.
e. Diessel (1992, dalam Mendra, 2008) menyatakan enam parameter yang mengendalikan pembentukan
endapan batubara, yaitu: adanya sumber vegetasi, posisi muka air tanah, penurunan yang terjadi dengan
pengendapan, penurununan yang terjadi setelah pengendapan, kendali lingkungan geoteknik endapan
batubara dan lingkungan pengendapan terbentuknya batubara.

Gambar 2

Proses Terbentuknya Batubara


Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Periode)
dikenal sebagai zaman batubara pertamayang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang
lalu. Kualitas dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah
menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula
batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas organikrendah.
Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan
konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara. Berikut ini ditunjukkan contoh analisis dari
masingmasing unsur yang terdapat dalam setiap tahapan pembatubaraan.
Tabel I
Contoh Analisis Batubara (daf based)

2.7. Sifat Umum Batubara


Batubara termasuk salah satu bahan bakar untuk pembangkit energi selain gas bumi dan
minyak bumi. Batubara merupakan bahan padat yang heterogen dan terdapat dialam, dengan peringkat
yang bervariasi, yaitu lignit, sub-bituminus, bituminousdan antrasit.
Sifat umum batubara sesuai peringkat menurut Mc. Milan Morgan dan Murray
1. Sifat batubara jenis antrasit, dengan ciri-ciri:
a. Berwarna hitam mengkilat dan kompak
b. Kandungan air sangat rendah
c. Kandungan sulfur sangat rendah
d. Kandungan abu (Ash) sangat rendah
e. Nilai kalori sangat tinggi, dengan kandungan kadar karbon sangat tinggi lebih dari 90%.
2. Sifat batubara jenis sub-bituminus dan bituminous dengan ciri-ciri:
a. Warna hitam mengkilat dan tidak kompak atau kurang kompak
b. Kadar zat terbang (volatile matter) 30%-40% dan mudah teroksidasi

c. Kandungan sulfur rendah


d. Kandungan air rendah
e. Kandungan abu rendah
f. Nilai kalori tinggi
g. Mudah terbakar dengan nyala api kuning
h. Berat jenis relatif dingin
3. Sifat batubara jenis lignit (brown coal), dengan ciri-ciri:
a. Warna hitam kecoklatan sangat rapuh atau sangat rendah
b. Nilai karbon rendah serta kandungan karbonya sedikit
c. Kandungan air tinggi
d. Kandungan abu banyak
e. Kandungan sulfur banyak
f. Volatil matter tinggi

4. Sifat batubara jenis peat (gambut) merupakan peringkat rendah dengan ciri-ciri:
a. Kandungan air tinggi walaupun sudah dilakukan pengeringan
b. Nilai kalorinya rendah
c. Kandungan zat terbang (Volatil matter) tinggi
d. Mempunyai kadar karbon yang sangat rendah
e. Nyalanya berasap
3.5. Kualitas Batubara
Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboraturium, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Analisa Proksimat
Yaitu analisa yang digunakan untuk memberikan data mengenai batubara, antara lain pengukuran
kandungan moisture, kandungan abu (Ash), zat terbang (volatil matter) dan Carbon I (fixed carbon).
2. Analisa Ultimate
Yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui komponen pembentuk batubara, terutama untuk
parameter atau unsur karbon (C), Hidrogen (H), Sulfur (S),Nitrogen (N) serta kandungan Oksigen (O) dari
batubara terebut.
Kualitas batubara diperlukan untuk menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan
untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian.

Semakin

tinggi

kualitas

batubara,

maka

kadar

karbon

akan

meningkat,

sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang. Batubara bermutu rendah, sepertilignite dan subbituminous, memiliki tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga
energinya juga rendah. Semakin tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta
warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan
kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.
2.8. Klasifikasi Batubara
Ada 3 macam Klasifikasi yang dikenal untuk dapat memperoleh beda variasi kelas/mutu dari
batubara yaitu:
1. Klasifikasi Menurut ASTM
Klasifikasi ini dikembangkan di Amerika oleh Bureau of Mines yang akhirnya dikenal dengan
Klasifikasi menurut ASTM (America Society for Testing and Material). Klasifikasi ini berdasarkan rank dari
batubara

itu

atau

berdasarkan

derajatmetamorphism nya

atau

perubahan

selama

proses coalifikasi (mulai dari lignit hinggaantrasit). Untuk menentukan rank batubara diperlukan data fixed
carbon (dmmf),volatile matter (dmmf) dan nilai kalor dalam Btu/lb dengan basis mmmf (moist, mmf)
2. Klasifikasi Menurut Natioal Coal Board (NCB)
Klasifikasi ini dikembangkan di Eropa pada tahun 1946 oleh suatu organisasi Fuel Research dari
departemen of Scientific and Industrial Research di Inggris. Klasifikasi ini berdasarkan rank dari batubara,
dengan menggunakan parameter volatile matter (dry, mineral matter free) dan cooking power yang
ditentukan oleh pengujian Gray King.
3. Klasifikasi Menurut International
Klasifikasi ini dikembangkan oleh Economic Commision for Europe pada tahun 1956 Klasifikasi
ini dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Hard Coal
Di definisikan untuk batubara dengan gross calorific value lebih besar dari 10.260 Btu/lb atau
5.700 Kcal/kg (moist ash free). International System dari hard coaldibagi atas 10 kelas menurut
kandungan VM (daf). Kelas 0 sampai 5 mempunyai kandungan VM lebih kecil dari 33% dan kelas 6
sampai 9 dibedakan atas nilai kalornya (mmaf) dengan kandungan VM lebih dari 33%. Masing-masing
kelas dibagi atas 4 group (0-3) menurut sifat cracking nya dintentukan dari Free Swelling Index dan
Roga Index. Masing group ini dibagi lagi atas sub group berdasarkan tipe daricoke yang diperoleh
pengujian Gray King dan Audibert-Arnu dilatometer test. Jadi, pada International klasifikasi ini akan

terdapat 3 angka, angka pertama menunjukkan kelas, angka kedua menunjukkan group dan angka ketiga
menunjukkan sub-group.
b. Brown Coal
International klasifikasi

dari Brown

coal dan lignit dibagi

atas parameternya

yaitu

total moisture dan low temperature Tar Yield (daf).


4. METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada saat pengumpulan data yaitu dengan menggunakan
metode:
1. Metode Pustaka
Metode Pustaka yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari buku-buku literatur yang ada hubunganya dengan masalah pembahasan dalam menyusun
proposal tugas akhir ini.
2. Metode Lapangan
Metode Lapangan yaitu suatu metode penelitian lapangan dengan tujuan mendapatkan data-data
yang diperlukan untuk menyusun proposal tugas akhir ini. Metode yang digunakan penulis adalah:
a. Metode Observasi
Metode Observasi yyaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan peninjauan langsung terhadap
objek penelitian, sehingga mendapatkan data yang relevan.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu teknik memperoleh data dengan tanya jawab atau wawancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan.

Вам также может понравиться