Вы находитесь на странице: 1из 6

Efek dari vaksin influenza pada gangguan sistem saluran pernapasan yang

berhubungan dengan kejadian asma pada anak-anak degan asma persisten sedang

ABSTRAK
Latar Belakang: Asma eksaserbasi akut dan yang berulang dapat saja berhubungan dengan
infeksi influenza yang berat dan anak yang menderita asma merupakan grup prioritas untuk
vaksin influensa. Saat ini, study kami merupakan study yang pertama untuk mengevaluasi
hasil dari vaksin influensa pada anak anak dengan asma di Asia.
Objective

: Untuk menganalisis hasil dari vaksin infuenza yang inaktif pada anak-anak

penderita asma persisten sedang.


Metode

: cross sectional non-randomized studi dilakukan pada 93 anak-anak penderita

asma persisten sedang yang datang di Rumah Sakit Chiang Rai antara Juni 2013 sampai
dengan agustus 2013. 48 pasien di imunisasi dengan 2 dosis vaksin influenza yang inaktif
dengan interval 1 tahun. Gangguan sistem pernapasan yang berkaitan dengan kejadian asma
di bandingkan pada grup yang di imunisasi dan yang tidak di imunisasi .
Hasil

: 2 grup studi memiliki demografik dan karakteristik klinik yang mirip, kecuali

yang berhubungan dengan eczema, termasuk pengontrol asma dan hasil skin prick tests. 1
tahun setelah vaksin diberikan grup imunisasi mendapatkan penurunan kejadian gangguan
sistem salran pernapasan yang signifikan, eksaserbasi asma, penggunaan bronkodilator dan
penggunaan steroid sistemik. Perawatan dirumah sakit (P <0.034) dan durasi mereka
(p<0.034) juga menurun pada grupn yang di imunisasi

Kesimpulan : imunisasi vaksin influensa yang inakif pada anak-anak dengan asma
persisten sedang menurunkan kejadian gangguan saluran pernapasan yang berkaitan dengan
kejadian asma.
Kata Kunci

: inactivated influenza vaccine, asthma control, mild persisten asthma,

children, Thailand
Pendahuluan
Infeksi virus influenza dapat menyerang semua umur, dan anak-anak pada kondisi tertentu
seperti anak dengan asma diantaranya merupakan individu yang paling mudah untuk
terjangkit. Anak-anak tidak hanya mudah terserang penyakit gangguan sistem saluran
pernapasan akut oleh karena influenza, namun juga komplikasinya seperti pneumonia dan
asthma eksaserbasi berat.
Hubungan antara infeksi virus sistem pernapasan dan asma eksaserbasi akut telah tercatat
pada beberapa study observasi. Kira kira 80% dari asthma eksaserbasi di timbulkan oleh
infeksi influenza. Griffin MR, et al menemukan bahwa tercatat rata-rata penyakit sistem
saluran respirasi terjadi pada anak umur < 5 tahun. Area yang diawasi adalah 180/10.000
anak.
Pada studi ini, virus sistem saluran pernapasan yang diantaranya 30% merupakan virus yang
serupa terhadap 61% repon perawatan di rumah sakit, kondisi 3 anak yang dirawat di rumah
sakit mempunyai resiko tinggi terutama asthma.
Virus influenza adalah Orthomyxovirus yang mempunyai 3 tipe antigen (A, B, dan C).
Episode epidemi influensa terbanyak adalah karena tipe A dan B. Virus influenza menyebar
dari orang ke orang lainnya dengan cara terhirup partikel partikel kecil virus, kontak langsung
dengan virus influenza lebih mudah terjadi di banding virus sistem saluran lainnya seperti
RSV, parainfluensz dan rhinovirus.

Infeksi virus influenza dapat berakibat pada kejadian sakit selama hidup terutama pada anakanak. Di Thailand, virus influenza merupakan agen etiologi dari 30% infeksi sistem saluran
pernapasan akut, influenza juga berhubungan dengan kejadian pneumonia dan bertanggung
jawab terhadap terhadap 300 kematian pada tahun 2009.
Tiap tahun, vaksin influenza di rekomendasikan untuk anak-anak kurang dari sama dengan 6
tahun, dengan satu atau lebih faktor resiko. Seperti asma, penyakit-paru kronik, penyakit
jantung, terpai imunnosupresif, disfungsi ginjal kronik, dan penyakit metabolisme kronik.
Infeksi influenza pada pasien dengan asma dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas
(angka kematian dan kesakitan), karenanya pasien dengan faktor predisposisi dapat
dipertimbangkan untuk mendapatkan vaksin influensa A/H1N1 selama kejadian pandemi
tahu 2009. Saat ini vaksin influenza A/H1N1 dikabarkan aman dan efektif, sebagai contoh, di
USA 20,3% dari populasi yang mendapat vaksin. Hampir 110 individu yang tinggal di
perancis di imunisasi vaksin influenza A/H1N1 selama masa pandemi. Di inggris, 37,1%
pasien pada grup yang beresiko tertular influenza seperti ibu hamil, mendapatkan vaksin
inflenza. Walaupun WHO merekomendasikan vaksin influeza untuk mengontrol asma, tidak
ada studi yang menilai ke efektifitasan dari vaksin influenza dalam mengontrol asma pada
anak-anak di asia belum dilaksanakan.
Studi kami berusahauntuk menganalisis ke efektifitasan vaksin influenza pada anak-anak
dengan asma yang berhubungan dengan penyakit saluran sistem repirasi.
METODE
Cross sectional non-randomized prospectif cohort studi dilakukan pada anak-anak dengan
asma persisten sedang dengan umur

antara 1-14 tahun, yang mempunyai kriteria :

mempunyai setidaknya 4 episode wheezing dalam 1 tahun terakhir. Positif modifien API
(asma prediktif indeks), menggunakan inhaler budenoside dosis rendah (100-200 g/hari

pada pasien umur <5 tahun, 200-400 g/hari pada pasien >5 tahun) atau oral montelukas 5
mg/hari.
Grup yang di imunisasi terdiri dari anak-anak yang mendapatkan 2 dosis vaksin influenza
secara intra muskular dalam interval 1 bulan. Grup yang tidak di imunisasi mencangkup
anak-anak dengan orang tua yang menolak di beri vaksin influenza.
Hasil perbandingan di gunakan untuk menilai ke efektivitasan dari vaksin dalam menurunkan
penyakit sistem saluran pernapasan yang berkaitan dengan asma, termasuk penyakit sistem
saluran pernapasan, asma eksaserbasi, lamanya perawatan di rumah sakit, penggunaan
bronkodilator, dan steroid sistemik.
Kedua grup di follow up tiap 3 bulan saat berobat jalan di klinik asma, departemen pediatri,
Rumah sakit Chiang Rai. Semua pasien

atau wali pasien di beri pengenalan sebelum

dilakukan pendaftaran. Studi ini telah disetujui oleh Ethical committee of the Faculty of
Medicine, International Coordination Committee of National Human Rights Institutions.
ANALISIS STATISTIK
Metode statistik deskriptif (mean SD, median dan frekuensi) di aplikasikan. Test Chi
Square di lakukan untuk mengaanalisis perbedaan frekuensi antara grup untuk
mengkategorikan variabel respon . variasi dari level dalam variabel respon terus menerus di
bandingkan dengan t-test. Statistik yang signifikan jika telah mencapai P<0,05. Semua
analisis statistikal dilakukan dengan menggunakan STATA versi 11.
HASIL
Dari 93 anak yang menderita asma, 48 anak-anak di imunisasi dengan vaksin influenza, dan
46 tidak. Rata-rata imunisasi 37,5 % . 2 grup studi tidak mempunyai perbedaan karakteristik
demografik (P<0,05). Karakteristik klinik seperti: terjadi sejak lahir, eosinofilia, riwayat asma

pada kedua orang tua, co-morbid rhinitis alergi, penggunaan asma controller, hasil dari prick
test dimiliki (mirip) kedua grup.
Selama 1 tahun follow up. Semua hasil perbandingan pada grup yang di imunisasi
mempunyai manfaat yang signifikan jika di bandingkan dengan grup yang tidak di imunisasi.
DISKUSI
Dibandingkan dengan orang dewasa, infeksi influenza lebih merupakan ancaman pada anak.
Pada pasien asma, walaupun terkontrol, serangan (eksaserbasi) asma dapat di cetuskan oleh
infeksi saluran napas, seperti RSV, influenza, parainfluenza, rhinovirus, sinusitis bakterialis.
Serangan asma mempunyai dampak pada kualitas hidup dan ekonomi anak-orang tua. Biaya
perawatan di Rumah sakit terhitung 54% dari pengeluaran untuk pengobatan asma pada anak
umur 17 tahun atau lebih muda. 43% dari akibat asma pada ekonomi berhubungan dengan
kunjungan bagian emergensi, dirawat di Rumah sakit, dan kematian. Visithunthorn et al telah
mempelajari faktor resiko yang berhubungan dengan serangan asma pada anak-anak,
diakuinya selama 2 tahun periode studi bahwa terjadi pengurangan faktor untuk kambuh dari
sejarah vaksin influenza. Asma menunjukan adanya keterkaitan dengan meningkatnya resiko
pada kontak dengan H1N1 selama masa pandemi 2009.
Tetapi, bagaimanapun hanya sedikit yang tahu tentang peranan dan hubungan antara asma
dan ifeksi H1N1. Salas et al. Kesimpulannya, asma dapat berhubungan dengan infeksi H1N1.
Seseorang dengan asma, terutama yang tidak terkontrol, mungkin mendapatkan infeksi virus
influenza H1N1 dari pada yang tidak asma. Penambahan vaksin influenza pada penderita
asma di utamakan sebagai pengobatan profilaksis.
Kebanyakan penelitian memberikan hasil vaksin influenza didasari data dari negara-negara
barat dan hasil yang mereka dapat bisa saja tidak dapat digunakan/di aplikasikan pada
populasi di Asia

KESIMPULAN
Studi kami menunjukan bahwa vaksin influenza mempunyai manfaat untuk anak-anak
dengan asma persisten sedang sebagai pencegahan infeksi sistem saluran pernapasan akut,
menurunkan serang asma dan rawat inap di Rumah sakit. Setiap tahunnya, pengaturan yang
baik, strategi multi komponen yang terkomputerisasi harus di implementasikan untuk
mengoptimalkan vaksi influenza pada populasi yang beresiko tinggi, termasuk pasien-pasien
penderita asma.

Вам также может понравиться